You are on page 1of 10

LAPORAN ANALISIS SISTEM DAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

Oleh :

ACARA V
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE AHP

Disusun oleh:
Nama : Irma Yunita Manik
NPM : E1G014028
Kelompok : V (Lima)
Hari/Tanggal : Senin, 07 November 2016
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Kurnia Herlina Dewi, MSi
2. Evanila silvia. STP. M.Si
Ko-ass : 1. Deki Antri (E1G013012)
2. Elin Wijayanti (E1G013005)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi
inisemakin pesat, terutama pada bidang Teknologi Informasi. Indonesia
sebagainegara berkembang mempunyai kepentingan terhadap ilmu pengetahuan
danteknologi supaya tidak tertinggal dari negara-negara maju. Penguasaan ilmu
danteknologi sebagai sarana bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari
keterpurukandi banyak bidang. Seperti salah satunya adalah IPTEK (Ilmu
Pengetahuan danTeknologi). Sebagai contoh setiap perusahaan, instansi yang
melakukan kegiatanpengiriman barang yang cepat sehingga dituntut untuk
memiliki mesin yang baikdan tangguh untuk dapat memenuhi target pada
perusahaan tersebut.
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu metode analisis dan
sintesis yang dapat membantu proses Pengambilan Keputusan. AHP merupakan
alat pengambil keputusan yang powerful dan fleksibel, yang dapat membantu
dalam menetapkan prioritas-prioritas dan membuat keputusan di mana aspek-
aspek kualitatif dan kuantitatif terlibat dan keduanya harus dipertimbangkan.
Dengan mereduksi faktor-faktor yang kompleks menjadi rangkaian “one on one
comparisons” dan kemudian mensintesa hasil-hasilnya, maka AHP tidak hanya
membantu orang dalam memilih keputusan yang tepat, tetapi juga dapat
memberikan pemikiran/alasan yang jelas dan tepat.
Di dalam sebuah perusahaan atau instansi harus tangguh menjaga
konsistensinya, karena persaingan didalamnya sangat berat. Dengan
perkembangan jaman yang sangat pesat dan munculnya perusahaan – perusahaan
atau kompetitor dalam jumlah yang tidak sedikit. Oleh karena itu bila sebuah
perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan jaman akan dengan mudah akan
tersisihkan dalam dunia bisnis. Untuk menjaga konsistensi dalam dunia bisinis,
hal yang paling penting adalah kepercayaan, ketepatan dan kualitas dari barang
yang dipesan.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menyusun hierarki, untuk menyelesaikan masalah maka
persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, mulai
dari menentukan tujuan/sasaran, kriteria dalam menyelesaikan serta
alternatif-alternatif penyelesaiannya.
2. Mahasiswa dapat melakukan penilaian kriteria dan alternatif
3. Mahasiswa dapat menentukan prioritas pengambilan keputusan dengan
metode AHP
4. Mahasiswa dapat mengukur konsistensi logis untuk memeriksa apakah
perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak
5. Semua tahapan diatas dapat diselesaikan dengan program Criterium
Deision Plus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Untuk memperoleh hasil yang optimal dan maksimal dari suatu


perencanaan kegiatan - kegiatan yang penting, maka diperlukan adanya
suatu sistem yang tepat guna mencapai tujuan yang diharapkan. Keberadaan
suatu sistem sangat penting untuk mengolah data yang ada dalam suatu
organisasi hingga dapat dihasilkan agar menghasilkan suatu sistem
informasi yang berguna sebagai bahan dalam pengambilan keputusan.
Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan
pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai
tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan
prosedur ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai
kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas,
penjualan, pembelian dan buku besar.
Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh
sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini misalnya adalah sistem
komputer yang didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan
perangkat lunak.

Jenis jenis keputusan berdasarkan keharusan keputusan dibuat dan cakupan


keputusan tersebut, yaitu :
1. Keputusan terstruktur
Sebuah keputusan terstruktur dapat merupakan keputusan yang dihasilkan oleh
program komputer, keputusan terstruktur diambil untuk memecahkan masalah
yang pernah terjadi sebelumnya.
2. Keputuasn tidak terstruktur
Keputusan yang diambil untuk memecahkan masalah baru atau sangat jarang
terjadi, sehingga perlu dipelajari secara hati – hati. Komputer tetap dapat
membantu pembuat keputusan, tetapi hanya dapat memberikan
sedikit dukungan.
3. Keputusan semi terstruktur
Merupakan keputusan diantara keputusan terstruktur dan tidak terstruktur.
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan
masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki,
menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level
pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu
masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang
kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan
tampak lebih terstruktur dan sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding
dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :[5]
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
BAB III
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisener yang diperoleh
dari
narasumber yang merupakan pelaku-pelaku dalam sistem agroindustri.
Alat yang digunakan dalam pengolahan data adalah seperangkat hardware
komputer dan software Criterium Decision Plus dalam mengambil keputusan
menggunakan metode AHP.

