Professional Documents
Culture Documents
anolyte
catholyte
Agar proses reduksi elektrolitik berjalan, dibutuhkan supply arus listrik. Listrik di-supply
dari generator eksternal dengan spesifikasi ampere dan volt yang berbeda-beda tergantung dari
spesifikasi cell dan kapasitas produk yang diinginkan. Suhu operasi dijaga pada temperatur 23-
25℃ untuk mendapatkan yield yang optimal. Jika lebih dari suhu tersebut, maka yield akan
turun. Penurunan yield ini diakibatkan oleh sifat destruktif alkali pada produk reduksi elektrolisis
karena peningkatan suhu. Untuk menjaga temperatur dari proses elektrolisis tersebut, temperatur
dari catholyte dijaga dengan cooling water pada double-walled counter current cooling coil yang
bersirkulasi dalam sel. Proses reduksi elektrolisis membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam.
Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis adalah:
Reaksi pada katoda amalgam:
2𝑁𝑎𝐻𝑔 + 2𝐻2 O → 2𝑁𝑎𝑂𝐻 + 2𝐻𝑔 + 𝐻2 (1)
Hidrogen yang berada pada katoda amalgam akan mereduksi dekstrosa menjadi sorbitol
Reaksi pada catholyte:
𝐶6 𝐻12 𝑂6 + 𝐻2 → 𝐶6 𝐻14 𝑂6 (2)
Untuk yield yang dihasilkan, berikut hasil perbandingan antara elektrolisis tanpa diaphragm serta
dengan diaphragm.
Tabel 1.1 Efek Diaphragm pada Yield Produk
Pada Tabel. 1, dapat dilihat kenaikan rasio berat gula alkohol/larutan gula yang dihasilkan saat
diaphragm dengan sifat low permeability dipasang lebih tinggi (0.88) dibandingkan dengan
diaphragm yang tidak bersifat low permeability (0.74).
Hasil umum yang didapatkan dengan metode elektrolisis berserta kondisi operasinya
dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1.2 Hasil umum gula alkohol menggunakan metode reduksi elektrolisis
Dari proses diatas akan menghasilkan sorbitol dan produk samping manitol yang terbentuk
karena sebagian dekstrosa pada kondisi basa akan berubah menjadi fruktosa dan mannose
sehingga saat direduksi akan menjadi manitol.
Setelah melewati cell, campuran liquid dipompa menuju vacuum kettle untuk meng-
evaporasi air. Setelah air ter-evaporasi, residu yang ada (gula alkohol beserta sodium sulphate)
dalam kettle akan dicampur dengan hot ethyl alcohol untuk melarutkan gula alkohol. Proses ini
memakan waktu 20 hingga 30 menit dengan suhu 70℃. Kemudian sodium sulphate dipisahkan
dengan cone filter. Setelah itu, filtrat (gula alkohol) didinginkan dan menyebabkan mannitol
terseparasi dengan sorbitol dalam bentuk kristal. Mannitol kristal dengan mother liquor
dipurifikasi kembali dengan menggunakan mannitol crystallizers dan centrifugal dryer serta
grinder untuk memotong dan memperhalus produk sehingga menjadi mannitol crystals.
Sedangkan sorbitol solution akan dievaporasi sehingga menjadi bentuk sirup. Setelah itu, sorbitol
akan dihilangkan warnanya dengan menggunakan Darco activated carbon. Sebelum menjadi
produk final, sorbitol solution akan melewati filter press untuk memisahkan Darco activated
carbon agar dapat digunakan kembali. Setelah treatment ini, sorbitol sirup mempunyai 15% air
dan sedikit glukosa serta sodium sulphate, dengan spesifik gravitasi 1.35 dan indeks refraktif
1.48.
Gambar Error! No text of specified style in document.2 Diagram overall proses pembuatan
sorbitol dan mannitol dengan metode reduksi elektrolitik
(Greighton, 1939)
Proses reduksi elektrolisis yang berjalan dalam skala industri memerlukan supply listrik terus
menerus yang berdampak pada biaya operasional yang cukup mahal. Serta, yield yang dihasilkan
kurang memuaskan (umunya 74% yield sorbitol). Karena biaya operasional yang harus
dikeluarkan cukup mahal serta yield yang kurang memuaskan, proses membuat gula alkohol
dengan proses reduksi elektrolisis jarang digunakan..
