Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II
2. SUHARTINI (1801203010021)
3. RAHMANIA (1801203010022)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Indonesia” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Standar Profesional Akuntansi Publik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 1
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................ 19
ii
PEMBAHASAN
INDONESIA
melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua
aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan
orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga
yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan kata lain, Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi
Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara
dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Standar
akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk
sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis
bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang
Salah satunya yaitu adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang merupakan organisasi
profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar akuntansi di Indonesia.
Organisasi profesi ini terus berusaha menanggapi perkembangan akuntansi keuangan yang
terjadi baik tingkat nasional, regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia
usaha dan profesi akuntansi sendiri. Perkembangan akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI
pada tahun 1957 hingga kini perkembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus
1
menerus, pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP
dan GAAS. Kemudian pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia
(Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama
empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel
yang selalu diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama
Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian
pada kongres VIII, tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi
Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi
SAK yang berkualitas merupakan salah satu pedoman pokok untuk menyusun dan
menyajikan laporan keuangan bagi perusahaan. Dengan adanya standar akuntansi yang baik,
maka laporan keuangan dapat menjadi lebih berguna dan menciptakan transparasi bagi
perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia,
senantiasa berusaha untuk tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, baik dalam lingkup
nasional, regional, maupun global, khususnya dalam hal yang mempengaruhi dunia usaha dan
profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar
Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah yang pernah dicapai sebelumnya dalam
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973
dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang
akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip
2
akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini
ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar
Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar
akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995
sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1
Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1
Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta
ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target
ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun
dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS
2. PENETAPAN SAK-ETAP
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) atau
atau The Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah
disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Mei 2009. Dewan tandar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) sendiri beranggotakan 17 orang mewakili: Akuntan
3
Publik, Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Alasan IAI
menerbitkan standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah
(UKM) (yang jumlahnya hampir dari 90% dari total perusahaan di Indonesia) dalam
menyusun laporan keuangan mereka. Dimana jikalau standar ini tidak diterbitkan mereka
juga harus mengikuti SAK baru (yang merupakan SAK yang sedang dalam tahap
pengadopsian IFRS – konvergensi penuh tahun 2012) untuk menyusun laporan keuangan
mereka. SAK berbasis IFRS ini relatif lebih kompleks dan sangat mahal bagi perusahaan
Pada saat diluncurkanya standar akuntansi ETAP (SAK-ETAP) bertepatan dalam acara
Seminar Nasional Akuntansi “Tiga pilar Standar Akuntansi Indonesia” yang dilaksanakan
oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan Akuntan Indonesia. Nama standard ini sedikit unik
karena exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah),
namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan,
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak
perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam
dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat
mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan
menyajikan 30 bab.Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik
yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung
4
3. PERKEMBANGAN IFRS DI INDONESIA
a. Definisi IFRS
memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap
yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standards/ IAS) disusun oleh empat organisasi utama
dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
(IFAC).
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar
standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan
Natawidnyana (2008), menyatakan bahwa Sebagian besar standar yang menjadi bagian
dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan
antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh International Accounting Standards Committee
(IASC). Pada bulan April 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS dan melanjutkan
b. Struktur IFRS
tahun 2001.
5
2. International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun
2001.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi:
1. Berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang
transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal,
2. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk
menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya
transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal
neraca).
3. pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan
untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan
laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai
laporan keuangan.
6
c. Konversi Ke IFRS Di Indonesia
menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal.
Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan
SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS. Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta
melakukan program konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan
Accounting Standard/ IAS) untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham
di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar internasional itu
bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang
mahal. Membahas tentang IAS saat ini lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi
standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International Accounting Standard
Commissions).
7
d. Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan intern perusahaan untuk
berkualitas tinggi:
1. Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang
disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan
1. Menurut Sri Mulyani, konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu di dukung agar
lama menganut standar ini. “kalau standar itu dibutuhkan dan akan meningkatkan
posisi indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan
pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten, tentu itu perlu
dilakukan” ujarnya.