3.2 Cara Kerja


1. Menentukan tujuan utama dengan memilih salah satu tujuan
2. Menentukan alternatif pemilihan lokasi
3. Menentukan kriteria pemilihan lokasi meliputi: bahan baku, tenaga kerja,
pasar, fasilitas produksi.
4. Menenutukan sub kriteria pemilihan lokasi, sub kriteria bahan baku: (1)
jumlah ketersediaan bahan baku (2) kualitas bahan baku dan (3) harga
bahan baku. Sub kriteria tenaga kerja: (1) jumlah ketersediaan tenaga kerja
(2) upah tenaga kerja (3) kualitas SDM. Sub kriteria pasar: (1) prediksi
permintaan pasar/ kebutuhan, (2) persaingan harga dan (3) jarak kepasar.
Sub kriteria fasilitas: (1) Air (2) liastrik (3) ketersediaan tanah
BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah kami olah yaitu data kuisener perguruan
tinggi maka kami mendapatkan hasil yaitu untuk goal nya adalah pemilihan
produk unggulan komoditas unggulan diprovinsi Bengkulu. Untuk kriteria
pemilihan lokasinya yang pertama adalah bahan baku (L:, 235), untuk komoditas
bahan baku yang telah ditentukan yaitu kopi (L:,375) dengan strategi sebagai
akibat aksi yang dipilih yaitukopi bubuk (L:, 495), kopi instant (L:, 194),
minuman kopi (L:, 117), dan permen kopi (L:, 194). Untuk komoditas unggulan
yang kedua yang ditentukan yaitu komoditas Teh (L:, 125), dengan strategi
sebagai akibat aksi yang dipilih yaitu teh bubuk (L:, 500), teh celup (L:, 167),
minuman teh (L:, 167), dan permen teh (L:, 167). Komoditas unggulan yang
ketiga yaitu kakao (L:, 125), dan strategi sebagai akibat aksi yang dipilih yaitu
kakao bubuk (L:, 286), kakao batangan (L:, 286), selai kakao (L:, 143), dan
permen kakao (L:, 286). Komoditas unggulan selanjutnya yaitu kelapa (L:, 375),
dengan strategi sebagai akibat aksinya yaitu kelapa bubuk (L:, 167), santan kelapa
(L:, 167), kelapa parut (L:, 500) dan VCO (L:, 167).
Kriteria pemilihan lokasi yang kedua yaitu tenaga kerja (L:, 059. Untuk
komoditas kopi (L:, 388), dengan stategi sebagai akibat aksinya yaitu kopi bubuk
(L:, 400), kopi instant (L:, 200), minuman kopi (L:, 200), dan permen kopi (L:,
200). Untuk komoditas teh (L:, 267), strateginya yaitu teh bubuk (L:, 250), teh
celup (L:, 250), minuman teh (L:, 250), dan permen teh (L:, 250). Untuk
komoditas kakao (L:, 194), strateginya yaitu kakao bubuk (L:, 400), kakao
batangan (L:, 200), selai kakao (L:,200), dan permen kakao (L:, 200). Untuk
komoditas kelapa (L:, 151), strategi yang terpilih yaitu kelapa bubuk (L:, 200),
santan kelapa (L:, 400), kelapa parut (L:, 200) dan VCO (L:, 200).
Pada kriteria pemilihan lokasi yang ketiga yaitu pasar (L:, 529), untuk
komoditas kopi (L:, 394), strategi yang terpilih yaitu kopi bubuk (L:, 394), kopi
instant (L:, 223), minuman kopi (L:, 287), dan permen kopi (L:, 096). Untuk
komoditas teh (L:, 287), strategi yang terpilih yaitu teh bubuk (L:, 375), teh celup
(L:, 375), minuman teh (L:, 125), dan permen teh (L:, 125). Untuk komoditas
kakao (L:, 223), strategi yang terpilih adalah kakao bubuk (L:, 096), kakao
batangan (L:, 223), selai kakao (L:, 394), dan permen kakao (L:, 287). Untuk
komoditas kelapa (L:, 096), strategi yang terpilih yaitu kelapa bubuk (L:, 250),
santan kelapa (L:, 250), kelapa parut (L:, 250), dan VCO (L:, 250).
Untuk kriteria pemilihan lokasi yang keempat yaitu teknologi (L:, 117),
untuk komoditas kopi (L:, 167), strategi yang terpilih yaitu kopi bubuk (L:, 125),
kopi instant (L:, 125), minuman kopi (L:, 375), dan permen kopi (L:, 375).
Komoditas teh (L:, 500), strateginya yaitu teh bubuk (L:, 250), teh celup (L:, 250),
minuman teh (L:, 250), dan permen teh (L:, 250). Untuk komoditas kakao (L:,
167), strateginya yaitu kakao bubuk (L:, 100), kakao batangan (L:, 300), selai
kakao (L:, 300), dan permen kakao (L:, 300). Untuk komoditas kelapa (L;, 167),
strateginya yaitu kelapa bubuk (L:, 375), santan kelapa (L;, 125), kelapa parut (L:,
125), dan VCO (L:, 375).
Untuk kriteria pemilihan lokasi yang terakhir yaitu tentang limbah pabrik
(L:, 059), untuk komoditas kopi (L:, 205), strateginya yaitu kopi bubuk (L:, 140),
kpi instant (L:, 239), minuman kopi (L:, 340), dan permen kopi (L:, 281). Untuk
komoditas teh (L:, 169), strateginya yaitu teh bubuk (L:, 167), teh celup (L;, 167),
minuman teh (333), dan permen teh (L:, 333). Untuk komoditas kakao (L:, 338),
strateginya yaitu kakao bubuk (L:, 333), kakao batangan (L:, 167), selai kakao
(L:, 333), dan permen kakao (L:, 167). Untuk komoditas kelapa (L;, 288),
strateginya yaitu kelapa bubuk (L:, 250), santan kelapa (L:, 250), kelapa parut (L:,
250), dan VCO (L:, 250).
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat ditentukan
pemilihan produk unggulan komoditas unggulan di provinsi Bengkulu yaitu
peringkat pertama adalah komoditas kopi dengan jenis produknya yaitu kopi
bubuk. Maka dari itu industri kopi bubuk dapat didirikan di provinsi bengkulu
sebab telah memiliki komoditas unggulan diprovinsi Bengkulu sendiri. Komoditas
yang kedua adalah teh dengan jenis produknya yaitu teh bubuk, yang ketiga yaitu
teh celup demikian juga selanjutnya.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan dari hasil pembahasan diatas yaitu
produk unggulan yang dimiliki oleh provinsi bengkulu adalah kopi bubuk.
BAB VI
KESIMPULAN