(CHOH)4 + H2 (CHOH)4
CH2OH CH2OH
(Dextrose) (Hidrogen) (Sorbitol)
(Industrial Chemicals, 1975)
Berikut ini adalah bagan proses pembuatan sorbitol dari sirup glukosa dengan metode
hidrogenasi katalitik.
Distilled
Hydrogen
water
Activated
Dextrose Carbon
Solution
tank Reaktor Separator
Purifier
Mixer
Catalyst Filter
Spent
Filter
carbon
Catalyst
Reactivation Ion Exchanger
Evaporator
Unit
Sorbitol
Waste
Gambar II.1 Flow Diagram Proses Pembuatan Sorbitol dengan Hidrogenasi Katalitik
(Industrial Chemicals, 1975)
Tabel II.1 Perbandingan Antara Proses Reduksi Elektrolitik dengan Hidrogenasi Katalitik
Proses
Parameter
Reduksi Elektrolitik Hidrogenasi Katalitik
1. Segi Proses
● Bahan baku Sirup Glukosa / Dekstrose Sirup Glukosa / Dekstrose
● Konversi reaksi Lambat, waktu umum yang Cepat, waktu yang dibutuhkan
dibutuhkan yaitu kurang lebih lebih cepat untuk mencapai
2 jam untuk mencapai yield produk yang diinginkan
sorbitol 74%
Dari data diatas terlihat bahwa dari segi proses, metode reduksi elektrolitik mempunyai waktu
yang lebih lama untuk mengonversi glukosa menjadi sorbitol serta kondisi operasi yang lebih
sensitif daripada metode hidrogenasi katalitik. Dari segi kualitas produk, metode reduksi
elektrolitik hanya mampu mencapai rata-rata 74% yield sorbitol. Dari segi ekonomi, metode
reduksi elektrolitik kurang ekonomis karena biaya peralatan dan biaya operasional supply listrik
yang cukup mahal. Sehingga, metode hidrogenasi katalitik dipilih sebagai proses pembuatan
pabrik sorbitol.
II.3 Potensi dan Spesifikasi Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan sorbitol dengan proses hidrogenasi
katalitik, yaitu sirup glukosa, gas hidrogen, karbon aktif, dan katalis Raney Nickel.
II.3.1 Sirup Glukosa
Saat ini, industri makanan dan minuman banyak yang menggunakan sirup glukosa. Hal
ini didasari oleh beberapa kelebihan sirup glukosa dibandingkan sukrosa, diantaranya tidak
mengkristal jika pemasakan pada suhu tinggi. Sirup glukosa saat ini umumnya diproduksi secara
komersial oleh industri-industri bersumber dari pati jagung dan pati singkong. Indonesia sebagai
negara yang sedang berkembang banyak membutuhkan gula sebagai bahan baku untuk berbagai
keperluan industri maupun rumah tangga. Sirup glukosa dapat dipakai sebagai bahan baku, salah
satunya adalah sorbitol.
(Sutanto, 2017)
Pabrik sirup glukosa yang ada di Indonesia, yaitu PT Budi Starch and Sweetener di
Lampung dan PT Sorini Agro Asia Corporation Tbk di Pandaan. Sirup glukosa yang digunakan
untuk membuat pabrik sorbitol dibeli dari PT Budi Starch and Sweetener di Lampung dengan
kapasitas produksi sebesar 291.600 ton/tahun yang di distribusikan ke seluruh Indonesia dengan
komposisi 97% penjualan lokal dan 3% ekspor.
