Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Walaupun hasilnya masih jauh dari apa yang menjadi harapan pembimbing. Namun
sebagai awal pembelajaran dan agar menambah spirit dalam mencari pengetahuan yang luas.
Karya Ilmiah ini meneliti tentang “Perbaikan Tanah Dengan Geosintetik, dan Cerucuk Bambu”
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan tersebut bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama untuk Dosen Perbaikan Tanah saya yaitu
bapak Drs. H. Wahyu Wibowo, M.T. dan tidak lupa rekan-rekan yang lainnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB III
KESIMPULAN ...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 377
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 388
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Secara bahasa, Geosynthetics (Geosintetik) terdiri dari kata Geo, yang artinya bumi,
dan Sintetik, yang artinya buatan. Sehingga Geosintetik adalah material buatan manusia
yang digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan bumi atau tanah.Secara istilah,
Geosintetik artinya material buatan manusia, terutama polymer (sejenis plastik), yang
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan ketekniksipilan yang berhubungan/kontak dengan
tanah dan batuan.
Golongan yang termasuk ke dalam Geosintetik ini antara lain : Geotextile,
Geomembrane, Geogrid, Geonet, Geomat, Geosynthetic Clay Liner (GCL), Geopipe,
Geocomposit, Geocell dan Geofoam.
a. Geotekstil
Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotextile
dapat menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena rendahnya
daya dukung tanah. Keuntungan pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas
tanah lunak adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah di
bandingkan dengan metoda penimbunan konvensional.
Timbunan badan jalan di atas tanah lunak akan mengalami penurunan yang
besar dan kemungkinan runtuh akibat kurangnya daya dukung tanah terhadap beban
timbunan. Suatu cara untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah dengan cara
penggunaan geotextile yang digelar di atas tanah lunak sebelum pelaksanaan timbunan
yang berfungsi sebagai perkuatan (reinforcement). Perkuatan dalam kasus ini hanya
bersifat sementara sampai dengan kuat dukung (bearing capacity) tanah lunak
meningkat hingga cukup untuk mendukung beban di atasnya.
Analisa dengan metoda limit equilibrium akan meninjau tiga modus stabilitas
konstruksi timbunan di atas tanah lunak yaitu, stabilitas internal, stabilitas pondasi tanah
lunak dan stabilitas keseluruhan konstruksi (overall stability). Untuk keperluan
Faktor external geotextile terdiri dari jenis bahan timbunan yang berinteraksi
dengan geotextile. Struktur geotextile, yaitu jenis anyam (woven) atau niranyam (non-
woven) juga mempengaruhi pada pemilihan geotextile untuk perkuatan. Kondisi
lingkungan juga memberikan reduksi terhadap kuat tarik geotextile karena reaksi kimia
antara geotextile dan lingkungan disekitarnya. Sinar ultraviolet, air laut, kondisi asam
atau basa serta mikroorganisme seperti bakteri dapat mengurangi kekuatan geotextile.
Waktu pembebanan juga mempengaruhi karena akan terjadi degradasi oleh faktor
fatigue dan aging. Untuk menutupi kekurangan tersebut tidak seluruh kuat tarik
geotextile yang tersedia dapat dimanfaatkan dalam perencanaan konstruksi perkuatan
jalan.
4. Jangan membuat overlapping atau jahitan pada daerah yang searah dengan beban
roda (beban lalu lintas).
5. Jika Geotextile dipasang untuk terkena langsung sinar matahari maka gunakanlah
yang berwarna hitam.
Fungsi Geotextile Woven adalah sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (terutama
tanah dasar lunak), karena Geotextile jenis ini mempunyai tensile strength (kuat tarik) yang
lebih tinggi dibandingkan dengan Geotextile Non Woven (sekitar 2 kali lipat untuk gramasi
atau berat per m2 yang sama).
1. Filter / Penyaring
2. Separator / Pemisah
4. Lain-lain
Fungi Geotextile yang lain adalah sebagai pengganti karung goni pada proses
curing beton untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses pengeringan beton baru.
b. Geogrid
Geogrid adalah salah satu jenis material Geosintetik (Geosynthetic) yang
mempunyai bukaan yang cukup besar, dan kekakuan badan yang lebih baik dibanding
Geotextile.
1. Geogrid Uniaxial
Adalah Geogrid yang mempunyai bentuk bukaan tunggal dalam satu segmen (ruas)
2. Geogrid Biaxial
Adalah Geogrid yang mempunyai bukaan berbentuk persegi
Fungsi Geogrid
Secara umum Geogrid adalah bahan Geosintetik yang berfungsi sebagai Perkuatan
(reinforcement) dan Stabilisasi (stabilization), dengan penjelasan detailnya sebagai berikut
:
1. Geogrid Uniaxial
Berfungsi sebagai material perkuatan pada sistem konstruksi dinding penahan
tanah (Retaining Wall) dan perkuatan lereng (Slope reinforcement)
2. Geogrid Biaxial
Berfungsi sebagai stabilisasi tanah dasar. Seperti pada tanah dasar lunak (soft clay
maupun tanah gambut). Metode kerjanya adalah interlocking, artinya mengunci agregat
yang ada di atas Geogrid sehingga lapisan agregat tersebut lebih kaku, dan mudah
dilakukan pemadatan.