1. Penyusunan hierarki untuk menyelesaikan masalah yang akan diselesaikan


diuraikan menjadi unsur-unsurnya yang dimulai dari penyususna
tujuan/sasaran yang akan dituju, kriteria pemilihan lokasi yang akan dipilih dan
alternatif-alternatif penyelesaiannya.
2. Penilaian kriteria dan alternatif dapat dilakukan dengan menanyakan kepada
kuisener yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Pengambilan kleputusan dengan menggunakan metode AHP dalam
menentukan prioritas dapat dilakukan dengan mengolah data pada hardware
dan software komputer yang kemudian akan kita dapatkan hasilnya dan dapat
kita ambil keputusan yang tepat
4. Pengukuran dengan kosistensi logis untuk memeriksa apakah perbandingan
berpasang telah dilakukan dengan kosekuen atau tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan program yang ada pada komputer untuk mengolah data maka
kita juga dapat memeriksa perbandingan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto HM., MBA., Akt., Ph.D. 2009. Buku Sistem Tehknologi Informasi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:
Andi Offset.
Winarno. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Yogjakarta: UPP (Unit Penerbit
dan Percetakan) AMP YKPN.
Uyuunul Mauidzoh, dan Yasin Zanidi. 2007. Perancangan Sistem Penilaian dan
Seleksi Supplier Menggunakan Multi Kriteria. Jakarta : PT.
Prenhallindo.
Syaifullah. 2010. Pengenalan Metode AHP. Syaifullah08.Wordpress.

You might also like