Professional Documents
Culture Documents
Patogenesis
Tumor hipofisis anterior akan menimbulkan efek massa terhadap struktur sekitarnya.
Gejala klinis yang sering ditemukan adalah sakit kepala dan gangguan penglihatan. Pembesaran
ukuran tumor akan menyebabkan timbulnya keluhan sakit kepala, dan penekanan pada kiasma
optikum akan menyebabkan gangguan penglihatan dan penyempitan lapang pandang. Selain itu,
penekanan pada daerah otak lainnya juga dapat menimbulkan kejang, hemiparesis, dan gangguan
kepribadian. Pada akromegali dapat terjadi hipersekresi maupun penekanan sekresi hormon yang
dihasilkan oleh hipofisis anterior. Hiperprolaktinemia dijumpai ada 30% kasus sebagai akibat
dari penekanan tangkai atau histopatologi tumor tipe campuran. Selain itu, dapat terjadi
hipopituitari akibat penekanan massa hipofisis yang normal oleh massa tumor.2,3
Pada jaringan saraf dapat terjadi neuropati motorik dan sensorik. Neuropati yang terjadi
diperburuk oleh kondisi hiperglikemia yang sering ditemukan pada pasien akromegali. Edema
pada sinovium sendi pergelangan tangan dan pertumbuhan tendon dapat menyebabkan sindrom
terowongan karpal (carpal tunnel syndrome).2
Diagnosis
Tatalaksana
Pasien akromegali memiliki angka mortalitas dan morbiditas dua hingga empat kali lebih
tinggi dibandingkan populasi normal. Tata laksana yang adekuat dapat menurunkan angka
mortalitas tersebut. Tujuan tata laksana pasien akromegali adalah mengendalikan pertumbuhan
massa tumor, menghambat sekresi hormon pertumbuhan, dan normalisasi kadar IGF-I. Terdapat
tiga modalitas terapi yang dapat dilakukan pada kasus akromegali, yaitu pembedahan,
medikamentosa dan radioterapi. Masing-masing modalitas memiliki keuntungan dan kelemahan,
tetapi kombinasi berbagai modalitas yang ada diharapkan dapat menghasilkan tata laksanayang
optimal.2,4,6,7,8
1. Pembedahan
faktor lain yang menentukan keberhasilan tindakan operasi adalah pengalaman dokter bedah dan
kadar hormon sebelum operasi. Teknik pembedahan yang kini dikerjakan di Indonesia adalah
transfenoid per endoskopi. Teknik tersebut memiliki keunggulan dalam visualisasi lapangan
operasi serta angka kesakitan yang lebih rendah dibandingkan teknik per mikroskopik. Tidak
semua kasus akromegali dapat diatasi hanya dengan pembedahan.Pada keadaan ini dapat dipilih
terapi alternatif pilihan yaitu pembedahan debulking dengan terapi medikamentosa atau
radioterapi pascapembedahan. Tata laksana medikamentosa juga dapat menjadi pilihan pertama
pada kasus tersebut. 2,6,7,8
2. Medikamentosa
Terapi medikamentosa pada akromegali terdiri atas tiga golongan, yakni agonis dopamin,
analog somatostatin, dan antagonis reseptor hormon pertumbuhan.
D. Terapi Kombinasi
Pada pasien yang memberi respon biokimia parsial terhadap pemberian SSA,
penambahan cabergoline atau pegvisomant dapat dipertimbangkan.
3. Radioterapi
Radioterapi umumnya tidak digunakan sebagai terapi lini pertama pada kasus akromegali
karena lamanya rentang waktu tercapainya terapi efektif sejak pertama kali dimulai. Radioterapi
konvensional dengan dosis terbagi memerlukan waktu 10-20 tahun untuk mencapai terapi yang
efektif, sementara beberapa teknik radioterapi yang baru, yaitu gamma knife, proton beam, linac
stereotactic radiotherapy dapat memberikan remisi yang lebih cepat. Studi yang menilai
efektivitas stereotactic radiotherapy terhadap para pasien yang tidak berhasil dengan radioterapi
konvensional memperlihatkan penurunan kadar IGF-I sebesar 38% dua tahun pascaterapi. Saat
ini di Indonesia modalitas stereotactic radiotherapy telah digunakan pada kasus akromegali.
2,4,6,7
1.
2. Cahyanurr R, Soewondo P. Akromegali. Majalah Kedokteran Indonesia Volume: 60,
4. Lamesson JL. Harrison’s Endocrinology third Edition. McGraw Hill. 2013. p 34-44
5. Holt RI, Hanley NA. Essential Endocrinology and Diabetes. Sixth edition A John Wiley
& Sons, Ltd., Publication. 2013. p73-82
9. Biermasz N, Pereira AP, Smit JW, Romijn JA, Roelfsema F. Morbidity after Long-Term
Remission for Acromegaly: Persisting Joint-Related Complaints Cause Reduced Quality
of Life. 2009.
10. Colao A, Auriemma RS, Galdiero M, Lombardi Q, Pivonello R. Effects of initial therapy
for five years with somatostatin analogs for acromegaly on growth hormone and insulin-
like growth factor-I levels, tumor shrinkage, and cardiovascular disease: a prospective
study. J Clin Endocrinol Metab. 2009;94(10):p3746-56.