Professional Documents
Culture Documents
ACARA 2
FORMULASI INVERSI LINIER UNTUK PEMODELAN DATA GEOFISIKA
BERBENTUK KUADRATIK ATAU PARABOLIK
OLEH :
BAGUS ARIANTO
R1A115020
KENDARI
2018
FORMULASI INVERSI LINIER UNTUK PEMODELAN DATA GEOFISIKA
BERBENTUK KUADRATIK ATAU PARABOLIK
1. TUJUAN
1. Mampu memformulasikan inversi linier untuk data yang berbentuk
kuadratik atau parabolik
2. Mampu menerapkan formulasi inversi linier untuk mencari solusi
parameter model yang berbentuk data parabolik
3. Menyusun kode-kode program MATLAB untuk data temperatur
berbentuk parabolik.
4. Menyusun kode-kode program MATLAB untuk menghitung
percepatan gravitasi bumi
5. Menyusun kode-kode program MATLAB untuk analisis data seismik
pada reflektor tunggal horizontal
6. Menyusun kode-kode program MATLAB untuk analisis data seismik
pada reflektor tunggal miring.
3. TEORI DASAR
m = |𝐺 𝑇 𝐺|−1GTGd (5)
Selanjutnya menentukan transpos dari matrik kernel, yaitu GT.
Melakukan perkalian matriks GTG, dimana N = 10 atau sesuai dengan jumlah
data observasi; sementara i = 1, 2, 3, ..., 10. Kemudian menentukan pula GTd.
Dengan menggunakan langkah-langkah tersebut, maka persamaan (6) dapat
dinyatakan sebagai
GTGm = GTd
𝑁 ∑ 𝑧𝑖 𝑚1 ∑ 𝑇𝑖
[ 2 ] [ 𝑚 ] = [∑ ] (6)
∑ 𝑧𝑖 ∑ 𝑧𝑖 2 𝑧𝑖 𝑇𝑖
Dimana m1, m2, dan m3 adalah unknown parameter. Jadi pada model di atas
terdapat tiga buah model parameter, (M = 3). Adapun yang berlaku sebagai
data adalah nilai-nilai temperatur Ti, T2, ..., dan T8. Berdasarkan model
tersebut bisa dinyatakan temperatur dan kedalaman sebagai sistem
persamaan simultan yang terdiri atas 8 persamaan (sesuai dengan jumlah
data
m1+ m2z1 + m3𝑧12 = T1
m1+ m2z2 + m3𝑧22 = T2
m1+ m2z3 + m3𝑧32 = T3
m1+ m2z4 + m3𝑧42 = T4
m1+ m2z5 + m3𝑧52 = T5
m1+ m2z6 + m3𝑧62 = T6
m1+ m2z7 + m3𝑧72 = T7
m1+ m2z8 + m3𝑧82 = T8
Semua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik
berikut ini :
1 𝑧1 𝑧12
𝑇1
1 𝑧2 𝑧22 𝑇2
1 𝑧3 𝑧32 𝑇3
𝑚1
1 𝑧4 𝑧42 𝑇4
𝑚
2 [ 2] = 𝑇 (9)
1 𝑧5 𝑧5 𝑚 5
3
1 𝑧6 𝑧62 𝑇6
2 𝑇7
1 𝑧7 𝑧7
[𝑇8 ]
[1 𝑧8 𝑧82 ]
1 2 3 10,6
2 5 6 23,5
3 7 2 27,3
4 4 7 20,8
5 1 8 11,1
6 3 9 18,9
7 6 4 25,4
8 9 1 33,5
9 8 5 33,2
10 4 5 24,1
Contoh Aplikasi
Menghitung gravitasi di planet X
Seorang astronot tiba di suatu planet yang tidak dikenal. Setibanya
disana, ia segera mengeluarkan kamera otomatis, lalu melakukan eksperimen
kinematika yaitu dengan melempar batu vertikal ke atas. Dari hasil foto-foto
yang terekam dalam kamera otomatis diminta untuk membantu proses
pengolahan data sehingga nilai konstanta gravitasi di planet tersebut dan
kecepatan awal batu. Jelas, ini adalah persoalan inversi, yaitu mencari
unknown parameter (konstanta gravitasi dan kecepatan awal batu) dari data
observasi (hasil foto gerak sebuah batu).
