You are on page 1of 16

Naskah UPT

Kelompok 14:

 Valen/6C/11
 Caca/6C/30
 Cheryl/6C/3
 Jojo/6C/26
 Mark/6C/25
Asal-Usul Danau Toba
Daerah Sumatera

Dahulu kala di daerah Sumatera Utara hiduplah seorang petani. Ia


sebenarnya sudah saatnya hidup berkeluarga, namun dia lebih memilih
untuk hidup sendiri. Banyak yang mengira dia takut perempuan

Suatu hari….

Petani:”Wah, hari yang cerah! Sudah saatnya aku pergi memancing. Aku
akan mengajak kedua temanku untuk memancing Bersama.”

Warga 1&2:”Hai Petani!”

Petani:”Hai. Apakah kalian ingin pergi memancing Bersamaku? Barangkali


kita bisa mendapat ikan besar.”

Warga1:”Boleh. Kami sudah bosan diam di sini terus.”

Warga2:”Aku juga kekurangan lauk untuk nanti makan malam.”

Petani:”Baikklah, mari kita pergi sekarang sebelum sungai mulai banyak


orang

Warga1&2:”Ayo!”

Warga2:”Wah, indah sekali pemandangan di sini!”

Warga1:”Sebenarnya aku tahu lagu tentang keindahan Indonesia.”

Petani:”Kalau begitu mari kita nyanyikan Bersama.”

-B.Sunda-
-Cinta Nusa-

Indonesia gemah ripah loh jinawi

Alam endah hejo lembok sugih mukti

Subur tutuwuhan beunghar pepelakan

Daun hejo ngemploh karaharjan lemah cai

Kakayon tumuwuh subur pajangkung-jangkung

Petetan ngawujud sirung pagulung-gulung

Piraku rek rela, piraku rek tega

Ala nu ngemploh hejo, pinarengan ngarangrangan teu kariksa

………

Warga2:”Wah, sudah sampai juga yah.”

Warga1:”Iya.”

Petani:”Kalau begitu, mari kita mulai memancing. Semoga kita mendapat


ikan yang besar untuk makan malam.”

Beberapa saat kemudian

Petani:”Aduh, pancinganku sudah menangkap sesuatu! Sulit sekali


menariknya.”

Warga1:”Kami akan membantu.”

Petani:”Di hitungan ke-3 kita akan menarik pancingannya.


Satu……dua……tiga Tarik!”

Petani:”Wah, aku mendapat ikan berwarna emas yang besar!”

Warga2:”Kamu beruntung sekali!”

Petani:”Terima kasih. Saya akan mengadakan pesta atas keberhasilan ini.”


Warga1:”Apakah kami diudang? Kami telah membantumu menarik ikan
tersebut.”

Petani:”Tentu saja kalian diundang. Ayo, kita peri ke rumahku!”

Petani menyimpan ikan di dalam wadah berisi air.

-Seni Musik-

Menyanyikan lagu Sinanggar Tulo di rumah petani.

……

Warga2:”Wah, tidak terasa sekarang sudah sore. Kami harus pulang ke


rumah.”

Warga1:”Iya. Terima kasih telah mengundang kami. Sampai jumpa!”

Petani:”Sampai jumpa!”

(Petani mengambil wadah berisi ikan lalu wadah tersebut terguncang)

Putri: “tolong jangan bunuh aku! Aku masih ingin hidup!”

(Petani kaget lalu melempar wadah tersebut)

Petani:”Apakah aku bermimpi bertemu gadis secantik ini? Siapa kamu?


(ketakutan)

Putri:”Jangan takut! Perkenalkan, namaku Putri. Aku adalah manusia


seperti engkau. Aku berhutang budi kepadamu karena kamu telah
membeaskanku dari kutukan Dewata.”

Petani:”Apa? Tidak mungkin gadis cantic sepertimu terkana kutukan


Dewata. Amu pasti bercnda!”

Putri:”Tidak, aku serius! Dahulu, aku memiliki segalanya sehingga aku


sombong. Karena itu, Tuhan mengutukku menjadi seekor ikan. Sebenarnya
aku bersedia menjadi istrimu karena telah membebaskanku dari kutukan
itu.”
Petani:”Tentu saja aku mau menjadi suamimu. Tapi apakah ini benar-benar
kenyataan?”

