Professional Documents
Culture Documents
339 Surabaya, 23
“Mengubah Karya Akademik Menjadi Karya Bernilai Ekonomi Tinggi”
Januari 2016
ABSTRAK
Seringkali kerangka konsep yang telah dibangun oleh siswa tersebut menyimpang dari konsep
yang benar sehingga menimbulkan miskonsepsi. Miskonsepsi dapat menghambat dalam
menanamkan pemahaman konsep siswa. Salah satu penyebab miskonsepsi adalah tidak
lengkapnya pemahaman yang diterima oleh siswa yang diperoleh dari informasi yang salah
ataupun kurang lengkap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui miskonsepsi siswa
pada materi Hukum Archimedes sebelum menentukan pembelajaran yang digunakan. Metode
penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan survey dengan sampel sebanyak 21 siswa
SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa masih mengalami miskonsepsi dalam
menentukan keadaan terapung, melayang, tenggelam. Bentuk dari miskonsepsi terbesar siswa
antara lain 1) Benda yang berat pasti akan tenggelam 2) Benda berongga selalu terapung 3) Benda
yang terbuat dari sesuatu yang keras pasti akan tenggelam 4) Banyaknya air mempengaruhi
keadaan terapung, melayang, dan tenggelam. Adanya identifikasi miskonsepsi siswa, diharapkan
dapat membantu guru menentukan pembelajaran yang akan digunakan.
Kata Kunci : miskonsepsi, pembelajaran, Hukum Archimedes
ABSTRACT
Often the conceptual framework has been constructed by the students deviated from the correct
concept causing misconception. Misconceptions could hinder the understanding of the concept of
instilling students. One of the causes of incomplete understanding of the misconceptions is that a
student who obtained the information wrong or incomplete. The aim of this study was to determine
the misconceptions students on the Archimedes Law before determining the learning used. The
method used is to use a survey with a sample of 21 high school students. The results showed that
students still have misconceptions in determining the state of floating, drifting, and sinking. The
most of the misconceptions students include 1) The object weight will surely sink 2) hollow objects
always floating 3) Objects made of something hard will surely sink 4) The amount of water affects
the state of floating, drifting, and sinking. The identification of student misconceptions, is expected
to help teachers identify the learning that will be used. Keywords : misconception, Archimedes
Law
PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran Fisika adalah melatih siswa siswa, serta interaksi siswa dengan siswa lain
untuk berpikir dan menggunakan akalnya serta (Ellianawati & Subali, 2010). Agar tercipta kondisi
terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan tersebut guru hendaknya harus merencanakan
seperti diskusi kelas, pemecahan soal-soal maupun pembelajaran dengan baik. Kesalahan dalam memilih
eksperimen. Keterlibatan siswa dalam aktivitas strategi pembelajaran dapat menyebabkan siswa
pembelajaran akan berdampak positif pada kurang tertarik pada pembelajaran sehingga
pencapaian konsep (Arends, 2012). Dengan demikian berdampak pada berkurangnya motivasi dan keaktifan
siswa dapat mengembangkan kemampuan siswa selama proses pembelajaran (Hertiavi, 2010).
fisika membosankan dan hanya menghafalkan rumus- Motivasi yang kurang juga akan berdampak pada
rumus (Utami, 2013). pemahaman konsep dari siswa.
Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas Kenyataanya pembelajaran fisika masih
merupakan perwujudan interkasi antara guru dengan didominasi dengan menghafal konsep yang
ISBN: 978-602-72071-1-0
340
disampaikan oleh guru (Susilawati, 2014). Hal 3. Konsepsi yang baru harus masuk akal
tersebut berkaitan dengan penilaian hasil belajar siswa (plausible),dapat memecahkan permasalahan
masih terbatas pada mengukur konsep yang dihafal. terdahulu serta konsisten dengan teori atau
Hafalan konsep dapat memberikan efek negatif salah pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
satunya adalah pemahaman konsep siswa dalam 4. Konsep yang baru harus berdaya guna atau
pembelajaran fisika. Seringkali pemahaman konsep bermanfaat dalam pengembangan penelitian atau
yang telah dibangun oleh siswa tersebut menyimpang penemuan yang baru.