2,50 7,90
Langkah awal untuk memecahkan persoalan ini adalah dengan
mengajukan asumsi model matematika, yang digali dari konsep-konsep
fisika, yang kira-kira paling cocok dengan situasi pengambilan data
observasi. Salah satu konsep dari fisika yang bisa diajukan adalah konsep
tentang Gerak-Lurus-Berubah-Beraturan (GLBB), yang formulasinya seperti
ini
1
ℎ0 + 𝑣0 𝑡 − 𝑔𝑡 2 = ℎ
2
Berdasarkan tabel data observasi, ketinggian pada saat t = 0 adalah 5 m.
Itu artinya ℎ0 = 5 m. Sehingga model matematika (formulalsi GLBB) dapat
dimodifikasi sedikit menjadi
1
𝑣0 𝑡 − 2 𝑔𝑡 2 = ℎ − ℎ0 (18)
Selanjutnya, didefinisikan 𝑚1 dan 𝑚2 sebagai berikut
1
𝑚1 = 𝑣0 𝑚2 = − 2 𝑔 (19)
Sehingga persamaan model GLBB menjadi
𝑚1 𝑡𝑖 + 𝑚2 𝑡𝑖2 = ℎ𝑖 − 5 (20)
Dimana i menunjukkan data ke-i.
Langkah berikutnya adalah meentukan nilai tiap-tiap elemen matrik
kernel, yaitu dengan memasukan data observasi kedalam model matematika
(persamaan (20)).
Semua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik yang
memenuhi persamaan matrik
Gm = d
Penyelesaian masalah inversi dimulai dari proses manipulasi persamaan
matrik sehingga perkalian antara Gt dan G menghasilkan matriks
bujursangkar
GtGm = Gtd (21)
Selanjutnya untuk mendapatkan 𝑚1 dan 𝑚2 , prosedur inversi dilakukan
satu-per-satu, yaitu (1) menentukan transpos matrik kernel, yaitu 𝐺 𝑡 , (2)
menentukan 𝐺 𝑡 𝐺, dimana N = 20 dan i = 1, 2, ..., N, (3) menentukan hasil
perkalian 𝐺 𝑡 𝑑, (4) persamaan (21) dapat dinyatakan sebagai
∑ 𝑡 2 ∑ 𝑡𝑖3 𝑚1 ∑ 𝑡𝑖 ℎ𝑖
[ 𝑖3 4 ] [ 𝑚 2 ] = [∑ 𝑡 2 ℎ ] (22)
∑ 𝑡𝑖 ∑ 𝑡𝑖 𝑖 𝑖
Berdasarkan data observasi, diperoleh
179,4 689,1 𝑚1 273,7
[ ][ ] = [ ]
689,1 2822,9 𝑚2 769,3
Hasil operasi matriks ini dapat diselesaikan dengan satu baris statemen
di matlab yaitu
m=inv(G’*G)*G’*d
Hasil inversinya adalah nilai kecepatan awal yaitu saat batu dilempar ke
atas adalah sebesar 𝑚1 = 𝑣0 = 3,2009 m/dt. Adapun percepatan gravitasi
1
diperoleh dari 𝑚2 dimana 𝑚2 = − 2 𝑔 = -0,8169; maka disimpulkan nilai 𝑔
adalah sebesar 1,6338 𝑚/𝑑𝑡 2 .