Putri:”Ini benar-benar kenyataan! Tapi jika kamu ingin menjad suamiku,


ada syarat yang harus kamu tepati.”

Petani:”Apa itu? Katakanlah saja. Aku pasti akan menepatinya.”

Putri:”Kamu tidak boleh menceritakan asal-usulku kepada orang lain atau


akan terjadi bencana besar.”

Petani:”Baiklah, akan aku tepati. Aku janji ini semua akan menjadi rahasia
kita.”

-B.Inggris-

Putri:”Tapi pertama-tama, di manakah aku sekarang?”

Petani:”Sekarang kamu berada di daerah Sumatera Utara. Saya akan


menjelaskan kebudayaan yang ada di sini.”

Putri:”Tunggu sebentar. Aku haus.”

Petani:”Disana ada danau! Kita bisa meminum air danau itu!”

Putri:”Oh iya. Ayo kita pergi ke danau itu!”

Mereka pergi menuju danau dan meminum air danau itu. Tiba-tiba…

Petani:”So fresh!”

Putri:”Why are we speak English?”

Petani:”Maybe this is a magical water.”

Putri:”Now you can start to explain the culture in this area.”

Petani:”Okay, I will start now.”


Petani:”So this is Jabu Bolon. Jabu Bolon is a tradisional house of North
Sumatera.”

Putri:”Wow, this house is so amazing! This house is used for important


things ringht?”

Petani:”Yes, you’re right. Jabu Bolon is used for family meeting room
too.”

Warga2:”North Sumatera also have a knife called Piso Gaja Nampak. This
knife is so long and heavy.”

Warga1:”What are Piso Gaja Nampak made of.”

Warga2:”Piso Gaja Nampak are made of many ingredients. One of the


ingredient is metal.”

Warga1:”Actually, North Sumatera has got many weapons like Piso Karo,
Piso Toba, and Piso Gading.”

Warga2:”Yes, you’re right.”

Warga1:”North Sumatera has got so many tribes like Batak, Nias, and
Angkora.”

Warga2:”How about the songs?”

Putra:”This country has got so many songs. This songs sounds unique and
has beautifull tone. For example Butet songs that every kids has sing,
Mariam Tomong, and Ketabo.

Petani:”I think it’s enough. Now we’re going home.”

W1, W2, Putra:”Okay, bye!”

Petani & Putri:”Bye!”

……

Putri:”Wah, indah sekali daerah ini!”


Petani:”Tentu saja. Ini adalah daerah kesukaanku.”

……

Petani:”Akhirnya kita bisa menikah hari ini. Tidak kusangka ini benar-
benar terjadi.”

Putri:”Sudah kukatakan, aku mau menjadi istrimu.’’

Petani:”Aku hanya bercanda kok.”

Warga1:’’Selamat, ya atas pernikahan kalian berdua. Tapi, aku belum


pernah melihat dia sebelumnya.”

Warga2:”Iya,betul. Siapakah dia?”

Petani:”Perkenalkan, dia adalah istriku, Putri

Putri:”Ayo kita menari Bersama sebelum akhir pesta ini.”

-Seni Tari-

Menarikan Tari Tortor

……

Warga2:”Wah, sudah larut malam! Sepertinya aku harus pulang.”

Warga1:”Aku juga harus pulang. Sampai jumpa!”

Petani & Putri:”Sampai jumpa!”

(Beberapa bulan kemudian, anak Petani & Putri lahir)

Putri:”Akhirnya anak pertama kita telah lahir.”

Petani:”Iya. Tapi aku belum sempat menyiapkan nama untuknya.”

Putri:”Bagaimana kalua kita namai Putra.”

Petani:”Ide yang bagus! Nama yang cocok untuknya.”

(Putra tumbuh menjadi seorang anak yang sehat)


(Suatu Hari)

Warga1:”Hei, aku rasa ada yang aneh dengan Petani.”

Warga2:”Iya. Sejak ia memiliki anak, ia menjadi lebih sukses dari


sebelumnya. Apa mungkin dia memelihara makhluk halus?”

Warga1:”Iya,ya. Bisa jadi saat ia memiliki anak, ia ingin mendapat


keuntungan yang lebih untuk anaknya sehingga ia memelihara makhluk
halus.”

Warga2:”Mulai sekarang, jangan terlalu dekat dulu dengan dia, untuk


jaga-jaga. Anaknya juga ada di dekat sini.”

