You are on page 1of 8

Kesenyawaan Cobalt

a) Oksida
Cobalt (II) Oksida merupakan senyawa padatan berwarna hijau dibuat melalui pemanasan
Cobalt(II) karbonat atau nitrat pada suhu 11000C. Reaksi ini harus dilakukan dalam ruang bebas
oksigen, reaksinya sebagai berikut :
CoCO3 → CoO + CO2
2Co(NO3)2 → 2CoO + 4NO2 +O2
Cobalt(II) Oksida mempunyai struktur NaCl. Pada pemanasan 400–5000C dalam udara
dihasilkan senyawa Co3O4. Beberapa oksida lain yang dikenal antara lain Co2O3, CoO2 dan
oksoCobalttat (II) merah Na10[Co4O9].
b) Halida
Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan untuk
CoF2 dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl2. Halida klor berwarna biru terang.
Reaksi dari flourida atau senyawaan flourinasi lain pada Cobalt halida pada temperatur 300 –
4000C menghasilkan Cobalt(III) flourida yang merupakan senyawa berwarna coklat gelap yang
umumnya digunakan sebagai zat flourinasi. Cobalt(III) flourida dapat direduksi oleh air.
Senyawa yang sederhana misalnya CoF3 yang berupa padatan coklat mudah bereaksi dengan air
menghasilkan oksigen.
c) Sulfida
Dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan CoS
berwarna hitam.
Co2+ + H2S → CoS + 2H+
d) Garam
Bentuk garam Cobalt(II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat. Semua
garam hidrat Cobalt berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+ yang merupakan ion
terkoordinasi oktahedral.
Cobalt(II) hidroksida bersifat amphotir bila dilarutkan dalam hidroksida pekat
membentuk larutan berwarna biru yang mengandung ion [Co(OH)4]2-. Bentuk garam Cobalt(III)
sangat sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau CoF3.5H2O dan hidrat sulfat berwarna biru
Co2(SO4)3.18H2O.

2. Mineral yang Terkandung Pada Unsur Cobalt (Co)


Mineral Cobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs2), Cobalttite (CoAsS) dan Lemacite
(Co3S4). Sumber utama Cobalt disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam peleburan bijih
arsen dari Ni, Cu, dan Pb. Unsur Co umumnya terdapat dalam mineral piroksen, dan mineral
piroksen pada peridotit sangat sedikit dibandingkan dengan olivine maka persentase Co juga
sangat sedikit dibandingkan dengan Ni. Cobalt juga terdapat dalam meteorit.
Bijih mineral cobalt yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei
badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian tengah ke utara
Lautan Pasifik kemungkinan kaya cobalt dengan kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke
arah Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat lainnya.Unsur Cobalt di alam selalu
didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga dengan arsenik.
Cobalt terdapat dalam mineral kobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan
dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil
samping produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit. Unsur cobalt di alam selalu didapatkan
bergabung dengan nikel dan biasanya juga dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting antara
lain Smaltite (CoAs2), cobalttite (CoAsS) dan Lemacite ( Co3S4 ). Sumber utama cobalt disebut
“Speisses” yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.

3. Cara Memperoleh Unsur Cobalt (Co)


Cobalt murni tidak ditemukan di alam, tetapi senyawa dari cobalt yang umum. Sejumlah
kecil itu ditemukan di batuan paling, tanah, tumbuhan, dan hewan. Di alam, sering dikaitkan
dengan nikel, dan keduanya merupakan komponen kecil karakteristik dari besi meteorit.
Mamalia memerlukan sejumlah kecil kobalt yang merupakan dasar dari vitamin B12. Cobalt-60,
sebuah isotop radioaktif buatan yang dihasilkan dari kobalt, adalah perunut radioaktif penting
dan agen kanker pengobatan. Cobalt memiliki permeabilitas relatif dua per tiga yang dari besi.
kobalt logam terjadi sebagai dua struktur kristalografi: Hcp dan fcc. Suhu transisi ideal antara
Hcp dan struktur fcc adalah 450 ° C, tetapi dalam prakteknya, perbedaan energi sangat kecil
sehingga intergrowth acak dari dua umum.
Cobalt terdapat dalam mineral Cobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat bersamaan
dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum didapatkan sebagai hasil
samping produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit.
Bijih mineral cobalt yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei
badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian tengah ke utara
Lautan Pasifik kemungkinan kaya kobal dengan kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke
arah Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat lainnya.
CobalT (Co) adalah unsur yang immobile dan tidak larut sehingga unsur ini mengalami
pengkayaan relativ akibat proses pelapukan. Ketersediaan unsur kimia kobalt tersedia di dalam
banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, tangkai, dan kawat. Unsur kimia
Cobalt juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras dan mengandung metal serta
kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kimia Cobalt adalah batu bintang. Deposit bijih.
Cobalt-60 ( 60Co) adalah suatu isotop yang diproduksi menggunakan suatu sumber sinar (
radiasi energi tinggi). Unsur kimia/Cobalt mewarnai gelas/kaca serta memiliki suatu keindahan
warna kebiruan.
Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium ( NaOCl)
.Berikut reaksinya : 2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan
kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya :
2Co(OH)3 (heat) Co2O3+ 3H2O 2Co2O3 + 3C4Co(s) + 3CO2(g)

