You are on page 1of 35

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

LAPORAN PEMODELAN GEOFISIKA

ACARA 2
FORMULASI INVERSI LINIER UNTUK PEMODELAN DATA GEOFISIKA
BERBENTUK KUADRATIK ATAU PARABOLIK

OLEH :

BAGUS ARIANTO
R1A115020

KENDARI
2018
FORMULASI INVERSI LINIER UNTUK PEMODELAN DATA GEOFISIKA
BERBENTUK KUADRATIK ATAU PARABOLIK

1. TUJUAN
1. Mampu memformulasikan inversi linier untuk data yang berbentuk
kuadratik atau parabolik
2. Mampu menerapkan formulasi inversi linier untuk mencari solusi
parameter model yang berbentuk data parabolik
3. Menyusun kode-kode program MATLAB untuk data temperatur
berbentuk parabolik.
4. Menyusun kode-kode program MATLAB untuk menghitung
percepatan gravitasi bumi
5. Menyusun kode-kode program MATLAB untuk analisis data seismik
pada reflektor tunggal horizontal
6. Menyusun kode-kode program MATLAB untuk analisis data seismik
pada reflektor tunggal miring.

2. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Satu unit perangkat komputer (PC)/laptop
2. Software Windows XP/7/8/10
3. Software porgram MATLAB

3. TEORI DASAR

Klasifikasi Masalah Inversi


Dalam masalah inversi, selalu berhubungan dengan parameter model
(M) dan data (N); yang mana jumlah dari masing-masing akan menentukan
klasifikasi permasalahan inversi dan cara penyelesaiannya. Bila jumlah
model parameter lebih sedikit dibandingkan data observasi (M < N), maka
permasalahan inversi ini disebut overdetermined.Umumnya masalah ini
diselesaikan menggunakan pencocokan (best fit) terhadap data observasi.
Dalam kondisi yang lain dimana jumlah parameter yang ingin dicari ( M)
lebih banyak daripada jumlah datanya (N), maka masalah inversi ini disebut
underdetermined. Dalam kasus ini terdapat sekian banyak model yang dapat
sesuai kondisi datanya.Inilah yang disebut dengan masalah non-uniqness.

Inversi Model Garis


Secara teori, variasi temperatur bawah permukaan akan semakin
meningkat ketika temperatur tersebut diukur semakin kedalam permukaan
bumi. Misalnya telah dilakukan sebanyak sepuluh kali (N = 10) pengukuran
temperatur (Ti) pada kedalaman yang berbeda-beda (zi) sebagaimana
ditunjukkan datanya pada Tabel 1.
Tabel 1. Data temperatur bawah permukaan tanah terhadap kedalaman
Pengukuran ke-i Kedalaman (m) Temperatur (℃)
1 z1 = 5 T1 = 35.4
2 z2= 16 T2 = 50.1
3 z3 = 25 T3 = 77.3
4 z4 = 40 T4 = 92.3
5 z5 = 50 T5 = 137.6
6 z6 = 60 T6 = 147.0
7 z7 = 70 T7 = 180.8
8 z8 = 80 T8 = 182.7
9 z9 = 90 T9 = 188.5
10 z10 = 100 T10 = 223.2

Diasumsikan bahwa variasi temperatur terhadap kedalaman ditentukan


oleh rumus berikut ini :
m1 + m2z1 = T1 (1)

dimanam1 dan m2 adalah konstanta-konstanta yang akan dicari. Rumus di


atas disebut model matematika. Sedangkan m1 dan m2 disebut parameter
model atau biasa juga disebut unnown parameter. Pada model matematika
di atas terdapat dua buah parameter model, (M = 2). Sementara jumlah data
observasi ada empat, (N = 10), yaitu nilai-nilai kedalaman, zi, dan
temperatur, Ti. Berdasarkan model tersebut, kita bisa menyatakan
temperatur dan kedalaman masing-masing sebagai berikut :
m1+ m2z1 = T1
m1+ m2z2 = T2
m1+ m2z3 = T3
m1+ m2z4 = T4
m1+ m2z5 = T5
m1+ m2z6 = T6
m1+ m2z7 = T7
m1+ m2z8 = T8
m1+ m2z9 = T9
m1+ m2z10 = T10

Semua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik


berikut ini :
1 𝑧1 𝑇1
1 𝑧2 𝑇2
1 𝑧3 𝑇3
1 𝑧4 𝑇4
1 𝑧5 𝑚1 𝑇
[ ]= 5 (2)
1 𝑧6 𝑚2 𝑇6
1 𝑧7 𝑇7
1 𝑧8 𝑇8
1 𝑧9 𝑇9
[1 𝑧10 ] [𝑇10 ]

Lalu ditulis secara singkt :


