Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau
keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah, perlu
kehamilan dan 90% kasus terjadi pada tuba fallopi. Selain di tuba fallopi,
pervaginam, nyeri perut bawah yang berat, serta cavum douglass yang
1
B. Definisi
di luar kavum uteri, yaitu bila sel telur yang dibuahi berimplantasi dan
tuba dan kanalis servikalis masih termasuk dalam uterus tetapi jelas bersifat
ektopik.1
C. Epidemiologi
dari total kehamilan dan menimbulkan ancaman yang signifikan pada wanita
2
kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0-14,6%. Angka
trimester pertama pada masa kehamilan dengan angka kejadian sekitar 10%.
antara mereka di negara maju saat ini sekitar 0,1% hingga 0,3% sementara di
penyebab kematian utama pada ibu hamil di Kanada yaitu berkisar 4% dari 20
sendiri, tempat yang paling sering adalah pada ampulla, kemudian berturut-
turut pada pars ismika, infundibulum dan fimbria, dan pars intersisialis.
3
hidup. Angka kematian pada kehamilan abdominal adalah 7,7 kali bila
D. Anatomi
a. Uterus
buah pir dengan ukuran 7,5x5,5x2,5cm, berat normal sekitar 55-60 gram.
jangka waktu yang panjang, anatara 280-288 hari. Berat uterus hamil
sekiatr 9-12 kilogram. Oleh karena itu uterus harus disanggah dengan kuat
dengan kuat.6
4
Gambar 2. Uterus, vagina and struktur penyokong. 7
Sistem aliran darah uterus berasal dari dua sumber penting yaitu :6
5
konstribusi cabangnya menjadi arteri sirkularis, sehingga mampu
2) Arteri ovarika
1) Uterus bagian bawah aliran getah lifenya menuju kelenjar ilika dan
profunda
b. Servix
menjadi :6
6
1) portio uteri servicis merupakan bagian serviks yang menonjol ke
vagina. Bagian ini paling sering mendapat trauma dan infeksi sehingga
3) Antara korpus uteru dan serviks uteri masih terdapat isthmus uteri
secara pasif.
Oleh karena terlalu sering mendapat trauma dan infeksi virus HPV
limfe iliaka
7
Gambar 3. Uterus and Adnexa7
sebagai berikut:6
mechanisme
8
- Mempunyai kelenjar yang dapat mengeluarkan cairan
para aorta.
Ukuran ovarium 1,5x3x2,5cm dengan berat 4-6 gram. Pada korteks folikel
dengan berbagai kematangan yang setiap bulan siap untuk terjadi ovulasi.
Jumlah folikel sekitar ribuan, namun yang mampu dalam siklus primordial
9
sampai graaf folikel, hanya sekitar 600, buah jika wanita tersebut tidak
kawin.
ligamentum latum
Pada kehamilan normal, telur yang sudah dibuahi akan melalui tuba
mulailah pembelahan zigot. Dalam 3 hari terbentuk kelompok sel yang sama
besarnya dan disebut stadium morula. Dalam ukuran yang sama ini hasil
konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstitialis tuba (bagian-
bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran
10
silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Dalam kavum uteri,
desidua.1
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass)
sembuh dan menutup lagi. Pada saat nidasi terkadang terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Nidasi terjadi pada dinding
depan atau belakang uterus (korpus), dekat pada fundus uteri. Blastula yang
11
F. Etiologi
infeksi pada tuba tidak didapati. Kerusakan saluran telur menjadi penyebab
terjadi akibat salpingitis, ligasi tuba yang tidak sempurna, pembedahan tuba
berupa atresia pada bagian tengah tuba. Kerusakan pada bagian mukosa atau
fimbriae berperan pada kurang lebih separuh dari kehamilan dalam tuba.
transportasinya terhalang.8
12
tumbuh kembang di dalamnya yang berangsur dan menyebabkan terjadinya
kehamilan ektopik.9
kehamilan ektopik dapat diakibatkan oleh adanya kelainan kongenital dari alat
Adanya desakan dari luar tuba akibat adanya kista ovarium atau
tuba fallopi, sehingga hasil konsepsi tidak dapat lewat sehingga terjadilah
ektopik.9
terjadi dibagian bawah kavum uteri dalam bentuk plasenta previa dan
13
Kehamilan ektopik sering sekali disertai adanya faktor risiko yang
faktor risiko kehamilan ektopik menurut yang paling sering dari atas kebawah
kali lipat)
6. Infertilitas
9. Perokok
14
G. Patofisiologi
dasarnya sama dengan halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara
secara dini dan kemudian diresorpsi. Pada nidasi secara interkolumner telur
bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup, maka
telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai
tuba tidak sempurna, dengan mudah vili korialis menembus endosalping dan
Endometrium dapat pula berubah menjadi desidua. Setelah janin mati, desidua
pada kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh
15
Tuba bukanlah tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, sehingga
tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar
yaitu:1
darah oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat
dikeluarkan dalam lumen tuba dan kemudian didorong oleh darah ke arah
16
3. Ruptur dinding tuba
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan
terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut. Faktor utama yang menyebabkan
dapat terjadi. Dalam hal ini, dinding tuba yang telah menipis oleh invasi
antara 2 lapisan ligamentum tersebut. Jika janin hidup terus, dapat terjadi
kehamilan intraligamenter.