dari konsep yang benar yang dinamakan miskonsepsi Suparno (2013) menyatakan perubahan konsep
(Wahyuningsih, 2013: 113). dapat terjadi alam dua keadaan. Pertama, perubahan
Miskonsepsi dapat menghambat dalam dalam arti siswa memperluas konsep, dari konsep
menanamkan pemahaman konsep siswa (Utami, yang belum lengkap menjadi lengkap. Perubahan
2013). Menurut Suparno (2013) salah satu penyebab yang kedua adalah perubahan dari konsep yang salah
miskonsepsi adalah tidak lengkapnya pemahaman menjadi konsep yang benar.
yang diterima oleh siswa yang diperoleh dari Selain proses-proses tersebut masih ada proses
informasi yang salah ataupun kurang lengkap. Materi lain yang diungkapakan oleh Posner et al (1982)
fisika yang dipelajari kebanyakan adalah materi yang dimana adanya ketidakpuasan terhadap konsepsi yang
abstrak, sehingga rentan terjadi miskonsepsi pada ada dan kebermanfaatan dari konsep tersebut. Proses
siswa. tersebut merupakan faktor penting terhadap
Salah satu miskonsepsi dalam mata pelajaran perubahan konseptual.
fisika terjadi pada materi fluida statis (Suparno, Faktor lain yang mempengaruhi perubahan
2013). Yin dkk (2008) menyatakan miskonsepsi konseptual adalah faktor kontekstual. Artinya, siswa
terbesar yang dialami siswa pada fluida statis adalah bisa saja menerima dan memahami konsep konsep
tentang terapung dan tenggelam. Menurut Yin siswa ilmiah pada konteks tertentu, tetapi bisa saja tetap
seharusnya mempunyai pengalaman atau model menggunakan konsepsi awalnya dalam hal ini adalah
mental untuk mendeskripsikan gejala terapung dan miskonsepsi pada konteks lain. Karakteristik
tenggelam. Adapun bentuk-bentuk dari miskonsepsi perubahan konseptual adalah bersifat kontekstual dan
siswa menurut Utami (2013) antara lain 1) Semakin tidak stabil (Gunstone, 1997). Perubahan konsep yang
besar massa jenis suatu zat cair, maka benda yang bersifat jangka panjang dan stabil baru bisa tercapai
dicelupkan pada zat cair tersebut akan semakin berat ila siswa mengenali hal-hal yang relevan dan bersifat
2) Siswa menganggap sebuah benda yang berat pasti umum dari konsep ilmiah secara kontekstual.
akan tenggelam 3) Siswa menganggap tenggelamnya Upaya untuk mengurangi miskonsepsi adalah
suatu benda dikarenakan berat benda, dan 4) Siswa mengubah pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
menganggap massa benda menentukan peristiwa Perubahan gaya mengajar guru tentunya harus
terapung, melayang, dan tenggelam. Dalam digahului dengan kemampuan guru untuk membaca
pembelajaran dibutuhkan klarifikasi konsep yang situasi dan kondisi siswa serta konsep yang telah
sudah dibangun siswa, sehingga konsep yang telah dimiliki pada siswa. Dengan demikian guru akan
dibangun siswa menjadi lebih benar tentunya. mudah dalam mengajar dan miskonsepsi siswa dapat
Perubahan konseptual terjadi jika mengubah berkurang.
pemikiran atau pemahaman siswa. Perubahan
konseptual didefinisikan sebagai pembelajran yang METODE PENELITIAN
mengubah konsepsi yang sudah ada. Perubahan Penelitian ini merupakan penelitian kualitiatif
konseptual memerlukan berbagai proses pembelajaran untuk mengetahui miskonsepsi pada siswa SMA kelas
yang memungkinkan siswa mengembangkan konsep- XI yang sudah pernah menerima materi Hukum
konsep baru, dan memformulsikan cara berpikir yang Archimedes. Hasil penelitian ini nantinya akan
sudah ada (Arends, 2012). digunakan peneliti untuk merancang pembelajaran
Menurut Posner et al (1982) proses perubahan yang digunakan untuk mengajar tentang Hukum
konseptual diawali dengan asmiliasi kemudian Archimedes.
akomodasi. Asimilasi terjadi karena pengetahuan Sampel terdiri dari 21 siswa dari 1 kelas SMA di
awal siswa berhubungan dengan fenomena dan belum Kota Malang yang sudah pernah menerima materi
terjadi perubahan konseptual. Untuk akomodasi Hukum Archimedes. Metode yang digunakan adalah
merupakan proses perubahan konseptual dikarenakan survey jenis angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
konsepsi siswa tidak sesuai dengan fenomena yang Hukum Archimedes terutama tentang terapung,
baru. Terdapat empat syarat yang menjembatani melayang, tenggelam.