Gm = d (3)
Dimana d adalah data yang dinyatakan dalam vektor kolom, m adalah model
parameter, juga dinyatakan dalam vektor kolom, dan G disebut matriks
kernel. Lantas bagaimana cara mendapatkan nilai m1dan m2 pada vektor
kolom m? Manipulasi1 berikut ini bisa menjawabnya
GTGm = GTd (4)
Dimana T disini maksudnya adalah tanda transpos matrik. Selanjutnya, untuk
mendapatkan elemen-elemen m, diperlukan langkah-langkah perhitungan
berikut ini :
GTGm = GTd
|𝐺 𝐺| GTGm = |𝐺 𝑇 𝐺|−1GTGd
𝑇 −1

m = |𝐺 𝑇 𝐺|−1GTGd (5)
Selanjutnya menentukan transpos dari matrik kernel, yaitu GT.
Melakukan perkalian matriks GTG, dimana N = 10 atau sesuai dengan jumlah
data observasi; sementara i = 1, 2, 3, ..., 10. Kemudian menentukan pula GTd.
Dengan menggunakan langkah-langkah tersebut, maka persamaan (6) dapat
dinyatakan sebagai
GTGm = GTd
𝑁 ∑ 𝑧𝑖 𝑚1 ∑ 𝑇𝑖
[ 2 ] [ 𝑚 ] = [∑ ] (6)
∑ 𝑧𝑖 ∑ 𝑧𝑖 2 𝑧𝑖 𝑇𝑖

Berdasarkan data observasi pada tabel di atas, diperoleh


𝑚 = [𝐺 𝑇 𝐺]−1 𝐺 𝑇 d
𝑚1 𝑁 ∑ 𝑧𝑖 −1 ∑ 𝑇𝑖
[𝑚 ] =[ ] [ ] (7)
2 ∑ 𝑧𝑖 ∑ 𝑧𝑖2 ∑ 𝑧𝑖 𝑇𝑖
𝑚1 10 536 −1 1314
[𝑚 ] =[ ] [ ]
2 536 38006 88855
Operasi matriks di atas akan menghasilkan nilai m1 = 24.9 dan m2 = 2.0.

Perintah di Matlab untuk menghitung elemen-elemen m, yaitu


m=inv(G’*G)*G’*d
Inversi Model Parabola
Contohnya yaitu pada variasi temperatur terhadap kedalaman dengan
sedikit modifikasi data. Misalnya telah dilakukan sebanyak delapan kali ( N =
8) pengukuran temperatur (Ti) pada kedalaman yang berbeda-beda (zi).
Tabel pengukuran yang diperoleh adalah : Data observasi
Tabel 2. Data temperatur bawah permukaan tanah terhadap kedalaman
Pengukuran ke-i Kedalaman (m) Temperatur (℃)
1 z1 = 5 T1 = 20.8
2 z2= 8 T2 = 22.6
3 z3 = 14 T3 = 25.3
4 z4 = 21 T4 = 32.7
5 z5 = 30 T5 = 41.5
6 z6 = 36 T6 = 48.2
7 z7 = 45 T7 = 63.7
8 z8 = 60 T8 = 74.6
Lalu diasumsikan bahwa variasi termperatur terhadap kedalaman
memenuhi model matematika berikut ini :
𝑚1 + 𝑚2 𝑧𝑖 + 𝑚3 𝑧𝑖2 = 𝑇𝑖 (8)

Dimana m1, m2, dan m3 adalah unknown parameter. Jadi pada model di atas
terdapat tiga buah model parameter, (M = 3). Adapun yang berlaku sebagai
data adalah nilai-nilai temperatur Ti, T2, ..., dan T8. Berdasarkan model
tersebut bisa dinyatakan temperatur dan kedalaman sebagai sistem
persamaan simultan yang terdiri atas 8 persamaan (sesuai dengan jumlah
data
m1+ m2z1 + m3𝑧12 = T1
m1+ m2z2 + m3𝑧22 = T2
m1+ m2z3 + m3𝑧32 = T3
m1+ m2z4 + m3𝑧42 = T4
m1+ m2z5 + m3𝑧52 = T5
m1+ m2z6 + m3𝑧62 = T6
m1+ m2z7 + m3𝑧72 = T7
m1+ m2z8 + m3𝑧82 = T8
Semua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik
berikut ini :
1 𝑧1 𝑧12
𝑇1
1 𝑧2 𝑧22 𝑇2
1 𝑧3 𝑧32 𝑇3
𝑚1
1 𝑧4 𝑧42 𝑇4
𝑚
2 [ 2] = 𝑇 (9)
1 𝑧5 𝑧5 𝑚 5
3
1 𝑧6 𝑧62 𝑇6
2 𝑇7
1 𝑧7 𝑧7
[𝑇8 ]
[1 𝑧8 𝑧82 ]

