Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Tavip Indrayana, S.Kep.Ns.,M.Sc.
1
SISTEM KARDIOVASKULER
Fisiologi jantung tergantung pada sifat mekanik dan elektrik sel jantung, aktifitasnya terintegrasi
dalam system jantung yang utuh.
Kerja jantung tergantung pada beberapa kendali yaitu ekstrinsik dan intrinsic.Secara ektrinsik
dipengaruhi oleh saraf dan hormonal.
Aliran darah perifer tergantung pada tekanan arteri yang berasal dari jantung serta adanya
tahanan perifer. Faktor tersebut juga tergantung kendali local serta ekstrinsik.
Pertukaran gas dan nutrisi terjadi di mikrosirkulasi.Darah kembali ke jantung melalui pembuluh
vena.
Koronaria kiri
a. Ventrikel kanan
b. Atrium kanan
c. 1/3 bagian posterior dari septumventrikel
d. Dinding inferior ventrikel kiri
e. SA Node (55%)
2
2. Koroner kiri
Bercabang menjadi Left Anterior Descenden dan arteri sircumfleksa.
LAD memberi suplai pada 2/3 bagian depan septumventrikel, dinding depan ventrikel kiri, Bundle
cabang kanan dan sebagian bundle cabang kiri.
Arteri sirkumfleksa menyuplai AV node (10%) dan SA node (45%).
Aliran darah balik dari jantung bermuara di atrium kanan melalui sinus coronaries.
Pre-load
Besarnya volume ventrikel pada akhir diastolic tergantung pada venous return dan keadaan miokard.
Kontraktilitas
Hukum Starling : Bila ventrikel terisi makin banyak darah, ventrikel makin tegang dan mengakibatkan
kontraksi yang lebih kuat pula.
Otot jantung mempunyai sifat :
1. Kontraktilitas (Contractility)
2. Keteraturan (rythmicity)
3. Penghantaran (conductivity)
4. Otomatis (automatically)
5. Eksitabilitas (dapat dirangsang listrik)
Kekuatan kontraksi otot jantung akan meningkat bila aktivitas simpatik beta meningkat. Sedangkan
adanya hypoksia, hiperkarbia dan asidosis akan menurunkan kekuatan kontraksi jantung, Golongan
obat yang meningkatkan kontraksi jantung disebut golongan obat inotropik.
After load
Merupakan tahanan aliran darah yang dipompa oleh jantung, makin kecil hambatan atau tahanan
tersebut, makin besar kontraksinya. Karena itu penurunan afterload akibat vasodelatasi akan
memperbaiki cardiac output. Sedangkan peningkatan afterload , misalnya pada kaeadaan
hipertensi, vasokonstriksi akan mengurangi cardiac output.
3
B. Pemeriksaan fisik system kardiovaskuler
Keluhan yang berkaitan dengan gangguan jantung :
1. Nyeri dada : nyeri angina, akut miokard infark.
Nyeri angina adalah nyeri yang berkaitan dengan aktifitas, emosi, atau stress.
Sedangkan nyeri pada miokard infark akut:
Sering kali tidak berkaitan dengan aktifitas
Sifatnya terus menerus
Dada terasa tertekan
Nyeri menjalar ke tangan kiri, punggung atau kepala.
2. Sesak napas berkaitan dengan aktifitas (dispnoe d’effort)
Grade 1 : aktifitas berat, keluhan minimal
Grade 2 : aktifitas sedang, keluhan sesak
Grade 3 : aktifitas ringan, keluhan berat
Grade 4 : istirahat, keluhan sesak.
3. Edema, bersifat dependent pada posisi. Kalau berbaring edema diperiksa dibagian sacrum.
4. Palpitasi/berdebar
5. Syncope, pingsan.
Vena :
Trombosis, daerah setempat terasa panas, membengkak, tampak kemerahan, pembuluh darah
teraba kenyal.Diagnosenya agak sulit sampai terjadi emboli paru yang ditandai dengan keluhan
sesak, nyeri waktu napas.
Sistematika Pemeriksaan
1. Keadaan umum : cara berjalan, cara bicara, cara duduk/tidur.
2. Periksa nadi radialis dan tekanan vena jugolaris.
3. Inspeksi, palpasi, auskultasi
4. Pengukuran tekanan darah berbaring, kalau dapat juga pada waktu berdiri.
5. Cari adanya tanda-tanda payah jantung (paru-paru, hepar, acites, edema tungkai).
4
3. Melalui titik puncak denyutan vena jugolaris ditarik garis horizontal, kemudian ditarik garis
tegak lurus melalui manibrium sterni, sehingga memotong garis horizontal tadi, maka
ketinggian garis vertical tadi menunjukkan tekanan vena jugolaris.
Normalnya sekitar 2 – 3 cm, dan lebih rendah kalau pasien inspirasi.Peningkatan JVP merupakan
tanda adanya payah jantung kanan.
Inspeksi
Apexkordis, denyutan pada dinding thorak akibat desakan ventrikel pada dinding
thorak.Normalnya terletak di ICS 5, pada garis klavikula tengah.
Palpasi
Raba daerah pericardium, untuk mengetahui adanya denyutan yang normal dan tak normal, juga meraba
adanya getaran (thrilis). Pada pasien yang gemuk sering kali apeks kordis tak dapat diraba. Posisi
kordis dapat berubah karena : kelainan anatomi dinding thoraks, adanya penyakit paru-paru,
pembesaran jantung.
Auskultasi
Syarat supaya mendapatkan hasil maksimal adalah :
1. Tangka stetoskop harus pas dengan lubang telinga
2. ruangan harus tenang
3. Bisa menggunakan membran atau bell.
4. Mulai dari apex atau ICS 2 kiri.
5. Pastikan suara I dan II.
Suara jantung I, terdengar terutama di apeks, terjadi karena penutupan katup mitral dan katup
trikuspidalis.Sedangkan suara jantung II terdengar baik di ICS II parasternal kiri, S II terjadi
karena penutupan katup aorta dan katup pulmonal.
Suara jantung tambahan yaitu : S-III, S-IV, opening snap dan pericardial rup.