Warga1:”Kalau begitu, ayo kita pergi!”

Putra:”Ibu! Ibu! Tadi aku mendengar orang-orang sedang mambicarakan


ayah.”

Putri:”Sudahlah, tidak perlu didengar. Kamu juga harus meghilangkan


kebiasaan burukmu itu.”

Putra:”Tapi ini penting! Mereka berkata ayah memelihara makhluk halus


sehingga bisa sukses. Orang-orang juga ingin menjauhi kita karena itu.”

Putri:”Sudah, sudah. Mereka hanya iri kepada kita.”

Putra:”Tapi…tapi..”

Putri:”Sudah! Sepertinya kamu perlu mengikuti bina iman agar bisa


mengampuninya dan berhenti berbuat nakal.”

Putra:”Apa? Ibu, bina iman itu sangat membosankan.”

Putri:”Ibu tidak mau tahu. Besok kamu mulai kelas bina iman.”

Putra:”Tapi.. Aaah! Baiklah ,bu.


-Agama-

Warga1:”Selamat pagi.”

Petani, Putri, & Putra:”Selamat pagi.”

Warga2:”Ada apa sampai kalian datang kemari?”

Putri:”Begini, tadi saat orang-orang membicarakan hal negatif dan


menjauhi keluarga kami, Putra tidak mau mengampuninya sedikit pun.”

Warga2:”Kalau begitu, mari kita memulai bina iman ini.’

Warga2:”Putra, kita harus mau mengampuni musuh kita dan berbuat baik
kepada mereka.”

Warga1:”seperti tertulis di Alkitab,’Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan


berbuatlah baik kepada mereka.’ Artinya kita harus mau mengasihi musuh
kita. Tapi jika kamu membacanya dengan lengkap, artinya kita harus mau
mengasihi musuh kita tanpa mengharapkan imbalan.”

Putri:”Itu sama sepeti Allah yang tetap mengasihi bangsa Israel yang
seringkali mengingkari janjinya.”

Petani:”Yesus pun berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat buruk


kepadanya.”

Putra:”Jadi, teladan yang dapat diambil adalah kita harus mau


mengampuni, mengasihi, dan mendoakan musuh kita tanpa mengharapkan
imbalan.”

Warga1:”Betul sekali Putra.”

Petani:”Jadi Putra, apakah kamu akan belajar untuk mengampuni orang-


orang yang berbuat jahat kepadamu?
Putra:”Baiklah ayah.”

Warga2:”Dengan demikian pelajaran Agama hari ini sudah selesai.”

Warga1:”Terima kasih telah datang kemari. Sampai jumpa.”

Petani, Putri, Putra:”Sampai jumpa.”

……

Petani:”Putra, bagaimana kelas bina iman tersebut? Seru tidak?

Putra:”Ya, sebenarnya bina iman itu cukup menarik.”

Putri:”Benar kan kata ibu?”

Putra:”Iya benar.”

Warga1:”Petani, kami punya kabar buruk.”

Warga2:”Lampu setiap rumah di desa ini padam.”

Petani:”Hah? Mengapa bisa terjadi?

Warga1:”Aku tidak tahu. Saat aku mau menyalakannya, lampunya sudah


tidak bisa menyala.”

Warga2:”Masalahnya sebentar lagi hari mulai malam. Warga tidak akan


memiliki penerangan di rumahnya.”

Putri:”Tenang saja, kami akan bantu.”

-IPA-

Petani:”Jadi ini adalah salah satu rumah adat dari Sumatera Utara.”

Putri:”Iya,nama rumah adat ini adalah Jabu Bolon.”

Putra:”Untuk penerangannya, kita menggunakan 4lampu mini bukan?”

Warga1:”Itu benar. Kita akan mengkombinasikan rumah adat ini dengan


rangkaian listrik parallel.”
Warga2:”Bahan dasar atapnya adalah kardus yang dibentuk prisma
segitiga.”

Petani:”Setelah itu, apa yang kita buat?

Putri:”Setelah itu, kita mulai menyusun rangkaian listrik. Apakah ada yang
tahu bahan-bahannya?”

Putra:”Aku tahu! Bahannya adalah 4 buah lampu kecil, 2 saklar, kabel


secukupnya, 2 tempat baterai, dan 4 buah baterai

Warga1:”Itu benar. Pertama-tama, kita harus melubangi atapnya untuk


saklar dan lampu.”