Lalu dituliskan secara singkat


Gm = d (10)
Dimana d adalah data yang dinyatakan dalam vektor kolom, m adalah
parameter, juga dinyatakan dalam vektor kolom, dan G disebut matrik
kernel.Lantas bagaimana cara mendapatkan nilai m1, m2,danm3 pada vektor
kolom m? Manipulasi berikut ini bisa menjawabnya
GTGm = GTd (11)
Dimana t disini maksudnya adalah tanda transpos matrik. Selanjutnya, untuk
mendapatkan elemen-elemen m, diperlukan langkah-langkah perhitungan
berikut ini : (1) menentukan transpos dari matrik kernel, yaitu GT, (2)
menentukan GTG, dimana N = 8 dan i = 1, 2, 3, ..., 8., (3) menentukan GTd, (4)
persamaan (16) dapat dinyatakan sebagai
𝑁 ∑ 𝑧𝑖 ∑ 𝑧𝑖2 𝑚1 ∑ 𝑇𝑖
2 3 𝑚
[ ∑ 𝑧𝑖 ∑ 𝑧𝑖 ∑ 𝑧𝑖 ] [ 2 ] = [ ∑ 𝑧𝑖 𝑇𝑖 ] (12)
2 3 4 𝑚3 2
∑ 𝑧𝑖 𝑇𝑖
∑ 𝑧𝑖 ∑ 𝑧𝑖 ∑ 𝑧𝑖
Berdasarkan data observasi pada tabel di atas, diperoleh
8 219 8547 𝑚1 349,89
[ 219 8547 𝑚
393423 ] [ 2 ] = [ 12894,81 ] (13)
8547 393423 19787859 𝑚3 594915,33
Matlab telah menyediakan sebuah baris perintah untuk menghitung
elemen-elemen m, yaitu
M=inv(G’*G)*G’*d
Sehingga operasi matriks di atas akan menghasilkan nilai m1 = 21, m2 =
0,05 dan m3 = 0,02

Inversi Model Bidang


Misalnya telah dilakukan sebanyak sepuluh kali (N = 10) pengukuran
suatu niali parameter pada suatu area sebagaimana ditunjukkan datanya
pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi suatu nilai dalam area tertentu
Pengukuran Ke-i X (m) Y (m) Nilai

1 2 3 10,6

2 5 6 23,5

3 7 2 27,3

4 4 7 20,8

5 1 8 11,1

6 3 9 18,9

7 6 4 25,4

8 9 1 33,5

9 8 5 33,2

10 4 5 24,1

Model matematika untuk 2-dimensi berikut ini digunakan untuk analisa


data tersebut :
𝑚1 + 𝑚2 𝑥𝑖 + 𝑚3 𝑦𝑖 = 𝑑𝑖 (14)

Dimana 𝑚1 , 𝑚2 , dan 𝑚3 merupakan unknown parameter yang akan dicari.


Adapun yang berlaku sebagai data adalah 𝑑1 , 𝑑2 ,𝑑3 , ..., 𝑑𝑁 . Berdasarkan
model matematika tersebut, bisa dinyatakan
𝑚1 + 𝑚2 𝑥1 + 𝑚3 𝑦1 = 𝑑1
𝑚1 + 𝑚2 𝑥2 + 𝑚3 𝑦2 = 𝑑2
𝑚1 + 𝑚2 𝑥3 + 𝑚3 𝑦3 = 𝑑3
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑚1 + 𝑚2 𝑥𝑁 + 𝑚3 𝑦𝑁 = 𝑑𝑁

Semua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik dan


dituliskan secara singkat
Gm = d (15)
Dimana d adalah data yang dinyatakan dalam vektor kolom, m adalah
unknown parameter, juga dinyatakan dalam vektor kolom, dan G disebut
matriks kernel. Lantas bagaimana cara mendapatkan nilai 𝑚1 , 𝑚2 , dan 𝑚3
pada vektor kolom m? Sama seperti sebelumnya, harus membuat persamaan
matriks berikut ini
GTGm = GTd (16)

Dimana T disini maksudnya adalah tanda transpos matrik. Selanjutnya, untuk


mendapatkan elemen-elemen m, diperlukan langkah-langkah perhitungan,
yaitu (1) menentukan transpos dari matrik kernel GT, (2) menentukan GTG,
dimana N = jumlah data, dan i = 1, 2, 3, ...,N, (3) menentukan GTd, (4)
persamaan (16) dapat dinyatakan sebagai
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖 𝑚1 ∑ 𝑑𝑖
2 𝑚
[∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ] [ 2 ] = [∑ 𝑥𝑖 𝑑𝑖 ] (17)
∑ 𝑦𝑖 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ∑ 𝑦𝑖 2 𝑚 3 ∑ 𝑦𝑖 𝑑𝑖

Jika tersedia data observasi, maka tinggal memasukkan data tersebut ke


dalam persamaan di atas, sehingga nilai elemen-elemen m dapat dihitung
dengan perintah matlab
m=inv(G’*G)*G’*d
langkah-langkah selanjutnya akan sama persis dengan catatan
sebelumnya (model linear dan model parabola)

Contoh Aplikasi
Menghitung gravitasi di planet X
Seorang astronot tiba di suatu planet yang tidak dikenal. Setibanya
disana, ia segera mengeluarkan kamera otomatis, lalu melakukan eksperimen
kinematika yaitu dengan melempar batu vertikal ke atas. Dari hasil foto-foto
yang terekam dalam kamera otomatis diminta untuk membantu proses
pengolahan data sehingga nilai konstanta gravitasi di planet tersebut dan
kecepatan awal batu. Jelas, ini adalah persoalan inversi, yaitu mencari
unknown parameter (konstanta gravitasi dan kecepatan awal batu) dari data
observasi (hasil foto gerak sebuah batu).

