Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari). Orang yang
mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal i
ni dapat membahayakan jiwa,khususnya pada nak dan orang tua.
Diare terutama diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak
saja di negara sedang berkembang tetapi juga di negara maju. Diperkirakan oleh WHO ada
sekitar 4 miliyar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta per tahun (Soewono,
2002). Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor satu
kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua
setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak
meninggal dunia karena diare.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapat gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada anak dengan Diare.
2. Tujuan Khusus.
Dengan pembuatan makalah mahasiswa mampu :
a. Mengerti dan memahami konsep dasar Diare.
b. Melakukan pengkajian pada pasien dengan Diare.
c. Menentukan diagnosa keperawatan dan merumuskan diagnosa prioritas Diare.
d. Menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan Diare
BAB II
13
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat
disertai frekuensi yang meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
B. Etiologi
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus),
parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak
kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
C. Manifestasi klinis
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual
dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan
perut berbunyi.
D. Pemeriksaan diagnostik
1. Laboratorium :
13
E. Penatalaksanaan
Rehidrasi
1. Jenis cairan
Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit, pedyalit setiap kali
diare.
Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
b) Cara parenteral
Cairan I : RL dan NS
Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL
D5 : RL = 4 : 1 + KCL
D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan.
2. Jalan pemberian
a) Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
b) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)
a) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih 13
kg : maka pemberianya adalah :
o BB (kg) x 50 cc
o BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.
F. Penyebab Diare
13
1. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air
minum
2. Infeksi berbagai macam virus.
3. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu).
4. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.
5. Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam
seseorang yang tidak cukup makan.
A. Pengkajian
1, Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.
Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang
kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada
anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enterik menyebar terutama
klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari
pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
13
BAB lebih dari 3 x
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA
campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia
toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan
sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
a) Pertumbuhan
Kenaikan BB karena umur 1 -3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10
cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya
berjumlah 14 – 16 buah
Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b) Perkembangan
9. Pemeriksaan Fisik
13
1. Sistem Neurologi
2. Sistem Penginderaan
3. Sistem Integumen
4. Sistem Kardiovaskuler
Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin
Inspeksi, pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah
pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat
karena vasodilatasi pembuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output
meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare akut
masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah
kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi
jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.
5. Sistem Pernafasan
13
Subyektif, sesak atau tidak
Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi,
irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor
pernafas inspirasi atau ekspirasi.
Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada
dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta
seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.
6. Sistem Pencernaan
7. Sistem Perkemihan
8. Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun
Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan
pengukuran berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.
13
C.. RENCANA KEPERAWATAN
Kriteria hasil :
- Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )
- Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
Intervensi :
R/ Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin.
Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak adekuat
untuk membersihkan sisa metabolisme.
4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
5) Kolaborasi :
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal
(kompensasi).
13
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik
untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk
menghambat endotoksin.
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak
dan air terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan
sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan
makanan dalam keadaan hangat
13
3) Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
dampak sekunder dari diare
Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil :
- Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan
mengganti pakaian bawah serta alasnya)
13
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan
keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskularisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi
dan iritasi .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea)
adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-
menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3,
diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari
1,5 juta orang per tahun. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi
(fructose, lactose), memakan makanan yang asam,pedas,atau bersantan secara berlebihan, dan
kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada
beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis
dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
13
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai
bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan
sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum
mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai
kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan
hasilnya adalah kotoran yang berair.Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus
tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan
makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus
umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit
atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa
bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau
botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun
penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang
usus buntu.Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama
dalam seseorang yang tidak cukup makan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC.
Jakarta.
2. Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
3. Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
4. Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta
13