Professional Documents
Culture Documents
“Efektifitas Terapi Bekam Menurunkan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada
Penderita Hiperurisemia”
Disusun oleh :
PSIK 2015 A
Penderita Hiperurisemia”
Pendahuluan
Asam urat adalah asam berbentuk kristal yang merupakan produk akhir dari
metabolisme atau pemecahan purin (bentuk turunan nucleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah purin terdapat
dalam tubuh dan dijumpai pada makanan dari sel hidup, yaitu makanan dari tanaman (sayur,
buah, kacang-kacangan) maupun dari hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Setiap orang
memiliki asam urat didalam tubuh, karena pada setiap metabolism normal dihasilkan asam
urat (Dhalimarta S, 2008)
Senyawa asam urat memiliki sifat sukar larut dan mudah mengendap jika kadarnya
meningkat beberapa milligram saja. Asam urat diekresi melalui ginjal (sebagian besar) dan
saluran cerna (sebagian kecil). Kadar asam urat seseorang tergantung usia dan jenis kelamin.
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buahbuahan juga terdapat purin. Purin
juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena
penyakit tertentu (Hidayat, 2007)
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di
atas normal. Batasan dikatakan hiperurisemia jika nilai kadar asam urat diatas 7 mg% pada
laki-laki dan diatas 6 mg% pada perempuan (Wortmann, 2009). Kadar asam urat dalam
serum merupakan hasil keseimbangan antara proses produksi dan sekresi. Ketika terjadi
ketidakseimbangan dua proses tersebut maka terjadi keadaan hiperurisemia, yang
menimbulkan hipersaturasi asam urat yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati
ambang batasnya, sehingga merangsang timbunan urat dalam bentuk garamnya terutama
monosodium urat di berbagai tempat jaringan (Hidayat, 2009).
Hiperurisemia yang lama dapat merusak sendi, jaringan lunak dan ginjal.
Hiperurisemia bisa juga tidak menampakkan gejala klinis/ asimptomatis. Dua pertiga dari
hiperurisemia tidak menampakkan gejala klinis.
Dari Anas bin Malik r.a,(ditanya) mengenai Hijamah, beliau berkata : bahwa Sesungguhnya
Rasulullah ber-bekam/hijamah dan memerintahkan keluarga beliau dan Rasulullah bersabda:
Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah dengan Hijamah.Hadis dari Ibnu Abi
Umar juga menyebutkan demikian (Shahih Muslim 1577)
المعجم الكبير.”ُاس ْال ِح َجا َمة َ ”أ َ ْف:سلَّ َم
ُ َّض ُل َما تَدَ َاوى بِ ِه الن َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ َع ْن، ٍَع ْن أَبِي َر َجاء
ُ قَا َل َر:َ قَال،َ س ُم َرة
َّ سو ُل
َ َِّللا
الطبراني
Dari Abi Raja’, dari Samurah r.a. berkata : bahwa Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
Sebaik-baik pengobatan yang manusia lakukan adalah dengan Hijamah. (Mu’jam Kabir – At
Thabrani)
Terapi bekam adalah metode penyembuhan dengan pengeluaran zat toksik yang tidak
tereksekresikan oleh tubuh melalui permukaan kulit dengan cara melukai kulit dengan jarum
dilanjutkan dengan penghisapan menggunakan piranti kop (cup) yang divakumkan.(Sharaf,
Ahmad Razak, 2012).