Tabel 4. Data ketinggian terhadap waktu dari planet X


Waktu (dt) Ketinggian (m) Waktu (dt) Ketinggian (m)

0,00 5,00 2,75 7,62

0,25 5,75 3,00 7,25

0,50 6,40 3,25 6,77

0,75 6,94 3,50 6,20

1,00 7,38 3,75 5,52

1,25 7,72 4,00 4,73

1,50 7,96 4,25 3,85

1,75 8,10 4,50 2,86

2,00 8,13 4,75 1,77

2,25 8,07 5,00 0,58

2,50 7,90
Langkah awal untuk memecahkan persoalan ini adalah dengan
mengajukan asumsi model matematika, yang digali dari konsep-konsep
fisika, yang kira-kira paling cocok dengan situasi pengambilan data
observasi. Salah satu konsep dari fisika yang bisa diajukan adalah konsep
tentang Gerak-Lurus-Berubah-Beraturan (GLBB), yang formulasinya seperti
ini
1
ℎ0 + 𝑣0 𝑡 − 𝑔𝑡 2 = ℎ
2
Berdasarkan tabel data observasi, ketinggian pada saat t = 0 adalah 5 m.
Itu artinya ℎ0 = 5 m. Sehingga model matematika (formulalsi GLBB) dapat
dimodifikasi sedikit menjadi
1
𝑣0 𝑡 − 2 𝑔𝑡 2 = ℎ − ℎ0 (18)
Selanjutnya, didefinisikan 𝑚1 dan 𝑚2 sebagai berikut
1
𝑚1 = 𝑣0 𝑚2 = − 2 𝑔 (19)
Sehingga persamaan model GLBB menjadi
𝑚1 𝑡𝑖 + 𝑚2 𝑡𝑖2 = ℎ𝑖 − 5 (20)
Dimana i menunjukkan data ke-i.
Langkah berikutnya adalah meentukan nilai tiap-tiap elemen matrik
kernel, yaitu dengan memasukan data observasi kedalam model matematika
(persamaan (20)).
Semua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik yang
memenuhi persamaan matrik
Gm = d
Penyelesaian masalah inversi dimulai dari proses manipulasi persamaan
matrik sehingga perkalian antara Gt dan G menghasilkan matriks
bujursangkar
GtGm = Gtd (21)
Selanjutnya untuk mendapatkan 𝑚1 dan 𝑚2 , prosedur inversi dilakukan
satu-per-satu, yaitu (1) menentukan transpos matrik kernel, yaitu 𝐺 𝑡 , (2)
menentukan 𝐺 𝑡 𝐺, dimana N = 20 dan i = 1, 2, ..., N, (3) menentukan hasil
perkalian 𝐺 𝑡 𝑑, (4) persamaan (21) dapat dinyatakan sebagai
∑ 𝑡 2 ∑ 𝑡𝑖3 𝑚1 ∑ 𝑡𝑖 ℎ𝑖
[ 𝑖3 4 ] [ 𝑚 2 ] = [∑ 𝑡 2 ℎ ] (22)
∑ 𝑡𝑖 ∑ 𝑡𝑖 𝑖 𝑖
Berdasarkan data observasi, diperoleh
179,4 689,1 𝑚1 273,7
[ ][ ] = [ ]
689,1 2822,9 𝑚2 769,3
Hasil operasi matriks ini dapat diselesaikan dengan satu baris statemen
di matlab yaitu
m=inv(G’*G)*G’*d

Hasil inversinya adalah nilai kecepatan awal yaitu saat batu dilempar ke
atas adalah sebesar 𝑚1 = 𝑣0 = 3,2009 m/dt. Adapun percepatan gravitasi
1
diperoleh dari 𝑚2 dimana 𝑚2 = − 2 𝑔 = -0,8169; maka disimpulkan nilai 𝑔
adalah sebesar 1,6338 𝑚/𝑑𝑡 2 .
Dari kurva hasil inversi beserta sebaran titik data observasi diproleh
bahwa garis berwarna biru merupakan garis kurva fitting hasil inversi
parabola. Sedangkan bulatan berwarna merah adalah data pengukuran
ketinggian (m) terhadap waktu (dt). Jelas terlihat bahwa garis kurva
berwarna biru benar-benar cocok melewati semua titik data pengukuran.Ini
menujukkan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Sehingga nilai kecepatan
awal dan gravitasi hasil inversi cukup valid untuk menjelaskan gerak baru di
planet X.

