Professional Documents
Culture Documents
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sikap Kreatif
kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada
merupakan pemaduan dari apa-apa yang telah ada yang melahirkan suatu bentuk
atau kemampuan kreatif yang dibawa sejak lahir, melainkan merupakan hasil dari
hubungan interaktif dan dialektis antara potensi kreatif individu dengan proses
terwujud menjadi kemampuan dan keterampilan kreatif. Kenyataan ini bisa terjadi
1999).
Guilford (1959) membedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang
aptitude (sikap kreatif) meliputi kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik, dan
serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Sikap ini kemudian
mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya
berbeda dari yang telah ada sebelumnya. Sikap kreatif tidak hanya dibutuhkan bila
timbul persoalan saja. Khususnya dalam dunia modern yang penuh dengan
berikut:
7
untuk terus berusaha keras agar dapat merumuskan berbagai alternatif pemecahan
8
mengenai hambatan dan kesenjangan dalam hidupnya tanpa mudah bosan. Rasa
gagasan yang telah dirumuskan atau bahkan yang telah dikomunikasikan kepada
dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan yang menghambat
adalah:
1. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
2. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
3. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
4. Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
9
dan mengkomunikasikan
6. Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung laki-laki lebih kreatif
belum diketahui
2. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
3. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan
penyelidikan
4. Stereotip peran seks/jenis kelamin
5. Diferensiasi antara bekerja dan bermain
6. Otoritarianisme
7. Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan
bahwa kita menghargai pikiran dan perilaku kreatif. Salah satu caranya adalah
siswa menyelesaikan suatu proyek dengan cara yang unik dan kreatif.
dan dapat merasa bangga dengan apa yang sedang mereka kerjakan. Kita
minat-minat mereka yang akan mereka kejar dengan senang hati tanpa harus
sesuatu tanpa ancaman bahwa pekerjaannya itu dinilai. Kita juga dapat
oleh usaha-usaha kreatif mereka. Ciptakan rasa aman kepada anak untuk
kegagalan sebagai suatu aspek yang tak terelakkan tetapi biasanya hanya
anak memahami divergensi dalam berpikir dan bersikap. Siswa lebih mudah
2010).
11
untuk mengubah responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar
langsung dituntut dari setiap siswa dalam kegiatan belajar pembelajaran sehingga
belajar.
Teori kognitif menyatakan bahwa belajar menunjukkan adanya jiwa yang
memberikan bantuan dan dukungan kepada peserta didik yang sedang pada awal
belajar kemudian sedikit demi sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tersebut
setelah peserta didik mampu memecahkan masalah dari tugas yang dihadapi. Guru
Guru harus bisa menciptakan suasana yang nyaman di kelas sehingga proses
Ada tiga aspek yang terlibat dalam pembelajaran, yang terdiri dari:
1) Siswa
Siswa merupakan faktor yang paling penting, sebab tanpa siswa tidak akan
ada proses belajar. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar
Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun
13
faktor yang mempengaruhi siswa atau proses belajar, seperti pendidik, kelas,
suasana belajar yang menarik bagi siswa. Setiap guru memiliki kewajiban ikut
sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait, yaitu saling
pembelajaran di dalam kelas, di mana siswa akan belajar dan bertanggung jawab
konstruktivisme.
Teori konstruktivisme berpandangan bahwa siswa yang berinteraksi dengan
berbagai objek dan peristiwa sehingga mereka memperoleh dan memahami pola-
ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
14
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan
dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan
sebelumnya.
Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif yang beranggotakan 4-6
siswa yang berkemampuan rendah berusaha untuk belajar dengan giat hingga
(Suprijono, 2010)
berikut:
kerja sama
f. Menambah ketertarikan
organisasi kelas umum di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang
proyek yang ada (Gimin, dkk, 2008). Model pembelajaran ini melibatkan siswa
pembelajaran ini juga melatih siswa lebih mandiri dalam memberikan jawaban
penempatan siswa dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyampaikan
pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut, kemudian seluruh siswa
diberikan test tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak
langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase. Fase-fase
(Trianto, 2009)
Guru memberikan penghargaan kelompok setelah melakukan evaluasi. Skor
terdiri dari tiga tingkatan yang diberikan untuk penghargaan kelompok. Nilai
(Slavin, 2005)
Skor kelompok dapat dilihat dengan cara mencatat nilai perkembangan dengan
berikut:
predikat.
Bahasan Termokimia
Ilmu kimia adalah cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
tentang materi dan perubahannya serta energi yang menyertai perubahan tersebut.
Mata pelajaran kimia di SMA kelas XI IPA terdiri dari beberapa pokok bahasan.
Pokok bahasan Termokimia merupakan salah satu pokok bahasan yang dipelajari
di kelas XI IPA dan terdiri dari beberapa sub pokok bahasan. Pokok bahasan
19
yang baik karena pokok bahasan ini menyangkut teori dan hitungan sehingga
melalui kerja sama dan diskusi kelompok, yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
yang menuntut siswa agar kreatif karena siswa mencari dan memahami sendiri
materi yang ditugaskan oleh guru sebagai hasil daya pikir yang bersifat mandiri.
Siswa juga menjadi kreatif ketika mereka saling berbagi informasi atau jawaban
atas masalah yang ada melalui forum diskusi. Kesempatan untuk berkomunikasi
secara bebas dan terarah akan menunjang peningkatan sikap kreatif siswa.
sebagai berikut:
Tahap ini merupakan tahap menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa untuk
terlibat dalam pembelajaran. Tahap ini juga dapat mengaktifkan siswa dengan
Pemberian informasi akan membekali siswa dalam pengerjaan LKS yang akan
Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang
LKS melalui diskusi kelompok. Setiap siswa akan saling bertukar pikiran
antar siswa. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja
6. Tahap evaluasi
21
Kreatif Siswa
Sikap kreatif mengarah pada komunikasi yang bebas dan terarah sebagai
akibat dari rasa ingin tahu yang timbul dan juga mengarah pada kemampuan
yang ada. Usaha untuk meningkatkan sikap kreatif siswa bukan suatu pekerjaan
yang mudah. Guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat
kreatif. Salah satu cara yang tepat adalah dengan penerapan model pembelajaran
materi untuk mencapai pemahaman yang maksimal sesuai dengan konsep atau
Guru memberi pertanyaan kepada siswa mengenai pengetahuan yang telah ada
rasa takut, dan menghargai pendapat orang lain pada saat diskusi. Siswa juga
diskusi.
3. Tahap presentasi kelompok
Sikap kreatif yang dapat dikembangkan pada tahap ini adalah kelenturan
4. Tahap evaluasi
Siswa mengerjakan evaluasi secara mandiri karena tidak bergantung pada
orang lain, maka setiap siswa dituntut untuk percaya terhadap jawabannya
sendiri.
kooperatif tipe STAD karena siswa dilibatkan dalam memberikan banyak gagasan
atau usul terhadap suatu materi, siswa diajar untuk menghargai gagasan orang
23
masalah, dan rasa percaya diri pada siswa sebab ide-ide mereka dicobakan untuk
G. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang serta tinjauan teori yang telah diuraikan di atas,
Sikap Kreatif Siswa Pada Pokok Bahasan Termokimia di Kelas XI IPA SMAN 3
Pekanbaru”.