You are on page 1of 7

ESSAY TERAPI COMPLEMENTER

“Efektifitas Terapi Bekam Menurunkan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada
Penderita Hiperurisemia”

Disusun oleh :

Rutfika Aiman Hidayat


11151040000036

PSIK 2015 A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
“Efektifitas Terapi Bekam Menurunkan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada

Penderita Hiperurisemia”

Pendahuluan

Asam urat adalah asam berbentuk kristal yang merupakan produk akhir dari
metabolisme atau pemecahan purin (bentuk turunan nucleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah purin terdapat
dalam tubuh dan dijumpai pada makanan dari sel hidup, yaitu makanan dari tanaman (sayur,
buah, kacang-kacangan) maupun dari hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Setiap orang
memiliki asam urat didalam tubuh, karena pada setiap metabolism normal dihasilkan asam
urat (Dhalimarta S, 2008)

Senyawa asam urat memiliki sifat sukar larut dan mudah mengendap jika kadarnya
meningkat beberapa milligram saja. Asam urat diekresi melalui ginjal (sebagian besar) dan
saluran cerna (sebagian kecil). Kadar asam urat seseorang tergantung usia dan jenis kelamin.

Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buahbuahan juga terdapat purin. Purin
juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena
penyakit tertentu (Hidayat, 2007)

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di
atas normal. Batasan dikatakan hiperurisemia jika nilai kadar asam urat diatas 7 mg% pada
laki-laki dan diatas 6 mg% pada perempuan (Wortmann, 2009). Kadar asam urat dalam
serum merupakan hasil keseimbangan antara proses produksi dan sekresi. Ketika terjadi
ketidakseimbangan dua proses tersebut maka terjadi keadaan hiperurisemia, yang
menimbulkan hipersaturasi asam urat yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati
ambang batasnya, sehingga merangsang timbunan urat dalam bentuk garamnya terutama
monosodium urat di berbagai tempat jaringan (Hidayat, 2009).

Apa akibat dari hiperurisemia?


Hiperurisemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan gout atau pirai, namun tidak
semua hiperurisemia akan menimbulkan kelainan patologi berupa gout dengan manifestasi
kelainan artritis pirai atau artritis gout, pembentukan tophus, kelainan ginjal berupa nefropati
urat dan pembentukan batu urat pada saluran perkemihan (Putra, 2009). Hidayat, 2009.,
menyatakan bahwa gout dengan lantar belakang yaitu hiperurisemia, masih menjadi masalah
yang serius, dengan manifestasi tidak hanya terbatas pada sendi, namun juga bisa
menimbulkan gangguan fungsi ginjal hingga kondisi gagal ginjal kronik, jantung dan mata.
Penegakkan diagnosis dan penanganan yang tepat diperlukan untuk meminimalisir berbagai
komplikasi akibat keadaan ini. Edukasi yang baik dan perubahan pola hidup termasuk diet
harus dilakukan. Selanjutnya diperlukan juga terapi farmakologis untuk serangan akut, terapi
pencegahan dan terapi jangka panjang berupa urate-lowering agent, baik golongan xanthine
oxidase inhibitor maupun uricosuric agent.

Hiperurisemia yang lama dapat merusak sendi, jaringan lunak dan ginjal.
Hiperurisemia bisa juga tidak menampakkan gejala klinis/ asimptomatis. Dua pertiga dari
hiperurisemia tidak menampakkan gejala klinis.

Apakah ada solusinya?

Biasanya untuk pencegahan hiperurisemia penderita disarankan untuk melakukan diet


rendah purin yang baik dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7mg/dl, dan bisa juga dengan
konsumsi salah satu produk alami seperti sidaguri, habbatussauda, brotowali, teh hijau. Salah
satu pengobatan komplementer yang sudah banyak dilakukan masyarakat yaitu Hijamah
(bekam).

Bekam dianggap sebagai pengobatan alternatif, tetapi sekarang banyak masyarakat


yang telah mengakui bahwa bekam dalah pengobatan solutif bahkan utama dilakukan ketika
sakit maupun sehat untuk merawat dan memanjakan kesehatan tubuh. Terapi bekam
merupakan pengobatan yang paling diutamakan oleh Rasulullah SAW.