Bising jantung
Bising jantung terjadi karena aliran darah yang mengalami turbulensi akibat adanya penyakit dikatup
jantung atau adanya aliran darah yang berlebihan melalui katup atau melalui septum serta adanya
hubungan aorta dan a. pulmonalis.
Setiap terdengar bising harus ditentukan :
1. Lokasi.
2. Penjalaran
3. Fase (sistolik atau diastolic)
4. Intensitas
a. Grade 1 : sukar didengar, hanya orang yang ahli
b. Grade 2 : sukar didengar
c. Grade 3 : terdengar agak keras
d. Grade 4 : terdengar keras
e. Grade 5 : terdengar sangat keras
f. Grade 6 : terdengar walaupun stetoskop tidak menempel di dinding thoraks
5. Nada, Crescendo atau decrescendo.
Untuk mendiagnose kelainan yang menimbulkan bising perlu memahami :
1. pada waktu systole, maka katup aorta dan katup pulmonal terbuka.
2. Pada waktu Diastole katup mitral dan katup tricuspid terbuka.
3. Bising terdengar apabila katup yang seharusnya terbuka, ternyata mengalami penyempitan
(stenosis).
4. Bising terdengar apabila katup yang seharusnya menutup rapat ternyata mengalami kebocoran
(insufisiensi).
Contoh :
Terdengar bising sistolik di apeks
5
1. Apeks adalah lokasi katup mitral
2. pada waktu systole, katup mitral menutup.
3. Karena bocor maka terdengar bising.
Maka diagnosenya adalah mitral Insufisiensi.
Enzim Jantung
Kreatinin kinase (CK)dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik untuk pasien infark
jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat.
Laktat dehidrogenasi (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa bagi pasien yang datang
terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat setelah 2 – 3 hari.
Kimia darah
Profil Lemak
Kolesterol total, trigleserida, dan lipoprotein diukur untuk mengevaluasi risiko aterosklerotik.
Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL), membawa kolesterol dari sel perifer ke hepar.
Lipoprotein Densitas Rendah (LDL) mengangkut kolesterol ke sel perifer.
Penurunan HDL dan peningkatan LDL akan meningkatkan risiko peny arteri koroner aterosklerotik.
Elektrolit Serum
Natrium serum menunjukkan keseimbangan cairan relatif. Hiponatremia : kelebihan cairan dan
hipernatremia = kekurangan cairan.
Kalsium sangat penting untuk koagulasi darah dan aktivitas neuromuskuler.Hipo kalsemia dan
hiperkalsemia menyebabkan perubahan EKG dan disritmia.
Kalium serum dapat menurun karena bahan deuretika. Hiper dan hipokalemia dapat menyebabkan
fibrilasi ventrikel dan henti jantung.
Nitrogen Urea Darah (BUN) = produk terakhir metabolisme protein dan diekskresikan lewat ginjal.
ANGINA PEKTORIS
Patofisiologi
Angina pectoris adalah sindroma klinik yg ditandai dg episode nyeri/perasaan tertekan di dada depan.
Penyebab : Berkurangnya aliran darah koroner, shg suplai O2 ke jantung tidak adekuat, atau peningkatan
kebutuhan oksigen jantung meningkat.
Mis: peny jantung aterosklerotik, atau sumbatan arteri koroner.
6
Faktor yang menimbulkan nyeri angina :
1. Latihan fisik kebutuhan O2 meningkat
2. Pajanan terhadap dingin TD meningkat + kebutuhan O2 meningkat.
3. Makan makanan berat darah banyak ke mesenteric
4. Stress heart rate meningkat beban jantung meningkat.
Manifestasi klinis
Iskemi otot jantung menyebabkan nyeri dg derajat yang bervariasi (mulai rasa tertekan sampai nyeri
berat).Terutama pada dada daerah belakang sternum, yg dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan
ekstremitas atas.Pasien tampak sesak, tercekik dg kualitas terus menerus. Nyeri akan hilang bila faktor
presipitasi dihilangkan.
Evaluasi diagnostik :
1. Manifestasi klinis nyeri
2. Riwayat pasien
3. EKG
4. Respon terhadap kerja berat + stress
Penatalaksanaan medis :
1. Farmakologi
2. Kontrol thd factor resiko
3. Pembedahan : revaskularisasi suplai darah jantung;
Bedah pintas arteri koroner/angioplasty koroner transluminal perkutan (PTCA = Percutaneous
Transluminal Coronary Angioplasty).
Terapi farmakologi
1. Nitrogliserin vasoaktif yang melebarkan vena/arteri.
Dengan demikian terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh.Akibatnya darah yang kembali ke
jantung hanya sedikit menurunkan tekanan pengisian (preload).
Nitrat juga melemaskan arteriol sistemik menurunkan tekanan darah (menurunkan afterload)
Nitrogliserin diberikan secara sublingual/bukal nyeri hilang setelah 3 menit.
Efek samping Nitrogliserin :
Rasa panas
Sakit kepala berdenyut
Hipertensi
Takhikardi
2. Salep Nitrogliserin topical
Baik ntuk yang harus menjalankan aktivitas/bila terjadi serangan pada malam hari.
3. Beta Adrenergik Blocker
Untuk pasien yang tidak ada respon dg nitrogliserin.
Propanolol Hidroclorid (Inderal) menurunkan konsumsi O2 dg menghambat impuls simpatis ke
jantung.
Proses :
HR menurun, TD menurun, kontraktilitas jantung menurun, sehingga terjadi keseimbangan antara
kebutuhan dan persediaan O2.Propanolol dibersihkan oleh hati.
4. Antagonis Ion Kalsium
Meningkatkan suplai O2 jantung dengan cara melebarkan dinding otot polos arteriol koroner dan
menurunkan beban jantung dengan menurunkan tekanan arteri sistemik.
Tiga antagonis kalsium :
- Nifedipin (procardia)
- Verapamil (isoptin, colon)
- Diltiazem (Cardizem)
7
Penyekat kalsium dapat berefek menyekat Ca yang mendukung kontraktilitas : Hipotensi,
konstipasi, distress lambung, pusing, sakit kepala.
Proses Keperawatan
Pengkajian.
