You are on page 1of 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME KEPERAWATAN PADA Ny.

“ H ”
DENGAN G 2 P 1 A 0 , GRAVID 26 MINGGU DI RUANG ANC
RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANDRI TAMMU SAMARA


NPM : 120356

CI LAHAN CI INSITUSI

(…..……..…………….) (...……..……………….)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TANA TORAJA


PROGRAM PROFESI NERS
2012/2013
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Pengertian
 Antenatal care adalah pelayanan kesehatan atau perawatan kepada ibu selama masa
kehamilan (Depkes RI, 1994).
 Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2008).
 Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu
selama masa kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal
yang meliputi 7T yaitu: Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur Tekanan
darah, ukur Tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian Tablet
zat besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan, Tes terhadap PMS dan Temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan (Mochtar, 1998).
 Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri
dengan proses persalinan (http://radenbeletz.com/proses-kehamilan.html).
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat (Depkes RI, 1994). Secara rinci tujuan antenatal care
adalah:
1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
4. Mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi.
5. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal.
C. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda presumsi
a. Subyektif:
 Amenorrhea.
Dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin, abnormalitas sistem saraf,
penyakit infeksi, anemia, obstruksi servikal, atau ketegangan emosi
 Kelemahan/dan keletihan
Dapat diakibatkan karena anemia atau infeksi.
 Mual dan muntah (morning sickness)
Merupakan respon awal tubuh terhadap tingginya kadar progesteron, dapat
disebabkan karena gangguan pada saluran cerna atau alergi. Terjadi antara
minggu ke-2-6 dan menghilang pada minggu ke-12.
 Perubahan payudara
Terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi areola mammae, perubahan nipple,
sekresi kolostrum, pelebaran vena.
 Peningkatan sekresi berkemih.
Kongesti darah pada organ-organ pelvik meningkatkan sensitivitas jaringan,
tekanan karena pembesaran uterus menstimulasi saraf dan mentrigger
keinginan untuk berkemih selama hamil. Dapat pula disebabkan oleh penyakit
infeksi saluran kencing, trauma dan pertumbuhan tumor vesika urinaria.
 Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
 Leukorea
 Quickening
Sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada minggu ke- 22 pada primipara
dan minggu ke-20 pada multipara.
b. Obyektif (probabilitas)
 Perubahan fisiologi dan anatomi
 Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
 Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma, linea nigra)
 Perubahan payudara
 Pembesaran abdomen
 Perubahan rahim dan vagina
2. Tanda kemungkinan hamil
Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila
digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi
dugaan kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:
a. Pembesaran rahim
b. Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas uterus ibu
hamil.
c. Kontraksi Braxton Hicks
d. Ballotement → pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa mengetuk janin yang
mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan kemudian
kemudian kembali ke posisinya semula.
e. Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
f. Goodell sign : melunaknya serviks.
g. Test kehamilan positif.
3. Tanda positif kehamilan (absolut)
a. Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-Ray
b. Terdengar detak jantung janin
c. Teraba bagian-bagian janin
d. Teraba gerakan janin.
D. Perubahan Fisiologi Kehamilan
1. Sistem kerja hormon
a. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang
mempengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan, banyak perubahan yang terjadi
pada kelenjar ini.
Kelenjar tyroid
Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR) meningkat hampir
20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap
sama. Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan
meningkatnya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih
banyak.
Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama kehamilan, terutama
selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium dan vitamin D
janin lebih besar. Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan kecukupan
kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut metabolisme tulang dan otot
terganggu.
Pankreas
Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut pulau
langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan
sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan
penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi
jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari mereka mengeluarkannya
ke dalam urine. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan merupakan hal yang riskan
dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan.
Kelenjar pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran
selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi juga
dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle stimulating hormone (FSH) ditekan
oleh chorionic gonadotropin (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon
pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropok meningkat, menyebabkan
peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan
prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus posterior
meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot uterus dalam
proses persalinan.
Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah
diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin,
hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi
bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
 Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
 Puncaknya pada minggu ke-9 – 13
 Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
 Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
 Kerjanya berlawanan dengan insulin
 Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
3) Estrogen
 Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
 Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan
pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam
lambung.
4) Progesteron
 Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan ovarium
 Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memlihara endometrium,
dan merelaksasikan otot-otot uterus
 Menurunkan tonus dan motilitas lambung dan saluran cerna
 Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah ekstremitas
5) Relaksin
 Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta, dan desidua
 Berfungsi untuik menurunkan kontraksi uterus, melunakkan serviks, dan
pengubahan kolagen
6) Prostaglandin
Substansi lipid yang disimpan dalam desidua selama hamil dan juga terdapat
dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk memulai persalinan.
b. Ovarium dan plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak
hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum tempat
ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron. Segera setelah
plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama kedua hormon tersebut.
Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis hormon lainnya: human chorionic
gonadotropin (hCG), human placental lactogen (hPL) juga disebut chorionic
somatomotropin (hCS), dan human chorionic thyrotropin (hCT).
2. Perubahan berat badan
Kenaikan BB selama trimester rata-rata kenaikan hanya 1–2,5 kg kemudian
meningkat 0,3–0,5 kg perminggu, dibawah rata-rata pada wanita. Peningkatan berat
progresif bertahap pada dua trimester terakhir umumnya merupakan peningkatan
jaringan lemak dan tidak berlemak. Selama trimester kedua, peningkatan terutama
terjadi pada ibu, sedangkan trimester ketiga kebanyakan merupakan pertumbuhan
janin (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).
Kenaikan BB selama kehamilan sangat penting, BB yang kurang selama
kehamilan memudahkan resiko lahir kecil untuk masa kehamilan. Tidak adekuat
kenaikan BB selama lebih dari ½ masa kehamilan akan melahirkan bayi preterm.
Resiko ini terjadi jika total kenaikan tidak sesuai dengan yang dianjurkan.