proses akomodasi antara lain : Instrumen soal mengacu dari artikel luar negeri
1. Harus ada ketidakpuasan terhadap konsepsi yang dengan melakukan beberapa perubahan agar bahasa
telah ada. yang digunakan mudah dipahami oleh siswa. Terdapat
2. Konsepsi yang baru haru sdapat dimengerti 7 soal uraian yang diberikan kepada siswa. Soal
(intelligible), rasional dan dapat memecahkan tersebut berisi tentang macam-macam gejala terapung,
permasalahan atau fenomena yang baru melayang, dan tenggelam.
ISBN: 978-602-72071-1-0
341
Siswa mengerjakan soal tersebut selama 45 menit Jawaban yang benar : Benda akan tetap tenggelam
atau satu jam pelajaran. Selama proses ini, peneliti karena volumenya sama dan massa nya sama. Tidak
meminta bantuan guru sekolah untuk mengorganisir dipengaruhi oleh bentuk benda
dan menjadi observer siswa pada saat siswa Sebanyak 1 siswa menjawab tenggelam, 17 siswa
mengerjakan soal. menjawab terapung, dan 3 siswa tidak menjawab.
Artinya hanya sebanyka 4,8% siswa yang menjawab
HASIL DAN PEMBAHASAN benar dan sebanyak 95,2 % menjawab salah untuk
Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep pertanyaan tersebut.
mengenai Hukum Archimedes yaitu faktor-faktor
yang menyebabkan keadaan terapung, melayang, Miskonsepsi : Benda yang terbuat dari sesuatu
tenggelam. Sebagaimana hasil penelitian yang telah yang keras pasti akan tenggelam
dilakukan oleh Unal (2005) yang menunjukkan bahwa Bola A dan Bola B mempunyai massa dan volume
pemahaman konsep massa, berat dan volume serta yang SAMA. Bola A terbuat dari sesuatu yang lembut,
harus diklarifikasi sebelum guru melakukan proses dan Bola B terbuat dari sesuatu yang keras. Bola A
pembelajaran. terapung di air. Bagaimanakah dengan posisi bola B?
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
siswa masih mengalami miskonsespsi pada materi
Hukum Archimedes khususnya pada gejala terapung
dan tenggelam. Adapun bentuk dari miskonsepsi Gambar 3. Bola A dan B dengan bahan yang berbeda
siswa antara lain 1) Benda yang berat pasti akan
tenggelam 2) Benda berongga selalu terapung 3) Jawaban yang benar : Bola tetap terapung karena
Benda yang terbuat dari sesuatu yang keras pasti akan bahan tidak mempengaruhi keadaan terapung dan
tenggelam 4) Banyaknya air mempengaruhi keadaan tenggelam. Sebanyak 2 siswa menjawab terapung dan
terapung, melayang, dan tenggelam. Hal tersebut 19 siswa menjawab tenggelam. Artinya hanya
ditunjukkan pada jawaban siswa untuk beberapa sebanyak 9 % siswa yang menjawab benar dan
contoh pertanyaan berikut : sisanya sebanyak 91% menjawab salah.
Miskonsepsi : Benda yang berat pasti akan Miskonsepsi : Jumlah air yang besar membuat
tenggelam, benda ringan akan terapung suatu benda terapung.
Blok A dan Blok B keduanya terapung dalam air. Balok D tenggelan dalam air dalam container 1.
Andaikan kita tempelkan kedua sisisnya dan kita Ketika balok D diletakkan di kontainaer yang
masukkan ke air bersamaan, Bagaimanakah kondisi mempunyai air lebih banyak (container 2),
keadaan blok setelah dimasukkan dalam air ? bagimanakah keadaan balok D?
Dalam
Dalam
ISBN: 978-602-72071-1-0
342
ISBN: 978-602-72071-1-0
343
ISBN: 978-602-72071-1-0
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016
“Mengubah Karya Akademik Menjadi Karya Bernilai Ekonomi Tinggi” 388 Surabaya, 23
Januari 2016
ABSTRAK
Miskonsepsi merupakan salah satu penyebab kesulitan siswa dalam belajar fisika. Informasi mengenai
miskonsepsi yang dialami siswa perlu didapatkan dan selanjutnya dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
fisika supaya peserta didik mengalami perubahan konseptual (conceptual change). Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi fisika siswa SMA pada materi fluida statis dan kemungkinan faktor
penyebabnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey menggunakan angket pada
114 responden di 3 sekolah yang berbeda dan melakukan wawancara pada beberapa guru dan siswa.