Pertanyaan yang sesuai :
Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan aktivitas fisik secara
umum? Setelah mengunjungi keluarga atau teman-teman?
Bagaiman pasien mnggambarkan nyerinya?
Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?
Berapa lama hal itu terjadi? Dalam berapa detik, menit, jam?
Apakah kwalitas nyeri menetap dan terus-menerus?
Apakah rasa tidak nyaman disertai dg gejala seperti perspirasi berlebihan, sedikit sakit kepala,
mual, palpitasi, dan napas pendek?
Berpa menit nyeri berlangsung setelah minum Nitrogliserin?
Bagaiman nyeri berkurang?
Diagnosa Keperawatan
Nyeri b.d. iskhemia miokardium.
Cemas b.d. rasa takut akan kematian.
Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi.
Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik berhubungan dengan tidak mau
menerima peerubahan pola hidup yg sesuai.
Intervensi keperawatan
Pencegahan nyeri
Pasien harus memahami gejala kompleks dan menghindari aktivitas yang diketahui akan
menyebabkan nyeri angina.
Pasien harus memulai semua gerakan dg nyaman, mencegah pejanan thd dingin, mencegah
tembakau, makan sedikit dan teratur, mempertahankan BB dalam batas yg dianjurkan.
Menghindari penggunaan obat bebas terutama yang mempengaruhi kerja jantung dan tekanan
darah.
Mengurangi kecemasan
Upayakan rencana tindakan yang menjauhkan pasien dari tempat tidur seminimal mungkin.Pasien perlu
diberi informasi tetang penyakit dan perlunya mematuhi petunjuk yang diberikan.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1. Bebas dari nyeri.
2. Menunjukkan penurunan kecemasan :
a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
b. Mematuhi semua aturan medis.
c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah.
d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeri.
3. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi:
8
a. Menjelaskan proses terjadinya angina
b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
c. EKG dan kadar enzim jantung normal
d. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut.
4. mematuhi program perawatan diri
a. menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi
b. kebiasaan sehari-har mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
9
ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Oleh : Tavip Indrayana
PENDAHULUAN
Demam reumatik adalah penyebab terpenting penyakit jantung katup yang didapat, baik pada anak maupun
dewasa, terutama di negara-negara berkembang.Di negara maju insiden penyakit jantung reumatik mulai
menurun, karena tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan lebih sempuma.
Penyakit demam reumatik adalah peradangan akut, yang sering kali diawali peradangan pada
farings.Sedangkan penyakit jantung reumatik adalah penyakit yang berulang/kronis.
Kuman penyebab penyakit demam reumatik adalah Streptococcus Beta Hemolyticus Group A. Faktor
predisposisinya adalah kerentanan daya tahan tubuh terhadap kuman tersebut.
Pada umumnya seseorang yang menderita penyakit demam reumatik akut kira kira dua minggu sebelumnya
telah menderita sakit tenggorokan.
Penelitian-penelitian telah menunjukan bahwa demam reumatik terjadi akibat reaksi imunologis antigen -
antibody dari tubuh.Antibody yang melawan Streptococcus bersifat sebagai antigen.Organ-organ yang
sering diserang yaitu jantung, sendi-sendi, dan otak.
Usia anak yang sering mengalami demam reumatik dan penyakit jantung reumatik ini berkisar antara 6
sampai 15 tahun (usia sekolah).
PATOLOGI
Kelainan reumatik pada jantung dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap akut dan tahap penyembuhan.
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosa demam reumatik akut digunakan kriteria Jones yang terdiri dari kriteria
mayor dan kriteria minor.
Kriteria Mayor
Karditis: peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis)
Poliartritis: pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi
besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku (poliartitis migrans).
Khorea Syndrom: gerakan yang tidak disengaja/gerakan abnormal, sebagai manifestasi peradangan
pada sistem saraf pusat.
Eritema Marginatum tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak gatal.
Nodul subkutan terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut,
persendian kaki; tidak nyeri dan dapat bebas digerakan.
Kriteria Minor
Mempunyai riwayat menderita demam reumatik, atau penyakit jantung reumatik
Artralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi; pasien kadang-kadang sulit
merggerakan tungkainya.
10
Demam tidak lebih dari 39 derajat celcius
Leukositotis
Peningkatan Laju Endap Darah (LED)
C-Reaktif Protein (CRP ) positif
P-R interval memanjang
Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur (sleeping pulse)
Peningkatan Anti Streptolisin 0 (ASTO)
Diagnosa ditegakan bila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua kriteria minor dan satu
kriteria mayor.
PENATALAKSANAAN MEDIS
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan
Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data tentang:
- Fungsi jantung
- Toleransi terhadp aktifitas dan sikap klien terhadap pembatasan aktifitas.
- Status nutrisi
- Tingkat ketidaknyamanan
- Gangguan tidur
- Kemampuan klien mengatasi masalah
- Hal-hal yang dapat membantu klien
- Pengetahuan orang tua dan pasien (sesuai usia pasien) tentang pemahaman penyakit.
11
Masalah yang mungkin terjadi.
- Gangguan rasa nyaman akibat rasa sakit pada sendi-sendi
- Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan gerakan yang kurang terkoordinasi
- Keterbatasan aktifitas
- Isolasi sosial
- Kurangnya pengetahuan orang tua dan pasien (sesuai usia pasien) tentang penyakit yang
dideritanya; pentingnya tirah baring
Tujuan Interfensi
- Dicapai toleransi yang optimal terhadap aktifitas
- Klien memperoleh kemampuan yang optimal untuk pengatasan masalah
- Klien dapat merasa nyaman, dapat tidur, tidak merasa sakit, dsb.
- Mencapai berat badan, balans cairan, serum albumin dan nitrogen yang normal
- Keadaan hemodinamik yang normal
- Memperoleh pengetahuan tentang penyakitnya
- Kerjasama dokter, perawat, pasien dan orangtua dalam perawatan pasien.
Pencegahan:
Upaya pencegahan yang baik adalah pendidikan untuk dapat mengenal dan mengetahui cara penanggulangan
infeksi Streptokokal tersebut.
