You are on page 1of 30

MAKALAH FOTOGRAFI

MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :
Kelas C
1. Wisnu Wardhana (16504241045)
2. Anna Insya (16504241047)
3. Yudha Hindrawan (16504241049)
4. Zulfa Anwari (16504241053)
5. Ayu Ermawati (16504244008)
6. Zio Kenny (16504249001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. Konsep Fotografi
Konsep fotografi adalah sebuah ide dasar yang dapat dikembangkan
menjadi sebuah karya foto dan dapat menceritakan maksud serta tujuan dari sebuah
foto.
1. Tempo Dulu
Umumnya hasil akhir menggunakan warna hitam putih atau sephia untuk lebih
mendukung suasana tempo dulu.
2. Imajinasi
3. Vintage
4. Glamour
Mengkombinasikan pencahayaan, make up, dan sentuhan brush untuk
menghasilkan sebuah karya yang unik sekaligus sisi romantic, dramatis dari
sebuah objek.
5. Siluet

B. Tujuan Fotografi
1. Penerangan, tujuannya adalah untuk mendidik atau memungkinkan untuk
mengambil keputusan yang benar, seperti pemotretan untuk dokumen,
pembuatan media pembelajaran, gambar-gambar untuk fasilitas pembelajaran
dan foto yang berhubungan dengan pendidikan dan proses belajar mengajar.
2. Informasi yang mempunyai tujuan tertentu. Gambar pada perdagangan dan
periklanan serta propaganda politik merupakan salah satu tujuan fotografi.
Tujuannya adalah supaya tampak cermerlang dan lebih merangsang.
Sasarannya adalah konsumen yang memanfaatkan barang yang dipasarkan.
3. Penemuan. Karena kamera dalam banyak bidang dapat menciptakan berbagai
macam teknik, maka dapat dipergunakan sebagai objek eksplorasi dalam
berbagai riset. Seperti pemotretan jarak dekat, sudut lebar, landscape,
kecepatan tinggi dan lain sebagainya.
4. Pencatatan. Pemotretan memungkinkan adanya alat yang paling sederhana dan
paling murah untuk pengabdian kenyataan dalam bentuk gambar. Maksud dari
kalimat tersebut adalah, pemotretan merupakan sebuah media yang
memfasilitasi pencatatan/ pendokumentasian setiap moment yang paling
berharga dan menceritakan kembali dimasa-masa yang akan datang.
5. Hiburan. Sebagai salah satu bentuk apresiasi seni. Setian foto yang dihasilkan
akan menciptakan suatu hiburan tersendiri bagi yang memandang. Setiap foto
yang dipamerkan akan menimbulkan interpretasi atau conflict bagi setiap orang
yang menikmati.
6. Pengungkapan pribadi. Foto juga dapat berfungsi sebagai ajang untuk
mengungkapkan isi hati, menunjukkan kreativitas dan berpendapat melalui
sebuah gambar
C. Perlengkapan Fotografi
1. Kamera
2. Lensa Bervariasi
3. Laptop
4. Harddisk Eksternal
5. Filter lensa
6. Background
7. Lampu tambahan
8. Tripod
9. Shutter release
10. Drone

D. Teknik-Teknik / Cara Pemotretan


1. Zooming

Adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas ring zoom pada


lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat
sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam
pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion
(gerak) pada hasil foto.

Bahan-bahan :

a. Kamera
b. Tripod (jika diperlukan)
c. Filter Radial Zoom (jika diperlukan)

Cara membuat :

a. Memotret zooming, membutuhkan speed yang lambat, jadi pastikan speed pada
kamera anda dalam setting speed lambat, pastikan objek dalam keadaan fokus
b. Setelah speed ditentukan, maka lanjutkan dengan mengatur diafragma
menyesuaikan speed agar mendapat pencahayaan yang normal
c. Setelah mendapat normal, jepret shutter bersamaan dengan memutar ring
zoom, jika ring zoom diputar dari jauh ke dekat maka disebut zoom in, jika ring
zoom diputar dari dekat ke jauh disebut zoom out
d. Jika kesulitan dengan speed lambat, anda bisa menggunakan tripod atau filter
radial zoom.
2. Panning

Adalah teknik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek
yang bergerak (balap motor, orang berlari, dll). Hasil dari teknik panning adalah
adanya efek motion (gerak) pada latar belakang (background).