‫ط َع ٍام‬َ ‫صا َعي ِْن ِم ْن‬ َ ‫ط ْيبَةَ فَأ َ َم َر لَهُ ِب‬


َ ‫سلَّ َم َح َج َمهُ أَبُو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ب ْال َح َّج ِام فَقَا َل احْ ت َ َج َم َر‬ ُ ‫سئِ َل أَن‬
ِ ‫َس ْبنُ َمالِكٍ َع ْن َك ْس‬ ُ
‫ض َل َما تَدَ َاو ْيت ُ ْم ِب ِه ْال ِح َجا َمةُ أ َ ْو ه َُو ِم ْن أَ ْمثَ ِل دَ َوائِ ُك ْم‬َ ‫اج ِه َوقَا َل إِ َّن أ َ ْف‬
ِ ‫ضعُوا َع ْنهُ ِم ْن خ ََر‬ َ ‫َوك ََّل َم أ َ ْهلَهُ فَ َو‬

Dari Anas bin Malik r.a,(ditanya) mengenai Hijamah, beliau berkata : bahwa Sesungguhnya
Rasulullah ber-bekam/hijamah dan memerintahkan keluarga beliau dan Rasulullah bersabda:
Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah dengan Hijamah.Hadis dari Ibnu Abi
Umar juga menyebutkan demikian (Shahih Muslim 1577)
‫ المعجم الكبير‬.”ُ‫اس ْال ِح َجا َمة‬ َ ‫”أ َ ْف‬:‫سلَّ َم‬
ُ َّ‫ض ُل َما تَدَ َاوى بِ ِه الن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ َع ْن‬، ٍ‫َع ْن أَبِي َر َجاء‬
ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ قَال‬،َ ‫س ُم َرة‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬
‫الطبراني‬

Dari Abi Raja’, dari Samurah r.a. berkata : bahwa Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
Sebaik-baik pengobatan yang manusia lakukan adalah dengan Hijamah. (Mu’jam Kabir – At
Thabrani)

Terapi bekam adalah metode penyembuhan dengan pengeluaran zat toksik yang tidak
tereksekresikan oleh tubuh melalui permukaan kulit dengan cara melukai kulit dengan jarum
dilanjutkan dengan penghisapan menggunakan piranti kop (cup) yang divakumkan.(Sharaf,
Ahmad Razak, 2012).

Terdapat dua jenis terapi bekam yaitu bekam kering dan bekam basah. Bekam kering
merupakan bekam yang tidak diikuti dengan pengeluaran darah. Bekam kering cocok untuk
orang yang tidak tahan suntikan jarum, sayatan pisau dan takut melihat darah. Kulit yang
dibekam akan tampak memar selama 1-2 minggu. Bekam ini sedotannya hanya sekali dan di
biarkan selama 5-10 menit. Bekam basah diawali dengan bekam kering, kemudian
permukaan kulit disayat menggunakan lanset (jarum tajam), kemudian di sekitarnya disedot
untuk mengeluarkan sisa-sisa toksik dari tubuh atau badan. (Sugiyo, 2009)

Pengobatan alternatif dengan metode bekam, bukanlah hal baru di kalangan


masyarakat Indonesia. Pengobatan itu bahkan telah dipraktikkan ribuan tahun lalu dari Timur
Tengah hingga ke daratan Cina. Bekam mempunyai beberapa sebutan, seperti: canduk,
canthuk, kop, atau mambakan. Di eropa disebut cupping dan fire bottle. Dalam bahasa
mandarin disebut Pa Hou Kuan. Dalam bahasa arab disebut hijamah, dari kata al-hijmu yang
berarti pekerjaan, yaitu membekam. Al-Hajjam berarti ahli bekam. Maka secara bahasa,
bekam berarti menghisap. Menurut istilah, bekam berarti peristiwa penghisapan kulit,
penyayatan dan mengelurkan darahnya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di
dalam gelas (Umar, 2008)

Ada beberapa penelitian tentang bekam yang menyimpulkan bahwa bekam dapat
memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Bekam juga diketahui dapat
meningkatkan kemampuan regenerasi eritrosit. Penelitian yang dilakukan oleh Yunani
Hastuti 2014 Kadar asam urat sebelum dilakukan terapi bekam pada responden di
Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara rata-rata 9,42. Kagdar asam urat
sesudah dilakukan terapi bekam pada responden di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling
Kabupaten Jepara rata-rata 9,11. Menurut Dian Nurafifah, 2014 Berdasarkan hasil penelitian
nya dapat disimpulkan bahwa lebih dari sebagian responden yang diberikan bekam kering
mengalami penurunan kadar asam urat, seluruh responden yang diberikan bekam basah
mengalami penurunan kadar asam urat, dan terdapat perbedaan efektifitas antara bekam
basah dan bekam kering dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah. Dan menurut
penelitian dari Sri Widodo, 2017 pada penelitian nya melibatkan dua kelompok responden,
yaitu: kelompok A responden sebanyak 5 orang yang diberikan perlakukan terapi bekam
basah sebanyak 2 kali dengan jeda waktu selama 30 hari dan dengan jumlah titik bekam
sebanyak 5 titik dan kelompok B responden sebanyak 5 orang yang diberi perlakuan terapi
bekam basah sebanyak 2 kali dengan jeda waktu selama 30 hari dengan jumlah titik bekam
sebanyak 5 titik (ketentuan titik bekam yang berbeda sesuai yang sudah ditentukan)
Perlakuan terapi bekam basah tidak mempunyai efek atau pengaruh yang bermakna secara
statistik meskipun secara keseluruhan terdapat kecenderungan penurunan kadar asam urat
dalam darah, nilai p sebesar 0,266 (>0,05) untuk tahap 1 kelompok A dan nilai p sebesar
0,263 (>0,05) untuk tahap 2, sedangkan kelompok B diperoleh nilai p sebesar 0,900 (>0,05)
pada tahap 1 dan nilai p sebesar 0,308 (>0,05) pada tahap 2.

