Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Priskila Agnesia Prayitno
NIM : B1A015015
Kelompok : 1
Rombongan : I
Asisten : Wiwin Hadianti
LAPORAN PARASITOLOGI
B. Tujuan
1. Mendiagnosa adanya infeksi cacing parasit pada hati sapi, empedu sapi,
babat (lambung) sapi, dan usus ayam.
2. Mengetahui siput sebagai hospes intermedier dan fase-fase yang terjadi
dalam tubuh hospes intermedier.
3. Mengetahui morfologi cacing parasit (telur, larva, dan dewasa)
4. Cairan yang terdapat pada organ yang terlihat setelah cangkang dipotong
dioleskan pada object glass.
5. Diamati dimikroskop.
6. Catat hasilnya
a. Organ Hati :
1. Hati sapi ditempatkan pada tempat penampungan.
2. Dicari cacing parasit dengan memotong bagian-bagian dalam organ.
3. Diamati di mikroskop
b. Kantong Empedu :
1. Kantong empedu di sobek menggunakan pisau.
2. Cairan empedu ditempatkan pada gelas ukur.
3. Dilarutkan dengan air mengalir sampai warna cairan empedu tersebut pudar.
3. Diamati parasit yang terdapat pada usus ayam dan usus kambing tersebut.
4. Catat hasilnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Preparat Kelompok
1 2 3 4 5
Empedu sapi
Usus sapi
B. Pembahasan
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan parasit pada hospes intermedier
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan hospes parasit siput, hati sapi, kantung empedu sapi, usus kambing
dan usus ayam didapatkan parasit berupa cacing dewasa Fasciola hepatica pada
hati sapi dan tidak terdapat parasit pada siput.
2. Siput merupakan hospes intermedier (inang sementara), fase yang terjadi
didalam tubuhnya meliputi fase mirasidium, sporokista, redia dan serkaria.
Serkaria selanjutnya keluar dari tubuh siput dan mencari hospes definitifnya
yang sesuai.
3. Morfologi cacing parasit, misalnya Fasciola hepatica ialah telur berbentuk oval
berisi granula dan memiliki operculum. Larva cacing Fasciola hepatica
kemudian berkembang menjadi cacing dewasa yang tinggal di hati sapi atau
hewan ternak lainnya, bentuk tubuh cacing Fasciola sp. pipih seperti daun dan
memiliki oral sucker dan ventral sucker dengan ukuran yang sama.
DAFTAR REFERENSI
Ari Puspita Dewi, Eni Fatiyah, dan Edy Sumarwanta. 2011. Kejadian Infeksi Cacing
Hati ( fasciola spp) pada Sapi Potong di Kabupaten Kebumen Tahun 2011.J. vet.
Arwati, H. 2013. Pengantar Parasitologi. Surabaya: Departement of Parasitology Faculty
of Medecine.
Brotowidjojo, M.D. 1987. Parasit dan Parasitisme. Jakarta : Melton Putra, Jakarta.
Ferdushy, Tania., Peter Nejsum., Allan Roepstorff., S.M. Thamsborg & Niels C.
Jyvsgaard. 2012. Ascaridia galli in Chickens: Intestinal Localization and
Comparison of Methods to Isolate the Larvae within The First Week of
Infection. Parasitol Res. Vol. 111 : 2273-2279.
Hambal, Muhammad., Arman Sayuti & Agus Dermawan. 2013. Tingkat Kerentanan
Fasciola gigantica pada Sapi dan Kerbau di Kecamatan Lhoong Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Media Veterinaria. Vol. 7 (1).
Juanda, H. A. 2006. TORCH (Toxo, Rubella, CMV dan Herpes) Akibat dan Solusinya.
Solo : Wangsa Jatra Lestari.
Koesdarto, S., dkk, 2001, Model Pengendalian Siklus Infeksi Toxocariasis Sapi Dengan
Fraksinasi Minyak Atsiri Rimpang Temuireng (Curcuma aeruginosa Roxb) Di
Pulau Madura, Jurnal Penelitian Medika Eksakta, 2 : 114 - 122
Kusmintarsih, E.S., Edy, W., Bambang, H.B., Rokhmani, Endang. A. 2014. Petunjuk
Praktikum Parasitologi. Purwokerto: Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Sodirman.
Martindah E., Widjajanti S., Estuningsih S.E., dan Suhardono. 2005. Meningkatkan
Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat Terhadap Fasciolosis Sebagai Penyakit
Infeksius. Wartazoa Vol. 15.
Muchlis A. 1985. Identitas Cacing Hati (Fasciola sp.) dan Daur Hidupnya di Indonesia.
Thesis Ph.D. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.