Bahan-bahan :

a. Kamera
b. Tripod (jika diperlukan)

Cara membuat :

a. Sama seperti memotret zooming, motret panning membutuhkan speed yang


lambat agar menghasilkan efek gerak. Jadi pastikan kamera anda dalam setting
speed lambat
b. Kemudian lanjutkan dengan mengatur diafragma agar mendapat pencahayaan
yang normal
c. Pencet shutter bersamaan dengan mengubah arah kamera mengikuti gerak
objek
d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan memencet shutter pada saat
objek berada tepat di tengah kamera
e. Jika anda kesulitan dengan speed lambat, pergunakan tripod.

3. Double/Multi Ekspose

Adalah teknik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman


imaji/gambar dalam satu bingkai frame. Teknik ini membutuhkan penuangan
kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan.

Bahan-bahan :

a. Kamera
b. Filter Multi Ekspose (jika diperlukan)

Cara membuat :

a. Memotret multi ekspose membutuhkan ide, konsep, dan kreativitas. Jadi


pastikan anda sudah mempunyai ide
b. Jika anda sudah mempunyai ide, pastikan objek yang akan anda potret dalam
keadaan pencahayaan normal (atur terlebih dahulu speed dan diafragmanya)
c. Jika pencahayaan sudah normal, pencet tombol shutter. Objek 1 sudah anda
dapatkan
d. Untuk mendapatkan objek ke-2, 3, dst., ulangi urutan di atas. Akan tetapi
sebelum memutar kokang, putar tombol multi ekspose kemudian baru di
kokang, kemudian pencet shutter dan begitu seterusnya
e. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan anda sudah memikirkan
porsi untuk objek 1, 2, 3, dst dalam satu frame
f. Jika anda kesulitan, anda bisa menggunakan filter multi ekspose.

4. Bulb

Bulb adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada


kamera. Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan
berapa lama rana terbuka untuk proses pembakaran. Bila kita memotret pada
kondisi cahaya yang minim atau sangat kurang (pada malam hari), dan prioritas
speed tidak mampu lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada
kamera akan sangat membantu. Untuk menghindari goncangan (shaking), alat
bantu tripod dan kabel release sangat dibutuhkan.

Bahan-bahan :

a. Kamera
b. Tripod
c. Kabel Release

Cara membuat :

a. Pastikan kamera anda dalam setting speed bulb


b. Untuk diafragma, terserah pada fotografer. Jika bukaan diafragma lebar maka
efek dari sumber cahaya akan bulat. Jika bukaan diafragma sempit maka efek
dari sumber cahaya akan berbentuk bintang
c. Untuk lamanya rana membuka (speed), fotografer dapat menentukan sendiri
waktunya
d. Untuk menghindari goncangan pada kamera, lebih baik menggunakan tripod
atau kabel release.

5. Siluet

Siluet adalah teknik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam


keadaan gelap. Teknik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari
balik obyek yang akan kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan
agar obyek yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan ketajaman yang tepat.

Bahan-bahan :

a. Kamera

Cara membuat :

a. Teknik siluet ini memanfaatkan sumber cahaya yang datang dari balik objek
sehingga pengukuran speed dan diafragma terletak pada sumber cahaya
tersebut
b. Karena kita mengukur pencahayaan normal pada sumber cahaya yang ada
dibalik objek, maka efeknya objek yang ada didepannya akan lebih gelap.

6. Makro

Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro


untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga
digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita potret.
Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu
dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro
untuk melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa
normal untuk pemotreta makro.

Bahan-bahan :

a. Kamera
b. Lensa Makro (jika punya)
c. Filter Close Up

Cara membuat :

a. Jika anda mempunyi lensa makro, maka memotret makro dapat dilakukan
seperti pemotretan pada umumnya
b. Jika anda tidak mempunyai lensa makro, anda bisa menyiasati dengan cara
membalik lensa normal
c. Jika anda masih kesulitan, pakailah filter close up
7. Framming

Framming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain pada


obyek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame/bingkai tersendiri untuk
menambah nilai keunikan dan menarik serta memperkuat kesan foto secara visual.

8. Strobis

Strobis adalah teknik pemakaian flash secara external, jadi tidak digunakan
diatas hotshoe kamera, melainkan dengan bantuan trigger, atau Flash yang bisa
digunakan sebagai master. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan
gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (flash lain
harus mengikuti pada flash utama). Focusing

Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang
tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu
penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus
melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu
obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto.