(www.idx.com, 2018)
Spesifikasi sirup glukosa yang yang digunakan sebagai feedstock, yaitu dekstrosa
ekuivalen (DE) minimum 20% dan 40% sulfur dioksida. Berikut ini adalah komposisi yang
terkandung dalam sirup glukosa :
Tabel II.1 Spesifikasi Sirup Glukosa
Komponen Komposisi
Air 47.9%
Dekstrin 0.03%
Glukosa 50%
Maltose 2%
Total 100%
Karbon aktif yang digunakan sebagai bahan baku pabrik sorbitol ini dibeli di PT
Indokarbon Primajaya di Banten dengan spesifikasi sebagai berikut :
● Ukuran : 8 x 30 mesh
● Iodine : 700 – 1100 mg/g
● Hardness : Min 95 %
(PT Inkaprima Jaya) Commented [2]: http://inkacarbon-
indonesia.com/?page_id=24
II.3.4 Katalis Raney Nickel
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi
bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis mampu mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya reaksi.
(Purnami, 2015)
Konsentrasi Grade
Produk yang dihasilkan adalah sorbitol sirup non-crystallizing dengan kosentrasi 70%.
Produk sorbitol sirup non-crystallizing dihasilkan dari hidrolisis larutan dekstrosa 50%,
sedangkan sorbitol kristal dihasilkan dari hidrolisis larutan dekstrosa dengan kemurnian 97-
100%. Produk sorbitol sirup noncrystallizing rata-rata mengandung solid content 69% (minimal),
sorbitol 50% (minimal) berdasarkan berat kering.
Sirup Glukosa
Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton/tahun)
PT Budi Starch and Sweetener Lampung 291.600
PT Sorini Agro Asia
Pasuruan, Jawa Timur 32.000
Corporation Tbk
Hidrogen
Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas
PT Air Liquide Indonesia Cilegon, Banten
Tabel II.4 Data Perbandingan Fasilitas Transportasi Commented [MA4]: Jalan Tol
Berikut ini adalah kondisi lapangan pada pabrik sorbitol yang akan didirikan di Kota Serang,
Banten:
Pagi (06:01 – Siang (12:01 – Sore (18:01- Malam (00:01 –
Kondisi
12.00) 18.00) 00:00) 06.00)
Kelembaban
69-94% 64-73% 77-94% 95-96%
udara
Temperatur
24-30 oC 28-31 oC 25-28 oC 24-25 oC
udara
Kecepatan
4-7 km/jam 0-7 km/jam 0-7 km/jam 0-7 km/jam
angin
Arah angin Timur Utara-Barat Timur Selatan
(BMKG, 2018)
b. Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
Wilayah Kabupaten Pasuruan dengan luas 1.474,015 km2 terletak antara 112º 33’ 55” hingga
113º 05’ 37” Bujur Timur dan antara 7º 32’ 34” hingga 7º 57’ 20” Lintang Selatan. Kabupaten
Pasuruan mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
● Sebelah Utara : Kota Pasuruan, Selat Madura dan Kabupaten Sidoarjo
● Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo
● Sebelah Selatan : Kabupaten Malang
● Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu
Berikut ini adalah kondisi lapangan pada pabrik sorbitol yang akan didirikan di Pandaan,
Pasuruan, Jawa Timur.
Siang (12:01 – Sore (18:01- Malam (00:01 – Pagi (06:01 –
Kondisi
18.00) 00:00) 06.00) 12.00)
Kelembaban
38-71% 72-89% 87-92% 56-92%
udara
Temperatur udara 28-34 oC 24-27 oC 23-24 oC 24-31 oC
Kecepatan angin 7-14 km/jam 4-7 km/jam 4-7 km/jam 4-11 km/jam
Arah angin Timur Selatan Barat Utara
(BMKG, 2018)
Dekstrosa Sorbitol
Maltosa Maltitol
Produk keluar menuju tangki pendingin (F-216) dan didinginkan dengan cooling water hingga
suhunya mencapai 70 oC. Kemudian dipompa oleh L-311 menuju ke filter press (H-310) untuk
memisahkan katalis Raney Nickel dari produk sehingga katalis dapat di gunakan kembali.
