Professional Documents
Culture Documents
Motor listrik arus bolak balik merupakan motor yang mengkonversi arus listrik bolak
balik menjadi tenaga mekanik gerak/putaran, mempunyai dua jenis yaitu motor tidak
serempak (asynchron motor) dan motor serempak (synchronous motor). Dewasa ini
penggunaan motor induksi tidak serempak (asynchron motor) lebih dominan dibanding
dengan motor serempak, disebut dengan motor tidak serempak karena jumlah putaran medan
stator tidak sama dengan jumlah putaran rotor. Jika ditinjau dari pasokan sumber tegangan,
motor induksi tak serempak mempunyai dua jenis, yaitu motor induksi 1 fase dan motor
induksi 3 fase.
Motor ini mempunyai dua macam lilitan/kumparan, yaitu kumparan utama dan
listrik yang mempunyai beda fase dengan arus listrik dari kumparan utama. Sehingga
dalam motor seakan-akan dialiri arus listrik 2 fase. Pada umumnya motor ini tidak
Rotor ini dibangun dari batang-batang kawat tembaga yang pangkal dan ujungnya
disatukan dalam lempeng-lempeng plat berlubang terbuat dari tembaga atau aluminium.
Sedangkan lempeng-lempeng plat tersebut biasanya dilas atau dikeling, sehingga mirip
plat tembaga berlubang ada yang lurus dengan poros ada pula yang dipasang miring.
Batang-batang kawat yang dipasang miring dapat dilihat pada gambar berikut :
Pemasangan batang kawat dengan posisi miring dimaksudkan agar luasan kawat yang
dipotong fluks magnit lebih besar, dengan demikian gaya yang ditimbulkan akan
bertambah. Motor induksi biasanya mempunyai daya kecil (kurang dari 1 HP/horse
power) Ditinjau dari sifat dan konstruksi serta cara kerjanya, motor jenis ini mempunyai
Motor fase belah adalah salah salah satu varian dari motor induksi 1 fase
dimana kumparan statornya terdiri dari dua macam kumparan, yaitu kumparan utama
Dengan jumlah kawat yang sedikit, diameter yang besar maka tahanannya menjadi
Terjadinya beda fase antara arus yang mengalir menuju kumparan utama
( I run ) dan kumparan bantu ( I start ) menyebabkan terjadinya medan magnit putar
dengan arus IT, pergeseran fase ( ) antara tegangan (V) dengan arus (I) motor fase
belah berkisar 30o. Ketika medan magnit putar ini memotong kawat-kawat rotor yang
timbullah GGL lawan yang menyebabkan adanya gaya putar pada rotor, dengan
demikian rotor akan berputar. Setelah motor berputar antara 75 % sampai dengan 80
a. Motor Kapasitor
Prinsip kerja dari motor kapasitor sebenarnya sama dengan motor fase
beda fase antara arus kumparan utama dengan kumparan bantu yang lebih besar.
arus yang menuju kumparan utama ( Iu ) dengan yang menuju kumparan bantu
( Ib ) menjadi lebih besar, sehingga diperoleh torsi awal yang lebih besar pula
dengan kapasitor jika dialiri arus bolak-balik, maka akan timbul beda fase.
muatan/tegangan listrik, muatan ini akan dilepaskan saat starting sehingga arus
pada kumparan bantu cukup besar. Uraian tadi dapat dilukiskan dalam sebuah
Gb. 8b Diagram vektor arus kumparan utama (Iu) dan arus kumparan
bantu (Ib)
Gb. 8c Grafik T = f ( n )
Grafik ini berbicara ketika starting, motor ini membutuhkan torsi yang cukup
besar untuk mengangkat suatu beban dan kedua kumparan teraliri arus. Ketika
gambar rangkaian ekivalen untuk membalik arah putaran motor kapasitor start
a) Motor kapasitor start dengan dua kumparan start untuk dua arah
putaran (forward-reverse)
Motor ini juga dikenal dengan nama three lead reversible capacitor
start motor.
putaran motor akan ke arah kiri (reverse). Dalam hal ini pemindahan arah
switch) S.
b) Motor kapasitor start untuk dua kecepatan ( high speed and low
speed )
macam kecepatan
Motor ini ketika mula jalan selalu dengan putaran tinggi (high
utama/run L yang teraliri arus, kutub yang dibentuk oleh kumparan ini
jumlahnya banyak.
kapasitor
Gb. 9c Rangkaian ekivalen motor kapasitor start untuk dua
Prinsip kerja dari varian motor ini sama dengan motor kapasitor
start untuk dua macam kecepatan. Bedanya ada tambahan satu kumparan
kapasitor
Mari kita cermati gambar tersebut agar memperoleh pemahaman
digunakan.
disambung seri pasti nilai kapasitas penggantinya menjadi lebih kecil dari
nilai terkecil kapasitor yang diseri. Sedangkan jika diparalel, maka nilai
Mari kita lihat kembali gambar 10 !, ketika motor mula jalan, C1 dan C2
faktor dayanya juga bertambah. Dampaknya torsi awal yang dihasilkan juga
tambah besar.
bekerja. Pada kondisi ini terjadi penurunan kapasitas kapasitor. Beda fase
terus selama motor beroperasi, untuk jelasnya mari kita lihat gambar
berikut.