Terdapat dua jenis terapi bekam yaitu bekam kering dan bekam basah. Bekam kering
merupakan bekam yang tidak diikuti dengan pengeluaran darah. Bekam kering cocok untuk
orang yang tidak tahan suntikan jarum, sayatan pisau dan takut melihat darah. Kulit yang
dibekam akan tampak memar selama 1-2 minggu. Bekam ini sedotannya hanya sekali dan di
biarkan selama 5-10 menit. Bekam basah diawali dengan bekam kering, kemudian
permukaan kulit disayat menggunakan lanset (jarum tajam), kemudian di sekitarnya disedot
untuk mengeluarkan sisa-sisa toksik dari tubuh atau badan. (Sugiyo, 2009)
Ada beberapa penelitian tentang bekam yang menyimpulkan bahwa bekam dapat
memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Bekam juga diketahui dapat
meningkatkan kemampuan regenerasi eritrosit. Penelitian yang dilakukan oleh Yunani
Hastuti 2014 Kadar asam urat sebelum dilakukan terapi bekam pada responden di
Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara rata-rata 9,42. Kagdar asam urat
sesudah dilakukan terapi bekam pada responden di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling
Kabupaten Jepara rata-rata 9,11. Menurut Dian Nurafifah, 2014 Berdasarkan hasil penelitian
nya dapat disimpulkan bahwa lebih dari sebagian responden yang diberikan bekam kering
mengalami penurunan kadar asam urat, seluruh responden yang diberikan bekam basah
mengalami penurunan kadar asam urat, dan terdapat perbedaan efektifitas antara bekam
basah dan bekam kering dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah. Dan menurut
penelitian dari Sri Widodo, 2017 pada penelitian nya melibatkan dua kelompok responden,
yaitu: kelompok A responden sebanyak 5 orang yang diberikan perlakukan terapi bekam
basah sebanyak 2 kali dengan jeda waktu selama 30 hari dan dengan jumlah titik bekam
sebanyak 5 titik dan kelompok B responden sebanyak 5 orang yang diberi perlakuan terapi
bekam basah sebanyak 2 kali dengan jeda waktu selama 30 hari dengan jumlah titik bekam
sebanyak 5 titik (ketentuan titik bekam yang berbeda sesuai yang sudah ditentukan)
Perlakuan terapi bekam basah tidak mempunyai efek atau pengaruh yang bermakna secara
statistik meskipun secara keseluruhan terdapat kecenderungan penurunan kadar asam urat
dalam darah, nilai p sebesar 0,266 (>0,05) untuk tahap 1 kelompok A dan nilai p sebesar
0,263 (>0,05) untuk tahap 2, sedangkan kelompok B diperoleh nilai p sebesar 0,900 (>0,05)
pada tahap 1 dan nilai p sebesar 0,308 (>0,05) pada tahap 2.
Pembahasan Bekam
Pada pembekaman, dimana terjadi bendungan lokal, stimulasi titik meridian, hipoksia
dan radang, dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Lima belas hari
setelah pembekaman terbukti terjadi peningkatan elastisitas spektrin (Widada, 2011), dapat
menstimulasi kerja sistem kekebalan tubuh: sel pembunuh alami, sehingga daya tahan tubuh
meningkat, baik sebagai pencegahan maupun perlawanan terhadap penyakit (Widada, 2011).
Kesimpulan
Nurafifah, Dina, 2014. Perbedaan Efektifitas Bekam Basah Dan Kering Dalam
Menurunkan Kadar Asam Urat Darah Pada Penderita Asam Urat (GOUT). STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
Hidayaturrofiah, dkk. 2014. Pengaruh Terapi Bekam Teradap Kadar Asam Urat pada
Penderita AsamUrat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.
STIKes Karya Husada Semarang. 21.
Putra, T.R. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: InternaPublishing.
Umar, Wadda’. (2011). Sembuh Dengan Satu Titik, Bagian Ke Dua Mengungkap
Tujuh Penyakit Kronis. Surabaya: Thibbia
Widada, W. 2011. Pengaruh Bekam Terhadap Peningkatan Sistem Kekebalam
Tubuh: Sel Limfosit T Sitotoksik. Jember: Universitas Muhammadiyah.
Widodo, Sri dan A. Mustofa. 2017. Bekam Basah Menurunkan Kadar Asam Urat
dalam Darah pada Penderita Hiperurisemia di Kota Semarang. Prosiding Seminar
Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Semarang. 361-370.