8
2. Menurut Rudy Suryanto, SE, M.Acc, AKT (dosen program studi akuntansi UMY).
Sebenarnya penerapan IFRS di indonesia telah di mulai secara bertahap sejak tahun
Saat standard internasional tidak berbeda dengan standard nasional, maka tidak akan
ada masalah. Yang menjadi masalah, apabila standard internasional berbeda dengan standard
nasional. Bila hal ini terjadi, maka yang didahulukan adalah standard nasional (rujukan
pertama). Banyak pro dan kontra dalam penerapan standard internasional, namun seiring
waktu Standard internasional telah bergerak maju. Dengan pengadopsian IFRS memang
diperuntukkan sebagai contoh bahwa dalam hidup kita memang mengalami perubahan, dan
perubahan ini terjadi akibat adanya perkembangan dari segala aspek. Namun dalam
contoh alasannya adalah pemahaman yang mungkin masih dirasa kurang. Mengapa tidak,
IFRS ini dalam penjelasannya masih menggunakan bahasa Inggris yang berarti kita harus
menerjemahkannya kedalam bahasa yang sesuai dengan Negara yang akan menganutnya.
Dengan ini, permasalahannya adalah kita memerlukan banyak waktu untuk menerjemahkan.
Serta anggapan bahwa dengan pengubahan ini menimbulkan biaya yang lumayan
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke XV. Diketahui bahwa pada sekitar
awal abad ke XV jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Kelahiran fungsi pengauditan
di mulai oleh negara Inggris. Kemudian Inggris memperkenalkannya di Benua Amerika pada
abad pertengahan XV. Para Auditor di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan
prosedur audit persis seperti yang berlaku di Inggris. Perusahaan-perusahaan publik di Inggris
pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang yang disebut Companies Act.
9
Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan publik harus diaudit. Ketika
fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan model Inggris turut diadopsi
pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di
Inggris. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut
Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat
pendapat auditor atas laporan keuangan. Perusahaan di Inggris mulai merasakan maanfaat
dari jasa Audit itu sendiri. Namun dikalangan pemegang saham terjadi kesalahpahaman
dengan apa fungsi Audit itu. Profesi Auditor di Amerika berkembang pesat setelah
berakhirnya Perang Dunia I. Sementara itu kesalah pahaman tentang fungsi pendapat auditor
masih terus berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan
Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh
Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang
perlunya Auditorsi yanng seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak
Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang dikeluarkan oleh profesi
Auditorsi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang dikeluarkan selama abad
ke-20. Perkembangan Standar Audit Tahun 1972 Ikatan Akuntan Indonesia berhasil
menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA), yang disahkan di dalam Kongres ke III
Ikatan Akuntan Indonesia. Pada tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang
telah diteliti dan disempurnakan oleh Tim Pengesahan, serta disahkan oleh Pengurus Pusat
Ikatan Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-
lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima setelah tanggal
31 Desember 1986. Tahun 1992, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan
Akuntan, Edisi revisi yang memasukkan suplemen No.1 sampai dengan No.12 dan
10
interpretasi No.1 sampai dengan Nomor.2. Indonesia merubah nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Selama tahun
1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus
1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi judul Standar Profesional Akuntan Publik
Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima standar, yaitu:
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan
KAP). Setelah terbentuknya IAPI yang secara resmi diterima sebagai anggota asosiasi yang
pertama oleh IAI pada tanggal 4 Juni 2007 serta diakui oleh pemerintah RI sebagai organisasi
profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik,
penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta
Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 pada tanggal 5 Pebruari
11
2008, selanjutnya standar auditing berupa Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika.
Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen Akuntan Publik
sejak bulan Mei 2000. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia
selama ini mengacu pada standar auditing dari Amerika. SPAP ini membagi standar auditing
menjadi tiga bagian utama yaitu Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar
auditing dengan kategori seperti halnya SPAP. Pada ISA, tidak ada Standar Umum, Standar
Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Penyajian standar-standar yang ada di ISA sudah
International Standardson Auditing (ISA) merupakan standar audit terbaru yang telah
diadopsi di Indonesia. Adopsi ini dilakukan untuk memenuhi jawaban atas Statement of
Akuntan Publik wajib melakukan audit atas laporan keuangan emiten berdasarkan standar
yang baru ini. Aplikasi ISA diwujudkan melalui revisi terhadap Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP).
12
Pendekatan pekerjaan audit di ISA dibagi dalam enam tahap. Tahap pertama dimulai
melakukan pengumpulan informasi, pemahaman bisnis dan sistem akuntansi klien, serta
penentuan unit yang akan diaudit. Tahap ketiga adalah pengembangan strategi audit. Hal ini
dilakukan dengan memperhatikan access inherent list. Tahap selanjutnya adalah execute the
audit, yaitu mulai melaksanakan audit. Pada saat melaksanakan audit maka akan dilakukan
test of control, substantive and analytical procedure dan other substantive procedure. Tahap
kelima, mulai membentuk opini. Dan tahap terakhir adalah membuat laporan audit. Dari
keenam tahapan pekerjaan audit yang diatur dalam ISA tersebut sepertinya tidak jauh berbeda
dengan pengaturan dalam SPAP yang menjadi pedoman audit bagi KAP di Indonesia.
standar audit internasional dibandingkan dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah Panduan dan aturan bagi seluruh anggota
dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat memenuhi tanggung jawabnya dengan standar
kepentingan public.
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi:
13
Profesionalisme, Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa
Kualitas Jasa, Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
Kepercayaan, Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat
Prinsip Etika,
1) Prinsip Etika
b) Kepentingan Publik
c) Integritas
d) Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan kepentingan
14
e) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
f) Kerahasiaan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kiewajiban
g) Perilaku Profesional
Setiap Anggota harus berperilaku yang konsisten dalam reputasi profesi yang
h) Standar Teknis
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
2) Aturan Etika
Independensi
15
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan
diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.
Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in
interst) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material
Standar Umum
- Kompetensi profesional.
- Prinsip Akuntans
yang dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-
16
pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi
dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya. Kepatuhan Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua
standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan
tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh
adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh
diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus
memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur
bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap
17
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah yang pernah dicapai sebelumnya dalam
Pada periode 1973-1984, IAI telah membentuk Komite PAI untuk menetapkan
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973
Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas
baru.
NPA
Tahun 1972, IAI menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA), yang disahkan
SPAP
Tahun 1992, IAI menerbitkan NPA edisi revisi yang memasukkan sup;emen no.1
18
ISA
Per 1 Januari 2013, akuntan pulik wajib melakukan audit atas laporan keuangan
B. SARAN
Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) yang digunakan oleh Akuntan Publik
dalam melakukan pemeriksaan atas Entitas swasta ( di luar keuangan Negara), Standar ini
merupakan Standar Profesional yang digunakan untuk memperoleh mutu tertinggi dalam
pemeriksaan sesuai Standar Profesional yang telah ditetapkan. Maka dari itu dalam
pembelajaran tentang SPAP semoga para mahasiswa akuntansi khususnya, mengerti dalam
laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan
Standar Pemeriksaan agar tidak terjadi indikasi kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundang-undangan.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://diahbudiasih.blogspot.com/2015/07/tugas-3-sejarah-standar-akuntansi.html.
www.bimbie.com/akuntansi-keuangan-dan-standar-akuntansi-keuangan.htmL.
https://agusnuramin.wordpress.com/2012/10/09/perkembangan-standar-akuntansi-dI-
indonesia/.
http://mengenalekonomi.blogspot.com/2014/10/standar-akuntansi-keuangan-dan.html.
https://dokumen.tips/documents/sejarah-standar-audit-dan-keuangan.html.
20