Berdasarkan hasil analisis angket, diketahui bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada konsep Tekanan
Hidrostatis dan Hukum Archimedes. Salah satu bentuk miskonsepsi yang dialami siswa adalah besar gaya
apung pada benda tergantung dari volume fluidanya. Kemungkinan penyebab miskonsepsi pada siswa tersebut
adalah metode pembelajaran yang digunakan di sekolah masih kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengkonstruk pengetahuannya. Dapat disimpulkan bahwa tingginya miskonsepsi siswa pada materi
fluida statis dikarenakan metode pembelajaran yang kurang sesuai.
Kata Kunci: miskonsepsi, fluida statis
ABSTRACT
The misconception is one of the causes of the difficulties students in learning physics. Information about
misconceptions experienced by students need to be obtained and subsequently used in physics learning process
so that students experience a change of conceptual. This study aims to identify misconceptions physics high
school students on a static fluid material and the possible causes. The method used in this research is a survey
method using questionnaire on 114 respondents in three different schools and do interviews on some teachers
and students. Based on the results of questionnaire analysis, it is known that students have misconceptions on
the concept and the Law Hydrostatic Pressure Archimedes. One form misconceptions experienced by students is
large buoyant force on an object depends on the volume of the fluid. Possible causes misconceptions on these
students are learning methods used in schools still less provide the opportunity for students to construct
knowledge. It can be concluded that high student misconceptions in the static fluid material due to the lack of
appropriate teaching methods.
Keywords: misconception, static fluid
ISBN: 978-602-72071-1-0
389
diyakini kebenarannya. Berg (1991: 10) menyatakan Berdasarkan kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa konsepsi siswa yang berbeda atau bertentangan bahwa guru lebih dominan sebagai pengendali dan aktif dalam
dengan konsepsi para ahli disebut miskonsepsi. mentransfer pengetahuan sehingga siswa kurang
Miskonsepsi merupakan pemikiran siswa yang berbeda mengembangkan potensi terhadap pemahaman konsep yang
dengan pemikiran yang menjadi kesepakatan para ahli. dimilikinya. Sehingga perlu untuk melakukan identifikasi
Miskonsepsi dapat berbentuk konsep awal, kesalahan dengan baik supaya guru bisa melakukan tindakan yang tepat
hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan untuk menyelesaikan masalah miskonsepsi tersebut.
intuitif atau pandangan yang salah (Yuliati, 2008), dan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
dapat juga berbentuk interpretasi konsep yang salah (Novak miskonsepsi siswa dan mengetahui kemungkinan faktor
dan Gowin, 1984). Miskonsepsi menyebabkan siswa penyebabnya. Dari penelitian ini diharapkan dapat
cenderung menolak pengetahuan baru yang diperoleh membantu siswa mengatasi miskonsepsi dan mengkonstruk
dalam pembelajaran. Penolakan tersebut terjadi jika proses ulang konsepsinya supaya terhindar dari miskonsepsi yang
asimilasi dan akomodasi tidak tercapai dengan baik dalam berkelanjutan.
pikiran siswa.
Salah satu penyebab miskonsepsi yang dialami oleh METODE PENELITIAN
siswa adalah metode pembelajaran di sekolah. Metode Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini
pembelajaran dan pelaksanaannya di kelas sangat adalah deskriptif menggunakan metode survey. Penelitian
berpengaruh terhadap terjadinya miskonsepsi (Yuliati, ini merupakan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi
2008). Siswa yang menerima pembelajaran dengan metode miskonsepsi dan mengetahui kemungkinan faktor
ceramah saja tanpa pernah melakukan kegiatan berdasarkan penyebabnya. Hasil studi pendahuluan selanjutnya
konteks akan cenderung mengalami miskonsepsi. Untuk itu digunakan untuk menentukan metode pembelajaran yang
perlu mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi tepat untuk mengatasi miskonsepsi dan penyebabnya
fluida statis. tersebut.