Analisa data seismik pada reflektor tunggal horizontal


Suatu inversi seismik dilakukan untuk mengetahui kedalaman sebuah
reflektor mendatar.
Waktu tempuh gelombang (𝑡), yang bergerak sesuai dengan lintasan warna
merah, memenuhi model matematika berikut ini
4𝑥 2 4𝑥 2
+ 𝑣2 = 𝑡 2 (23)
𝑣2
Data observasi yang berhasil dihimpun dari suvei tersebut adalah
Berdasarkan data tersebut, tuliskan langkah demi langkah proses inversi
selengkap mungkin untuk menentukan :
 Kecepatan gelombang seismik (𝑣) pada lapisan
 Kedalaman reflektor mendatar (𝑧) terhadap permukaan (surface)

Tabel 5.Data variasi offset (𝑥) dan travel time (𝑡)


Receiver 𝑅 ke-𝑖 Offset (𝑥), meter Travel time (𝑡), detik

1 60 0,5147

2 80 0,5151

3 100 0,5155

4 120 0,5161

5 140 0,5167

6 160 0,5175

7 180 0,5183

8 200 0,5192
Petunjuk : sederhanakan model matematika di atas menjadi
𝑚1 + 𝑚2 𝑥 2 = 𝑡 2 (24)
Hasil yang benar adalah : kecepatan = 2797 m/dt ; kedalaman = 719 meter.
Jika kedua angka tersebut tidak didapatkan, maka proses inversi mungkin
masih keliru!
Analisa data seismik pada reflektor tunggal miring
Suatu sruvei seismik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sebuah
reflektor miring.Waktu tempuh gelombang (𝑡), yang bergerak sesuai dengan
lintasan warna merah, memenuhi model matematika berikut ini
4𝑥 2 4𝑥𝑧 sin 𝛼 𝑥2
𝑡 2 = 𝑣2 + + 𝑣2 (25)
𝑣2
Data observasi yang berhasil dihimpun dari survei tersebut adalah
Berdasarkan data tersebut, tentukan :
 Kecepatan gelombang seismik (𝑣) pada lapisan
 Kedalaman reflektor miring (𝑧) terhadap permukaan (𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒) – jarak
terdekat ke sumber gelombang seismik
 Sudut kemiringan reflektor (𝛼)

Tabel 6.Data variasi offset (𝑥) dan travel time (𝑡)


Receiver 𝑅 ke-𝑖 Offset (𝑥), meter Travel time (𝑡), detik

1 60 0,4877

2 80 0,4900

3 100 0,4924

4 120 0,4949

5 140 0,4974
Petunjuk : sederhanakan model matematika di atas menjadi
𝑚1 + 𝑚2 𝑥 + 𝑚3 𝑥 2 = 𝑡 2 (26)

Kesimpulan
Dari sejumlah contoh pada teori-teori di atas, terliht bahwa matrik
kernel kerap kali berubah-ubah, sesuai dengan model matematika. Jadi,
model matematika secara otomatis akan mempengaruhi bentuk rupa matrik
kernelnya.

4. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Data PengukuranTemperatur

Sekelompokmahasiswamelakukanpengukuran temperature
bawahpermukaan pada
sebuahlokasibekaspenambanganbatubara.Tabelberikutmemperlihatkan
data temperature untukberbagaikedalaman.
Tabel Data PengukuranTemperatur

No Kedalaman (m) Temperatur (0C)


1 2 27.184
2 5 27.594
3 8 28.242
4 10 28.850
5 13 30.093
6 16 31.813
7 20 35.000
8 23 38.177
9 27 43.631
10 31 50.670
11 34 57.117
12 37 64.664
13 40 73.400

Denganmenggunakanformulasiinversi linier, tentukanlahnilai parameter


model terbaikdengantigkatkesalahanterkecil. Buatlah plot data
hasilpengamatandengan data hasil inversi dalamsebuahgrafiktemperatur (T)
versus kedalaman (z).

B. Data PengukuranPercepatanGravitasi

Seorangpenelitiluarangkasamelakukaneksperimenuntukmengetahuis
eberapabesarpercepatangravitasi pada suatu planet yang
menjadiobyekpenelitian.Denganmenggunakankamera digital
diamelakukanpercobaandenganmelepaskanbendaberupa bola
padatdarisebuahketinggian. Hasil
pengukuranwaktuuntukberbagaiketinggian yang terdeteksi oleh kamera
digital ditunjukkan oleh Tabelberikut :

Tabel Data waktu (t) vs ketinggian (h)

No Waktu (detik) Ketinggian (m)


1 0 10.0000
2 0.15 9.1925
3 0.3 8.4200
4 0.45 7.6824
5 0.6 6.9799
6 0.75 6.3123
7 0.9 5.6798
8 1.05 5.0822
9 1.2 4.5196
10 1.35 3.9920
11 1.5 3.4994
12 1.65 3.0417
13 1.8 2.6191
14 1.95 2.2314
15 2.1 1.8788
16 2.25 1.5611
17 2.4 1.2784
18 2.55 1.0307
19 2.7 0.8180
20 2.85 0.6402
21 3 0.4975

Denganmenggunakanformulasiinversi linier,
tentukannilaipercepatangravitasi pada planet tersebut.Tentukan pula
berapakecepatanawalsaat bola padatdilepas.

