You are on page 1of 2

Pembahasan Denny Kristanto K

Pada praktikum kali ini dilakukan pencampuran menggunakan alat Continuous Stirred
Reactor (CSTR). Prinsip utama dari reactor ini adalah terjadinya pencampuran sempurna diseluruh
titik dalam reaktor.

Sebelum melakukan percobaan, harus dilakukan kalibrasi laju alir pada kedua pompa G1 dan
G2. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai laju alir sebenarnya pada kondisi bukaan valve
yang sama pada kedua pompa. Pada percobaan kali ini dilakukan 2 variasi percobaan dimana di
setiap variasi percobaan masing-masing dilakukan 2 run. Besar kedua laju alir dibuat konstan
(50%) sedangkan variasi yang dilakukan adalah kecepatan putaran pengaduk (20%, 30%) dan juga
konsentrasi etil asetat (1N dan 0,1N).

Berdasarkan data hasil percobaan, hasil kalibrasi menunjukan bahwa pada kondisi bukaan
valve yang sama laju alir etil asetat 8,75 x10-4 L/s sedangkan NaOH 8,65 x10-4 L/s. Hal Karena
laju alir etil asetat lebih besar dibandingkan laju alir NaOH, maka mol etil asetat lebih besar.
Sehingga NaOH merupakan reaksi pembatas. Laju konversi reaksi ditentukan oleh berkurangnya
NaOH terhadap waktu pada proses reaksi karena NaOH sebagi pereaksi pembatas. Untuk
mengamati perubahan berkurangnya NaOH terhadap waktu digunakan pengamatan terhadap nilai
konduktansi larutan. Nilai konduktivitas akan menunjukan konsentrasi ion dalam larutan. Dalam
percobaan ini NaOH yang memiliki ion-ion sehingga jika nilai konduktivitas menurun
menunjukan kandungan ion-ion pada NaOH juga menurun. Pada kasus ini konduktansi larutan
akan berkurang dengan jalannya reaksi dan akan berhenti sampai konversi reaksi maksimal.

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada variasi percobaan 1 (Etil asetat 1N dan NaOH
0,1N) saat nilai agitasi 20% waktu yang dibutuhkan untuk reaksi tercapai adalah 32 menit dengan
konversi 5,5 dan nilai konduktivitas sebesar 5,44. Sedangkan untuk nilai agitasi 30% waktu yang
dibutuhkan untuk reaksi tercapai adalah 26 menit dengan konversi 5,5 dan nilai konduktivitas 5,61.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa kecepatan agitasi berpengaruh terhadap waktu
reaksi, semakin cepat putaran pengaduk maka larutan akan semakin tercampur dan laju reaksi akan
semakin cepat. Hal ini disebabkan karena tumbukan antar molekul yang semakin besar dan ketika
umpan dimasukan ke dalam reactor kondisi homogen akan semakin cepat tercapai. Pada variasi
percobaan 1, konsentrasi NaOH pada saat bereaksi bernilai negatif , hal ini disebabkan karena
konsentrasi etil asetat jauh lebih besar dibandingkan konsentrasi NaOH sehingga reaksi tidak
berjalan baik sehingga berpengaruh terhadap ketidaksesuaian nilai konversi..

Sedangkan pada variasi percobaan 2 ( Etil asetat 0,1 N dan NaOH 0,1N) saat nilai agitasi
20% waktu yang dibutuhkan untuk reaksi tercapai adalah 16 menit dengan nilai konversi 1,
sedangkan saat nilai agitasi 30% waktu yang dibutuhkan adalah 10 menit dengan nilai konversi 1.
Berdasarkan hasil perbandingan percobaan 1 dan percobaan 2, jika konsentrasi umpan berada pada
kondisi yang sama maka laju reaksi akan semakin cepat. Larutan akan semakin cepat homogen
dan nilai konversi akan lebih sesuai. Nilai konduktivitas pada percobaan 2 juga tegolong lebih
tinggi dibandingkan dengan percobaan 1 hal ini disebabkan karena ion-ion dari NaOH masih
cukup banyak karena etil asetat yang tidak dominan.

Kesimpulan :

1. Mekanisme reaksi yang terjadi :


CH3COOC2H5 + NaOH  CH3COONa + C2H5OH
2. Semakin cepat putaran pengaduk maka waktu reaksi semakin cepat, nilai laju reaksi
semakin besar.

You might also like