Miskonsepsi yang sering terjadi pada materi fluida Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
statis diantaranya siswa menganggap bahwa tekanan fluida berjumlah 114 siswa yang berasal dari 3 sekolah berbeda
di semua titik sama (Loverude, M.E. dkk, 2010; yaitu SMAN 1 Puri Mojokerto, SMAN 2 Kota Mojokerto,
Goszewski, dkk., 2012), peristiwa terapung melayang, dan dan SMAN 3 Kota Mojokerto.
tenggelam pada suatu benda dipengaruhi oleh massa benda Instrumen yang digunakan berupa angket yang terdiri dari
dan suatu benda tenggelam dikarenakan berat benda sejumlah pertanyaan dengan jawaban yang telah disediakan
(Utami, R. dkk., 2014), arah gaya apung pada benda dalam dan 5 soal uraian terkait konsep fluida statis. Data yang
fluida selalu ke atas (Bierman, dkk., 2003), gaya apung diharapkan berupa hasil angket yang telah diisi oleh siswa dan
sebanding dengan massa, kedalaman, dan volume zat cair konsepsi siswa terhadap konsep fluida statis. Butir-butir pada
dalam suatu wadah (Wagner, D.J. dkk., 2013). angket digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan yang
Salah satu upaya untuk mengatasi miskonsepsi adalah dialami siswa dalam pembelajaran fisika yang mungkin
dengan melibatkan siswa dalam kegiatan mempraktikkan menjadi penyebab miskonsepsi. Pada bagian akhir angket
dan menemukan sendiri konsep-konsep fisika yang disediakan kolom kosong yang harus diisi siswa mengenai
dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan saran dan kritik terhadap pembelajaran fisika. Selain itu juga
kegiatan pembelajaran secara bermakna, yang akan melakukan wawancara terhadap beberapa guru yang berkaitan
terwujud jika dilakukan dengan beberapa metode ilmiah dengan angket tersebut.
disertai dengan penalaran kognitif terhadap data yang
diperoleh maupun gejala alam yang teramati siswa HASIL DAN PEMBAHASAN
(Wilhelm, dkk., 2007). Untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa, peneliti
Pada kenyataannya, siswa jarang melakukan kegiatan menggunakan soal uraian pada materi fluida statis.
praktikum untuk membangun konsep. Suhdi, dkk. (2012) Berdasarkan analisis jawaban soal uraian siswa, dengan
mengungkapkan bahwa aktivitas belajar yang tampak yaitu bunyi soal:
aktivitas memperhatikan pelajaran (42,52%), aktivitas Perhatikan gambar di bawah!
bertanya (34,48%), menjawab pertanyaan (35,63%), dan
aktivitas melakukan praktikum tidak ada. Pembelajaran yang
seharusnya digunakan pada pelajaran fisika adalah
pembelajaran yang terdapat kegiatan demonstrasi atau
eksperimen dengan tujuan untuk memberikan pengalaman
konkret untuk membantu siswa memahami konsep fisika agar
pengetahuan lebih bermakna. Selain itu juga, Santyasa, dkk Dua besi yang identik masing-masing dimasukkan
(2006) menyatakan bahwa metode ceramah klasik (16,7%), pada wadah berbeda yang berisi air. Wadah A
model pemberian informasi langsung dari guru ke siswa memiliki volume air lebih besar daripada wadah
(9,3%), dan metode ceramah tanya jawab (74%). B. Bagaimanakah gaya Archimedes yang terjadi
ISBN: 978-602-72071-1-0
390
pada besi di wadah A dan di wadah B jika kedua motivasi siswa terhadap mata pelajaran fisika, metode
besi tenggelam dalam air? Jelaskan pendapatmu! pembelajaran yang dilakukan guru, dan kegiatan
(wadah A dan wadah B memiliki bentuk dan pembelajaran yang dialami siswa. Miskonsepsi siswa yang
ukuran yang sama) teridentifikasi harus segera diatasi jika miskonsepsi tersebut
Dari jawaban siswa diperoleh 42,1% siswa mengalami berkaitan dengan kurangnya kemampuan siswa dalam
miskonsepsi pada konsep gaya apung pada suatu benda memecahkan masalah fisika, terutama dalam kehidupan
yang tercelup dalam fluida. Saifullah (2015) melalui nyata. Miskonsepsi siswa yang berkelanjutan menyebabkan
penelitiannya menemukan 38,3% siswa mengalami miskonsepsi pada konsep selanjutnya karena konsep fisika
miskonsepsi pada konsep gaya apung pada suatu benda saling berkaitan.