Untuk mengukur torsi awal dari motor ini hanya dapat dilakukan
diasumsikan tegangan input sebesar U1 dan torsi yang dihasilkan T1. Jika
2
U
T awal = 2 .T1 Nm
U1
a) Kulkas
b) Referigerator
c) Air conditioning
d) Kompresor
e) Pompa air
f) Dan lain-lain
Mempunyai kutub utama (main pole) dan kutub bayangan (shaded pole).
rotor yang digunakan adalah rotor sangkar (squirrel cage). Untuk lebih
tembaga tampak dengan diameter yang cukup besar, berfungsi sebagai cincin
kecil, misalnya peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik lainnya,
antara lain :
1) Kipas angin
2) Jam listrik
3) Timer elektromekanik
dengan vaselin/vet. Jika bearing sudah aus dan berbunyi sebaiknya diganti.
2. Motor Universal
Motor universal merupakan salah satu varian dari motor satu fase, dapat
dioperasikan dengan sumber arus searah/DC dan sumber arus bolak balik/AC.
Motor ini mempunyai putaran yang tinggi, oleh karenanya tidak dianjurkan
dioperasikan dalam kondisi tanpa beban. Pemakaian yang lazim adalah motor
ditinjau dari konstruksi kutub-kutubnya, dan yang banyak dikenal ada dua jenis
yaitu :
kutub terpusat untuk motor universal dapat dilihat pada gambar berikut.
2) Kutub terbagi (distributed field pole), lilitan seri terdistribusi dan dayanya
tinggi.
menyatu dengan statornya (lihat gambar 13), rotornya adalah rotor lilit dan
Sambungan kelistrikan dari motor universal dengan rotor lilit dapat dilihat
Lilitan penguat medan disambung seri dengan lilitan jangkar, pada posisi
sambungan lilitan penguat medan dengan lilitan jangkar seperti ini, misalkan
motor berputar berlawan dengan arah jarum jam (unclock wise). Untuk
Sekarang arah putarannya berubah menjadi searah dengan putaran jarum jam
(clock wise).
1) BlenderJuice
2) Extractor
4) Mesin jahit
6) Cookies Mixer
7) Vacuum Cleaner
8) Dan lain-lain
1) Motor Repulsi
sikat sikatnya dihubung singkat, maka pada lilitan jangkar terbangkit GGL
Pada motor repulsi letak sikat terhadap kumparan medan magnit sangat
menentukan arah putaran motor, gambar berikut memperlihatkan beberapa letak sikat
terhadap kumparan medan. Telah kita ketahui bahwa arah medan magnit bergerak dari arah
letak sikat bagian atas cenderung miring ke kanan, sedang sikat yang bawah
cenderung miring ke kiri. Dengan letak sikat-sikat seperti ini fluks magnit yang
di sebelah kiri teraliri arus yang lebih besar dan menimbulkan torsi berlawanan
dengan arah putaran jarum jam (unclock wise). Sebaliknya gambar 27e
mencerminkan letak sikat bagian atas yang cenderung miring ke kiri dan
sisi kanan teraliri arus yang lebih besar dibanding dengan sisi kumparan kiri
dan torsi yang ditimbulkan searah dengan putaran jarum jam (clock wise).
1. Konstruksinya sederhana
Seperti halnya jenis motor yang lain, motor induksi 3 fase juga mempunyai bagian
yang berputar (rotor) dan bagian yang diam (stator). Ditinjau dari rotornya motor ini
1. Jenis Rotor
a. Rotor sangkar
bentuknya yang kompak dan hampir tak memerlukan perawatan. Bentuk dan
rotor sangkar
b. Rotor lilit
starting ketika menarik/menggerakkan beban yang cukup berat, hal ini sangat
dimungkinkan karena adanya penambahan tahanan asut yang juga berfungsi sebagai
pengatur putaran. Lilitan rotor selalu tersambung bintang dan disambung seri dengan
tahanan luar/tahanan asut lewat cincin seret (slip ring). Untuk lebih jelasnya, mari
29a memperlihatkan sambungan di dalam rotor dan sambungan dengan tahanan luar
Tahanan asut dikenal juga dengan rotor starter, pada keadaan awal selalu
maksimum dengan posisi tap rotor starter paling tinggi. Setelah motor berputar, tap
dari tahanan asut diatur sampai dengan tap terakhir/terendah dan motor berputar pada
putaran nominal.
