Professional Documents
Culture Documents
PENGEMBANGAN OBAT 1
Oleh
NURBAITI
NIM 1821012028
Indonesia adalah salah satu negara dengan iklim tropis. Dimana, dengan iklim
penanganannya yang disebabkan oleh nyamuk anopheles sp. Pada tahun 2015,
Indonesia mengalami angka kejadian malaria adalah 0.85 per 1000 populasi dengan
Malaria merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Banyak hal yang dapat
alam yang ada yaitu dari tanaman. Dimana, tanaman-tanaman tersebut memiliki
senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dan satu tanaman juga memiliki
senyawa turunan yang juga memiliki aktivitas yang berbeda. Hal ini hanya dapat
disiplin ilmu.
Menurut Ebadi (2007) dari hasil penelitian pada tahun 1972 di Cina, salah satu
tanaman yang dapat berefek sebagai anti malaria yang resisten terhadap kina dan
Dari tanaman tersebut memiliki kandungan senyawa lain, yang juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat dan dikembangkan untuk yang lainnya. Salah satu
baik pengembangan dari segi sediaan yang telah beredar sekarang, atau
pengembangan untuk penggunaan obat lainnya. Oleh karena itu, dalam hal untuk
penemuan dan pengembangan senyawa artemisinin sebagai anti malaria dan efek
lainnya.
BAB II. ISI
Atas permintaan dari pemerintah Vietnam Utara untuk menyediakan obat yang
efektif melawan resisten obat malaria, Cina pada tanggal 23 Mei 1967, mulai
melibatkan enam puluh organisasi penelitian dan lebih dari 500 ilmuwan (Zongru
G., 2016).
b. Penemuan Artemisia dan artemisinin
“Kelompok TCM” dari Proyek 523. Pemimpin dari kelompok dari ICMM adalah
You you Tu dan rekannya Yagang Yu dan Guoming Gu dari Akademi Ilmu
Kedokteran Militer (AMMS), dikumpulkan dan menyaring lebih dari 100 resep
sederhana dan majemuk dari sumber dan mencatat obat-obatan rakyat dan TCM, di
mana mereka menemukan Artemisia yang muncul dalam frekuensi tinggi untuk
dalam banyak buku ramuan Cina kuno di Dinasti Tang, Song, Yuan, dan Ming).
Melalui skrining yang dipandu bioassay yang sistematis oleh Yu dan Gu, ekstrak
melawan Plasmodium falciparum hingga 60% - 80%. Namun, hasil dari Yu dan
Kemajuan yang dibuat oleh Youyou Tu, banyak yang terinspirasi oleh metode
rinci penggunaan Artemisia yang dijelaskan dalam buku Ge Hongs kuno "Zhou
Hou Bei Ji Fang". Buku itu berbunyi: untuk pengobatan malaria “segenggam penuh
Artemisia membasahi dua liter air. Lalu di hancurkan, "Dia menyimpulkan bahwa
thermo, yang bersifat lipofilik. Oleh karena itu, ia beralih dari etanol ke eter sebagai
pelarut ekstraksi. Setelah menghilangkan prinsip asam, padatan putih diisolasi dari
dalam membuka sarana terapeutik baru dan menyelamatkan jutaan nyawa dari
penyakit malaria. Ini juga membuat Youyou to menerima Hadiah Nobel Fisiologi
arteannuin C, dan amorphane . Namun, semua senyawa ini memiliki aktivitas anti
Untuk lebih meningkatkan aktivitas anti-malaria dan stabilitas kimia, Ying Li dan
rekan kerja mensintesis turunan tambahan dengan dua jenis kelompok fungsional:
0.06 % pada daun daripada tanaman yang berasal dari Cina dengan kadar mencapai
1.8%. Pada tanaman artemisia tidak hanya mengandung artemisin saja, tapi
tanaman ini juga mengandung saponin, flavonoid, minyak atsiri, dan polifenol.
komponen minyak atsiri yang paling tinggi adalah thujone yaitu 70%, dimana ini
dan dihidroartemisin.
tidak semua nya derivat artemisinin memiliki efek sebagai obat antimalaria. Tapi,
D.M, 2002).
Artemisinin efektif untuk yang resisten terhadap kina, serta efek samping kina
dan kloroquin tegrolong berta dibandingkan artemisinin. Oleh sebab itu, WHO
Obat Artemisinin atau yang dikenal dengan qinghousu salah satu pilihan terapi
untuk penyakit malaria. Tapi, artemisinin memberikan efek yang lambat apabila
dikombinasi dengan obat malaria lainnya, karena kelebihan yang dimilikinya yaitu
absorbsi obat yang baik, aman, cepat diubah menjadi metabolit aktif, dan
spesifik dari parasit malaria yang terhubung dengan protein (Simamora, D dan
Fitri, L , 2007).
dari penemuan Henry Lai pada tahun 1995, di University of Washington di Seattle
menyatakan artemisinin memilki aktivitas yang kuat untuk kanker payudara, kanker
pankreas, dan leukimia. Dimana senyawa tersebut bekerja dengan cara cara
disekitarnya. Jorge Ferreira, PhD seorang ahli peneliti tanaman di United States
yang efektif sebagai antimalaria, ternyata juga telah dibuktikan juga dapat sebagai
antikanker. Dalam hal ini, dapat kita lakukan pengembangan terhadapat senyawa
tersebut, dimana dimasa depan bisa dijadikan obat kemoterapi dan antikanker yang
lebih efektif dengan tidak merusak jaringan sel yang lainnya. Serta juga dapat
http://www.depkes.go.id/article/print/16050200003/inilah-fakta-keberhasilan
pengendalian-malaria.html
Simamora, D dan Fitri, L. E., 2007., Resistensi Obat Malaria : Mekanisme dan
Peran Obat Kombinasi Obat Antimalaria., Fakultas Kedokteran Unibraw :
Malang