Warga2:”Setelah itu, kita harus menyambungjkan kabel dengan lampu.”

Petani:”Jangan lupa untuk menyambungkannya dengan saklar dan


baterai.”

Putri:”Tapi jika takut tersetrum, gunakanlah sarung tangan karet.”

Putra:”Karena karet dapat menghentikan arus listrik.”

Warga1:”Sepertinya bagian atapnya sudah selesai. Bagaimana dengan


bagian bawahnya?”

Warga2:”Di bagian bawah, kita menggunakan koran yang digulung dengan


lidi lalu dilem. Berapa jumlah gulungan koran yang dibutuhkan?”

Petani:”Kita membutuhkan 12 gulungan koran.”

Putri:”6 gulungan kecil untuk alas dan 6 gulungan besar untuk penopang
atap.”

Putra:”Kalau begitu, bagaimana dengan alasnya?”

Warga1:”Untuk membuat alas kita butuh kardus, pensil, penggaris, dan


cutter.”
Warga2:”Pertama-tama, kita ukur berapa besar kardus yang diperlukan
dengan penggaris lalu ditandai dengan pensil.”

Petani:”Setelah itu, kita potong kardus dengan cutter hingga rapi.”

Putri:”Kita harus menempelkan 6 gulungan koran kecil di atas alas plastic,


lalu tempelkan alas yang tadi”

Putra:”Jangan lupa untuk menempelkan 6 gulungan koran besar diatas alas


yang baru ditempel, lalu tempelkan atap di atasnya.”

Warga1:”Rumah adatnya sudah jadi. Kita perlu hiasan untuk


mendekorasinya.”

Warga2:”Benar. Mungkin kita bisa membuat pagar dari stik es krim. Tapi,
bagaimana caranya?

Petani:”Caranya, gunting stik es krim menjadi ½ lalu tempel seperti ini.


Pagar disusun disekeliling rumah adat.”

Putri:”Sesudah tersusun rapi, kita menempelkan hiasan pohon-pohon di


sekitar rumah adat.”

Putra:”Sebenarnya, apa keunggulan membuat rangkaian listrik parallel?”

Warga1:”Keunggulannya adalah jika salah satu lampu padam, lampu lain


akan tetap menyala.”

Warga2:”Apa saja kekurangan rangkaian listrik parallel?”

Petani:”Kekurangannya adalah komponen listrik yang dibutuhkan itu cukup


banyak sehingga biaya untuk membuat rangkaian parallel lebih mahal.”

……

Warga1:”Wah, lampunya sudah bisa menyala! Terima kasih.”

Putri:”Sama-sama.”
-PLH-

Warga1:”Hei, apa kamu mencium bau yang aneh?”

Warga2:”Iya, seperti bau….gosong! Asalnya dari hutan itu!”

Warga1&2:”Kebakaran hutan ! Kebakaran hutan ! Kebakaran hutan !”

Petani:”Apa? Ada kebakaran hutan?”

Warga2:”Iya. Asalnya dari hutan samping desa !

Putri:”Aduh Putra, ayo ikut memadamkan api!”

Putra:”Sebentar, bu. Aku kan sedang bermain bola.:

Warga1:”Ayo, cepat ambil air ! “

Warga2:”Salah satu aktivitas manusia untuk membuka lahan adalah


dengan melakukan pembakaran hutan. Hutan yang telah dibakar
dimanfaatkan lahannya untuk persawahan, pemukiman penduduk,
pembangunan industry, dan pembangunan jalan raya.”

Putra:”Pembakaran hutan merupakan cara yang cepat dan murah untuk


membuka lahan. Pembakaran hutan yang tidak terkendali dapat
menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Apa saja ya dampak dari
kegiatan tersebut?”

Putri:”Polusi udara meningkat. Polusi udara dapat menurunkan kualitas


udara yang ada dialam. Asap dari kebakaran hutan dapat mengganggu
jarak pandang pada transportasi darat dan laut, serta mengganggu
pernapasan”

Warga1:”Asap hasil pembakaran hutan akan membentuk salah satu gas


rumah kaca, yaitu karbondioksida. Karbondioksida akan mengisi atmosfer
dan membuat lapisan yang dpat menghalangi pantulan cahaya matahari
dari bumi menuju atmosfer sehingga suhu permukaan bumi meningkat.”