4. Kegunaan Unsur Cobalt (Co)


Adapun kegunaan dari logam cobalt adalah sebagai berikut :
1) Dapat dicampur dengan besi, nikel dan batang-batang rel lain untuk membuat Alnico, suatu
campuran logam memiliki kekuatan magnetis yang banyak digunakan mesin jet dan turbin gas
mesin/motor.
2) Alloy stellit, mengandung kobal, khrom, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan berat,
peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan dengan
kecepatan tinggi.
3) Digunakan sebagai bahan baja tahan-karat dan baja magnit.
4) Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas generator dan turbin pancaran.
5) Digunakan di dalam menyepuh listrik oleh karena penampilannya, kekerasan, dan perlawanan
ke oksidasi.
6) Digunakan untuk produksi warna biru permanen dan brilian untuk porselin, gelas/kaca, serta
barang tembikar, pekerjaan ubin dan email.
7) Logam Cobalt mempunyai kekuatan magnetis yang sering digunakan di berbagai sektor
industri. Contohnya untuk bahan magnit pada loudspeaker atau mikrofon serta bahan baja
tahan karat dan baja magnit.
8) Cobalt-60, merupakan artifical isotop, dimana sebagai suatu sumber sinar penting, dan secara
ekstensif digunakan sebagai agen radiotherapeutic. Cobalt-60 dapat memancarkan sinar
gamma yang mampu membunuh virus, bakteri, dan mikroorganisme patogen lainnya tanpa
merusak produk. Cobalt-60 digunakan untuk mengiradiasi sel kanker. Dengan dosis radiasi
tertentu yang terkendali, maka sel kanker akan terbunuh, sedangkan sel normal tidak akan
terpengaruh dan akan bertahan terhadap radiasi.
9) Digunakan sebagai campuran pigmen cat.

DAFTAR PUTAKA

Anonim A. 2009. Unsur Kobal. http://id.wikipedia.org/wiki/Kobal. Diakses tanggal 26 April 2011.

Cotton, F.A dan Geoffrey Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI-
Press ).
Oxford. 2005. Kamus Kimia Lengkap. Jakarta : Erlangga.