Antibiotik dapat mencegah timbulnya penyakit Streptokokal.Bezathine penisilin adalah anti-biotik yang
terbaik untuk penyakit ini, namun apabila pasien alergi terhadap penicilin maka dapat digunakan
Eritromycin.
Antibiotik protilaktik biasanya harus diberikan sebelum atau sesudah dilakukan prosedur pembedahan,
atau pencabutan gigi. Selain itu menghirldari stress juga dapat merupakan upaya yang penting dalam
pencegahan demam reumatik.
Patofisiologi
Akibat endokarditis reumatik yang berulang-ulang maka terjadilah pembentukan jaringa-jaringan ikat
pada daun-daun katup dan korda tendinae yang pada akhirnya manjadi kontraktur.Perlengketan didaerah
komisura menyebabkan pemendekan korda sehingga daun katup menyempit dan terjadi gangguan aliran
darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.
Tekanan atrium kiri akan meningkat dan seterusnya juga ikut meningkat tekanan di vena pulmonalis,
kapiler paru dan arteri pulmonalis. Ventrikel kanan harus berkontraksi lebih kuat sehingga menyebabkan
hipertropi dan dilatasi.
Gangguan pada ventrikel kanan ini akan menyebabkan regurgitasipada katup tricuspid dan pembesaran
atrium kanan. Seterusnya akan terjadi peningkatan beban kerja ventrikel kanan yang dapat
mengakibatkan kegagalan jantung kanan. Di atrium kiri dapat terjadi trombosis yang menyebabkan emboli
pada sirkulasi sistemik.
Pengkajian
Gejala yang sering ditemukan adalah sesak, cepat lelah, batuk, palpitasi, ortopnea, dan hemoptisis.
Gagal jantung kanan ditandai: tekanan darah yang menurun dengan cepat oleh karena darah balik
berkurang, edema perifer, hepatomegali, bendungan di vena-vena perifer (edema perifer)
Gejala sianotik terjadi bila stenosis berat.Fibrilasi atrial dapat menyebabkan nadi tidak teratur dan
lemah.Akibat fibrilasi trombus di atrium kiri dapat terlepas dan menyebabkan infark ginjal, paru, limpa,
extremitas atau otak.
12
Intervensi
Stenosis katup mitral biasanya berlangsung secara progresif, dan keadaan klien menjadi semakin buruk.
Intervensi medis meliputi: diet rendah garam, diuretik, digitalis dan antikoagulan.
Intervensi non bedah: Balloon Mitral Valvotomy (BMV)
Intervensi pembedahan untuk mereparasi atau mengganti katup.
Patofisiologi
Pada saat sistolik tekanan diventrikel kiri meningkat tinggi, sehingga penutupan katup mitral tidak
sempurna dan mengakibatkan kebocoran darah ke atrium kiri. Ketidak sempurnaan penutupan katup
disebabkan oleh karena kalsifikasi, penebalan dan distorsi daun katup.
Akibat dari pemendekan korda tendinea maka katup tertarik ke ventrikel, lama kelamaan menyebabkan
ruptur korda tendinea.
Peningkatan tekanan di atrium kiri menyebabkan bendungan vena pulmonalis dan gagal ventrikel kanan.
Ventrikel kiri juga mengalami dilatasi dan hipertrofi akibat darah yang masuk ke ventrikel kiri
bertambah.
Pengkajian
Bila insufisiensi ringan, tidak menimbulkan keluhan. Namun bila curah jantung mulai menurun, maka akan
timbul gejala-gejala: cepat lelah, dispnu dan batuk.
Keluhan paru tidak sehebat stenosis katup mitral, tetapi bila terjadi kegagalan ventrikel kanan, keluhan
akan sama seperti pada stenosis katup mitral.
Pada auskultasi akan terdengar bunyi jantung pertama melemah sedangkan bunyi jantung dua terpisah
normal, bising sistolik "High Pitched"(nyaring) paling jelas di apex dan menjalar ke aksila. Regurgitasi yang
hebat akan menimbulkan bunyi jantung ke tiga (S 3).
Fibrilasi atrium terjadi pada sebagian besar kasus yang mengalami dilatasi atrium kiri.Emboli dan
hemoptisis tidak sesering pada stenosis katup mitral.
Intervensi
Pemberian terapi antibiotika untuk mencegah reaktivasi reuma dan mencegah infeksi endokardium.
Intervensi medis lainnya bertujuan mengurangi aktifitas jasmani, diet rendah garam, diuretik digitalis,
vasodilator dan antikoagulan.
Apabila intervensi medis tidak memberikan hasil, maka pembedahan berupa valvuloplasti atau penggantian
katup.
Kelainan katup aorta umumnya menyertai kelainan katup mitral, sangat jarang berdiri sendiri.
Insufisiensi katup aorta yang disebabkan oleh reumatik biasanya akibat adanya jaringan parut dan
kontraktur pada daun katup, tanpa perlengketan.Kelainan ini menyebabkan katup tidak dapat menutup
dengan sempuma.
Patofisiologi
Pelebaran katup dan deformitas daun katup sehingga katup tidak dapat menutup dengan sempuma.Terjadi
regurgitasi darah dari aorta ke ventrikel kiri, dengan akibat dilatasi dan hipertrofi ventrikel kirl. Pada
kondisi tertentu akan terjadi penurunan curah jantung.
13
Pengkajian
Insufisiensi katup aorta dapat berlangsung tanpa gejala.Gejala pertama yang timbul adalah palpitasi dan
takikardi akibat upaya konpensasi jantung, diikuti oleh dispnu dan sakit dada pada peningkatan
aktifitas.Adanya gagal jantung kiri dan kanan merupakan tanda lanjut dad penyakit ini.
Pada auskutasi terdengar bising diastolik yang lemah, "high pitched" terutama di daerah sela iga kedua
kanan dengan penjalaran ke tepi sternum kiri.
Selain itu sering terdapat impuls apikal dan pulsasi arteri karotis yang kuat, kepala bergerak sesuai
dengan denyut jantung (tanda dari Musset). Tekanan nadi meningkat dan dapat diraba sebagal lonjakan
yang kuat dan cepat (water hammer/Corrigan's pulse)
Intervensi
Pada insufisiensi katup aorta yang berat disertai dilatasi ventrikel kiri, dilakukan operasi penggantian
katup.