Petani:”Sumber daya alam hutan menurun. Sumber daya alam hutan, yaitu
pepohonan dan satwa yang hidup didalamnya akan musnah. Hal itu dapat
mengganggu rantai makanan yang ada di hutan. Selain itu, dampak ini
dapat membahayakan warga karena hewan-hewan mengungsikan diri ke
pemukiman warga.”

Warga2:”Merusak struktur tanah. Hutan yang terbakar stuktur tanahnya


akan rusak. Musnahnya pepohonan menyebabkan lahan terbuka sehingga
daerah tersebut mudah tererosi dan muncul bencana banjir saat musim
hujan.”

Putra:”Apa saja upaya pencegahan kebakaran hutan yang diterapkan


pemerintah dan masyarakat?”

Putri:”Meningkatkan kesadaran semua lapisan masyarakat terhadap


bahaya kebakaran melalui pelatihan dan penyuluhan, melakukan pelatihan
penanggulangan kebakaran hutan.”

Warga1:”Selalu mensyaratkan pembukaan hutan tanpa bakar, penerapan


sanksi hukum pada pelaku pelanggaran yang memicu terjadinya kebakaran
hutan.”

Petani:”Selain melakukan pencegahan, apa saja upaya penanggulangan


kebakaran hutan

Warga2:”Membuat posko-posko kebakaran hutan di titik rawan terjadi


kebakaran hutan.”

Putra:”Mengerahkan semua lapisan masyarakat untuk membantu


pemadaman kebakaran.”

Putri:”Melakukan pemadaman baik darat maupun udara.


Warga1:”Sepertinya kita harus membuat papan peringtan agar orang-
orang tidak membakar hutan secara sembarangan.”

Warga2:”Kalau begitu, ayo kita buat.’’

Semua:”Ayo!”

Petani:”Putri, Putra, aku akan pergi ke sawah dahulu, ya.”

Putri:”Baiklah, hati-hati di jalan.”

Putra:”Semoga Ayah bisa pulang dengan banyak rejeki.”

Putra:”Ibu, makanan di atas meja ini milik siapa?”

Putri:”Itu tempat bekal ayah. Pasti tadi dia lupa membawanya.”

Putra:”Kalau begitu, apa boleh kumakan? Aku lapar.”

Putri:”Tidak boleh, kamu kan baru makan.”

Putra:”Jadi harus diapakan?”

Putri:”Kamu tolong antarkan makanan ini pada ayahmu, ya.”

Putra:”Apa? Sawah tempat Ayah bekerja kan jauh sekali, lebih baik aku
tdak makan malam daripada mengantarkan bekal ini kepada Ayah.”

Putri:”Ini kan untuk Ayah. Jika dia sakit bagaimana?”

Putra:”Huh! Ya sudah! Akan kuantarkan bekal ini kepada Ayah!”

Putra:”Wah, ada lapangan sepak bola di sini! Ada bolanya pula. Mungkin
aku bisa bermain dahulu sebentar sebelum mengantarkan bekal ini.”

Putra:”Aduh, aku lapar sekali! Tapi di sini tidak ada penjual makanan.”
Putra:”Makan tidak ya? Tapi makan sedikit tidak apa-apa.”

Putra:”Haduh! Bagaimana ini? Aku sudah menghabiskan bekal Ayah.


Sudahlah, mau bagaimana lagi. Jauh jika harus ke rumah lagi.”

Petani:”Wah, terima kasih ya Putra telah mengantar bekal ini. Ayah kira
Ayah tidak akan makan karena meninggalkan makanan Ayah di rumah.”

Petani:”Loh? Di mana makanannya?”

Putra:”Maaf Ayah, tadi aku tidak sengaja menghabiskan bekal Ayah.”

Petani:”Kamu anak tidak tahu diuntung! Dasar anak ikan!

Petani:”Apa yang telah aku lakukan? Aku menampar anakku sendiri!”

Putri:”Putra, ada apa? Mengapa kamu menangis?”

Putra:”Tadi Ayah menamparku, lalu berkata bahwa aku anak ikan. Apa
itu benar?”

Putri pun marah dengan apa yang telah dilakukan Petani. Saat petani
sampai di rumah, Putra dan Putri telah menghilang secara gaib. Dari
bekas injakan kakinya keluar semburan air yang sangat besar. Desa
petani terendam air yang membentuk telaga yang sekarang dikenal
dengan sebutan Danau Toba.

You might also like