You are on page 1of 6

ANALISA NON-DESTRUCTIVE TEST GUIDE SPRING DAN SLEEVE BEARING PADA

PROPELLER PESAWAT CASA 212 DENGAN METODE MAGNETIC PARTICLE


INSPECTION
DI PT. DIRGANTARA INDONESIA (IAe)
Zakiyyatul Jibillah[1] dan Dr. Ir. Purwadi Agus Darwito,Msc[2]
ProgRAM Studi S1 Teknik Fisika, Departemen Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: zakiyya.jibillah@gmail.com

Abstract-Guide spring and sleeve bearing is terjadi pada propeller akan sangat berpengaruh
components in aircraft propeller. Failure of the terhadap keselamatan dan kenyamanan
guide spring and sleeve bearing may result in to penumpang saat pesawat beroperasi.
much vibration in the propeller which lead Tujuan dari perawatan adalah untuk menjaga
fracture. Non-Destructive Test sub-unit under pesawat agar selalu dalam kondisi laik terbang.
Technology directory ini aircraft service division Proses menjaga kelayakan pesawat udara dimulai
in PT. Dirgantara Indonesia is tasked the
dari saat pesawat dalam tahap desain,
perform non-destructive test in aircraft
manufaktur, hingga pesawat dioprasikan. Ketika
components. In this research, an analysis of non-
destructive test applied to guide spring and sleeve pesawat udara dioprasikan maka akan mengalami
bearing CASA 212 military aircraft with berbagai macam kondisi yang tidak dapat terduga
magnetic particle inspection (MPI). This methode sehingga memerlukan perawatan agar pesawat
is done to find out crack deformation in test udara tetap pada kondisi laik terbang. Ketentuan
object. MPI is selected because of American interval waktu perawatan pada Propeller telah
Society of Testing and Materials (ASTM) ditetapkan oleh pihak manufaktur melalui
E1444/E1444M-12 said the materials with non Airworthiness Directive (AD) dan juga Service
ferous metal must be done teh magnetic test to Bulletin (SB).
knew the crack. Salah satu bentuk perawatan yang dilakukan
I. PENDAHULUAN adalah pengecekan pada propeller dengan
Transportasi udara, khususnya pesawat melakukan NDT (Non Destructivr Test). NDT
terbang, telah menjadi salah satu moda (Non destructive Testing) adalah pengujian yang
transportasi utama masyarakat. Kecepatan, sering dilakukan untuk mengetahui adanya
kemudahan, serta fleksibilitas pesawat terbang indikasi berupa crack atau cacat pada benda atau
membuat moda transportasi ini mampu menjadi produk. Ada beberapa metode NDT (Non
penghubung tempat-tempat yang jauh dan sulit destructive Testing) yang telah dikenal yaitu :
dijangkau. Ditambah lagi faktor kenyamanan dan Magnetic Particle Inspection (MPI), Fluorescent
keamanan juga menjadi nilai tambah dari Penetrant Inspection (FPI), Radiography Testing
transportasi ini. (RT), Ultrasonic Testing (UT), Eddy Current
Untuk menciptakan keamanan yang tinggi Testing (ET), Thermal/Infrared Testing (IR),
pada pesawat tentunya harus didukung oleh serta Visual Testing (VT), setiap pengujian NDT
perawatan yang baik dan rutin, agar kondisi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan
pesawat tetap optimal. Salah satu kompenen pada masing-masing.
pesawat yang harus dilakukan perawatan adalah Pada kegiatan kerja praktik yang penulis
propeller. Propeller merupakan salah satu lakukan, penulis ikut serta dalam melakukan
komponen vital pada pesawat udara, karena proses pengujian dan pengecekan Propeller
propeller berfungsi sebagai penghasil gaya pesawat.