Dari kurva hasil inversi beserta sebaran titik data observasi diproleh
bahwa garis berwarna biru merupakan garis kurva fitting hasil inversi
parabola. Sedangkan bulatan berwarna merah adalah data pengukuran
ketinggian (m) terhadap waktu (dt). Jelas terlihat bahwa garis kurva
berwarna biru benar-benar cocok melewati semua titik data pengukuran.Ini
menujukkan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Sehingga nilai kecepatan
awal dan gravitasi hasil inversi cukup valid untuk menjelaskan gerak baru di
planet X.
1 60 0,5147
2 80 0,5151
3 100 0,5155
4 120 0,5161
5 140 0,5167
6 160 0,5175
7 180 0,5183
8 200 0,5192
Petunjuk : sederhanakan model matematika di atas menjadi
𝑚1 + 𝑚2 𝑥 2 = 𝑡 2 (24)
Hasil yang benar adalah : kecepatan = 2797 m/dt ; kedalaman = 719 meter.
Jika kedua angka tersebut tidak didapatkan, maka proses inversi mungkin
masih keliru!
Analisa data seismik pada reflektor tunggal miring
Suatu sruvei seismik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sebuah
reflektor miring.Waktu tempuh gelombang (𝑡), yang bergerak sesuai dengan
lintasan warna merah, memenuhi model matematika berikut ini
4𝑥 2 4𝑥𝑧 sin 𝛼 𝑥2
𝑡 2 = 𝑣2 + + 𝑣2 (25)
𝑣2
Data observasi yang berhasil dihimpun dari survei tersebut adalah
Berdasarkan data tersebut, tentukan :
Kecepatan gelombang seismik (𝑣) pada lapisan
Kedalaman reflektor miring (𝑧) terhadap permukaan (𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒) – jarak
terdekat ke sumber gelombang seismik
Sudut kemiringan reflektor (𝛼)
1 60 0,4877
2 80 0,4900
3 100 0,4924
4 120 0,4949
5 140 0,4974
Petunjuk : sederhanakan model matematika di atas menjadi
𝑚1 + 𝑚2 𝑥 + 𝑚3 𝑥 2 = 𝑡 2 (26)
Kesimpulan
Dari sejumlah contoh pada teori-teori di atas, terliht bahwa matrik
kernel kerap kali berubah-ubah, sesuai dengan model matematika. Jadi,
model matematika secara otomatis akan mempengaruhi bentuk rupa matrik
kernelnya.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Data PengukuranTemperatur
Sekelompokmahasiswamelakukanpengukuran temperature
bawahpermukaan pada
sebuahlokasibekaspenambanganbatubara.Tabelberikutmemperlihatkan
data temperature untukberbagaikedalaman.
Tabel Data PengukuranTemperatur
B. Data PengukuranPercepatanGravitasi
Seorangpenelitiluarangkasamelakukaneksperimenuntukmengetahuis
eberapabesarpercepatangravitasi pada suatu planet yang
menjadiobyekpenelitian.Denganmenggunakankamera digital
diamelakukanpercobaandenganmelepaskanbendaberupa bola
padatdarisebuahketinggian. Hasil
pengukuranwaktuuntukberbagaiketinggian yang terdeteksi oleh kamera
digital ditunjukkan oleh Tabelberikut :
Denganmenggunakanformulasiinversi linier,
tentukannilaipercepatangravitasi pada planet tersebut.Tentukan pula
berapakecepatanawalsaat bola padatdilepas.