C.Data PengukuranSeismikRefleksidenganReflektorDatar

Sekelompokmahasiswa Teknik GeofisikaUniversitasHalu Oleo


melakukan survey seismic untukmenentukankedalamansebuah reflector
mendatar. Data pengamatan yang diperolehdarihasil survey ditunjukkan oleh
Tabelberikut:

Tabel Data variasi offset (x) dan travel time (t)

Travel time (t),


Geophone ke-i Offset (x), meter
detik
1 20 0.4345
2 40 0.4347
3 60 0.4351
4 80 0.4356
5 100 0.4362
6 120 0.4370
7 140 0.4379
8 160 0.4389
9 180 0.4401
10 200 0.4414
11 220 0.4429
12 240 0.4445
13 260 0.4462
14 280 0.4481
15 300 0.4500
16 320 0.4521
17 340 0.4544
18 360 0.4567
19 380 0.4592
20 400 0.4618
21 420 0.4645
23 460 0.4703
25 500 0.4765
26 520 0.4798
27 540 0.4831
28 560 0.4866
29 580 0.4902
30 600 0.4938
31 620 0.4976
32 640 0.5015
33 660 0.5054
34 680 0.5095
35 700 0.5136

Denganmenerapkanformulasiinversi linier, tentukanlah (a)


kecepatangelombangseismik (v) pada lapisan dan (b) kedalaman reflector
mendatar (z) terhadappermukaan (surface)
5. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Flowchart/AlgoritmaPemrograman

 Flowchart/AlgoritmaPengukuranTemperatur

Mulai

dataA=xlsread('Bagas_percobaan2A.xlsx')
z=dataA(:,2);
T=dataA(:,3);
N=length(z);

GA1=ones(1,N);
GA2=z;
GA3=z.^2;
G=[GA1' GA2 GA3];
dA=T;
mA=inv(G'*G)*G'*dTTc=mA(1)+mA(2)*z+mA(3)*z.^2;
dT=[T Tc];

Output mA dan
grafik (z,T dan z,Tc)

Selesai
 Flowchart/AlgoritmaPengukuranPercepatanGravitasi

Mulai

dataB=xlsread('Bagas_percobaan2B.xlsx')

t=dataB(:,2);
H=dataB(:,3);
plot(t,H)
N=length(t);

GB1=ones(1,N);
GB2=t;
GB3=t.^2;
G=[GB1' GB2 GB3];
dB=H;
mB=inv(G'*G)*G'*dB;
Hc=mB(1)+mB(2)*t+mB(3)*t.^2;
dH=[H Hc];

Output mBdan grafik


(t,H dan t,Hc)

Selesai
 Flowchart/AlgoritmaPengukuranSeismikRefleksidenganRe
flektorDatar

Mulai

dataC=xlsread('Bagas_percobaan2C.xlsx')

x=dataC(:,2);
t=dataC(:,3);
N=length(x);

GC1=ones(1,N);
GC2=x.^2;
G=[GC1' GC2];
dC=t;
mC=inv(G'*G)*G'*dC
tc=mC(1)+mC(2)*x.^2;
dt=[t tc];
Vel=sqrt(1/mC(2))
Zdepth=sqrt(Vel.^2*mC(1)/4

Output mC, Vel,


Zdepthdan grafik (x,t
dan x,tc)

Selesai
B. Kode-Kode Program

 PengukuranTemperatur

% ==== NAMA : BAGUS ARIANTO ==== %


% ==== NIM : R1A115020 ==== %

% ==>>PraktikumPemodelanGeofisika<<==
% ===FORMULAS INVERSI LINIER===
% ===PengukuranTemperatur==
% Baca Data Pengamatan

dataA=xlsread('Bagas_percobaan2A.xlsx');
z=dataA(:,2);
T=dataA(:,3);
N=length(z);
GA1=ones(1,N);
GA2=z;
GA3=z.^2;
G=[GA1' GA2 GA3];
dA=T;

mA=inv(G'*G)*G'*dA;%formulasiinversi linier
Tc=mA(1)+mA(2)*z+mA(3)*z.^2;
dT=[T Tc];
plot(z,T,'-*r'); hold on
plot(z,Tc,'-sg'); hold on
title('FormulasiInversi Linier Kedalaman vs Temperatur ');
xlabel('Kedalaman (z)');
ylabel('Temperatur (T)');
legend('z,T','z,Tc');
grid on
 PengukuranPercepatanGravitasi