Suatu hal yang harus kita ingat bahwa motor 3 fase mempunyai tiga kelompok
kumparan, yaitu fase 1 atau R , fase 2 atau S dan fase 3 atau T. Dalam bahasan kali ini
masing-masing kelompok kumparan fase diberi notasi A, B dan C. Ketiga
arahnya sama dengan resultan fluks. Gambar 30b menunjukkan fluks yang
masing kumparan, maka dapat dilukiskan gelombang arus listrik sesaat pada motor
Gb. 31 Gelombang arus sesaat dan arah resultan fluks medan putar
kumparan fase akan membentuk suatu medan putar. Jika kondisi ini
akan terjadi perputaran medan magnit sebanyak n kali. Medan magnit putar
Jumlah putaran medan magnit stator ini dapat dihitung dengan rumus :
60. f
ns (II-1)
p
dimana :
ns : jumlah putaran medan magnit stator rpm
f : frekuensi jala-jala Hz
Pada rotor akan timbul GGL induksi , jika ada perbedaan antara kecepatan
mutlak .
S = ns - nr (II-2)
ns nr
S= x100% (II-3)
ns
Apabila kumparan rotor tidak terpotong oleh fluks magnit, maka kumparan
rotor juga tidak ada arus yang mengalir, akibatnya pada rotor tidak timbul torsi.
F = B. i. l
jika arus rotor ( i ) sama dengan 0, maka tidak akan ada torsi atau gaya yang
timbul
F=B.0. l F=0
Jika rotor dalam kondisi diam, frekuensi sumber ( fs ) besarnya sama dengan
frekuensi rotor ( fr ). Bila rotor berputar, maka frekuensi rotor akan berubah
60. fs 60. fs
ns - nr = ns =
p p
p.ns
fs =
60
sehingga slip juga dapat diperoleh dari perbandingan frekuensi rotor dengan
fr
S fr = S. fs (II-4)
fs
dimana :
fr : frekuensi rotor Hz
fs : frekuensi sumbert Hz
S : slip motor
4. Daya Motor
Ternyata bentuk fisik atau rangkaian fisik dari motor listrik dapat dirubah
inilah yang akan dirubah menjadi rangkaian kelistrikan ekivalen. Motor 3 fase
mempunyai 3 kelompok kumparan, yaitu kumparan fase R, fase S dan fase T. Untuk
analisis kita ambil salah satu fase yang akan dibuat rangkaian ekivalen seperti gambar
berikut :
Persamaan tegangan
̅̅̅
𝑉𝑠 =̅̅̅̅
𝐸𝑠 + ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐼𝑠 . 𝑅𝑠 + ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐼𝑠 . 𝑋𝑠 (II-5)
̅̅̅̅
𝐸𝑆 = ̅̅̅̅
𝐼𝑅𝑆 . ̅̅̅̅
𝑅𝑅 + ̅̅̅̅
𝐼𝑅𝑆 . ̅̅̅̅̅
𝑋𝑅𝑆 (II-6)
Persamaan Arus
E RS
I RS
R R
2
) S 2 . X RO
2
S .E R 0
I RS
( RR S 2 . X R 0 ) 2
2 2
ER0
I RS (II-7)
RR 2
X R 0 )
S
dimana :
(a) (b)
Pada gambar 33b nilai RR S diganti dengan nilai lain sebagai berikut :
RR 1 S
RR RR . (II-8)
S S
Jika dikalikan dengan IRS2 akan diperoleh persamaan baru sebagai persamaan-
RR 1 S
I RS . RR I RS . RR .
2 2 2
I RS .
S S
Perhatikan persamaan yang dilingkari merah, merepresentasikan rugi-rugi
tembaga pada rotor ( PcuR ) setiap fasenya. Sedangkan yang dilingkari biru
(c)
Antara stator dengan rotor terdapat celah udara ( air gap ), celah udara ini
juga akan menimbulkan kerugian daya. Rugi daya pada celah udara ini misalkan
diberi notasi Pud. Maka untuk menghitung besarnya Pud tiap fase dapat digunakan
Pud E R 0 . I RS . Cos
E R 0 I RS . Z RS
R 2
Z RS R X R 0
2
S
RR
Pud I RS . Z RS . I RS .