Stenosis katup aorta akibat reumatik disebabkan perlengketan daun katup pada daerah komisura.
Tergantung dari derajat stenosisnya maka akan terjadi hipertrofi dan dilatasi ventrikel kiri serta dilatasi
aorta pasca stenosis.
Patofisiologi
Katup aorta menyempit dan daun katupnya saling menyatu akibat peradangan dan terbentuknya lempeng-
lempeng aterosklerotik atau pekapuran.Ventrikel kiri harus mengatasi tahanan yang sangat tinggi untuk
dapat memompakan darah ke aorta (afterload tinggi), sehingga curah jantung dapat menurun.Terjadi
hipertrofi dari ventrikel kiri, peningkatan atrium kiri, bendungan paru dan akhimya mempengaruhi juga
ventrikel kanan. Gangguan hemodinamik tersebut biasanya tidak akan terjadi sampai penyempitan
mencapai kurang dari 1/3 ukuran normal.
Pengkajian
Pada umumnya penyempitan katup aorta tidak menimbulkan gejala sampai klien berumur lebih dari 30
tahun. Curah jantung cukup memadai pada keadaan istirahat, tetapi pada peningkatan aktifitas akan
timbul rasa lelah, dispnu dan sakit
dada. Sakit dada menggambarkan ketidakmampuan jantung untuk meningkatkan aliran darah koroner pada
waktu peningkatan aktifitas.Gejala lanjut yang dapat timbul adalah sinkop, vertigo, dan gangguan
kesadaran akibat otak tidak mendapat cukup darah.
Pada auskultasi akan terdengar bising midsistolik dan "thrill"sistolik di daerah aorta. Bunyi jantung dua
akan terpisah karena penutupan katup aorta yang lambat.
Apabila keadaan berlanjut akan terlihat tanda gagal jantung kid, diikuti gagal jantung kanan.
Intervensi
Ditujukan untuk mencegah infeksi endokarditis, reaktivasi.Upaya untuk mencegah gagaf jantung terdid
dad pembatasan aktifitas, pemberian digitalis dan diuretik serta vasodilator.
Upaya pembedahan dalam bentuk valvuloplasti atau penggantian katup dapat memperbaiki prognosa
kelainan ini.
14
Kelainan katup pulmonal biasanya disebabkan oleh kelainan jantung bawaan.lnsufisiensi katup pulmonal
yang fungsional dapat terjadi akibat hipertensi pulmonal pada stenosis katup mitral, emboli paru atau
penyakit paru menahun. Intervensi ditujukan pada penyebab kelainan katup tersebut.
15
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CHD / CAD / PJK
Aterosklerosis Koroner : penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri.
Arterialwall
Arterialwall
Lumen arteri
Lumen arteri
2 1
.. . . 2 1
........
... ...
Penyebab : akibat kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah dan keadaan biofisika serta biokimia dinding
arteri.
Patofisiologi :
1. Kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar (ateroma = plak).
2. Plak yang menonjol mengganggu absorbsi nutrien oleh sel endotel yang menyusun lapisan intima
hingga nekrotik.
3. Struktur anatomi arteri koroner dan lumen arteri yang menyempit dg permukaan yang kasar cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah (trombosis) tromboemboli.
Manifestasi klinis :
Penyempitan areri koroner menyumbat aliran darah kejaringan jantung, maka terjadilah iskemi.Akibatnya sel
mengalami kekurangan komponen darah yang dibutuhkan dan manifestasi utama adalah nyeri dada atau angina
pectoris. Lama kelamaan iskemi diserta kerusakan sel yang ireversibel atau infark miokard. Kerusakan yang
sangat luas mengakibatkan jantung tak mampu memenuhi kebutuhan tubuh dg adekuat.
Selain itu dapat berupa perubahan EKG, aneurisma ventrikel, disritmia, dan kematian mendadak.
Faktor Risiko
a. Faktor risiko modifiable:
16
Kolesterol darah tinggi
Tekanan darah tinggi
Merokok
Gula darah tinggi
Obesitas
Inaktifitas fisik
Stress
Penggunaan kontrasespsi oral
Kepribadian ; sangat kompettitif, agresif, aau ambisius.
Geografi; lebih tinggi pada daerah indusri.
b. Non modifiable
Riwayat keluarga positif
Peningkatan usia
Jenis kelamin
Ras.
Pencegahan
Pencegahan primer yaitu usaha untuk mencegah terjadinya penyakit.
Pencegahan sekunder adalah usaha untuk mengurangi perkembangan atau mencegah kekambuhan.
Hipertensi menyebabkan tingginya gradien yang harus dilawan vebtrikel kiri saat memompa darah suplai
darah kejantung berkurang.
ANGINA PEKTORIS
Patofisiologi
Angina pectoris adalah sindroma klinik yg ditandai dg episode nyeri/perasaan tertekan di dada depan.
Penyebab : Berkurangnya aliran darah koroner, shg suplai O2 ke jantung tidak adekuat, atau peningkatan
kebutuhan oksigen jantung meningkat.
17
Mis: peny jantung aterosklerotik, atau sumbatan arteri koroner.
Manifestasi klinis
Iskemi otot jantungmenyebabkan nyeri dg derajat yang bervariasi (mulai rasa tertekan sampai nyeri
berat).Terutama pada dada daerah belakang sternum, yg dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan
ekstremitas atas.Pasien tampak sesak, tercekik dg kualitas terus menerus. Nyeri akan hilang bila faktor
presipitasi dihilangkan.
Evaluasi diagnostik :
1. Manifestasi klinis nyeri
2. Riwayat pasien
3. EKG
4. Respon terhadap kerja berat + stress
Penatalaksanaan medis :
1. Farmakologi
2. Kontrol thd factor resiko
3. Pembedahan : revaskularisasi suplai darah jantung;
Bedah pintas arteri koroner/angioplasty koroner transluminal perkutan (PTCA = Percutaneous
Transluminal Coronary Angioplasty).
