Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I-1
ton/tahun dan sorbitol jenis liquid sebesar 26.400 ton/tahun. PT Sorbitol Inti Murni
Corporation Tbk (Sorini),telah menguasai 35 % pangsa pasar sorbitol di Cina setelah
mengakuisisi 100 % perusahaan sorbitol, hingga saat ini PT Sorini telah menjadi produsen
sorbitol terbesar di kawasan Indonesia. PT Khalista Chemical Industries Ltd, Cina,
sebelum proses akuisisi, produsen bahan kimia ini hanya menguasai 15 persen pasar Cina.
Sorini merupakan pemasok sorbitol terbesar kedua di Cina. Perusahaan asal
Perancis, Rockett masih menguasai pasar sorbitol sebanyak 65 persen. Sorini sendiri
merupakan anak perusahaan dari AKR Corporindo (AKRA). Saat ini Sorini memiliki dua
anak perusahaan yang beroperasi, yaitu Sorini Towa Berlian, dan Saritanam Inti Pratama.
PT Sorini Towa Berlian Corporindo merupakan perusahaan patungan yangdidirikan tahun
1994 bersama dengan Towa Chemical Industry Ltd dan Mitsubishi Corporation, saat ini
memiliki kapasitas produksi 65,000 tpa. Saritanam Pratama didirikan tahun 1993 yang
memproduksi tepung tapioka sebagai bahan baku produk utama perusahaan. Lokasi pabrik
berada di Ponorogo dengan kapasitas 50,000 tpa, dan di Lampung sebesar 35,000 tpa
(Sorini Agro Asia Corporindo, 2008).
Produsen sorbitol kedua adalah PT. Sama Satria Pasifik (PT SSP) berlokasi di
Sidoarjo, Jawa Timur. Pada awalnya perusahaan ini mengajukan permohonan untuk
mendirikan pabrik tepung tapioka pada tahun 1989 namun karena industri tepung tapioka
merupakan industri yang berpotensi menyebabkan pencemaran tinggi, maka pada tahun
1990 perusahaan ini mengajukan perubahan jenis produksinya menjadi sorbitol dengan
kapasitas 7200 ton/tahun. Trial produksi telah dilakukan sejak 1991.tetapi produksi
komersial dilakukan sejak tahun 1992.Sebagian hasil produksinya telah diekspor ke Cina
dan Filipina.
Produsen sorbitol ketiga adalah PT Budi Kimia Raya.Pabrik yang berlokasi di
Lampung ini telah melakukan produksi komersial sejak pertengahan tahun 1993 dengan
kapasitas produksi sorbitol 3000 ton/tahun.
I-2
I.2 Produksi Bahan Baku
Singkong (Manihot esculenta, Crautz) yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau
ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai
sayuran. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris
tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging
umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan
meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya
warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia. Umbi
singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein.
Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam
amino metionin.
Jenis singkong Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan
kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk
modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil
selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua varitas M. esculenta dapat
dibudidayakan.
Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002.
Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika
Latin dan Kepulauan Karibia.
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia
Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada
abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.
Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah.
Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida
yang dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling
sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak
pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat
diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung
tapioka. Pati yang terkandung dalam singkong sebesar 90 % (dalam basis kering).
Dari tahun ke tahun produksi singkong terus bertambah. Tingkat produktifitasnya
juga terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, tahun 2008 lalu produksi
singkong nasional mencapai 21,75 juta ton dan meningkat menjadi 22,04 juta ton pada
I-3
tahun 2009. Tingkat produktifitasnya juga terus meningkat dari 180,57 kuintal per hektare
di tahun 2008 menjadi sekitar 189,86 kuintal per hektare tahun 2009.
Peningkatan produksi singkong tidak terlepas dari adanya faktor eksternal, seperti
adanya gerakan diversifikasi tanaman pangan agar tidak terfokus pada komoditas beras.
Pemerintah juga telah memberikan iming-iming berupa insentif bagi petani atau investor
yang mau membudidayakan singkong. Sehingga petani mulai beralih ke komoditas
singkong dan investor mulai melirik investasi di komoditas ini.
I-4
negara, dan pada tahun 2000 naik menjadi 37 negara dengan Jepang, China, dan Taiwan
sebagai negara tujuan ekspor utama disusul beberapa negara Eropa.Bahkan PT. Sorini
sendiri pada tahun ini sudah mencapai 55 negara tujuan ekspor sorbitol. (CIC –
Indochemical Edisi 288).