3. Geogrid Triax
Fungsinya sama dengan Biaxial sebagai material stabilisasi tanah dasar lunak,
hanya saja performance nya lebih baik. Hal ini disebabkan bentuk bukaan segitiga lebih
kaku sehingga penyebaran beban menjadi lebih merata.
Karena beratnya yang ringan dan ukurannya yang tidak terlalu besar, penghamparan material
Geogrid dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia.
Catatan :
Ketebalan minimum agregat di atas Geogrid TRIAX adalah 15cm setelah dipadatkan.
4. Kelima, setelah agregat dihampar dan diratakan selajutnya dilakukan pemadatan sampai
mencapai nilai kepadatan yang ditetapkan.
Gambar 2.3 Timbunan di Atas Zona Lemah Setempat dan Tanah Berongga
Lereng tanah yang diperkuat dapat pula diaplikasikan dalam konstruksi berikut
ini:
a. Stabilitas permukaan di hulu/hilir dan peningkatan tinggi bendung;
b. Konstruksi tanggul permanen dan struktur pemantau banjir sementara;
c. Semakin tegaknya timbunan abutmen dan pengurangan bentang jembatan;
d. Pelebaran jalan sementara untuk pembuatan jalan memutar;
e. Konstruksi timbunan menggunakan tanah berbutir halus yang jenuh air.
B. Bahan perkuatan
Dari jenis bahan, dinding MSE dapat dibagi menjadi perkuatan metalik dan
perkuatan non-metalik:
Perkuatan metalik: biasanya besi lunak (mild steel) yang digalvanis
ataudilapis epoksi.
Perkuatan non-metalik: umunya bahan polimer yang terdiri dari
polipropilen,polietilen atau poliester.
Cerucuk matras bambu juga telah digunakan pada Pelabuhan Ikan Muara Angke
Jakarta. Pada lokasi tersebut, cerucuk matras bambu digunakan untuk perkuatan tanah dasar di
bawah struktur causeway dan struktur breakwater. Tanah dasar pada lokasi tersebut berupa tanah
lempung sangat lunak hingga lunak dengan kedalaman 9 – 14 m, sedangkan timbunan break
water yang dibangun adalah setinggi 6,6 m diukur dari seabed dengan ketinggian di atas muka
air laut terendah sebesar 3,6 m. Cerucuk bambu yang digunakan dalam pekerjaan tersebut
sedalam 6 m, sedangkan matras bambu yang digunakan sebanyak 5 lapis. Penggunaan cerucuk
matras bambu pada Pelabuhan Ikan Muara Angke Jakarta ditunjukkan dalam Gambar 35.
a. Menjamin bahwa tanah dasar kuat memikul beban akibat trial embankment skala
penuh
b. Menjamin bahwa trial embankment skala penuh yang akan dikonstruksi memiliki
stabilitas lereng yang cukup
c. Memprediksi penurunan yang akan terjadi pada saat dan setelah dilakukan konstruksi
trial embankment
Dengan pemasangan cerucuk bambu kedalam tanah lunak maka cerucuk bambu tersebut
akan memotong bidang longsor (sliding plane) sehingga kuat geser tanah secara
keseluruhan akan meningkat.
Dalam pemasangan cerucuk bambu berdiamter 12 cm, jarak antar cerucuk bambu 40 cm
dan panjang 4-5 m, daya dukung tanah yang semula 0,25 kg/cm² dapat meningkat sampai
0,50 kg/cm².
Dari penulis tersebut memberikan informasi bahwa penjelasan secara ilmiah bagaimana
sistim cerucuk dapat meningkatkan kapasitas daya dukung tanah lunak perlu dikaji lebih
lanjut, akan tetapi dalam praktek dengan jarak cerucuk tertentu dapat meningkatkan daya
dukung 2 (dua) kali lipat dari aslinya.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Masyhur Irsyam dan Sugeng Krisna. 2008. Pengujian skala penuh dan analisis perkuatan
Cerucuk matras bambu untuk timbunan badan jalan di atas tanah lunak di lokasi
tambak oso, Surabaya. Forum Teknik Sipil No. XVIII/1-Januari 2008.
http://www.cartidownload.ro/Diverse/3072764/Stabilisasi_Dangkal_Tanah_Lunak_Untuk_Kons
truksi_Timbunan_Jalan_Dengan_Semen-dan-cerucuk. 04/10/2011
http://geotextile.web.id/metode-pemasangan-geotextile.html. 04/12/2011
http://gimbalarmy.blogspot.com/2011/08/bab-ii-tinjauan-umum-proyek.html
http://www.skyscrapercity.com/forumdisplay.php?f=1528
Didiek DJARWADI. 2006. Konstruksi Jalan Di Atas Tanah Lunak Dengan Perkuatan
Geotextile. International Civil Engineering Conference "Towards
Sustainable Civil Engineering Practice" Surabaya, August 25-26, 2006