9. Pengaturan Speed

Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji


tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa
menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin
tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana
bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka
akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah
pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under
eksposure) dan pencahayaan tinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah
dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan
gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over
eksposure (pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk
mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan
normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi
aslinya. Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan
pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan
normal. Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam
pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk
mendapatkan gambar yang lebih maksimal.
E. Penyusunan Hasil / Komposisi
Komposisi foto

Komposisi merupakan kesatuan yang harmonis dari elemen-elemen


pendukung foto dengan meletakkan komposisi tepat pada tempatnya sehingga pas
dan enak untuk dilihat. Komposisi fotografi seperti halnya komposisi dalam bidang
seni apapun adalah ibarat selera akan makanan, semua kembali ke preferensi
masing-masing. Jadi sebenarnya tidak ada aturan baku dalam teknik komposisi
pada bidang fotografi. Bahkan Steve Mc Cury mengatakan, untuk mendapatkan
sesuatu yang kreatif, aturan yang ada malah harus dilanggar.
No composition rule is universal. No rule will work for every case. Some
clever people have noticed trends in photos that can be summarized as rules and
I’ll try to summarize some of those rules. – [John Harvey]

Consulting the rules of composition before taking a photograph, is like


consulting the laws of gravity before going for a walk. [Edward Weston]

The so-called rules of photographic composition are, in my opinion, invalid,


irrelevant and immaterial – [Ansel Adams]

1. Komposisi Foto Rule of Third

Rule of Third merupakan salah satu komposisi foto dengan membagi bidang
foto menjadi 9 kotak yang sama besar dan meletakkan POI (point of interest) pada
titik atau garis pada bidang yang terbagi menjadi 3 x 3 tersebut. Interesting point
(IP) ada 4 titik, sementara Interesting Lines terdiri dari 2 garis horizontal dan 2 garis
vertikal.

Prinsip ROT » dengan POI ditempatkan pada titik atau garis tersebut maka foto
akan terlihat lebih menarik dibandingkan dengan titik/garis lainnya.
Contoh foto dengan komposisi Rule of Thirds.

Elemen Rule of Thirds. (foto : Steve McCurry)

2. Komposisi Foto Golden Shape

adalah komposisi foto dengan membagi bidang foto baik bertepi garis nyata
atau bertepi maya menjadi positif-negatif sehingga tampak seperti adanya kontras
antara kedua bidang tersebut sehingga membentuk satu kesatuan yang harmonis.
Prinsip Golden Shape » dengan membagi bidang positif-negatif tersebut
dengan pas dan seimbang maka foto akan tampak terkomposisi dengan baik.
Contoh foto dengan komposisi Golden Shape.

Elemen Golden Shape. (foto : Steve Mc Curry)


3. Komposisi Foto Simetris (Centred Composition)
Komposisi foto ini meletakkan objek dan membagi bidang foto sama rata
kanan dan kiri sehingga terlihat simetris.
Contoh foto dengan komposisi Simetris.

Elemen Symmetry. (foto : Steve McCurry)

Elemen Symmetry. (Foto : Barry O Carroll)


4. Komposisi Foto Repetition dan Pattern
Secara naluriah, manusia sangat tertarik dengan pattern atau pola yang
harmonis. Inilah mengapa foto dengan komposisi berpola atau perulangan bisa
menjadi sebuah karya foto yang bagus. Sebuah pola (pattern) dan
perulangan (repetition) bisa didapatkan dengan pemilihan angle foto yang tepat
serta pemilihan jarak antara lensa dengan objek sedemikian rupa.
Contoh foto dengan komposisi Repetition dan Pattern.

Elemen Pattern dan Repetition. (foto : Steve McCurry)

Elemen Pattern dan Repetition. (foto : Steve McCurry)


5. Komposisi Foto Perspektif
Perspektif adalah teknik pengambilan gambar dengan memanfaatkan efek
jauh dekat yang dihasilkan oleh lensa sehingga menimbulkan suatu dimensi yang
sangat menawan. Prinsip dalam komposisi Perspektif adalah memanfaatkan efek
proporsi dan dimensi yang ditimbulkan untuk memperkuat dan mengarahkan mata
kita ke POI atau menampilkan perspektif yang berdiri sendiri sebagai bentuk
keindahan komposisi.
Contoh foto dengan komposisi Perspektif.