I-5
2004 3858.382 572.593
2005 4810.284 1.421.648
2006 3278.889 1.428.243
2007 1002.805 797.429
2008 1037.17 917.018
2009 900.597 761.601
2010 1750.065 1.364.455
Subtotal 16638.192
(Sumber : Biro Pusat Statistik, 2012 )
Selama tahun 2004 sampai 2010 impor sorbitol cenderung fluktuatif. Namun
demikian, sorbitol impor saat inimerupakan ancaman serius bagi kedudukan sorbitol lokal
dipasaran domestik. Oleh karena itu pemerintah memberikan proteksi bagi produksi dalam
negeri, dengan bea masuk tambahansebesar 5%.
Hingga saat ini sudah cukup banyak produsen sorbitol didunia. Produsen yang
paling besar antara lain Roquette Freres, Lille, Perancis; Nikken Fine Chemicals Co., Ltd.,
Japan, dan Towakasei Kogyo Co.,Ltd., Japan dengan masing-masing berkapasitas 30.000
metric ton/tahun. Di Amerika sendiri pertumbuhan rata-rata produksi sorbitol mencapai
6,3% di tahun 1965 – 1974. Harga dari sorbitol liquid 70% di tahun 1955 – 1976 berkisar
antara $ 0,33 – 0,84 /kg.
I-6
memberikan kerjasama dalam bentuk inovasi bahan baku. Dari literatur terdapat beberapa
antara lain :
Kondisi perekonomian dunia dan dalam negeri seperti nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing, tingkat inflasi, suku bunga, dan sebagainya.
Adanya perubahan peraturan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat dari
negara maju yang terus mengurangi ekspor dari negara maju lain yang menawarkan
harga murah.
Pengembangan dan pengalihan bahan baku alternative untuk sorbitol.
Berkurangnya pasokan dan gejolak harga bahan baku akibat tingginya permintaan
seiring dengan pengembangan industri berbasis etanol yang akan berdampak pada
laba perusahaan.
Bahan baku sorbitol yaitu tepung tapioka yang harga terus melonjak seiring dengan
penggunaan untuk sumber energi alternative
Dari beberapa masalah di atas pendirian pabrik inidimaksudkan untuk
pengembangan dan pemanfaatan bahan bakualternatif untuk sorbitol serta untuk
mengimbangi kebutuhan tepung tapioka sebagai bahan baku sorbitol. (Sorini Agro
AsiaCorporindo, 2008)
I-7
Sorbitol umumnya ditambahkan pada makanan untuk memberikan ketahanan mutu
dasar yang dimiliki makanan tersebut selama dalam proses penyimpanan. Pada perusahaan
produsen permen, sorbitol diproses bersama gula agar permen yang dihasilkan menjadi
tahan lama.
Bidang Farmasi
Sorbitol merupakan salah satu bahan baku vitamin C. Selain itu sorbitol berfungsi
sebagai pemanis, sehingga sering digunakan sebagai bahan baku dasar obat berbentuk
syrup. Bagi penderita diabetes, sorbitol dapat dipakai sebagai bahan pemanis pengganti
glukosa, fructose, maltose dan sukrose.Untuk produk makanan dan minuman diet, sorbitol
memberikan rasa manis yang sejuk di mulut.
Bidang Kosmetik dan Pasta gigi
Penggunaan sorbitol sangat luas di bidang kosmetika, diantaranya digunakan
sebagai pelembab berbentuk cream untuk mencegah penguapan air dan dapat memperlicin
kulit.Untuk pasta gigi, sorbitol dapat dipergunakan sebagai penyegar atau obat pencuci
mulut, dapat mencegah kerusakan gigi dan memperlambat terbentuknya caries gigi.
Kegunaan lain
Pada industri tekstil, kulit, kertas dan semir sepatu, sorbitol digunakan sebagai
bahan pelunak dan stabilisator emulsi.Sedangkan pada industri rokok sorbitol digunakan
sebagai stabilisator kelembaban, penambah aroma dan menambah rasa sejuk.
I-8
massa, neraca panas dan lain-lain. Untuk menetukan kapasitas pabrik diperlukan data-data
produksi dan pemakaian bahan, yang bisa diperoleh dari data Biro Pusat Statistik (BPS).
Kapasitas produksi sorbitol dengan bahan dasar tepung tapioka ini diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan sorbitol yang semakin melonjak dan mengimbangi produksi
sorbitol di pabrik lain yang semakin berkurang karena penggunaan bahan baku singkong
yang semakin terbatas. Dalam hal ini Sorini Agro Asia Corporation, pada tahun 2007
mempunyai kapasitas sebesar 333.000 mt ton per tahun.Sorini Agro Asia Corporation
bukan hanya memenuhi kebutuhan nasional tetapi dominan pada kebutuhan dunia. Oleh
karena itu untuk memenuhi kebutuhan dan pasar global sorbitol, maka pabrik sorbitol
dengan bahan baku tepung tapioka ini berusaha memenuhi kebutuhan sorbitol sebesar 15
% dari keseluruhan kebutuhan nasional.
Tabel 1.5 Perkembangan produksi sorbitol di Indonesia
I-9