% ==== NAMA : BAGUS ARIANTO ==== %


% ==== NIM : R1A115020 ==== %

% ==>>PraktikumPemodelanGeofisika<<==
% ===FORMULAS INVERSI LINIER===
% ===PengukuranPercepatanGravitasi==
% Baca Data Pengamatan
dataB=xlsread('Bagas_percobaan2B.xlsx');
t=dataB(:,2);
H=dataB(:,3);
plot(t,H)
N=length(t);
GB1=ones(1,N);
GB2=t;
GB3=t.^2;
G=[GB1' GB2 GB3];
dB=H;
mB=inv(G'*G)*G'*dB;%formulasiinversi linier
Hc=mB(1)+mB(2)*t+mB(3)*t.^2;
dH=[H Hc];
plot(t,H,'-*k'); hold on
plot(t,Hc,'-mo'); hold on
title('FormulasiInversi Linier waktu vs Kedalaman');
xlabel('waktu (t)');
ylabel('Ketinggian (H)');
legend('t,H','t,Hc');
grid on
 PengukuranSeismikRefleksidenganReflektorDatar

% ==== NAMA : BAGUS ARIANTO ==== %


% ==== NIM : R1A115020 ==== %

% ==>>PraktikumPemodelanGeofisika<<==
% ===FORMULAS INVERSI LINIER===
% ==PengukuranSeismikRefleksidenganReflektorDatar==
% Baca Data Pengamatan

dataC=xlsread('Bagas_percobaan2C.xlsx');
x=dataC(:,2);
t=dataC(:,3);
N=length(x);
GC1=ones(1,N);
GC2=x.^2;
G=[GC1' GC2];
dC=t;
mC=inv(G'*G)*G'*dC%FormulasiInversi Linier
tc=mC(1)+mC(2)*x.^2;
dt=[t tc];
Vel=sqrt(1/mC(2))
Zdepth=sqrt(Vel.^2*mC(1)/4)
plot(x,t,'y*-'); hold on
plot(x,tc,'md-'); hold on
title('FormulasiInversi Linier Offset vs Travel Time');
xlabel('offset (x)');
ylabel('Travel Time (t)');
legend('x,t','x,tc');
grid on
C. Gambar atauGrafik

 PengukuranGrafikFormulasiInversiTemperatur
 GrafikFormulasiInversiPengukuranPercepatanGravitasi
 GrafikFormulasiInversiSeismikRefleksidenganReflektorDatar

D. Analisis Hasil

 PengukuranTemperatur

>> Asniar_Percobaan2A
>> G
G=

1 2 4
1 5 25
1 8 64
1 10 100
1 13 169
1 16 256
1 20 400
1 23 529
1 27 729
1 31 961
1 34 1156
1 37 1369
1 40 1600

>>mA
mA =
29.2095
-0.5042
0.0395

>> Tc
Tc =
28.3591
27.6761
27.7041
28.1179
29.3311
31.2553
34.9271
38.5105
44.3945
51.5427
57.7334
64.6352
72.2480

>>dT
dT =
27.1840 28.3591
27.5940 27.6761
28.2420 27.7041
28.8500 28.1179
30.0930 29.3311
31.8130 31.2553
35.0000 34.9271
38.1770 38.5105
43.6310 44.3945
50.6700 51.5427
57.1170 57.7334
64.6640 64.6352
73.4000 72.2480

>>dA
dA =
27.1840
27.5940
28.2420
28.8500
30.0930
31.8130
35.0000
38.1770
43.6310
50.6700
57.1170
64.6640
73.4000

 PengukuranPercepatanGravitasi

>> Asniar_percobaan2B
>> G
G=
1.0000 0 0
1.0000 0.1500 0.0225
1.0000 0.3000 0.0900
1.0000 0.4500 0.2025
1.0000 0.6000 0.3600
1.0000 0.7500 0.5625
1.0000 0.9000 0.8100
1.0000 1.0500 1.1025
1.0000 1.2000 1.4400
1.0000 1.3500 1.8225
1.0000 1.5000 2.2500
1.0000 1.6500 2.7225
1.0000 1.8000 3.2400
1.0000 1.9500 3.8025
1.0000 2.1000 4.4100
1.0000 2.2500 5.0625
1.0000 2.4000 5.7600
1.0000 2.5500 6.5025
1.0000 2.7000 7.2900
1.0000 2.8500 8.1225
1.0000 3.0000 9.0000
>>dB
dB =
10.0000
9.1925
8.4200
7.6824
6.9799
6.3123
5.6798
5.0822
4.5196
3.9920
3.4994
3.0417
2.6191
2.2314
1.8788
1.5611
1.2784
1.0307
0.8180
0.6402
0.4975

>>mB
mB =
10.0000
-5.5000
0.7775
>>Hc
Hc =
10.0000
9.1925
8.4200
7.6824
6.9799
6.3123
5.6798
5.0822
4.5196
3.9920
3.4994
3.0417
2.6191
2.2314
1.8788
1.5611
1.2784
1.0307
0.8180
0.6402
0.4975