C.Data PengukuranSeismikRefleksidenganReflektorDatar
A. Flowchart/AlgoritmaPemrograman
Flowchart/AlgoritmaPengukuranTemperatur
Mulai
dataA=xlsread('Bagas_percobaan2A.xlsx')
z=dataA(:,2);
T=dataA(:,3);
N=length(z);
GA1=ones(1,N);
GA2=z;
GA3=z.^2;
G=[GA1' GA2 GA3];
dA=T;
mA=inv(G'*G)*G'*dTTc=mA(1)+mA(2)*z+mA(3)*z.^2;
dT=[T Tc];
Output mA dan
grafik (z,T dan z,Tc)
Selesai
Flowchart/AlgoritmaPengukuranPercepatanGravitasi
Mulai
dataB=xlsread('Bagas_percobaan2B.xlsx')
t=dataB(:,2);
H=dataB(:,3);
plot(t,H)
N=length(t);
GB1=ones(1,N);
GB2=t;
GB3=t.^2;
G=[GB1' GB2 GB3];
dB=H;
mB=inv(G'*G)*G'*dB;
Hc=mB(1)+mB(2)*t+mB(3)*t.^2;
dH=[H Hc];
Selesai
Flowchart/AlgoritmaPengukuranSeismikRefleksidenganRe
flektorDatar
Mulai
dataC=xlsread('Bagas_percobaan2C.xlsx')
x=dataC(:,2);
t=dataC(:,3);
N=length(x);
GC1=ones(1,N);
GC2=x.^2;
G=[GC1' GC2];
dC=t;
mC=inv(G'*G)*G'*dC
tc=mC(1)+mC(2)*x.^2;
dt=[t tc];
Vel=sqrt(1/mC(2))
Zdepth=sqrt(Vel.^2*mC(1)/4
Selesai
B. Kode-Kode Program
PengukuranTemperatur
% ==>>PraktikumPemodelanGeofisika<<==
% ===FORMULAS INVERSI LINIER===
% ===PengukuranTemperatur==
% Baca Data Pengamatan
dataA=xlsread('Bagas_percobaan2A.xlsx');
z=dataA(:,2);
T=dataA(:,3);
N=length(z);
GA1=ones(1,N);
GA2=z;
GA3=z.^2;
G=[GA1' GA2 GA3];
dA=T;
mA=inv(G'*G)*G'*dA;%formulasiinversi linier
Tc=mA(1)+mA(2)*z+mA(3)*z.^2;
dT=[T Tc];
plot(z,T,'-*r'); hold on
plot(z,Tc,'-sg'); hold on
title('FormulasiInversi Linier Kedalaman vs Temperatur ');
xlabel('Kedalaman (z)');
ylabel('Temperatur (T)');
legend('z,T','z,Tc');
grid on
PengukuranPercepatanGravitasi
% ==>>PraktikumPemodelanGeofisika<<==
% ===FORMULAS INVERSI LINIER===
% ===PengukuranPercepatanGravitasi==
% Baca Data Pengamatan
dataB=xlsread('Bagas_percobaan2B.xlsx');
t=dataB(:,2);
H=dataB(:,3);
plot(t,H)
N=length(t);
GB1=ones(1,N);
GB2=t;
GB3=t.^2;
G=[GB1' GB2 GB3];
dB=H;
mB=inv(G'*G)*G'*dB;%formulasiinversi linier
Hc=mB(1)+mB(2)*t+mB(3)*t.^2;
dH=[H Hc];
plot(t,H,'-*k'); hold on
plot(t,Hc,'-mo'); hold on
title('FormulasiInversi Linier waktu vs Kedalaman');
xlabel('waktu (t)');
ylabel('Ketinggian (H)');
legend('t,H','t,Hc');
grid on
PengukuranSeismikRefleksidenganReflektorDatar
% ==>>PraktikumPemodelanGeofisika<<==
% ===FORMULAS INVERSI LINIER===
% ==PengukuranSeismikRefleksidenganReflektorDatar==
% Baca Data Pengamatan
dataC=xlsread('Bagas_percobaan2C.xlsx');
x=dataC(:,2);
t=dataC(:,3);
N=length(x);
GC1=ones(1,N);
GC2=x.^2;
G=[GC1' GC2];
dC=t;
mC=inv(G'*G)*G'*dC%FormulasiInversi Linier
tc=mC(1)+mC(2)*x.^2;
dt=[t tc];
Vel=sqrt(1/mC(2))
Zdepth=sqrt(Vel.^2*mC(1)/4)
plot(x,t,'y*-'); hold on
plot(x,tc,'md-'); hold on
title('FormulasiInversi Linier Offset vs Travel Time');
xlabel('offset (x)');