Elemen Perspektif. (foto : Steve McCurry)

Elemen Perspektif. (foto : Simon & His Camera)


6. Komposisi Foto Frame in Frame

Dengan teknik frame in frame, kita sedang membuat sebuah komposisi foto
dengan mengarahkan atau menuntun mata untuk memperhatikan apa yang ada
didalam sebuah “frame” dengan mengesampingkan apa yang ada di luar “frame”.
Frame disini bukanlah sebuah frame foto dalam bentuk fisik, tapi kamu mencari
objek yang bisa dijadikan “frame” baik berbentuk garis nyata ataupun maya.

Elemen Frame in Frame. (foto : Steve McCurry)


Seorang kakek tua yang sedang membaca Al Quran diframing dengan jendela.

Elemen Frame in Frame. (Foto : Barry O Carroll)


Sebuah rumah ditepi danau yang di framing oleh pohon dan rerumputan di pinggir
danau.
7. Komposisi Foto Leading Lines
Line atau garis disini bisa berbentuk maya atau nyata yang menuntun kita
ke objek yang menjadi POI atau garis itu sendiri yang menjadi POI dalam foto.

Elemen Leading Line. (foto : Steve McCurry)


Dua orang wanita dan pria di Afganistan yang sedang berjalan menuju Masjid
menjadi garis abstrak yang menuntun mata ke objek utama yaitu Masjid.

Elemen Leading Lines. (foto : Catherine)


8. Komposisi Foto Negative Space

Komposisi Negative Space merupakan salah satu komposisi kreatif yang


membiarkan banyak ruang kosong atau negative space pada foto. Ruang kosong
disini bisa berupa langit, hamparan padang pasir yang luas, padang rumput atau
apapun yang bisa memberikan “ruang kosong” pada foto.

Elemen Negative Space. (foto : Steve McCurry)


Dinding pada kanan kiri foto memberikan ruang kosong pada foto sehingga foto
terlihat lebih menarik.

Elemen Negative Space. (Foto : Barry O Carroll)


9. Komposisi Foto Refleksi
Refleksi pada foto bisa jadi sebagai elemen utama (point of interest) atau
dapat dieksplorasi hanya sebagai pelengkap saja. Refleksi biasanya sangat akrab
dengan photographer yang suka akan keindahan abstrak atau minimalism dengan
komposisi refleksi sebagai POI utama. Alat yang biasanya dijadikan untuk
mendapatkan refleksi bisa bermacam-macam, contohnya genangan air, danau yang
tenang, sawah yang belum ditanam, sungai, kaca jendela, cermin bahkan kacamata
hingga spion dan lainnya. Sementara yang dijadikan objek bisa berupa benda-
benda, mahluk hidup, manusia dan lainnya.

Elemen Refleksi. (foto : Takashi Nakagawa)

Elemen Refleksi. (foto : Chris Percy)


10. Komposisi Foto Motion Blur
Motion blur adalah elemen komposisi yang menunjukkan adanya
pergerakan objek baik background atau foreground bahkan bisa kedua-duanya.
Beberapa fotografer ada yang “berusaha” menghindari terjadinya motion blur ini,
namun banyak juga yang ingin mendapatkan foto dengan efek motion blur. Dengan
teknik ini, foto seolah-olah berbicara bahwa objek yang sedang kamu lihat sedang
bergerak saat di foto.

Elemen Motion Blur. (foto : Steve McCurry)

Elemen Motion Blur. (foto : Paolo Margari)


11. Komposisi Foto Penuhi Frame (Fill the Frame)

Sesuai namanya, untuk mendapatkan teknik komposisi ini, penuhi frame


foto kamu dengan objek. Mendekatlah ke objek dan ambil dari sudut tertentu untuk
mendapatkan foto yang kreatif dan menarik.

Elemen Fill the Frame. (foto : Cruz Photography).