Pembahasan Bekam

Pada pembekaman, dimana terjadi bendungan lokal, stimulasi titik meridian, hipoksia
dan radang, dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Lima belas hari
setelah pembekaman terbukti terjadi peningkatan elastisitas spektrin (Widada, 2011), dapat
menstimulasi kerja sistem kekebalan tubuh: sel pembunuh alami, sehingga daya tahan tubuh
meningkat, baik sebagai pencegahan maupun perlawanan terhadap penyakit (Widada, 2011).

Ketidakseimbangan aktioksidan dan radikal bebas di dalam tubuh dalam kehidupan


sehari-hari akibat terpapar zat kimia dalam makanan, polusi udara, pestisida, kuman penyakit,
stress psikis dan lain-lain, disebut Stress oksidatif. Kondisi ini menyebabkan kadar oksidan
(radikal bebas) menjadi meningkat dan bersifat merusak. Konsekuensi awal dari
meningkatnya radikal bebas adalah gangguan oksigenasi pada mikrosirkulasi yang kemudian
berimbas pada perubahan fungsi system sel. Biasanya kondisi ini diatasi dengan pemberian
antioksidan. Namun karena system ini bersifat keseimbangan maka bila radikal bebas masuk
kedalam tubuh secara terus menerus maka sistem pertahanan tubuh lama-lama menurun.

1. Manfaat Terapi Bekam


a. Membersihkan darah dari racun-racun sisa makanan dan dapat meningkatkan
aktifitas saraf tulang belakang (vertebra).
b. Mengatasi tekanan darah yang tidak normal dan pengapuran pada pembuluh darah
(arteriosklerosis).
c. Menajamkan penglihatan dan membantu dalam pengobatan mata.
d. Mengatasi gangguan kulit
e. Mengobati masuk angin, darah tinggi, kolesterol, stroke, jantung dan asam urat.
f. Mengobati sakit pinggang, liver, sakit kepala, sakit mata, impotensi, sinusitis,
wasir dan maag.
2. Cara Bekam
Terapi bekam menggunakan tiga prinsip utama, yaitu penghisapan kulit, penyayatan,
dan pengeluaran darah. Secara umum, bekam mempunyai beberapa teknik yang
meliputi:
1) Teknik menghisap udara dan menarik kuloit dengan meliputi: Teknik pelemparan
api kedalam tabung
2) Teknik menghisap udara dan menarik kulit tidak dengan api, tetapi dengan
penghisap udara yaitu menggunakan tabung/pompa penghisap
3) Teknik lanjutan (teknik manipulasi) setelah dilakukan penghisapan kulit, baik
dengan api maupun tidak dengan api
4) Teknik pengeluaran darah (Caranya dengan menusuk kulit/disayat kecil)
5) Teknik bekam tanpa mengeluarkan darah, disebut hijamah jaaffah (bekam kering).

Kesimpulan

Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa Hijamah (Bekam) dapat


menurunkan kadar asam urat dalam darah, meningkatan elastisitas spektrin yang dapat
menstimulasi kerja sistem kekebalan tubuh: sel pembunuh alami, dan membantu
menyeimbangkan daya tahan tubuh manusia. Terapi hijamah (bekam) ada terapi
komplementer yang sangat cocok bagi masyarakat dan hijamah sendiri adalah pengobatan
yang Rasulullah SAW lakukan pada zaman nya, sehingga terbukti dan sudah tidak diragukan
lagi bahwa bekam sangat baik untuk pengobatan.
Daftar Pustaka

 Nurafifah, Dina, 2014. Perbedaan Efektifitas Bekam Basah Dan Kering Dalam
Menurunkan Kadar Asam Urat Darah Pada Penderita Asam Urat (GOUT). STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
 Hidayaturrofiah, dkk. 2014. Pengaruh Terapi Bekam Teradap Kadar Asam Urat pada
Penderita AsamUrat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.
STIKes Karya Husada Semarang. 21.
 Putra, T.R. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: InternaPublishing.
 Umar, Wadda’. (2011). Sembuh Dengan Satu Titik, Bagian Ke Dua Mengungkap
Tujuh Penyakit Kronis. Surabaya: Thibbia
 Widada, W. 2011. Pengaruh Bekam Terhadap Peningkatan Sistem Kekebalam
Tubuh: Sel Limfosit T Sitotoksik. Jember: Universitas Muhammadiyah.
 Widodo, Sri dan A. Mustofa. 2017. Bekam Basah Menurunkan Kadar Asam Urat
dalam Darah pada Penderita Hiperurisemia di Kota Semarang. Prosiding Seminar
Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Semarang. 361-370.

You might also like