ylabel('Travel Time (t)');
legend('x,t','x,tc');
grid on
C. Gambar atauGrafik
PengukuranGrafikFormulasiInversiTemperatur
GrafikFormulasiInversiPengukuranPercepatanGravitasi
GrafikFormulasiInversiSeismikRefleksidenganReflektorDatar
D. Analisis Hasil
PengukuranTemperatur
>> Asniar_Percobaan2A
>> G
G=
1 2 4
1 5 25
1 8 64
1 10 100
1 13 169
1 16 256
1 20 400
1 23 529
1 27 729
1 31 961
1 34 1156
1 37 1369
1 40 1600
>>mA
mA =
29.2095
-0.5042
0.0395
>> Tc
Tc =
28.3591
27.6761
27.7041
28.1179
29.3311
31.2553
34.9271
38.5105
44.3945
51.5427
57.7334
64.6352
72.2480
>>dT
dT =
27.1840 28.3591
27.5940 27.6761
28.2420 27.7041
28.8500 28.1179
30.0930 29.3311
31.8130 31.2553
35.0000 34.9271
38.1770 38.5105
43.6310 44.3945
50.6700 51.5427
57.1170 57.7334
64.6640 64.6352
73.4000 72.2480
>>dA
dA =
27.1840
27.5940
28.2420
28.8500
30.0930
31.8130
35.0000
38.1770
43.6310
50.6700
57.1170
64.6640
73.4000
PengukuranPercepatanGravitasi
>> Asniar_percobaan2B
>> G
G=
1.0000 0 0
1.0000 0.1500 0.0225
1.0000 0.3000 0.0900
1.0000 0.4500 0.2025
1.0000 0.6000 0.3600
1.0000 0.7500 0.5625
1.0000 0.9000 0.8100
1.0000 1.0500 1.1025
1.0000 1.2000 1.4400
1.0000 1.3500 1.8225
1.0000 1.5000 2.2500
1.0000 1.6500 2.7225
1.0000 1.8000 3.2400
1.0000 1.9500 3.8025
1.0000 2.1000 4.4100
1.0000 2.2500 5.0625
1.0000 2.4000 5.7600
1.0000 2.5500 6.5025
1.0000 2.7000 7.2900
1.0000 2.8500 8.1225
1.0000 3.0000 9.0000
>>dB
dB =
10.0000
9.1925
8.4200
7.6824
6.9799
6.3123
5.6798
5.0822
4.5196
3.9920
3.4994
3.0417
2.6191
2.2314
1.8788
1.5611
1.2784
1.0307
0.8180
0.6402
0.4975
>>mB
mB =
10.0000
-5.5000
0.7775
>>Hc
Hc =
10.0000
9.1925
8.4200
7.6824
6.9799
6.3123
5.6798
5.0822
4.5196
3.9920
3.4994
3.0417
2.6191
2.2314
1.8788
1.5611
1.2784
1.0307
0.8180
0.6402
0.4975
>>dH
dH =
10.0000 10.0000
9.1925 9.1925
8.4200 8.4200
7.6824 7.6824
6.9799 6.9799
6.3123 6.3123
5.6798 5.6798
5.0822 5.0822
4.5196 4.5196
3.9920 3.9920
3.4994 3.4994
3.0417 3.0417
2.6191 2.6191
2.2314 2.2314
1.8788 1.8788
1.5611 1.5611
1.2784 1.2784
1.0307 1.0307
0.8180 0.8180
0.6402 0.6402
0.4975 0.4975
SeismikRefleksidenganReflektorDatar
>> Asniar_percobaan2C
>> G
G=
1 400
1 1600
1 3600
1 6400
1 10000
1 14400
1 19600
1 25600
1 32400
1 40000
1 48400
1 57600
1 67600
1 78400
1 90000
1 102400
1 115600
1 129600
1 144400
1 160000
1 176400
1 193600
1 211600
1 230400
1 250000
1 270400
1 291600
1 313600
1 336400
1 360000
1 384400
1 409600
1 435600
1 462400
1 490000
>>tc
tc =
0.4352
0.4354
0.4357
0.4361
0.4367
0.4374
0.4383
0.4393
0.4404
0.4416
0.4430
0.4445
0.4461
0.4479
0.4498
0.4518
0.4539
0.4562
0.4586
0.4612
0.4638
0.4666
0.4696
0.4726
0.4758
0.4792
0.4826
0.4862
0.4899
0.4938
0.4977
0.5018
0.5061
0.5104
0.5149