Z RS
RR
Pud I RS .
2
tiap fase
S
RR
Pud 3 . I RS .
2
(II-9)
S
itu merupakan rugi-rugi tembaga PcuR tiap fase, jika untuk 3 fase akan menjadi
PcuR 3 . I RS . R R
2
(II-10)
PcuR
Pud (II-11)
S
slip motor.
Daya yang digunakan atau daya masukan (input) motor diberi notasi Pin.
Dalam hal ini Pin dapat dihitung per fase atau 3 fase langsung, besarnya Pin dapat
Pin = Vs . Is . Cos
Coba cermati kembali persamaan yang diberi lingkaran warna biru, merupakan
daya pada rotor. Setelah memperhitungkan slip dan rugi tembaga pada rotor ( PcuR
PR 1 S . PcuR
ns nr
PR 1 . PcuR
ns
1 S
PR PcuR . (II-13)
S
fase
Dari diagram tersebut tampak bahwa pada motor induksi 3 fase terjadi
Rugi tembaga pada rotor relatif kecil, karena frekuensi arus rotor
saat rotor berputar angat kecil. Sehingga rugi inti pada rotor
dapat dikesampingkan.
5. Efisiensi motor
Dari gambar 34 juga dapat ditentukan besarnya efisiensi dari motor induksi 3
fase, yaitu :
Pout
x 100 % (II-15)
Pin
Ingat !!!
Pin = 3. Vs . Is . Cos
6. Torsi
Torsi atau momen putar merupakan hasil konversi daya listrik menjadi daya
mekanik putar pada motor. Secara umum untuk menghitung besarnya torsi
P
T (II-16)
P
T
2. .n
60
dimana :
P : daya watt
Untuk menghitung besarnya torsi pada motor induksi perlu kita ketahui bebarapa
a) Torsi Stator ( TS )
Merupakan torsi yang dibangkitkan oleh medan stator, sedangkan daya yang
digunakan sebagai referensinya adalah daya pada celah udara (Pud), besarnya
Pud
Ts
2. .n
60
Mari kila lihat kembali gambar 32, kecepatan putaran sudut medan stator
Pud
Ts (II-17)
S
Ts per fase
2 RR
I RS .
Ts S , (II-18)
S
2
3 . E R0 RR
Ts 2
. (II-19)
RR S
S . X R0
2
S
b) Torsi rotor ( TR )
Untuk menghitung torsi pada rotor, mari kita lihat kembali gambar
33b.
Torsi yang terbangkit pada rotor merupakan perbandingan antara daya pada
rotor dengan kecepatan putaran sudut medan putar rotor, yang dapat dituliskan
PR
TR
R
Sekarang kita coba urai sedikit rumus tadi, kita telah mengetahui besarnya :
(PcuR)
PR = Pud – PcuR
RR
PR 3 . I RS . 3 . I RS . RR
2 2
(II-20)
S
PR TR . R
Pud TS . S
PcuR 3 . I RS . RR
2
PR
TR , maka
R
TR . R TS - 3 . I RS . R R
2
TR
T . s - 3 . I
S RS
2
.RR (II-21)
R
c) Torsi poros ( TM )
Torsi pada poros motor merupakan torsi yang akan digunakan untuk menarik
atau memutar beban. Yang perlu diperhitungkan untuk menentukan torsi ini
adalah rugi besi, rugi tembaga pada stator, rugi tembaga pada rotor dan
pada poros motor. Mari kita coba uraikan persamaan- persamaan yang ada
POut
TM
R
dengan daya input ( Pin ), rugi-rugi termbaga pada stator dan rotor, akan
diperoleh persamaan :
TM . R Ts . S - 3 . I RS . R R Pfr
2
TS . S 3 . Vs . Is . Cos merupakan daya masukan motor, sehingga :
TM
R
3. Vs . Is . Cos I S . RS Rugi besi 3 . I RS . RR Pf r
2 2 2
TM (II-23)
2 . . nr
60
Jika torsi poros motor (TM) dan daya masukan motor diketahui, maka efisiensi
TM . R
x 100% atau
3 . Vs . Is . Cos
TM . R
x 100%
3 . VL . I L . Cos
VL : tegangan line
IL : arus line
RR = S. XR0 (II-24)
, maka torsi rotor akan bernilai maksimum. Sedangkan torsi motor akan
maksimum jika slip motor ( S ) besarnya sama dengan slip motor ketika torsi
slip motor ketika torsi maksimum dapat dituliskan dalam persamaan berikut :
RR
S Maks (II-25)
X R0
dimana :
keterkaitan antar torsi maksimum ( TMaks ) dengan torsi beban penuh ( TFL ). Ayo
RR
3 ER0 S
TFL
RR S X
. ER0 . .
