Professional Documents
Culture Documents
METODE PENELITIAN
stamfer, objek gelas, alat-alat gelas, tutup pot plastik, kain kasa, penangas air,
nipagin, natrium metabisulfit, parfum, sari kecambah kacang hijau, silika gel.
3.3 Sukarelawan
Kacang hijau 1,5 kg dicuci bersih dan direndam selama 12 jam, kemudian
ditiriskan dan dimasukkan dalam wadah yg dilapisi kapas basah, ditutup dan
pembuatan kecambah kacang hijau dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 42).
juice kecambah 3,2 kg, kemudian ditambahkan Natrium metabisulfit 0,1% dan
dikeringkan dengan freeze dryer sampai diperoleh sari kecambah 123,71 gram.
Asam stearat 12 g
Sorbitol sirup 5g
Propilen glikol 3g
Trietanolamin 1g
Parfum 3 tetes
Asam stearat 12 g
Trietanolamin 1g
Nipagin 0,1 g
Sari kecambah x%
Cara Pembuatan:
Asam stearat dan setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan
dilebur di atas penangas air (massa I). Nipagin dilarutkan dalam air panas, lalu
II). Lalu tambahkan massa II ke dalam massa I di dalam lumpang panas sambil
digerus secara terus menerus hingga terbentuk dasar krim. sari kecambahdigerus
lalu tambahkan sedikit demi sedikit dasar krim dan digerus. Terakhir tambahkan 3
Formula
Komposisi
Blanko A B C D E F G
Setil alkohol (g) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Trietanolamin (g) 1 1 1 1 1 1 1 1
Gliserin (%) - - - - - - - 2
Nipagin (mg) 100 100 100 100 100 100 100 100
Natrium Metabisulfit(mg) 100 100 100 100 100 100 100 100
Air suling (ml) ad 100 100 100 100 100 100 100 100
Cara:
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
Cara:
temperatur kamar, bagian yang diamati berupa pecah, pemisahan fase, perubahan
Cara:
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat
ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudiaan
(Rawlins, 2003).
Cara:
tetes metil biru, diaduk dengan batang pengaduk. Bila metil biru tersebar merata
berarti sediaan tersebut tipe emulsi m/a, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti
lihat perubahan yang terjadi berupa eritema, papula, vesikula dan edema (Ditjen
POM, 1985).
ditentukan dengan menggunakan dua buah tutup pot plastik berdiameter 4,5 cm
Cara:
Sediaan ditimbang sebanyak 100 mg. Pada bagian lengan bawah sukarelawan
diberikan tanda berupa lingkaran yang diameternya sama dengan diameter tutup
pot plastik yang digunakan. Dioleskan sediaan pada bagian tersebut. Sebelum
dipakai, silika gel dipanaskan terlebih dahulu agar dicapai berat konstan,
kemudian diletakkan pada desikator. Pada wadah plastik yang belum dilubangi
ditimbang 10 g silika gel. Wadah plastik yang lain dilubangi, kain kasa dijahit,
dimasukkan silika gel dalam kain kasa sehingga silika gel tersebut tidak jatuh
meskipun wadah silika gel dibalikkan, diletakkan di atas pot plastik kemudian
yang berlubang berada pada bagian bawah, dan posisi kedua wadah menelungkup.
Selanjutnya wadah plastik diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang telah
diolesi sediaan. Agar wadah plastik tersebut dapat melekat dengan baik dan untuk
yang ditempelkan sedemikian rupa pada lengan bagian bawah tersebut. Alat ini
pembanding yaitu sediaan yang menggunakan gliserin 2%, dan blanko sebagai
dengan mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain, lalu
diratakan, jika tidak ada butiran-butiran maka sediaan dapat dikatakan homogen.
Dari percobaan yang telah dilakukan pada sediaan krim pelembab tidak
yang sama juga dilakukan terhadap sediaan pembanding yaitu formula dengan
gliserin 2% dan blanko, hasil yang diperoleh menunjukkan tidak adanya butiran-
butiran pada kepingan kaca. (Gambar dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 36).
4.1.2Stabilitas sediaan
Rusak atau tidaknya suatu sediaan emulsi yang mengandung bahan yang mudah
teroksidasi dapat diamati dengan adanya perubahan warna dan perubahan bau.