>>dH
dH =
10.0000 10.0000
9.1925 9.1925
8.4200 8.4200
7.6824 7.6824
6.9799 6.9799
6.3123 6.3123
5.6798 5.6798
5.0822 5.0822
4.5196 4.5196
3.9920 3.9920
3.4994 3.4994
3.0417 3.0417
2.6191 2.6191
2.2314 2.2314
1.8788 1.8788
1.5611 1.5611
1.2784 1.2784
1.0307 1.0307
0.8180 0.8180
0.6402 0.6402
0.4975 0.4975

 SeismikRefleksidenganReflektorDatar

>> Asniar_percobaan2C
>> G
G=
1 400
1 1600
1 3600
1 6400
1 10000
1 14400
1 19600
1 25600
1 32400
1 40000
1 48400
1 57600
1 67600
1 78400
1 90000
1 102400
1 115600
1 129600
1 144400
1 160000
1 176400
1 193600
1 211600
1 230400
1 250000
1 270400
1 291600
1 313600
1 336400
1 360000
1 384400
1 409600
1 435600
1 462400
1 490000
>>tc
tc =
0.4352
0.4354
0.4357
0.4361
0.4367
0.4374
0.4383
0.4393
0.4404
0.4416
0.4430
0.4445
0.4461
0.4479
0.4498
0.4518
0.4539
0.4562
0.4586
0.4612
0.4638
0.4666
0.4696
0.4726
0.4758
0.4792
0.4826
0.4862
0.4899
0.4938
0.4977
0.5018
0.5061
0.5104
0.5149

>>mC
mC =
0.4351
0.0000
>>Vel
Vel =
2.4773e+03

>>Zdepth
Zdepth =
817.0459
E. Pembahasan
Praktikum ini terdiri atas tiga percobaan yang antara lain
pengukuran temperatur bawah permukaan pada sebuah lokasi bekas
penambangan batu bara selanjutnya untuk percobaan ke dua adalah
pengukuran percepatan gravitasi pada suatu planet yang menjadi
obyek penelitian dengan menggunakan kamera dengan cara
melepaskan benda berupa bola padat dari sebuah ketinggian,
percobaan ke tiga yaitu pengukuran seismik dengan reflektor daftar
yang di lakukan oleh sekelompok mahasiswa Teknik Geofisika
Unversitas Halu Oleo.
Percobaan pertama yaitu pengukuran temperatur terhadap
kedalaman yang plotingnya menghasilkan inversi model parabolik,
kita dapat melihat ciri-ciri untuk menyelesaikan inversi model
parabolik yaitu dengan rumus y = m1 + m3x2 , selanjutnya kita bisa
mengaplikasikan inversi model parabolik pada kasus lain yang
penting dapat memenuhi persamaan di atas.
Percobaan kedua membahas tentang percepatan grafitasi suatu
planet, pada kasus ini menggunakan rumus GLBB untuk
menyelesaikan eksperimennya dengan mencari paremeter yang tidak
diketahui yaitu percepatan gravitasi dan kecepatan awal untuk
mengetahui kedua parameter yang tidak di ketahui kita harus
menggunakan pemodelan inversi pada kasus ini menggunakan inversi
model parabola karena memenuhi persamaan y=m1+m2x+m3x2.
Percobaan ini di lakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai
kecepatan awal saat bola padat dilepas dan nilai percepatan grafitasi
dengan menggunakan formulasi inversi linier. Sehingga diperoleh
kecepatan awal saat bola padat di lepas yaitu sebesar m1 =v0 =10 m/s
sedangkan percepatan gravitasinya di peroleh dari m2 dimna m2=-
1/2g =-5.5 m/s. Pada percobaan ini memperlihatkan kurva atau
grafik hasil inversi parabola.
Percobaan ketiga membahas tengtang seicmic pada reflector
tunggal horizontaln, kasus ini kita akan mencari parameter velocity
dan kedalaman yang belum diketahui dengan menggunakan program
matlab kita menghasilkan nilai velocity yaitu sebesar 2555.146 m/s
dan kedalaman sebesar 555.034 m.
6. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan contoh kasus pada praktikum ini adalah
aplikasi dari invers model parabolik yang dimana dalam
pemodelanyna terlihat bahwa matrik karnel kerap kali berubah-ubah
sesuai dengan model metematika. Jadi model matematika secara
otomatis akan mempengaruhi bentuk rupa matrik karnelnya.
DAFTAR PUSTAKA
Supriyanto. 2007. Analisis Data Geofisika :MemahamiTeoriInversi(Edisi I).
DepartemenFisika-FMIPA :Universitas Indonesia.

Grandis, Hendra.2009.
PengantarPemodelanInversiGeofisika.InstitutTeknologiBandung :
Bandung

You might also like