S 2 2 2
RR X 2
R0
S
R0
RR
3 S
TFL
RR S X
. ER0 .
S 2 2
R0
RR
TFL ͌ S (II-26)
RR 2 X 2
S
R0
X R0
S.
TMaks ͌ S
2
S . X R0
X R0 2
S
X R0
TMaks ͌
X R0 X R0
2 2
Jadi ;
1
TMaks ͌ (II-27)
2 . X R0
PENGATURAN MOTOR INDUKSI
Pengaturan Motor Induksi yang dimaksud antara lain cara starting, mengatur jumlah
putaran, membalik arah putaran dan pengereman. Namun hal ini tidak semuanya dikupas
untuk setiap jenis motor induksi. Pengaturan yang akan dikupas secara garis besar meliputi
1. Motor Universal
Pada BAB II telah dipaparkan bahwa mixer, blender, juice extractor dan
Ketika titik kontak dari saklar pilih S masih berada posisi 0, walaupun
sumber listrik sudah diberikan, motor tetap tidak bergerak karena aliran listrik
terputus. Pada saat saklar pilih posisinya dipindah dari titik kontak 0 menuju titik
menjadi lebih besar. Sekarang coba hubungkan dengan hukum Kirchoff II,
dimana besarnya penurunan tegangan bagian besarnya adalah berbanding lurus
Sebenarnya gambar 36 seakan sudah berbicara, bahwa jika posisi titik kontak
saklar pilih pindah ke angka yang lebih besar pastilah putaran motor akan
semakin tambah.
Karena penurunan tegangannya pada resistor semakin kecil, sehingga arus yang
motor universal dapat dilakukan dengan cara mengatur tegangan masukan. Yaitu
memasang beberapa resistor yang disambung seri dengan lilitan jangkar. Model
2. Motor Kapasitor
a. Starting
ditimbulkan lilitan utama dengan lilitan bantu dirasa masih kurang besar,
merubah jumlah kawat pada kumparan utama. Jika jumlah kawat dalam
Pengaturan motor induksi tidak semuanya dibahas dalam buku ini, karena
banyaknya jenis dan ragam pengaturan yang ada. Yang dipaparkan hanya beberapa
pengaturan.
Pada saat start motor akan membutukan torsi awal yang cukup besar
untuk mengangkat beban. Oleh karenanya arus mula jalan yang diperlukan
juga sangat besar. Arus mula jalan (starting) berkisar antara 3 sampai dengan
8 kali arus nominal. Dengan demikian untuk mengurangi arus mula jalan,
stator disambung secara bintang. Setelah motor berputar beberapa detik atau
resistansi tiap-tiap kumparan fase dianggap sama, maka hanya terdapat satu
Vs
I setiap fase
Z
Untuk 3 fase
Vs
I (II-28)
Z. 3
Harga arus line segi tiga dapat dihitung dengan rumus berikut :
IΔ = I f . 3 atau
Vs . 3
IΔ = (II-29)
Z
Vs
I Z. 3
I Vs . 3
Z
I 1
I 3
dengan demikian perbandingan arus mula jalan antara sambungan bintang
IY : IΔ = 1 : 3
Artinya arus mula jalan motor induksi 3 fase untuk kumparan stator yang
juga dikenal dengan star-delta drum switch atau dengan rangkaian kontaktor
saklar manual Three Pole Double Throw (TPDT) atau star-delta drum
www. fieldlines.com, Rabu, 15/09/2010, pk. 07.41 www.ab.com. Rabu, 15/09/2010. pk.
07.42
Gb. 38a Star-delta drum switch dan star delta rotary switch
Gb. 38b Sambungan terminal star-delta drum switch
menggunakan dua atau tiga buah kontaktor. Cara pengasutan ini dikenal
Pada saat mula jalan kontaktor magnit yang bekerja adalah K1 dan
Saat mula jalan biasanya motor diberi tegangan yang lebih rendah,
Cara starting ini biasanya digunakan untuk motor dengan rotor lilit
yang menggunakan slip ring. Dimana lilitan rotor disambung seri dengan
jalan yang masuk ke lilitan rotor, torsi dan putaran motor. Berikut gambar
Posisi awal dari tap tahanan asut adalah tertinggi/maksimum saat motor
tahanannya turun sampai pada posisi terendah tap. Pada kondisi seperti ini
rotor terhubung singkat, sehingga tahanan asut tidak difungsikan lagi dan
60. f
n
p