(Dewi, 2014)
3. Finishing Unit
Pada unit ini terdapat beberapa proses pemurnian, yaitu:
a) Filtrasi (Penyaringan Katalis Raney Nickel)
Tujuan dari filtrasi adalah untuk memisahkan sorbitol dari padatan berupa katalis Raney
Nickel. Alat yang digunakan untuk memisahkan padatan tersebut adalah filter press. Produk
dari tangki (F-216) dipompa oleh (L-311) menuju filter press (H-310) untuk memisahkan
katalis Raney Nickel sehingga katalis dapat di gunakan kembali. Produk dari tangki
penampung (F-312) dipompa dengan pompa centrifugal (L-312) menuju ke ion exchanger
(H-320). Cake katalis Raney Nickel dari filter press akan diolah untuk dipakai kembali
dengan perlakuan lanjutan. Sedangkan filtrat yang berupa sorbitol dan maltitol masuk ke
dalam ion exchanger dengan menggunakan pompa centrifugal (L-331). Waktu yang
dibutuhkan untuk proses filtrasi ini adalah 3 jam.
(Dewi, 2014)
b) Ion exchanger
Ion exchanger berfungsi untuk memisahkan ion-ion pengotor seperti Al2O3 yang merupakan
bagian dari katalis Raney Nickel. Ion exchanger dilakukan dengan menggunakan anion
exchanger (H-320). Setelah dihilangkan pengotornya, produk dipompa oleh pompa
centrifugal (L-331) menuju tangki karbonasi (M-330) untuk proses adsorbsi oleh karbon
aktif.
(Dewi, 2014)
c) Adsorbsi oleh Karbon Aktif
Tujuan dari adsorbsi oleh karbon ini adalah untuk menyerap warna yang dtimbulkan dari
proses sebelumnya, sehingga diperoleh sorbitol yang lebih jernih. Produk dari anion
exchanger (H-320) dipompa oleh pompa centrifugal (L-331) menuju ke tangki karbonasi
(M-330) dengan penambahan karbon aktif dari tangki penampung karbon aktif (F-332).
Tangki karbonasi dilengkapi dengan alat pengaduk dengan tipe xxx agar proses
pencampuran terjadi secara merata. Karbon aktif berbentuk serbuk dengan ukuran 125 mesh
dengan massa jenis 0,2 – 0,6 gram/mL. Karbon aktif yang digunakan berupa serbuk agar
menghasilkan proses penyerapan yang baik. Kebutuhan karbon aktif yaitu 10-15 kg/1000 kg
sorbitol. Kondisi operasi pada alat ini yaitu pada tekanan atmosferik dengan suhu 70oC.
Waktu tinggal dalam tangki adsorbsi ini adalah 1 jam.
(Dewi, 2014)
d) Filtrasi (Penyaringan Karbon Aktif)
Tujuan dari filtrasi ini adalah untuk memisahkan produk sorbitol dari padatan berupa karbon
aktif yang terikut pada proses karbonasi. Karena zat yang akan dipisahkan berupa padatan
dengan liquid, maka dalam proses ini menggunakan filter press. Produk dari tangki
karbonasi (M-330) dipompa (L-341) menuju filter press (H-340). Cake karbon aktif dapat
dibuang sebagai limbah, sedangkan filtrat yang berupa sorbitol masuk ke tangki penampung
(F-342). Waktu yang dibutuhkan untuk proses filtrasi ini adalah 3 jam.
(Dewi, 2014)
e) Evaporasi
Larutan sorbitol dari tangki penampung (F-342) dipompa oleh pompa centrifugal (L-351)
menuju ke evaporator double effect yaitu V-350 dan V-360. Evaporator V-350 bertekanan
233,7 mmHg, sedangkan V-360 bertekanan 149,8 mmHg. Suhu masuk evaporator adalah 70
o
C. Evaporator diatur dalam kondisi vakum oleh Barometric Condenser (E-361) dan Jet
Ejector (G-362). Tujuan dari evaporasi tersebut adalah untuk memekatkan produk sorbitol
dari 50% menjadi 70%. Setelah evaporasi, sorbitol di pompa dengan pompa centrifugal (L- Commented [MA5]: Why?