Elemen Fill the Frame. (foto : Cruz Photography)


F. Contoh Pengambilan Foto

DIMENSIONS : 4160x3120
Horizontal resolution : 72 dpi
Vertical resolution : 72 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Camera model : Redmi 3
Exposure time : 1/166 sec.
ISO speed : ISO-100
Focal length : 4 mm
Metering mode : Average
Flash mode : no flash, compulsory
35mm focal lenght :0
Brightness : 4.61
Size : 7,51 MB
Dimensions : 4160x3120
Horizontal resolution : 72 dpi
Vertical resolution : 72 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Camera model : Redmi 3
Exposure time : 1/918 sec.
ISO speed : ISO-100
Focal length :4
Metering mode : Average
Flash mode : No flash, compulsory
35mm focal lenght :0
Brightness : 6.66
Size : 2,34 MB
Dimensions : 3456x2304
Horizontal resolution : 72 dpi
Vertical resolution : 72 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Camera model : Canon EOS 1200D
F-stop : f/6.3
Exposure time :1/100 sec.
ISO speed : ISO-100
Exposure bias : 0 step
Focal length : 37 mm
Metering mode : Pattern
Flash mode : No flash, compulsory
Size : 1,18 MB
Dimensions : 3456x2304
Horizontal resolution : 72 dpi
Vertical resolution : 72 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Camera model : Canon EOS 600D
F-stop : f/3.5
Exposure time :1/13 sec.
ISO speed : ISO-6400
Exposure bias : 0 step
Focal length : 18 mm
Metering mode : Center Weighted Average
Flash mode : No flash, compulsory
Size : 3,93 MB
Dimensions : 4608 x 3072
Horizontal resolution : 300 dpi
Vertical resolution : 300 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Compressed bits/pixel : 4
Camera maker : NIKON CORPORATION
Camera model : NIKON D3100
F-stop : f/1.4
Exposure time :1/1000 sec.
ISO speed : ISO-400
Exposure bias : +0.7 step
Focal length : 50 mm
Max aperture :1
Metering mode : Pattern
Flash mode : No flash
35mm focal length : 75
Contrast : Normal
Exposure Program : Aperture Priority
Saturation : Normal
Sharpness : Normal
Digital zoom :1
Size : 5,88 MB
Dimensions : 4000x3000
Horizontal resolution : 72 dpi
Vertical resolution : 72 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Camera model : Redmi Note 5
F-stop : f/1.9
Exposure time : 1/2010 sec.
ISO speed : ISO-100
Focal length : 4 mm
Metering mode : Center Weighted Average
Flash mode : No flash, compulsory
35mm focal lenght : 24
Brightness : 7.83
White balance : auto
Size : 1,56 MB
Dimensions : 2340x4160
Horizontal resolution : 72 dpi
Vertical resolution : 72 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Camera model : Redmi 3
Exposure time : 1/166sec.
ISO speed : ISO-100
Focal length : 4 mm
Metering mode : Center Weighted Average
Flash mode : No flash, compulsory
35mm focal lenght :0
Brightness : 4.75
Size : 2,00 MB
Dimensions : 5184x3456
Horizontal resolution : 72 dpi
Vertical resolution : 72 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Camera model : Canon EOS 650D
F-stop : f/4
Exposure time : 1/400 sec.
ISO speed : ISO-100
Explosure bias : +0.7 step
Focal length : 27 mm
Metering mode : Pattern
Flash mode : No flash, compulsory
Exposure program : Action Program (biased toward shutter speed)
White balance : auto
Size : 9,08 MB
Dimensions : 4608x3456
Horizontal resolution : 350 dpi
Vertical resolution : 350 dpi
Bit depth : 24
Resolution unit :2
Color representation : sRGB
Compressed bits/pixeel :4
Camera model : DSC-W630
F-stop : f/3.2
Exposure time : 1/250 sec.
ISO speed : ISO-250
Explosure bias : 0 step
Focal length : 6 mm
Max aperture : 3.35546875
Metering mode : Pattern
Flash mode : No flash, auto
Contrast : Normal
Ligth source : Unknow
Exposure program : Landscape Mode
Satutation : Normal
Sharpness : Normal
White balance : Auto
Size : 6,32 MB
DAFTAR PUSTAKA

Grafispaten.(2011). Tujuan Fotografi. Diambil tanggal 15 Oktober 2018 dari


https://www.google.co.id/amp/s/grafispaten.wordpress.com/2011/06/07/tuj
uan-fotografi/amp/

International Design School.(2014). 5 Konsep Fotografi. Diambil tanggal 15


Oktober 2018 dari https://idseducation.com/articles/5-konsep-fotografi/

You might also like