>>mC
mC =
0.4351
0.0000
>>Vel
Vel =
2.4773e+03
>>Zdepth
Zdepth =
817.0459
E. Pembahasan
Praktikum ini terdiri atas tiga percobaan yang antara lain
pengukuran temperatur bawah permukaan pada sebuah lokasi bekas
penambangan batu bara selanjutnya untuk percobaan ke dua adalah
pengukuran percepatan gravitasi pada suatu planet yang menjadi
obyek penelitian dengan menggunakan kamera dengan cara
melepaskan benda berupa bola padat dari sebuah ketinggian,
percobaan ke tiga yaitu pengukuran seismik dengan reflektor daftar
yang di lakukan oleh sekelompok mahasiswa Teknik Geofisika
Unversitas Halu Oleo.
Percobaan pertama yaitu pengukuran temperatur terhadap
kedalaman yang plotingnya menghasilkan inversi model parabolik,
kita dapat melihat ciri-ciri untuk menyelesaikan inversi model
parabolik yaitu dengan rumus y = m1 + m3x2 , selanjutnya kita bisa
mengaplikasikan inversi model parabolik pada kasus lain yang
penting dapat memenuhi persamaan di atas.
Percobaan kedua membahas tentang percepatan grafitasi suatu
planet, pada kasus ini menggunakan rumus GLBB untuk
menyelesaikan eksperimennya dengan mencari paremeter yang tidak
diketahui yaitu percepatan gravitasi dan kecepatan awal untuk
mengetahui kedua parameter yang tidak di ketahui kita harus
menggunakan pemodelan inversi pada kasus ini menggunakan inversi
model parabola karena memenuhi persamaan y=m1+m2x+m3x2.
Percobaan ini di lakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai
kecepatan awal saat bola padat dilepas dan nilai percepatan grafitasi
dengan menggunakan formulasi inversi linier. Sehingga diperoleh
kecepatan awal saat bola padat di lepas yaitu sebesar m1 =v0 =10 m/s
sedangkan percepatan gravitasinya di peroleh dari m2 dimna m2=-
1/2g =-5.5 m/s. Pada percobaan ini memperlihatkan kurva atau
grafik hasil inversi parabola.
Percobaan ketiga membahas tengtang seicmic pada reflector
tunggal horizontaln, kasus ini kita akan mencari parameter velocity
dan kedalaman yang belum diketahui dengan menggunakan program
matlab kita menghasilkan nilai velocity yaitu sebesar 2555.146 m/s
dan kedalaman sebesar 555.034 m.
6. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan contoh kasus pada praktikum ini adalah
aplikasi dari invers model parabolik yang dimana dalam
pemodelanyna terlihat bahwa matrik karnel kerap kali berubah-ubah
sesuai dengan model metematika. Jadi model matematika secara
otomatis akan mempengaruhi bentuk rupa matrik karnelnya.
DAFTAR PUSTAKA
Supriyanto. 2007. Analisis Data Geofisika :MemahamiTeoriInversi(Edisi I).
DepartemenFisika-FMIPA :Universitas Indonesia.
Grandis, Hendra.2009.
PengantarPemodelanInversiGeofisika.InstitutTeknologiBandung :
Bandung