Pada ruptur ke rongga perut, seluruh janin dapat keluar dari tuba,
tetapi bila robekan tuba kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi
dikeluarkan dari tuba. Nasib janin bergantung pada tuanya kehamilan dan
kerusakan yang diderita. Bila janin mati dan masih kecil, dapat diresorpsi
terus dalam rongga perut, sehingga terjadi kehamilan ektpik lanjut atau
17
bagi janin, plasenta dari tuba akan meluaskan implantasinya ke jaringan
dan usus.
H. Klasifikasi
interstisialis tuba. Keadaan ini jarang terjadi dan hanya satu persen dari
semua kehamilan tuba. Rupture pada keadaan ini terjadi pada kehamilan
lebih tua, dapat mencapai akhir bulan keempat. Perdarahan yang terjadi
kematian.1
membersihkan isi kavum abdomen dari darah dan sisa jaringan konsepsi
18
ektopik yang terganggu. Pada laparotomi ditemukan uterus yang
3. Kehamilan Ovarial
yakni:1
proprium,
janin.
4. Kehamilan servikal
19
nyeri pada kehamilan muda. Jika kehamilan berlangsung terus, serviks
berikut:
e. Serviks lunak, membesar, dapat lebih besar dari fundus uteri, sehingga
karena mendapat cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang
dari kehamilan tuba yang mengalami abortus atau ruptur dan janin
20
ketuban dengan plasenta yang masih utuh yang akan terus tumbuh terus di
persalinan.10
I. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas dan
keluhan yang khas. Amenorea atau gangguan haid dilaporkan oleh 75-
di samping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Keadaan ini juga
21
masih harus dipastikan dengan alat bantu diagnostik yang lain seperti
abortus atau ruptur yang disertai perdarahan dalam rongga perut, maka
pada setiap wanita dengan gangguan haid dan setelah diperiksa dicurigai
terdapatnya gejala yang tidak jelas. Gejala dan tanda bergantung pada
sebelum hamil.1
atau akut biasanya tidak sulit. Nyeri merupakan keluhan utama pada
kehamilan ektopik terganggu (KET). Pada ruptur tuba, nyeri perut bagian
22
syok, ujung ekstremitas pucat, basah dan dingin. Rasa nyeri mula-mula
terdapat dalam satu sisi, tetapi setelah darah masuk ke dalam rongga perut,
rasa nyeri menjalar ke bagian tengah atau keseluruh perut bawah dan bila
berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan dari uterus
digerakkan dan kavum Douglas yang menonjol dan nyeri raba. Pada
terganggu jenis atipik atau menahun. Kelambatan haid tidak jelas, tanda
dan gejala kehamilan muda tidak jelas, demikian pula nyeri perut tidak
nyata dan sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi
23
lambat. Dalam keadaan yang demikian, alat bantu diagnostik sangat
24
1) Laparatomi untuk menghentikan sumber perdarahan
2) Menyelamatkan jiwa dari kemungkinan syok irreversible
1. Kehamilan Abdominal
sekunder. 2
kehamilan tuba, kornu dan uterus meluas dan melekat pada jaringan
kehamilan ektopik lainnya yang menyebar keluar dari tuba dan melekat
pada jaringan di sekitarnya. Selain itu, dapat juga terjadi akibat ruptur
abdominal primer :
a. Kedua tuba dan ovarium normal tanpa tanda kehamilan baru atau
25
b. Tidak ada tanda adanya fistula uteroplasenta
letak yang menetap dan gerakan janin menimbulkan nyeri pada ibu.8
baik nasibnya daripada terjadi banjir perdarahan yang fatal dari usaha
26
darah kepada plasenta ditempat itu. Jika ini tidak mungkin dilakukan
dan angka kematian maternal bisa mencapai 5 per 1000 kasus dan
2. Kehamilan Ovarial
pada uterus
3. Kehamilan Heterotopik
27
b. Kehamilan ektopik rangkap (Compound Ectopic Pregnancy) yaitu
kehmilan ektopik yang telah mati atau pun ruptur dan kehmilan
4. Kehamilan Servikal
endoserviks
J. Diagnosis
mengalami abortus tuba atau ruptur ruba sebelum keadaan menjadi jelas. Alat
28
muda. Pada beberapa pasien gejala nyeri atau kram abdomen maupun
perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan. Pada jenis
tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit menggembung dan nyeri
tekan. 1
diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor
di samping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Kavum Douglas yang