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta : PT. Kalman Media
Pusaka.
A. Kelimpahan di Alam
Cobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan
nomor atom 27. Cobalt merupakan unsur transisi yang terletak pada golongan 9 pada periode
keempat. Cobalt merupakan logam metalik yang berwarna sedikit berkilauan dan keabu-
abuan. Unsur Cobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga
dengan arsenik. Mineral Cobaltterpenting antara lain Smaltite (CoAs2) dan Cobaltite (CoAsS).
Sumber utama kobal disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari
Ni, Cu, dan Pb.
Di alam Cobalt terdapat dalam lapisan kerak bumi yaitu sekitar 0,004% (Heslop, 1961)
dari berat kerak bumi atau sekitar 30 ppm (Lee, 1991) dari kerak bumi. Terdapat banyak bijih
logam yang mengandung Cobalt (mineral Cobalt) yang dikomersilkan yaitu Cobalttit(CoAsS),
Smaltite (CoAs2) dan Linnaeite (Co3S4). Persenyawaan Cobalt yang ada di alam selalu
ditemukan dengan bijih logam nikel, terkadang juga bersamaan dengan bijih tembaga serta bijih
timbal. Negara-negara yang secara komersil memproduksi logam murni Cobalt dari mineralnya
di alam antara lain: Zaire (32,5%), Zambia (16%), Australia (11%), USSR (10%) dan Kanada
(9%). Bijih mineral kobal yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei badan
geologis Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian tengah ke utara Lautan
Pasifik kemungkinan kaya kobal dengan kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke arah
Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat lainnya.
B. Sifat-sifat Unsur Cobalt
1. Sifat Fisika
a. Logam berwarna abu-abu
b. Sedikit magnetis
c. Melebur pada suhu 14900C dan mendidih pada suhu 35200C
d. Memiliki 7 tingkat oksidasi yaitu-1, 0, +1, +2, +3, +4 dan +5
2. Sifat Kimia
a. Mudah larut dalam asam-asam mineral encer
b. Kurang reaktif
c. Dapat membentuk senyawa kompleks
d. Senyawanya umumnya berwarna
e. Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah
f. Senyawa-senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwara biru
g. Ion Co3+ tidak stabil, tetapi kompleks-kompleksnya stabil baik dalam bentuk larutan maupun
padatan
h. Kompleks-kompleks Co (II) dapat dioksidasi menjadi kompleks-kompleks Co (III)
i. Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam
j. Tahan korosi
C. Stabilitas Ion Cobalt
Stabilitas dari ion cobalt mempunyai kecenderungan menurun dari bilangan oksidasi tinggi
menuju bilangan oksidasi rendah dan terjadi peningkatan stabilitas tingkat oksidasi II relatif lebih
tinggi dibandingkan tingkat oksidasi III, sesuai dengan deret unsur periode pertama, yaitu Ti, V,
Cr, Mn, dan Fe, terakhir Co. Tingkat oksidasi tertinggi dari ion cobalt adalah V dan sangat
sedikit senyawaan yang dikenal. Untuk senyawaan ion cobalt (III) banyak dijumpai dengan
atom-atom donor (biasanya N) dan untuk ion cobalt (I) biasanya dengan ligan-ligan phi-aseptor.
Cobalt dengan tingkat oksidasi rendah (-1, 0, +1) hanya terdapat sedikit di alam, yaitu pada
beberapa senyawa kompleks Cobalt yang mengandung ligan dengan ikatan phi, misalnya CO,
NO dan juga CN. Tingkat oksidasi (-1) terdapat pada kompleks tetrahedral{Co(CO)4}- , dan
{Co(CO)3NO}. Co2(CO)8 merupakan kompleks Cobalt dengan tingkat oksidasi (0),
K4{Co(CN)4} dan {Co(PMe3)4} juga merupakan komplek Co dengan tingkat oksidasi nol.
Co(CNPh)5ClO4 merupakan kompleks Cobalt dengan muatan +1. Kompleks Cobalt dengan
tingkat oksidasi rendah hanya terjadi dengan ligan-ligan yang kuat dan mempunyai ikatan phi
seperti CO, NO dan CN, karena ligan-ligan terebut cukup kuat untuk menyebabkan terjadinya
pasangan spin pada atom pusat Cobalt sehingga tidak terjadi eksitasi electron keluar orbital yang
menyebabkan atom Cobalt mempunyai tingkat oksidasi yang lebih tinggi.
Co2+ merupakan tingkat oksidasi Co yang stabil dalam perenyawaannya di alam, tetapi
dalam persenyawaannya Co3+ tidak sestabil Co2+ . Namun pada senyawa kompleks, kompleks
Co3+ lebih stabil dari kompleks Co2+ . Hal ini disebabkan karena kation Co2+ dengan anion
seperti Cl-, Br-, SO42-, CO32- dan NO32- akan membentuk perenyawaan dalam bentuk garam-
garam dari asam yang umumnya larut dalam air. Selain itu juga terdapat CoO, Co(OH) 2 dan CoS
yang juga senyawa yang cukp stabil dalam arti senyawa terebut tidak mempunyai kecenderungan
untuk tereduksi serta tahan terhadap oksidasi karena harga potensialnya negatif.
Co2+ Co3++ e- E0Co3+/Co2+= - 1,84V
 E0 Co3+/Co2+ = - 1,84V
 E0 Co2+/Co = + 0,28
Berdasarkan harga potensial tersebut, Co3+ akan lebih mudah mengalami reduksi. Sehingga
seringkali disebutkan bahwa garam kobaltik sederhana Co3+ merupakan agen pengoksidasi yang
kuat. Maka dinyatakan persenyawaan Co2+ lebih stabil dibandingkan Co3+.
Jika pada persenyawaan biasa (misalnya kovalen atau ionik) Co2+ lebih stabil dibandingkan
Co3+, maka akan berlaku sebaliknya pada persenyawaan kompleks kedua tingkat oksidasi Co
tersebut. Yaitu kompleks Co3+ akan lebih stabil dibandingkan Co2+ yang keduanya merupakan
kompleks octahedral low spin. Hal ini disebabkan energy stabilisasi medan ligan Co3+ dengan
konfigurasi d6 low spin akan lebih besar dibandingkan kompleks Co2+ dengan konfigurasi d7 low
spin. Sehingga dalam senyawa kompleks (khususnya kompleks dengan struktur tetrahedral)
Co3+ akan lebih stabil dibandingkan Co2+.