dorong. Selain itu kegagalan atau kerusakan yang
I. URAIAN PENELITIAN NI = 35.000⁄L
a. Prosedur inspeksi pada propeller D
+2
pesawat CASA 212 menggunakan metode NI = 35.000⁄9,756 + 2
Magnetic Particle Inspection
Inspeksi Guide Spring dan Sleeve Bearing 5.I = 35.000⁄11,756
dilakukan sesuai arahan dari Service Bulletin. I = 35.000⁄11,756 × 5
Service bulletin ini menyebutkan bahwa mesin
yang telah beroperasi lebih dari 2400 cycle sejak I = 35.000⁄58,78
waktu inspeksi terakhir harus melalui proses I = 595 Ampere
inspeksi ulang untuk memastikan kelayakan Berikut adalah hasil perumusan yang
terbang sebelum dapat beroperasi kembali. dilakukan saat pengujian sleeve bearing, pada
Proses inspeksi yang harus dilakukan pada guide sleeve bearing nilai L/D ratio diganti
spring dan sleeve bearing sesuai pada worksheet menggunakan Outlet Diameter (American
menggunakan metode Magnetic Test untuk Standard Testing and Material,
memastikan bahwa tidak terdapat cacat yang E1444/E1444M-12) :
melebihi damage tolerance yang ditentukan. N = 5 lilitan
b. Perhitungan Arus DO = 2,364 in
Untuk menentukan arus yang akan NI = 45.000⁄2,364
digunakan pengujian pada guide spring dan
sleve bearing kali ini mengikuti rumus sebagai 5I= 45.000⁄2,364
berikut : I = 45.000⁄2,364x5
Rumus menghitung arus pada Wet Bench Unit
(longitudinal shot) untuk L/D antara 2-4 : I = 45.000⁄11,82
NI = 45.000⁄L I = 3807,10 ampere
D
N : Jumlah lilitan pada coil c. First Cleaning
I : Arus (ampere) Sebelum melakukan pengujian material roda gigi
L : Panjang objek dengan metode magnetik partikel, prosedur yang harus
D : Diameter atau lebar objek untuk L/D dilakukan yaitu proses pembersihan material dengan
antara >4 cara manual menggunakan Methyl Ethyl Ketone
NI = 35.000⁄L (MEK), tujuan dari pembersihan material ini adalah
+2 untuk menghilangkan kotoran yang ada di permukaan
D
Berikut adalah hasil perumusan yang dilakukan material yang dapat mempengaruhi indikasi pada
saat pengujian Guide Spring: pengujian yang akan dilakukan. Pembersihan ini
N = 5 lilitan termasuk kedalam prosedur persiapan sebelum
L = 5,122 in pengujian dilakukan.
ID = 2,3049 d. Demagnetisasi
OD= 2,364 Demagnetisasi bertujuan untuk menghilangkan
Untuk benda uji berbentuk silinder nilai D residual magnet yang terdapat pada benda uji setelah
yang digunakan adalah Deff dilakukan pengujian dengan cara mengalirkan arus
Deff = √(𝑂𝐷)2 − (𝐼𝐷)2 magnet pada material dan menjauhkan material ketika
Deff = √(2,364)2 − (2,3049)2 dialirkan arus magnet tersebut. Untuk mengetahui
besar magnet pada material tersebut dapat diketahui
Deff = √5,588 − 5,312
menggunakan alat gaussmeter. Angka yang masih bisa
Deff = √0,276 ditoleransi yaitu maksimal 3 point dari 20 range yang
Deff = 0,525 tertera pada gaussmeter. Standar yang digunakan
𝐿 5,122
Sehingga nilai 𝐷 adalah 0,525 = 9,756. untuk penggunaan gaussmeter menggunakan standar
Karena nilai L/D ratio >4 makan rumus ASTM (American Standard Testing and Material)
yang digunakan adalah : E1444/E1444M-12.
e. Circular Magnetization bertujuan untuk mengetahui arah indikasi pada
Circular magnetization (head shot) adalah dimensi terendah pada benda/material uji.