3. Perubahan uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus
untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ yang
hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang mengandung janin,
plasenta dan sekitar 1000 ml air ketuban. Beratnya meningkat 20 kali dan
kapasitasnya meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh
pertumbuhan serabut-serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk
jaringan fibroelastik, darah dan saraf.

Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil pada minggu ke- 40

Ukuran Tidak hamil Hamil


Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 gram 1100-1200 gram
Volume ≤ 10 ml 5000 ml

(Bobak, 2005).
4. Perubahan vagina dan vulva
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina
menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda chadwick’s, corak yang
berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa.
5. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks menjadi
lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda Goodell’s). Kanalis
servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental disebut operkulum.
6. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah
rasa kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami
pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplay darah.
Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal kehamilan keluar
cairan jernih, (kolostrum). Area berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh lebih
gelap, dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol keluar.
7. Sistem perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah
bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra.
Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter menurun. Sebagai akibat,
gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urine ini meningkatkan
kemungkinan pielonefritis.
8. Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk
dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapasitas
paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin
berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah.
Volume tidal, volume ventilasi permenit, dan ambilan oksigen meningkat. Karena
bentuk dari rongga thoraks berubah dan karena bernapas lebih cepat, sekitar 60%
wanita hamil mengeluh sesak napas.
9. Sistem integumen
o Pigmentasi: disebabkan oleh hormon pituitari anterior melanotropin yang
meningkat selama kehamilan.
o Fasial melasma : chloasma atau topeng kehamilan adalah bentuk seperti jerawat,
merupakan hiperpigmentasi, berwarna kecoklatan diatas pipi, hidung dan kening.
o Linea nigra : merupakan garis pigmentasi yang terentang dari simfisis pubis
sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah tubuh.
o Striae gravidarum tanda regagangan disebabkan kerja adenokortikosteroid yang
terlihat pada abdomen, paha dan payudara.
o Angioma atau telangiektasis (vascular spiders): ujung arteriola yang berdenyut
dan menonjol berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan. Biasanya
ditemukan pada leher, dada, wajah dan lengan.
10. Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga kalsium
dan fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.
Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah terbentuk.
Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil membantu aktivitas
penghancuran email yang menyebabkan caries.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar
dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertari
ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih
lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
11. Sistem kardiovaskuler
o Hipertropfi kardia atau dilatasi bersifat sekunder dengan meningkatnya volume
darah dan curah jantung.
o Perubahan auskultasi berhubungan dengan perubahan dalam ukuran dan posisi
jantung. Peningkatan volume darah dan CO juga memberikan perubahan hasil
auskultasi yang umum terjadi pada kehamilan, bunyi splitting S1 dan S2 lebih
jelas terdengar, S3 terdengar setelah usia kehamilan 20 minggu.
o TD arteri bervariasi sesuai usia, tingkat aktifitas dan adanya masalah kesehatan.
Faktor lain perlu dipertimbangkan; posisi maternal, kecemasan yang dialami dan
ukuran manset.
o Selama trimester II terjadi penurunan pada sistolik dan diastolik sekitar 5-10
mmHg sebagai akibat vasodilatasi perifer karena perubahan hormonal selama
kehamilan.
12. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi
saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun.
Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan intestin.
E. Perubahan-Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas
dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia merasa
syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu hari, tapi tidak sekarang”.
Walaupun ketika kehamilan tersebut direncanakan, periode awal ketidaknyamanan
adalah hal yang umum terjadi.
Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan menjadi
seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang kemampuannya
memberikan keturunan dan perhatiannya tentang kesiapan untuk menerima peran
sebagai bapak dan memberikan nafkah pada keluarganya.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung
dan preocupation dengan masalah yang mengganggu, selama periode ini, berbagai
alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi
legal, moral dan ekonomi mereka. Akhirnya, dicapai keputusan dan rencana
tindakan dibuat. Kadang-kadang tindakan tersebut, pada kenyataannnya hanya
tinggal rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan tidak dapat disangkal lagi dan
diterima. Karena pengalaman adalah terus dipertimbangkan dan ditinjau ulang,
terjadi proses belajar.
2. Persepsi terhadap peristiwa
Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-pikirannya sendiri
tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk bayangan ini dari
ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan.
Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon terhadap kehamilan. Beberapa
wanita berpikir kehamilan sebagai cara untuk melestarikan alam suatu penghargaan
atau emansipasi dari kontrol parental. Mereka mungkin menyamakan kehamilan