D. Senyawa-senyawa Cobalt
1. Oksida
Cobalt (II) oksida merupakan senyawa berwarna hijau dibuat melalui pemanasan logam, cobalt
karbonat, atau nitrat pada suhu 11000C. Cobalt (II) oksida mempunyai struktur NaCl. Pada
pemanasan (400 – 500)0C dalam udara dihasilkan senyawa Co3O4. beberapa oksida lain yang
dikenal antara lain Co2O3, CoO2 dan oksocobalttat (II) merah Na10[Co4O9].
2. Halida
Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan untuk CoF2 dibuat
dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl2. Halida klor berwarna biru terang. Reaksi dari
flourida atau senyawaan flourinasi lain pada cobalt halida pada temperatur (300 – 400)0C
menghasilkan cobalt (III) flourida yang merupakan senyawa berwarna coklat gelap yang
umumnya digunakan sebagai zat flourinasi. Cobalt (III) flourida dapat direduksi oleh air.
3. Sulfida
Dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan CoS berwarna
hitam.
4. Garam
Bentuk garam cobalt (II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat. Semua garam
hidrat cobalt berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+ yang merupakan ion terkoordinasi
oktahedral. Penambahan ion hidroksida pada larutan Co2+ menghasilkan cobalt (II) hidroksida
yang berwarna pink atau biru tergantung kondisinya. Hanya yang berwarna pink yang
merupakan bentuk paling stabil. Cobalt (II) hidroksida bersifat amfoter bila dilarutkan dalam
hidroksida pekat membentuk larutan berwarna biru yang mengandung ion [Co(OH)4]2-. Bentuk
garam cobalt (III) sangat sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau CoF3.5H2O dan hidrat
sulfat berwarna biru Co2(SO4)3.18H2O dapat dipisahkan pada oksidasi elektrofilik dari
Co2+ dalam larutan 40% HF dan H2SO4 8M.
5. Kompleks-Kompleks dari Cobalt(II) dan Cobaltt (III)
Kompleks {Co(H2O)6} merupakan kompleks cobalt (II) paling sederhana. Struktur dari komplek
cobalt (II) yang paling umum adalah oktahedral atau tetrahedral. Hanya terdapat sedikit
perbedaan kestabilan dari kedua jenis ligan yang sama, mungkin berbeda dalam kesetimbangan.
Penambahan Cl- terlebih pada larutan pink ion akuo akan menghasilkan senyawaan tetrahedral
yang berwarna biru. Tanpa adanya ligan lain, oksidasi dari ion {Co(H2O)6}2+ sangat tidak
disukai dan ion Co3+ dapat direduksi oleh air. Meskipun demikian oksidasi elektrolitik atau
oksidasi O3 dalam larutan asam dingin dengan Co(ClO4)2 menghasilkan ion
akuo[Co(H2O)6]3+yang berada dalam kesetimbangan dengan [Co(OH)(H2O)5]2+. Dengan adanya
ligan lain seperti NH3 dapat memperbaiki stabilitas ion Co(III). Dengan adanya ion OH-,
Cobalt(II) hidroksida mudah teroksidasi oleh udara menjadi hidrat oksida berwarna hitam. Ion
cobalt(III) memperlihatkan afinitas tertentu terhadap donor N seperti NH3, en, EDTA, NCS dan
sebagainya dapat membentuk senyawa kompleks yang beragam. Semua kompleks cobalt (III)
yang dikenal berstruktur oktahedral. Kompleks cobalt(III) dapat dibuat melalui oksidasi
Co2+ dengan adanya ligan, oksigen atau hidrogen peroksida dan katalis karbon. Kedua isomer cis
dan trans dari [Coen2Cl2]+ bila dipanaskan dalam air akan mengalami reaksi akuasi. Senyawa
[Coen2Cl2]+ bila direaksikan dengan ligan lain akan terjadi pertukaran ligan.
E. Pembuatan Cobalt
Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium (NaOCl).
Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2 O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan
kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya:
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3+ 3C 4Co(s) + 3CO2(g)

F. Kegunaan Cobalt dan senyawanya


Adapun manfaat-manfaat dari logam cobalt adalah sebagai berikut :
1. Dapat dicampur dengan besi, nikel dan batang-batang rel lain untuk membuat Alnico,
suatu campuran logam memiliki kekuatan magnetis yang banyak digunakan mesin jet dan turbin
gas mesin/moto

You might also like