adanya trias pada pemeriksaan dalam vagina. Ditemukan adanya nyeri goyang
douglass.14
29
Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel
terganggu, terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Pada
kasus tidak mendadak biasanya ditemukan anemia, tetapi harus diingat bahwa
dapat diperhaikan jumlah leukosit. Jumlah leukosit yang lebih dari 20.000
chorionic gonadotropin (β-hCG) dalam urin atau serum. Hormon ini dapat
sedangkan pada urin ialah 20–50 IU/L. Tes kehamilan negatif tidak
30
Kuldosentesis: ialah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui
apakah terdapat darah dalam kavum Douglas. Cara ini sangat berguna untuk
yaitu:8
ditampakkan
d. Jarum spinal no. 16-18 ditusukkan ke dalam kavum douglas dan dengan
gestasi dan hasil tes kehamilan positif serta ada cairan di cul-de-sac dengan
didalamnya tampak denyut jantung janin. Walaupun demikian, hasil ini masih
31
harus diyakini lagi bahwa ini bukan berasal dari kehamilan intrauterin pada
cul-de-sac (B) Kehamilan ektopik tuba dengan yolk sacnya terlihat sepanjang
Diagnosis Bedah
kehamilan tuba pada banyak kasus dapat dilakukan dengan kuretase rawat
jalan. Kuretase pada kasus yang dicurigai abortus inkomplit versus kehamilan
ektopik, bila progesteron serum kurang dari 5ng/ml, kadar β-hCG meningkat
32
abnormal (kurang dari 2000 mU/ml), dan kehamilan uterus tidak terlihat
kehamilan tuba dini yang tidak ruptur sulit dilakukan, sekalipun tubanya dapat
K. Diagnosis Banding
1. Abortus Iminens
33
abortus harus dipertimbangkan. Satu gambaran diferensiasi yang mungkin
waktu antara siklus haid terakhir dan mulai timbulnya nyeri abdomen atau
untuk menjadi lebih besar dan lunak daripada uterus yang berhubungan
daerah adneksa. 15
34
2. Infeksi Pelvis
mungkin bilateral. Pasa kasus infeksi akut, suhu tubuh yang meningkat
Abses tuboovarial yang dipalpasi biasanya jauh lebih besar daripada rasa
L. Tatalaksana
dipertimbangkan yaitu:1
a. Operasi laparoskopi
35
jaringan ikat dan lumen tuba falopii tetap terbuka dengan fungsi utama
b. Tidak terdapat perdarahan aktif atau darah pada CD kurang dari 100 cc
a. Gambaran darahnya :
1) Hb lebih dari 10 gr%
2) Leukosit diatas 5000/ml
3) Bleeding-chlotting time normal
36
b. Fungsi ginjal dan hati dalam batas normal
b. Laparatomi
1. Laparotomi
2) Omentum dapat menutupi dan melekat pada kantung janin, sebab itu
harus dibebaskan
pembuluh darahnya
37
2. Penanganan plasenta
atau apabila diramalkan perdarahan yang dapat terjadi akan tidak dapat
dikuasai
3. Pembedahan konservatif
38
konsepsi yang berdiameter kurang dari 2 cm dan berlokasi di sepertiga
distal tuba fallopii. Pada prosedur ini dibuat insisi linear sepanjang 10-15
(tidak dijahit kembali) untuk sembuh per sekundam. Prosedur ini dapat
tidak ada perbedaan bermakna dalam hal prognosis, patensi dan perlekatan
4. Pembedahan radikal
39
h. Kehamilan heterotopik,
M. Prognosis
diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Akan tetapi, bila pertolongan
luar uterus lebih besar daripada kehamilan yang memberi hasil lahir hidup
setelah mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba yang lain. Angka
perempuan dengan jumlah anak yang sudah cukup, sebaiknya pada operasi
40
DAFTAR PUSTAKA
Lampung.
Tinjauan Kasus dalam Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 17, Banda
Lampung.
5. Barash, JH., Buchanan, EH., Hillson, C., 2014, Diagnosis and Management of
Hal : 28-66
7. Netter, Frank H., 2014. Intercative atlas of human anatom. EGC : Jakarta. Hal
336-359
41
9. Manuaba, IBG., 2007. Pengantar Kuliah Obsetri: Kehamilan Ektopik. EGC :
10. Prawirohardjo, S., 2007, Kehamilan Ektopik dalam Ilmu Bedah Kebidanan,
11. Lomboan, PS., Mamengko, L., Watania, J., 2015. Gambaran Kehamilan
12. Murray, H., Baakdah, H., Bardell, T., Tulandi, T., 2005. Diagnosis and
DC.
13. Bangun R., 2009. Karateristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-
Medan.
15. Taber, B., 1994. Kehamilan Ektopik dalam Kapita Selekta Kedaruratan
42