salah satu metode yang digunakan pada f. Inspection
pengujian magnetic test. Metode ini Tahap selanjutnya setelah magnetisasi
menggunakan prinsip tangan kanan, jika benda/material uji pada circular magnetization
konduktor digengam tangan kanan dengan ibu (head shot) adalah pemeriksaan (Inspection)
indikasi crack pada benda/material uji. Untuk
jari menunjukan ke arah arus, maka jari-jari
pemeriksaan ini menggunakan metode visual
tangan yang lainnya menunjukan arah medan
yang dibantu dengan black light dan visible light
magnetnya. Sebelum pengerjaan dimulai untuk mencari indikasi crack yang terdapat pada
pertama-tama tahap yang harus dilakukan sesuai benda/material uji sesuai arah yang muncul pada
dengan standar ASTM (American Standard pie field. Indikasi crack dapat dilihat saat adanya
Testing and Material) E1444/E1444M-12 yaitu kebocoran medan magnet pada benda/material
menguji performa Wet Bench Unit dengan uji.
melakukan pengetesan pada Ketos Ring. Terdapat indikasi scrathes sesuai dengan
Arus yang digunakan pada pengujian arah indikasi yang ditunjukan oleh pie field.
magnetic test ini menggunakan arus Half Wave Scrathes bukan termasuk kedalam defect
rictified Direct Current (HWDC). Tujuan indication, tetapi termasuk kedalam false
penggunaan arus HWDC yaitu arus ini indication yang disebabkan karena pengikisan
membutuhkan sedikit daya yang diperlukan, efek permukaan (aus), pembersihan benda/material
yang kurang bersih, permukaan benda yang
pemanasan yang ditimbulkan juga cukup rendah,
kasar, dan sebagainya.
serta dapat mengidentifikasi indikasi sedikit g. Longitudinal Magnetization (Coil Shot)
dibawah permukaan (subsurface). Proses selanjutnya yaitu longitudinal
Untuk tahap pengujian pada metode circular magnetization (coil shot), seperti namanya
magnetization (head shot) yang menggunakan longitudinal magnetization (coil shot) adalah
countinouos method. Pengujian MPI ini magnetisasi yang menggunakan lilitan tembaga
menggunakan partikel basah (wet particle). melingkar.Prinsip yang digunakan longitudinal
Pertama-tama benda/material uji dialiri arus yang magnetization (coil shot) yaitu mengalirkan arus
mendekati 845 ampere untuk guide spring dan listrik melalui coil melingkar yang akan
4057,1 ampere untuk sleeve bearing,sesuai menciptakan medanp magnet pada
perhitungan rumus longitudinal shot ditambah benda/material uji yang arahnya longitudinal
250 ampere. Dikarenakan adanya perbedaan terhadap benda/material uji dan akan
besar arus yang dihasilkan dari dua metode menciptakan kutub utara dan selatan pada ujung
tersebut. Tembakan arus selama 0,5 detik benda/material uji tersebut.
(standar ASTM) atau 3 detik (aktual) untuk sekali Arus yang digunakan yaitu berkisar 595
pengaplikasian yang dibarengi dengan ampere untuk guide spring dan 3807,1 ampere
mengalirkan wet partikel magnetik pada untuk sleeve bearing. Untuk metode pengerjaan
benda/material yang sedang diuji. sama seperti circular magnetization (head shot)
menggunakan continuous method sampai terlihat
Setelah melakukan tahap continouos method
arah indikasi pada pie field seperti pada gambar
dan benda/material uji mengandung magnet,
3.18. Dalam pengerjaan ini benda/material uji
periksalah material dengan menggunakan pie
hanya termagnetisasi sesuai dengan lebar coil
field. Pie field berfungsi untuk mengetahui arah
tersebut, jika benda/material uji berukuran lebih
indikasi. Arah indikasi pada circular
dari lebar coil maka proses magnetisasi harus
magnetization (head shoot) mengikuti arah arus
perbagian sesuai dengan lebar coil tersebut.