dengan penyakit, kejelekan, memalukan, atau mereka mungkin memandang
kehamilan sebagai suatu periode kreatifitas dan pemenuhan tugas.
Bayangan pria tentang kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan
seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari bapaknya,
pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini
mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak-anaknya. Banyak pria
menjadi sangat khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif
dalam memberikan perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala-
gejala seperti wanita seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh
beberapa ahli sejarah medis disebut midleiden atau menderita bersama.
Kehamilan merupakan pengabadian garis keluarga. Oleh karenanya nama
dan jenis kelamin menjadi suatu yang amat penting. Untuk banyak orang, secara
ideal harapan dari kehamilan, khususnya yang pertama adalah lahirnya anak laki-
laki. Bagi orang yang demikian, lahirnya anak permepuan pada kehamilan pertama
adalah suatu kegagalan untuk meneruskan nama keluarga. Sehingg setiap anggota
keluarga mempunyai pandagan yang berlainan tentang kehamilan. Persepsi tersebut
mempengaruhi resolusi krisis.
3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis adalah
dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini merupakan orang-orang
dan sumber-sumber yang tersedia untuk memberikan keluarga atau penggantinya,
seringkali memenuhi peran yang penting ini.
4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam menyelesaikan
krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki seseorang. Keterampilan koping
tersebut merupakan kekuatan dan keterampilan seseorang untuk menyelesaikan
masalah dan mengatasi stress. Mereka mungkin melakukan aktifitas seperti
“menceritakannya” pada teman, melakukan olah raga yang berat, mendengarkan
musik, menangis, menulis puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri (seperti
menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam mengurangi kecemasan untuk
sementara waktu. Metode koping tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua dan
anggota keluarganya utnuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan mencapai
keseimbangan dalam kehidupan mereka yang terganggu.
F. Keluhan pada Masa Kehamilan
Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada
individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI, 1994).
Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a. Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang
tengah hari (morning sickness).
b. Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
d. Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
e. Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f. Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
g. Perut membesar.
h. Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul.
Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa
tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini
sering timbulkonflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu
mendapatkan perhatian dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila
ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap
kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi
pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan
gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi
melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan,
sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b. Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi.
c. Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala
dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai
kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
d. Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f. Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya
kepala ke pintu atas panggul.
g. Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi.
H. Komplikasi sebagai akibat langsung kehamilan
1. Hiperemisis gravidarum
2. Hipertensi dalam kehamilan
3. Perdarahan trimester I (abortus)
4. Perdarahan antepartum
5. Kehamilan ektopik
6. Kehamilan kembar
7. Molahydatidosa
8. Inkompatibilitas darah
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
I. Penyakit yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan
1. Penyakit dan kelainan alat kandungan
2. Penyakit kardiovaskuler
3. Penyakit endokrin (DM)
4. Infeksi
5. Asma
6. Penyakit ginjal
7. Penyalahgunaan obat/psikosis
8. Penyakit darah
9. Penyakit GIT
J. Kenyamanan pada Ibu Hamil
1. Pakaian hamil
Pakaian yang menyenangkan, yang longgar paling baik, celana, BH, dan ikat
pinggang, celana panjang, kos kaki, celana dalam, korset dan pakaian ketat harus
dihindari. Memakai celana yang berlebihan menekan perineum vagina sehingga
menjadi panas, mengganggu sirkulasi dikaki yang dapat menyebabkan varices.
Korset maternity yang lebih baik yang dapat digunakan untuk menyangga
sakit pinggang. BH ibu hamil apa yang paling baik yang dapat membantu
menambah berat payudara. Lingkaran dada dan ukuran jaringan payudara (dibawah
ketiak), serta mempunyai penutup puting susu yang lebih penting lagi yag dapat
mencegah sakit punggung dan sakit leher.
Kaos kaki yang elastis dapat membantu ibu yang varices vena yang besar
atau bengkak kaki. Sepatu yang dapat memberikan dukungan yang kuat dan
meningkatkan sikap yang baik dan keseimbangan, seperti menggunakan sepatu
yang hak rendah.
2. Mandi dan berenang
Mandi di bak mandi, diizinkan pada kehamilan tua sebab air tidak dapat masuk
kedalam vagina kecuali di bawah tekanan, mandi dan shower hangat dapat menjadi
terapeutik sebab dapat merilekskan ketegangan otot, membantu mencegah insomma
dan membuat ibu hamil merasa segar.
3. Aktivitas fisik dan istirahat
Aktifitas fisik disesuaikan dengan umur kehamilan yang dapat memperbaiki
sirkulasi, membantu relaksasi dan istrahat serta mencegah kebosanan, seperti
melakukan senam hamil secara teratur. Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan
periode istrahat, berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan
oksigenisasi, fetoplacenta, dengan tekanan pengeluaran dari vena cava asendens dan
aorta desendens.
K. Anjuran untuk Ibu Hamil
1. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari, tergantung berat
badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1 bayi atau kembar).
Peningkatan BB yang normal selama kehamilan adalah 6,5 – 16 kg. Jenis makanan
yang sehat dan veriativ selama kehamilan diantaranya adalah:
 Buah dan sayuran
 Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
 Protein seperti ikan, daging, kacang
 Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
 Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi dari
gangguan saraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi asam folat 400 µg/hari selama 12 minggu kehamilan.
 Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut
oksigen di dalam darah. Selama hamil, suplai darah meningkat untuk kebutuhan
janin. Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50 mg/hari. Suplemen besi sebaiknya
dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau diikuti jus
jeruk utnuk meningkatkan penyerapan.
 Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan
pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200
mg/hari. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan
jus buah yang kaya akan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk ibu hamil,
disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk mengurangi risiko
efek samping obat terhadap janin.
3. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
a. Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
b. Aerobic low impact
c. Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
d. Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau kehabisan
napas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah, pusing.
e. Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
f. Lakukan istirahat secara teratur
g. Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung sebagai
dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.
h. Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai dengan
energi yang dikeluarkan ketika berolahraga
i. Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan gerakan yang
mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
a. Hipertensi dalam kehamilan
b. Ketuban pecah dini
c. Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
d. Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh
terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila merasakan
gangguan pada kehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-hati. Untuk
wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia, atau abortus berulang
dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa kehamilan demikian
pula ketika kepala sudah masuk rongga panggul dianjurkan untuk tidak melakukan
sanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
a. Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
b. Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu
lama di mobil atau di pesawat terbang.
c. Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah
besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir preterm,
ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol yang terkandung
dalam alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan zat teratogen yang dapat
menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan pada janin.
L. Pemeriksaan antenatal care
Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu
untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa
kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang
dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah
konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini
dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai
laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi
(Ganong 1989 dalam Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006) kunjungan antenatal untuk
pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan
selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan
berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
 Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
 Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
 Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
 Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.

Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:


1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalianan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I: untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh
fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi
fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras,
bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II : untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi
yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung
akan teraba cembung dan resisten.
Leopold III: Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan
daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan
turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan
teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba
lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV: Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah
janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian
tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian
yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk
baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin
masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele: Hari +7,Bulan–3,Tahun+ 1.
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama
pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri (
normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter
mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke
atas simpisis (normal : 80-90 cm).
DAFTAR PUSTAKA

Aprianawati dan Sulistyorini. 2003. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan


Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama pada Masa Triwulan
Ketiga. http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf. Diakses tanggal 25
April 2010.

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC: Jakarta

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Salmah at all (2006). Asuhan kebidanan antenatal care. EGC: Jakarta

You might also like