Terapi farmakologi
1. Nitrogliserin vasoaktif yang melebarkan vena/arteri.
Dengan demikian terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh.Akibatnya darah yang kembali ke
jantung hanya sedikit menurunkan tekanan pengisian (preload).
Nitrat juga melemaskan arteriol sistemik menurunkan tekanan darah (menurunkan afterload)
Nitrogliserin diberikan secara sublingual/bukal nyeri hilang setelah 3 menit.
Efek samping Nitrogliserin :
Rasa panas
Sakit kepala berdenyut
Hipertensi
Takhikardi
2. Salep Nitrogliserin topical
Baik ntuk yang harus menjalankan aktivitas/bila terjadi serangan pada malam hari.
3. Beta Adrenergik Blocker
Untuk pasien yang tidak ada respon dg nitrogliserin.
Propanolol Hidroclorid (Inderal) menurunkan konsumsi O2 dg menghambat impuls simpatis ke
jantung.
Proses : HR menurun, TD menurun, kontraktilitas jantung menurun, sehingga terjadi keseimbangan
antara kebutuhan dan persediaan O2. Propanolol dibersihkan oleh hati.
4. Antagonis Ion Kalsium
Meningkatkan suplai O2 jantung dengan cara melebarkan dinding otot polos arteriol koroner dan
menurunkan beban jantung dengan menurunkan tekanan arteri sistemik.
Tiga antagonis kalsium :
- Nifedipin (procardia)
- Verapamil (isoptin, colon)
- Diltiazem (Cardizem)
18
Penyekat kalsium dapat berefek menyekat Ca yang mendukung kontraktilitas : Hipotensi,
konstipasi, distress lambung, pusing, sakit kepala.
Proses Keperawatan
Pengkajian.
Pertanyaan yang sesuai :
Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan aktivitas fisik secara
umum? Setelah mengunjungi keluarga atau teman-teman?
Bagaiman pasien mnggambarkan nyerinya?
Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?
Berapa lama hal itu terjadi? Dalam berapa detik, menit, jam?
Apakah kwalitas nyeri menetap dan terus-menerus?
Apakah rasa tidak nyaman disertai dg gejala seperti perspirasi berlebihan, sedikit sakit kepala,
mual, palpitasi, dan napas pendek?
Berapa menit nyeri berlangsung setelah minum Nitrogliserin?
Bagaiman nyeri berkurang?
Diagnosa Keperawatan
Nyeri b.d. iskhemia miokardium.
Cemas b.d. rasa takut akan kematian.
Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi.
Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik berhubungan dengan tidak mau
menerima peerubahan pola hidup yg sesuai.
Intervensi keperawatan
Pencegahan nyeri
Pasien harus memahami gejala kompleks dan menghindari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan
nyeri angina.
Pasien harus memulai semua gerakan dg nyaman, mencegah pejanan thd dingin, mencegah tembakau,
makan sedikit dan teratur, mempertahankan BB dalam batas yg dianjurkan.
Menghindari penggunaan obat bebas terutama yang mempengaruhi kerja jantung dan tekanan darah.
Mengurangi kecemasan
Upayakan rencana tindakan yang menjauhkan pasien dari tempat tidur seminimal mungkin.Pasien perlu
diberi informasi tetang penyakit dan perlunya mematuhi petunjuk yang diberikan.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1. Bebas dari nyeri.
2. Menunjukkan penurunan kecemasan :
a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
b. Mematuhi semua aturan medis.
c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah.
d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeri.
3. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi:
a. Menjelaskan proses terjadinya angina
b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
19
c. EKG dan kadar enzim jantung normal
d. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut.
4. mematuhi program perawatan diri
a. menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi
b. kebiasaan sehari-har mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
20
DISRITMIA
Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi dan irama atau keduanya.
Disritmia merupakan gangguan sistem hantaran janung bukan struktur jantung.
Disritmia dinamakan berdasarkan tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Ada
empat kemungkinan tempat terjadinya disritmia :
Tempat terjadinya Mekanisme hantaran
Nodus sinus Bradikardi
Atrium Takikardi
NAV atau sambungan Fluter / fibrilasi
Ventrikel Gangguan hantaran impuls jantung
Aktivitas normal
Kertas grafik dibagi oleh garis-garis tebal dan tipis, vertikal dan horisontal.
Terdapat 300 kotak besar dalam 1 menit. Dengan menghitung jumlah kotak besar diantara dua gelombang
R dan hasilnya dijadikan pembagi dari 300 (300 : jml kotak besar), Bila ada 5 kotak besar berarti
frekuensi jantung = 60 x/mnt.
Bila irama tak teratur cara yang dipakai adalah dengan jumlah interval R-R selama 6 dtk dan dikalikan 10.
( Tiap detik = 5 kotak besar)
Tipe-tipe Disritmia
Disritmia Nodus Sinus
Bradikardi Sinus (40-60 x/’)
Bisa terjadi pada stimulasi vagal, intoksikasi digitalis, peningkatan TIK, MI, juga dijumpai pada
olahragawan berat, orang yang sangat kesakitan,
Takikardi Sinus (Frekuensi : 100 – 180 x/’)
Penyebab : demam, kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif (CHF), nyeri,
keadaan hipermetabolisme.
Irama reguler.
Disritmia Atrium
Kontraksi Prematur Atrium (PAC)
Dapat disebabkan oleh iritabilitas otot atrium karena kafein, alkohol, nikotin, miokardium yang
teregang spt pada CHF, stres atau kecemasan, hipokalemia, cedera, infark, atau keadaan
hipermetabolik.
Frek : 60 –100 x/’
Irama : Reguler.
21
Takikardi Atrium Paroksismal (PAT=Paroxysmal Atrium Tachycardia)
Ditandai dg awitan dan penghentian mendadak.
Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan simpatomimetik, atau alkohol.
Biasanya tidak berhubungan dg peny jantung organik.
Frekuensi yg sangat tinggi dapat menimbulkan angina akibat penurunan pengisian arteri koroner. COP
akan menurun dan menyebabkan gagal jantung.
Fluter Atrium
Penghantaran impuls atrium yg dilepas antara 250 – 400 x/’ akan mengakibatkan fibrilasi ventrikel,
suatu disritmia yang mengancam jiwa.