yang tercelup dalam fluida. Salah seorang siswa menjawab Pembahasan dilakukan berdasarkan hasil angket yang
bahwa: telah diisi oleh siswa dan hasil wawancara terhadap
“Gaya Archimedes benda pada wadah B akan beberapa siswa dan guru.
lebih besar. Karena volume fluida wadah B lebih Fisika dengan sifatnya yang kompleks dan rumit
sedikit sehingga kedalaman benda B lebih kecil. menyebabkan siswa beranggapan bahwa fisika merupakan
Gaya Archimedes berbanding terbalik dengan mata pelajaran yang sulit (Aritonang, 2008; Wijayanti,
kedalaman” dkk., 2010; Suhdi, dkk., 2012). Sebesar 67,5% siswa
Jawaban siswa ini telah mendeskripsikan bahwa siswa mengatakan bahwa materi fisika membingungkan dan sulit
mengalami miskonsepsi. Konsep yang sebenarnya adalah dipahami. Seorang siswa mengatakan “Saya mengalami
Gaya Archimedes tidak dipengaruhi banyaknya volume kesulitan dalam belajar fisika karena banyak rumus yang
fluida pada wadah yang mengakibatkan kedalaman benda dihafalkan tanpa memahami konsep dan ada beberapa
berbeda. Sehingga gaya Archimedes yang terjadi pada besi materi yang saya anggap abstrak sehingga saya sulit
yang dicelupkan di wadah A maupun di wadah B sama memahami konsep fisika”. Sebesar 15,8% siswa
besar. Hal ini dikarenakan besar gaya apung selalu sama mengatakan bahwa materi pelajaran fisika mudah dipahami
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda (Serway dan menyenangkan. Siswa mengatakan mudah karena
& Jeweet, 2009: 647). metode pembelajaran yang dilakukan guru menyenangkan.
Selain itu, sebesar 36,8% siswa juga mengalami Respon siswa terhadap metode pembelajaran yang selama
miskonsepsi pada konsep tekanan hidrostatis dengan bunyi ini sudah dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut.
soal sebagai berikut. Tabel 1. Persentase Respon Siswa Terhadap Metode
Empat buah titik tercelup dalam sebuah bejana yang Telah Dilakukan oleh Guru
berhubungan berisi air seperti pada gambar di No. Pernyataan %
bawah ini. 1 Metode ceramah 59,6
2 Metode demonstrasi 7,8
3 Metode praktikum 19,2
4 Metode diskusi 6,2
5 Metode tanya jawab 7,2
Berdasarkan Tabel 1 telah diketahui bahwa siswa lebih
senang apabila belajar dengan metode ceramah. Dalam
pembelajaran tersebut guru menyampaikan materi kepada
Di titik manakah yang memiliki tekanan siswa selanjutnya memberikan latihan soal yang terkait
hidrostatis sama besar? Jelaskan alasanmu! sehingga proses pembelajaran tanpa melibatkan siswa
Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi pada konsep (pasif).
tekanan hidrostatis pada satu garis horizontal adalah sama Metode yang dilakukan oleh guru selama proses
besar (Saifullah, 2015). Seorang siswa menyatakan bahwa pembelajaran di kelas akan mempengaruhi cara belajar
“titik A, B, dan D yang memiliki tekanan siswa pada mata pelajaran tersebut. Selanjutnya, akan
hidrostatis sama besar. Karena titik A, B, dan D mempengaruhi juga kebermaknaan suatu materi pelajaran
memiliki kedalaman yang sama dari permukaan terhadap diri mereka. Berikut adalah pendapat siswa
fluida” terhadap cara belajar fisika yang mereka sukai.
