Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai budaya dapat mempengaruhi peran atau hasil dari interaksi antara
dengan hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi baik dalam
bidang akuntansi keuangan, auditing maupun akuntansi manajemen. Hal ini juga
dianggap sebagai bidang akuntansi yang khusus (Siegel dan Marconi, 1989).
Menurut Siegel dan Marconi (1989), ada tiga bagian pengaruh perilaku
yang ketat dan yang longgar dapat mempengaruhi desain sistem pengawasan.
kepuasan kerja, dan kerja sama. Misalnya bagaimana budget yang dapat
menciptakan produktivitas atau motivasi, budget yang ketat atau longgar. Ketiga,
11
12
Penganggaran), tujuan utama dari bagian ini adalah bagaimana formulasi tujuan
operasional perusahaan dan interaksi perilaku individu dalam proses ini. Decision
Making (Pengambilan Keputusan), tujuan utama bagian ini adalah aspek perilaku
ketegangan dalam dirinya. Motivasi dalam diri seseorang dapat terbentuk melalui
beberapa tahap, maka untuk mengetahui secara jelas proses dari terbentuknya
sebuah motivasi secara umum dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini :
13
Unsatisfied
Tension
Drives
Search
Satisfied need
Reduction of
Gambar 2.1
Proses Motivasi
Sumber: Rivai dan Jauvani (2009)
mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencari jalan atau tindakan
untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri
kehidupan manusia selalu timbul kebutuhan dan yang bersngkutan merasa perlu
Sesuatu itu adalah upaya mencari jalan keluar agar ketegangan yang dihadapi
tidak berlanjut (Search). Jika upaya dalam mencari jalan keluar yang diambil
sekali. Alasannya adalah bahwa kebutuhan yang sama cepat atau lambat akan
14
timbul kemudian, mungkin dalam bentuk yang baru dan mungkin pula dengan
proses motivasi. Yang pertama, dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih
Kedua, dalam komunikasi yang baik tidak hanya dilihat dari sudut kepentingan
pimpinan atau perusahaan, tetapi juga dari keinginan karyawan. Ketiga, dalam
proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang yang baik dengan karyawan.
Karyawan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang
harus dipenuhi secara intensif. Keempat, proses motivasi perlu untuk menyatukan
membentuk team work yang terkordinir dengan baik untuk mencapai tujuan
perusahaan.
dorongan dari diri sendiri maupun dari luar diri pegawai. Selain itu motivasi dapat
Hariandja (2009), motivasi adalah sebagai faktor – faktor yang mengarahkan dan
yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah. Sedangkan menurut
sebagai berikut:
penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor
“Teori ini lebih dikenal dengan teori X dan Y dari McGregor dimana pada
teori tersebut manusia dibedakan kedalam dua kategori yaitu manusia X
dan manusia Y berdasarkan asumsi-asumsi tertentu diantaranya:
Menurut Teori X, empat asumsi yang dipegang para manajer adalah
sebagai berikut:
a. Karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bila dimungkinkan
akan mencoba menghindarinya
b. Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi,
atau diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan
formal
d. Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain
yang terkait dengan kerja dan akan menunjukan ambisi yang rendah
Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini,
McGregor mencatat empat asumsi positif yang disebutnya sebagai teori Y:
a. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama
dengan istirahat atau bermain
b. Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika
mereka memiliki komitmen pada sasaran
c. Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima bahkan mengusahakan
tanggung jawab
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke semua
orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen
Motivasi yang diterapkan kepada pegawai yang tergolong dalam kategori
manusia Y ini adalah motivasi positif yaitu dengan member pujian,
penghargaan, dan tindakan lain yang bersifat positif”.
17
“Teori ini sering disebut juga sebagai Teori Motivasi dan Higiene
(Motivation Hygiene Theory). Penelitian yang dilakukan dalam
pengembangan teori ini dikaitkan dengan pandangan para pegawai tentang
pekerjaannya. Hasil temuannya menunjukan bahwa jika para pegawai
berpandangan positif terhadap pekerjaannya, dalam diri mereka tidak ada
kepuasan, bukan ketidakpuasan seperti umumnya dikemukakan oleh para
pakar motivasi lainnya. Penekanan pada teori ini adalah jika tingkat
kepuasan para pegawai tinggi aspek motivasilah yang penting. Tetapi jika
tidak ada kepuasan, aspek higiene lah yang menonjol. Menurut teori ini
faktor-faktor yang mendorong aspek motivasi adalah:
1. Prestasi atau achievement
2. Pengakuan atau recognition
3. Pekerjaan itu sendiri atau the work in self
4. Tanggung jawab atau responsibility
5. Kemajuan atau advancement
Sedangkan pada faktor-faktor higiene meliputi:
1. Kebijakan dan administrasi perusahaan
2. Supervisi
3. Hubungan dengan para supervisor
4. Kondisi kerja
5. Gaji
6. Kehidupan pribadi
7. Hubungan dengan para bawahan
8. Status dan kepastian”
3. Teori “ERG”
“Salah satu teori yang populer dikalangan praktisi manajemen ialah teori
yang dikembangkan oleh David McClelland seorang ahli psikolog dari
Universitas Harvard. Teori tersebut dikenal dengan Teori Kebutuhan yang
18
diatas prestasi standar, dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan
2. Motivasi Negatif
akan meningkat karena takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu yang
perhatian.
kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Namun, cara-cara
masing-masing.
pengaruh) dari luar diri. Kata ini mengindikasikan ada yang akan
kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
Halim, 1998).
kepadanya.
rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset,
pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan
keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan
sistem pengendalian internal adalah sistem, struktur atau prosedur yang saling
proses bisnis yang ada pada perusahaan. Fokus utama pada COBIT yaitu
manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan
keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa
unsur- unsur. Menurut Sukrisno Agoes (2008), pengendalian internal terdiri dari
tersebut adalah :
c. Struktur organisasi
d. Komite audit
g. Pengaruh eksternal
informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang
5. Pemantauan (Monitoring)
Gambar 2.2
Model COSO Framework
tegas.
Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam tercatat
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat
teratur.
oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan
27
dari yang lain, agar tercipta internal check yang baik dalam
pelaksanaan tugasnya.
tersebut.
pekerjaannya.
berikut:
kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu dalam segala aspek usaha, dan
untuk mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien.
internal yang baik, akan mampu mendorong setiap peronal untuk dapat
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang), atau juga
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai
kepadanya (Mangkunegara, 2007). Arti penting dari kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
menurut Prawirosentono (2008), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang
orgaisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai sengan
suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara nyata dapat
tercermin keluaran yang dihasilkan. Terakhir menurut Rivai (2008), kinerja adalah
perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
pada periode tertentu berdasarkan alat ukur yang digunakan baik kualitas maupun
Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yag tidak dapat diisahkan karena
output melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk
kemampuan atau prestasi kerja yang telah dicapai oleh para personil atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, untuk melaksanakan fungsi, tugas dan
2008).
31
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas
informasi yang ada. Pengukuran kinerja karyawan ini melihat dampak sistem
kinerja, penilaian kinerja dan menjadikan pemakai lebih produktif dan kreatif.
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan
ukur dengan menggunakan indikator menurut Tsui, Anne S., Jone L., Pearce dan
pekerjaan, dimana suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat
atau tidak melampaui batas waktu yang di sediakan sehingga tujuannya akan
dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi
tugas dan peran serta tingkat motivasi pekerja. Apabila kinerja tiap individu atau
karyawan baik, maka diharapkan kinerja perusahaan akan baik pula. Kemudian
yaitu jumlah dan komposisi dari kompensasi yang diberikan, penempatan kerja
yang tepat, pelatihan dan promosi, rasa aman di masa depan (dengan adanya
pemimpin.
Sedangkan menurut Wirawan (2009), standar kinerja adalah target, sasaran, tujuan
pengetahuan dan waktu kerjanya untuk mencapai apa yang ditentukan oleh
standar kinerja.
Pencapaian kinerja karyawan dapat dinilai dari tiga hal, yaitu : penilaian
bagian yang tak terpisahkan atau sebagai akibat kepemilikan wewenang. Disiplin,
merupakan taat hukum dan aturan yang berlaku. Disiplin karyawan adalah
kreatifitas dalam bentuk suatu ide yang berkaitan dengan tujuan perusahaan.
bekerja sesuai yang diharapkan, maka dalam diri karyawan harus ditumbuhkan
motivasi bekerja untuk meraih segala sesuatu yang menjadi tujuan organisasi.
pendistribusian penghargaan.
Robbins, 2003).
produktivitas kerja tercapai. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja
35
tepat. Artinya pekerjaan dilakukan sesuai standar yang benar dan dalam skala
2005).
yang lebih baik. Hasil penelitian Sutadji (2008) yang membuktikan bahwa
Sesuai dengan pendapat David Mc. Clelland (2006) yang mengatakan bahwa
motivasi kerja karyawan akan timbul bila ada pemuasan kebutuhan, yaitu:
karyawan. Semakin tinggi motivasi karyawan akan semakin tinggi pula kinerja
suatu hasil kinerja pelayanan pegawai yang baik dan unggul perlu adanya
36
berkaitan. Semakin tinggi motivasi yang diberikan, maka semakin tinggi pula
kinerja karyawan. Hubungan antara motivasi dan kinerja berbanding lurus, artinya
bahwa semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja yang
dihasilkan juga tinggi. Begitu juga sebaliknya ketika motivasi karyawan semakin
rendah dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan akan semakin rendah dan
kurang optimal. Sedangkan karyawan dapat bekerja dengan baik bila memiliki
kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula.
Lebih lanjut Hasil penelitian yang dilakukan oleh Listianto dan Setiaji
penerapan Motivasi Kerja secara memadai dapat memberikan hasil yang baik
karyawan.
37
H1
Motivasi Kerja Kinerja Karyawan
X1 Y
motivasi pegawai sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik, karena kinerja
apabila ada komitmen diantara pihak-pihak yang terkait dalam organisasi, baik
sebagai individu maupun kelompok (Dettie Adhama, 2014). Hal ini dimaksudkan
agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik seperti yang dikemukakan oleh
mencapai tujuan tersebut, hal ini sejalan dengan pernyataan COSO yang
38
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Wilayah Bandung),
kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Sarita Permata (2012) yang
X2 Y
seseorang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat fisik, motivasi, umur, jenis
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bier Jannah (2010) yang berjudul
dan motivasi kerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja
Kinerja Berbasis Good Governance (Studi kasus pada Sekretariat Daerah Provinsi
Motivasi Kerja
X1
Kinerja Karyawan
H3
Y
Pengendalian Internal
X2