Karakter :
Frekuensi : 250 – 400 x/’
Irama : Reguler atau ireguler (2:1 = Bigeminus , 3:1 = Trigeminus, atau kombinasinya) .
Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yg tidak terorganisasi dan tidak terkoordinasi) biasanya
berhubungan dengan peny.Jantung aterosklerotik, peny.Katup, CHF, tirotoksikosis, cor pulmonal, atau
peny jantung konginetal.
Karakter :
Frekuensi : 350 – 600 x/’ , respon ventrikel 120 – 200 x/’.
Irama : Ireguler dan cepat.
Disritmia Ventrikel
Kontraksi Prematur Ventrikel (PVC=Premature Ventricular Contraction)
Terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel. PVC bisa disebabkan oleh : toksisitas
digitalis, hipolsia, hipokalemia, demam, asidosis, latihan, atau peningkatan sirkulasi katekolamin.
Frekuensi : 60 – 100 x/’.
Irama : Ireguler bila terjadi denyut prematur.
Bigemini Ventrikel
Biasanya akibat intoksikasi digitalis, peny arteri koroner, MIA, dan CHF.
Bigemini : setiap denyut adalah prematur
Trigemini : terjadi denyut ektopik pada setiap denyut ketiga.
Quadrigemini : terjadi denyut ektopik pada setiap denyut keempat.
Takikardi Ventrikel
Diseabkanoleh iritabilitas miokard.Biasanya berhubungan dg peny arteri koroner dan terjadi sebelum
fibrilasi ventrikel.Takikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap keadaan gawat darurat.
Biasanya pasien sadar dan cemas akan keadaannya.
22
Proses Keperawatan
Pengkajian meliputi : Riwayat, fisik dan psikososial.
Fokus utama : Disritmia itu sendiri. Dan pengaruhnya thd curah jantung ( frekuensi jantung X volume
sekuncup).
Curah jantung jumlah O2 ke organ vital < tanda-tanda yang berhubungan dengan disritmia. Pada
pengkajian riwayat ditemukan sinkop, kepala ringan, pusing, kelelahan, nyeri dada, dan berdebar-debar.
Pada pemeriksaan fisik ; Kulit pucat dan dingin, tanda-tanda retensi cairan : distensi vena leher dan
krekel serta wheezing di dada. Frekuensi denyut dan irama jantung dihitung pada apeks dan
perifer.Auskultasi jantung untuk adanya S3 dan S4.Ukur TD dan tentukan tekanan nadi.Penurunanan
tekanan nadi menunjukkan pengurangan curah jantung.
Diagnosis Keperawatan
Diagnosa utama :
Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akibat ketidaktahuan.
Kurangnya pengetahuan mengenai disritmia dan penanganannya.
Intervensi Keperawatan
Mengurangi kecemasan.
Jelaskan hubungan antara disritmia dan curah jantung.Khususnya hubungan antara kebutuhan oksigen
miokardium dan efek yang ditimbulkan terhadap curah jantung.
Penyuluhan pasien.
Penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai pentingnya mempertahankan kadar serum
terapeutik.
Hasil yang diharapkan
1. Kecemasan berkurang
a. Mengekspresikan sikap positif mengenai hidup dengan disritmia.
b. Mengekspresikan sikap percaya diri karean telah memahami apa yg harus dikerjakan bila
terjadi keadaan gawat darurat.
2. Menyampaikan pengetahuan tentang disritmia dan penatalaksanaannya.
a. Menjelaskan disritmia dan efeknya pada curah jantung.
b. Menyebutkan dengan jelas rasional program pengobatan dan menjelaskan seperlunya kadar
serum obat terapetik.
c. Menyebutkan tindakan yg harus diambil bila terjadi keadaan gawat darurat.
3. Tidak memperlihatkan tanda-tanda komplikasi
a. Memperlihatkan episode disritmia dg jumlah minimal.
b. Memperlihatkan tekanan darah, nadi, dan variasi yang terlalu luas.
23
ELEKTROKARDIOGRAFI
Oleh : Tavip Indrayana
24
-- -- ++ - -
Na+ -- - - ++ - -
Fase 1
Merupakan fase permulaan proses repolarisasi yang mengembalikan potensial dalam sel ke 0 mv, hal ini
terutama akibat penutupan saluran Natrium.
Fase 2
Ion kalsium bergerak masuk ke sel otot jantung dengan kecepatan agak lambat dan menyebabkan keadaan
stabil yang agak lama sesuai dengan masa refrakter absolut dari miokardium.
Fase 3
Merupakan fase pengembalian potensial intrasel ke potensial istirahat, akibat pengeluaran Kalium dari
dalam ke luar sel; sehingga mengurangi muatan positif di dalam sel.
Fase 4
Fase istirahat.Bagian dalam sel otot bermuatan negatif dan bagian luar bermuatan positif.Dengan
demikian sel tersebut mengalami POLARISASI.
SANDAPAN EKG
Ada 2 jenis sandapan (Lead) pada EKG :
1. Sandapan Bipolar
2. Sandapan Unipolar
Sandapan Bipolar
Sandapan ini hanya merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka
romawi I, II, III.
Sandapan I : Merekarn beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan
kanan bermuatan negatif dan tangan kiri bermuatan positif
Sandapan II : Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kakii kiri (LF), dimana tangan
kanan berrnuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif
Sandapan III : Merekarn beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri
bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+).
Ketiga sandapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah segi tiga sama sisi, yang lazim disebut segi tiga
EINTHOVEN.
SANDAPAN UNIPOLAR
Sandapan unipolar ini terbagi 2 yaitu sandapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial
Sandapan a VR
Merekarn potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan bermuatan positif (+), tangan kiri
dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.
25
Sandapan a VL
Merekam potensial listrik Pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan
dan kaki kiri membentuk elektrooa indiferen.
Sandapan a VF
Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan
tangan kiri membentuk elektroda indiferen.
Letak Sandapan:
Umumnya perekaman EKG lengkap dibuat 12 sandapan (lead), akan tetapi pada keadaan tertentu
perekaman dibuat sampai V7, V8 dan V9 atau V3R dan V4R.
Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertical dengan jarak 1 mm
(sering disebut sebagai kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5 mm (disebut kotak
besar).
Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0,04 detik, sedangkan 5 mm = 0,20 detik.
Garis vertical menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 miliVolt, sedangkan setiap 10 mm = 1 milivolt.
Pada praktek sehari-hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 mm/detik. Kalibrasi yang biasanya
dilakukan adalah 1 miliVolt, yang menimbulkan defleksi 10 mm. Pada keadaan tertentu kalibrasi dapat
diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm atau diperkecil yang akan menimbulkan defleksi 5 mm.
Hal ini harus dicatat pada saat perekarnan EKG sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi
yang membacanya.
KURVA EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari
1. Depolarisasi atrium
2. Repolarisasi atrium
26
3. Depolarisasi ventrikel
4. Repolarisasi ventrikel
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal memperlihatkan 3 proses listrik
yaitu: depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel dan repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya
tidak terlihat pada EKG, karena disamping intensitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya
bersarmaan dengan depolarisasi ventrikel yang mempunyai intensitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG
normal teridiri dari gelombang P,Q R, S dan T serta kadang terlihat gelombang U. Selain itu juga ada
beberapa interval dan segmen EKG.
Gelombang P
Gelornbang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium.
Gelornbang P yang normal:
Lebar kurang dari 0,12 detik
Tinggi kurang dari 0,3 miliVolt
Selalu positif di lead II
Selalu negatif di lead aVR
Gelombang QRS
Merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel.
Gelombang QRS yang normal:
- Lebar 0,06 - 0,12 detik
- Tinggi tergantung lead
Gelombang QRS terdiri dari gelombang Q, gelombang R dan gelombang S.
Gelombang Q adalah defleksi negatif pertama pada gelombang QRS.
Gelombang Q yang normal:
- Lebar kurang dari 0,04 detik
- Tinggi/dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R
Gelombang Q abnormal disebut gelombang 0 pathologis
27
Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5 dan V6. Di lead AVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil atau
tidak ada sama sekali.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya gelombang T positif di lead I, II, V3 -V6
dan terbalik di AVR
Gelombang U
Adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya.Penyebab
timbulnya gelombang U masih belum diketahui namun diduga akibat repolarisasi lambat sistim konduksi
interventrikel.
Interval PR
Interval PR diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar
antara 0,12 - 0.20 detik.
Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His
sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T.
Segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekordial dapat bervariasi dari - 0,5 sampai + 0,5 mm.
Segmen ST yang naik disebut STelevasi dan yang turun disebut STdepresi.
28
Menentukan Frekwensi
Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. 300
Jumlah kotak besar antar R – R
b. 1500
Jumlah kotak kecil antara R – R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10.
Atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 5.
Interpretasi
Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, maka iramanya disebut irama sinus (sinus
rhythm = SR).
- Kriteria IRAMA SINUS (SR) adalah sebagai berikut:
- I rarna teratur
- Frekwensi jantung (HR) antar 60 - 100 x/ menit
- Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu
- diikuti gelombang QRS dan T
- Interval PR normal (0, 12- 0,20 detik)
- Gelombang QRS normal (0,06 - 0,12 detik)
- Semua gelombang sama
Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut di atas disebut DISRITMIA.
Disritmia terdiri dari disritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls dan disritmia yang
disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls.
29
- Bradikardi Sinus (SB)
- Aritmia Sinus
- "Sinus arrest"
.2. Atrium
- Ekstrasistol atrial
- Takiardi atrial (PAT)
- Flutter atrial
- Fibrillasi atrial
3. Nodus AV
- Irama junctional (JR)
- Ekstrasistol junctional (JES)
- Takikardi junctional
5. Ventrikel
- Takikardi ventrikel (VT)
- Fibrilasi ventrikel (VF)
2. Nodus AV
- Blok AV derajat 1 (First degree AV block)
- Blok AV derajat 2 (Second degree AV block)
- Tipe mobitz I (Wenckebach)
- Tipe mobitz 11
- Blok AV derajat 3 (Total AV block)
3. Interventrikuler
- "Right bundle branch block" (RBBB)
- "Left bundle branc block" (LBBB)
A. Alat
1. Mesin EKG yang dilengkapi:
Kabel untuk sumber listrik
Kabel untuk bumi ("Ground")
Kabel elektroda:
Ekstremitas
Dada
Plat elektroda ekstremitas/ karet pengikat
Balon penghisap elektroda dada
2. Jelly
3. Kertas tissue
4. Gaas/ Kapas alkohol
5. Spidol (untuk perekaman EKG serial)
6. Kertas EKG
B. Pasien
1. Penjelasan
- Tujuan pemeriksaan
- Hal-hal yang harus diperhatilkan saat perekaman
2. Dinding dada harus terbuka
CARA KERJA
30
1. Nyalakan mesin EKG
2. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang cukup luas, tangan dan kaki tidak saling
bersentuhan.
3. Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol (kalau perlu dada dan
pergelangan kaki dicukur)
4. Keempat elektroda ekstremitas diberi jelly,
5. Pasang keempat elektroda ekstremitas tsb pada kedua pergelangan tangan dan kaki.
6. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasl untuk elektroda V1 s/d V6
7. Pasang elektroda dada dengan menekan karet penghisapnya
8. Buat kalibrasi sebanyak 3 buah
9. Rekam setiap lead 3 - 4 beat
10. Setelah selesai perekaman sernua lead,kalibrasi ulang
11. Semua elektroda dilepas
12. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
13. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
14. Matikan mesin EKG
15. Catat :
- Nama pasien
- Umur
- Jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan
- Nama masing-masing lead
- Nama pembuat
16. Bersihkan dan rapikan alat-alat
PERHATIAN
- Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin adalah 25 mm/detik dengan voltase 1 mVolt. Bila perlu
kalibrasi diperkecil menjacli 1/2 mVolt diperbesar menjadi 2 mVolt.
- Hindari gangguan listrilk dan mekanik perekaman
- Saat merekam perawat harus menghadap pasien.
31
32