Untuk mengatasi kerusakan bahan akibat adanya oksidasi dapat dilakukan dengan
penambahan suatu antioksidan. Kerusakan juga dapat ditimbulkan oleh jamur atau
mikroba, untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan penambahan anti
telah diamati selama 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
x y z x y z x y z x y z x y z
1 Blanko - - - - - - - - - - - - - - -
2 A - - - - - - - - - - - - - - -
3 B - - - - - - - - - - - - - - -
4 C - - - - - - - - - - - - - - -
5 D - - - - - - - - - - - - - - -
6 E - - - - - - - - - - - - - - -
7 F - - - - - - - - - - - - - - -
8 G - - - - - - - - - - - - - - -
x : Perubahan warna
y : Perubahan bau
z : Pecahnya emulsi
- : Tidak terjadi perubahan
+ : Terjadi perubahan
Rusak atau tidaknya suatu sediaan yang mengandung bahan yang mudah
teroksidasi dapat diamati dengan adanya perubahan warna dan perubahan bau.
gliserin 2% dan krim kecambah kacang hijau dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%,
10%, 12,5% dan 15% stabil selama penyimpanan 12 minggu, dimana pada
sediaan krim tidak terjadi perubahan warna, bau, dan pecahnya emulsi serta dapat
menstabilkan emulsi.
4.1.3 pH sediaan
pH
No Formula
I II III Rata-rata
pH
No Formula
I II III Rata-rata
Semakin tinggi sari kecambah yang ditambahkan dalam sediaan krim, maka
adalah 5-8, sehingga sediaan diatas memenuhi syarat pH untuk krim pelembab.
Ya Tidak
1 Blanko + _
2 A + _
3 B + _
4 C + _
5 D + _
6 E + _
7 F + _
8 G + _
Dari hasil uji tipe emulsi yang dapat dilihat pada tabel 5 diatas, formula
krim dengan konsentrasi sari kecambah 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%
gliserin 2%dan blanko menunjukkan biru metil dapat larut dalam krim tersebut.
bahwa sediaan krim yang dibuat mempunyai tipe emulsi m/a. (Gambar dapat
dilihat pada Lampiran 4, halaman 37). Ini menunjukkan bahwa sediaan krim
N Pernyataan Sukarelawan
1 Eritema - - - - - - - - - - - -
dibagian bawah lengan atau dibelakang telinga dan dibiarkan selama 24 jam. Dari
data Tabel 6 halaman 28 dapat dilihat, ternyata tidak terlihat adanya efeksamping
berupa eritema, papula, vesikula dan edema yang ditimbulkan oleh sediaan. Dari
uji iritasi menunjukkan krim pelembab dari kecambah kacang hijau aman untuk
digunakan.
Tabel 7.Data kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit
Blanko A B C D E F G
tahun yang berjenis kelamin perempuan, berbadan sehat, tidak ada riwayat
kecambah pada formula A mampu mengurangi penguapan air dari kulit sebesar
20,00% sampai 29,41%, formula B mampu mengurangi penguapan air dari kulit
penguapan air dari kulit sebesar 30,00% sampai 52,94%, formula E mampu
mengurangi penguapan air dari kulit sebesar 35,00% sampai 58,82%, dan untuk
formula F mampu mengurangi penguapan air dari kulit sebesar 40,00% sampai
konsentrasi sari kecambah yang ditambahkan pada sediaan krim, maka semakin
tinggi pula kemampuan sediaan krim tersebut menahan penguapan air dari kulit,
air dari kulit, maka yang mendekati dengan kemampuan sediaan gliserin 2% yaitu
kulit berbeda dari setiap sukarelawan di sebabkan oleh perbedaan cuaca pada saat
pengujian dan banyaknya keringat yang dihasilkan oleh tiap sukarelawan tidak
5.1 Kesimpulan
bahwa:
ke dalam bentuk sediaan krim dengan tipe emulsi m/a. Sediaan krim yang
kecambah yang ditambahkan pada sediaan krim, maka semakin tinggi pula
5.2 Saran
dari sari kecambah kacang hijau sebagai pelembab dengan menggunakan formula
yang berbeda.