yang diberikan dan 45º terhadap arah arus
h. Inspection
tersebut seperti pada gambar. Untuk
Inspection pada longitudinal magnetization
menempatkan pie field harus ditempatkan pada
(coil shot) prinsipnya sama dengan circular
dimensi tertinggi benda/material uji, yang
magnetization (head shot), hanya saja pada
Inspection kali ini arah indikasinya longitudinal
atau searah arus listrik yang dialirkan melalui crack karena arus yang membawa sebuk magnet
coil dan 45º terhadap arus. Jika terdapat crack tersebut mengendap pada bagian yang mengalami
maka akan terlihat pada benda/material uji, crack. (American Standard Testing and Material,
untuk indikasi crack terdapat pada area-area E1444/E1444M-12)
critical, seperti pada hole, welding, bagian antar Pada pengujian kali ini hanya ditemukan
dimensi, bagian ujung benda/material uji dan indikasi false indication yaitu goresan (stratches)
ulir. pada benda/material uji tersebut. Terdapat
i. Demagnetization beberapa jenis indikasi pada pengujian NDT
Tahap penggujian berikutnya adalah yaitu :
benda/material uji harus dihilangkan residual  Defect idication adalah indikasi berupa
magnet atau lebih sering disebut crack dalam pemeriksaan magnetic
demagnetization. Semua benda/material uji particle.
yang sudah melalui NDT magnetic particle test  False indication adalah indikasi yang
harus melalui tahap demagnetization terlebih disebabkan karena pengikisan
dahulu dikarenakan dapat mengganggu system permukaan (aus), pembersihan
navigasi pada pesawat. Seluruh standar yang benda/material yang kurang bersih,
digunakan PT. Dirgantara Indonesia (persero) permukaan benda yang kasar, dan
menggunakan standar ASTM (American sebagainya.
Standard Testing and Material) dan ASNT  Non-relevan indication adalah indikasi
(The American Society For Non-Destructive yang muncul karena bentuk atau desain
Test). dari benda/material uji tersebut.
j. Post Cleaning Magnetic Particle Inspection (MPI)
Tahap terakhir dalam proses NDT bagian aircraft service hanya bertugas untuk
magnetic particle test yaitu membersihkan melakukan pengujian untuk mengetahui
benda kerja dari kontaminasi wet particle yang indikasi crack saja atau dengan kata lain hanya
tersisa pada benda/material uji dengan mencari indikasi dari komponen yang sedang
menggunakan methyl ethtyl ketone (MEK). dalam proses maintenance.

II. HASIL DAN ANALISA III. KESIMPULAN


Berdasarkan analisa hasil pengujian pada
propeller pesawat CASA 212 dengan
menggunakan metode Magnetic Particle
Inspection didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
a. Guide spring dan sleeve bearing pada
propeller pesawat CASA 212 harus
dilakukan Non-Destructive Test karena
untuk mengetahui adanya diskontinuitas
Gambar 1 Indikasi yang terbentuk pada benda uji beruba crack pada surface dan subsurface.
Crack dapat menyebabkan kendornya guide
Hasil pengujian yang telah dilakukan spring dan sleeve bearing, sehingga dapat
pada praktik kerja ini, dapat dipastikan tidak menyebabkan vibrasi berlebih pada
terdapat indikasi crack pada benda/material uji. propeller. Vibrasi berlebih ada propeller
Terbukti dari adanya garis-garis yang terlihat dapat menyebabkan propeller unballance,
pada pie field. Apabila terbentuk garis/lintasan yang jika dibiarkan dapat memebuat
yang terlihat pada pie field maka arus listrik yang propeller patah.
dialirkan dapat mengalir secara baik dan b. Non-Destructive Test dengan Metode
sempurna hal tersebut menandakan jika tidak ada Magnetic Particle Inspection dilakukan
cacat berupa crack pada benda uji. Sedangkan jika pada propeller pesawat CASA 212
tidak terbentuk garis atau lintasan pada benda uji dikarenakan material adalah berupa logam
setelah dialiri listrik, maka kemungkinan terjadi ferrous, yang berdasarkan ketentuan dari
ASTM (American Standard Testing and terdapat crack, namun jika tumpukan
Material), ASNT (The American Society partikel magnet menghilang maka hal
For Non-Destructive Test), dan aerospace tersebut bukanlah indikasi crack. Pada
standard.
pengujian guide spring dan sleeve bearing
c. aerospace standard harus menggunakan
Magnetic Test sebagai metode inspeksi. tidak terdapat indikasi crack.