Jawaban siswa tersebut mengalami miskonsepsi karena
siswa kurang mampu menganalisis jawaban. Konsep yang
sebenarnya adalah tekanan hidrostatis akan sama besar
pada titik-titik yang terletak dalam satu garis mendatar pada Tabel 2. Persentase Cara Belajar Fisika yang
bejana berhubungan. Sehingga tekanan hidrostatis di titik C Disukai Siswa
dan D adalah sama besar. No. Pernyataan %
Berdasarkan data hasil penelitian dapat dinyatakan 1 Latihan soal 68,4
bahwa miskonsepsi pada materi fluida statis kemungkinan 2 Kegiatan Praktikum 7,0
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya minat dan 3 Diskusi dengan teman 13,2
ISBN: 978-602-72071-1-0
391
ISBN: 978-602-72071-1-0
392
ISBN: 978-602-72071-1-0
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 “Mengubah Karya Akademik
Menjadi Karya Bernilai Ekonomi Tinggi” Surabaya, 23 Januari 2016
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS 2016
Diterbitkan:
Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang Gedung K9 Jalan Ketintang, Surabaya 60231
Telepon/Faksimil.: +6231-8293484
ainulkhafid25@gmail.com
pascaunesa.ac.id
KATA PENGANTAR
Copyright Notice
© Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
Seluruh isi dalam Prosiding ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab masing-masing penulis. Jika
dikemudian hari ditemukan indikasi plagiasi dan berbagai macam kecurangan akademik yang
dilakukan oleh para penulis maka pihak penyelenggara dan tim penyunting (editor) tidak
bertanggungjawab atas segala bentuk plagiasi dan berbagai macam kecurangan akademik yang
terdapat pada isi masing-masing naskah yang diterbitkan dalam Prosiding ini. Para penulis tetap
mempunyai hak penuh atas isi tulisannya tetapi mengijinkan bagi setiap orang yang ingin mengutip isi
tulisan dalam Prosiding ini sesuai dengan aturan akademik yang berlaku.
Penyunting Ahli:
Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, M.Pd.
Prof. Dr. Suyono, M.Pd.
Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd.
Dr. Wahono Widodo, M.Pd.
Z.A. Imam Supardi, Ph.D.
Penyunting Pelaksana:
Widia, S.Pd.
Ainul Khafid, S.Pd
Yunita, S.Si.
Adhiesta Kurnia, S.Pd
Lailatul Tarwiyati, S.Pd
As’ad Furqon Syadzili, S.Pd
Raudatul Jannah, S.Pd
Dian Noer A, S. Pd
Arie Kusumawati, S.Pd
Fery Hermanto, S.Pd.
Diterbitkan oleh:
Advisory Commiittee
Prof. I. Ketut Budayasa, Ph.D.
Prof. Dr. Ismet Basuki, M.Pd.
Prof. Dr. Siti Masithoh, M.Pd.
Prof. Dr. Rudiana Agustini, M.Pd.
Organizing Committee
Kiki Septaria, S.Pd.
Ahmad Fauzi Hendratmoko, S.Pd.
Ummi Salmah, S.Pd.
Sunandar Azmaul Hadi, S.Pd.
Dyah Puspita Sari, S.Pd.
Annisaa Cahya Sugiarti, S.Pd
Technical Committee
Arie Kusumawati, S.Pd. Ainul Khafid, S.Pd. Khusniatus Shobikhah, S.Pd
Elda Evita Sari, S.Pd. M. Syaiful H., S.Pd. Yunita, S.Si.
Alpian Jauhari, S.Pd. Fery Hermanto., S.Pd. Rohmawati, S.Pd
Bayuda Luqman Al Farisi, S.Pd. Rafika, S.Pd. Putu Hari Sudewa, S.Pd
Alifah Rossy A., S.Pd. Fitriya S., S.Pd. As’ad Furqon Syadzili, S.Pd
Diana, S.Pd. Muh. Rangga Wali, S.Pd Ernita Vika, S.Pd
Yustiani, S.Pd. Erlin Permana W., S.Pd. Linda Wirianty, S.Pd
Carolus P. F. Aliandu, S.Pd. Bagus Rahmad W, S.Pd Aminullah, S.Pd
Widia, S.Pd.
Adhiesta Kurnia F. R, S.Pd.
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... iii
SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... vii
Dharmono
LITERASI SISWA
Choirun Nisa, Mohammad Ali Sofyan
Djoni Setiawan
Rusmansyah
121 KAJIAN STUDI PENGARUH JARAK MEDAN MAGNET 2500 GAUSS 725 –
DENGAN RUANG BAKAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN OTTO 730
EMPAT SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR BENSIN
M. Syahril Gultom, Daryl
Ria Wulandari
165 SIKAP SISWA SMP DALAM KABUPATEN ACEH BESAR TERHADAP 984 –
SAINS DAN PEMBELAJARAN SAINS DITINJAU DARI HASIL UN 988
A. HALIM, ZAINUDDIN, ASIAH