Inspeksi guide spring dan sleeve bearing
pada propeller pesawat CASA 212 IV. DAFTAR PUSTAKA
dilakukan berdasarkan service bulletin dan [1] ASM Aerospace Specification Metals,
worksheet maintenance yang diberikan oleh Inc. (n.d.). Titanium Ti-6Al4V (Grade 5),
pihak PT. Dirgantara Indonesia selaku Annealed. Retrieved July 17, 2018, from
pemilik lisensi untuk pembuatan pesawat http://asm.matweb.com/search/Specific
CASA 212. Hal yang perlu diperhatikan Material.asp?bass num=MTP641
dalam melakuakan inspeksi dengan metode [2] Benson, T. (2014, June 12). Ultra-
Magnetic Particle Inspection yaitu jenis Efficient Engine Technology. Retrieved
material dari benda uji, karena hanya from National Aeronautics and Space
material logam (ferrous) saja yang dapat Administration (NASA):
diuji dengan metode MPI. Kemudian adalah https://www.grc.nasa.gov/WWW/k12/U
besar arus listrik yang dihantarkan pada EET/StudentSite/engines.html
benda uji, tidak boleh terlalu kecil ataupun [3] Birks, A. S. (2007). NDT Handbook:
terlalu besar, karena jika arus listrik yang Magnetic Particle Inspections.
diberikan terlalu lecil maka tidak akan Colombus: American Society for
muncul indikasi pada benda uji. Sebaliknya Nondestructive Testing.
jika arus yang diberikan terlalu besar maka [4] Collaboration for NDT Education.
akan timbul penumpukan partikel magnet (2014). NDT Education Resource
secara berlebih (burn effect) sehingga yang Center. Retrieved July 19, 2018, from
muncul adalah false indication. Untuk itu https://www.ndeed.org/GeneralResource
besar arus listrik yang dihantarkan harus s/MethodSummary/MethodSum
ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan mary.htm [5]National Aeronautics and
perhitungan. Untuk guide spring dengan Space Administration (NASA). (2015,
panjang 5,122 in, inlet diameter 2,304 dan May 5). Retrieved July 19, 2018, from
outlet diameter 2,364 in diperlukan arus https://www.grc.nasa.gov/www/k-
sebesar ±595 ampere. Sedangkan untuk 12/airplane/aturbf.html
sleeve bearing dengan tebal 0,985 in, inlet [5] NDT Resource Center. (2017).
diameter 2,245 in dan outlet diameter 2,364 Introduction to Magnetic Particle
in arus yang diberikan sebesar ±3807,1 Inspections. Retrieved July 20, 2018,
ampere. from
d. Analisa benda uji dengan menggunakan https://www.ndeed.org/EducationResour
metode Magnetic Particle Inspection ces/CommunityCollege/Ultrasoni
dilakukan dengan mengamati benda uji. cs/cc_ut_index.php
Apakah setelah dilakukan magnetisasi [6] The American Soeciety for
terdapat tumpukan magnet yang membentuk Nondestructive Testing Inc. (2010).
Magnetic Particle Testing Methode
garis tidak rata dimana hal tersebut adalah
Second Edition. Retrieved July 24, 2018,
indikasi adanya crack. Apabila terdapat
from https://www.
indikasi seperti itu maka benda uji dibasahi dlscrib.com_asntqampabookbmagneticp
dengan wet particle, jika tumpukan magnet article-1pdf.pdf
masih terlihat maka kemungkinan besar
[7] The American Society of Non Destructive
Test. (2012). Standard Particle for Magnetic
Particle Testing E1444/E1444M. Retrieved
July 30, 2018, from
https://www.dlscrib.com_astm-e-1444-
12pdf.pdf
[8] Deshpande S.H. (2008). Magnetic Particle
Testing Level I/Level II. Retrieved July 30,
2018, from https://www.
dlscrib.com_magnetic-particle-testing-level-
i-level-ii.pdf

You might also like