Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
Kesehatan Reproduksi remaja adalah suatu kondisi atau keadaan sehat
secara menyeluruh baik kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh
dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi
yang dimiliki oleh remaja. Perawatan kesehatan reproduksi yang salah akan
menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu, dan dermatitis kontak
sampai reaksi alergi yang berat. Pengetahuan tentang menjaga kebersihan
reproduksi remaja perempuan diperlukan untuk mencegah timbulnya
penyakit kelamin wanita seperti infekasi dan keputihan yang dapat
mengganggu ketidaknyamanan aktifitas sehari-hari Remaja perlu
meningkatkan pengetahuan dari sumber informasi yang terpercaya dalam
menjaga kebersihan reproduksi remaja perempuan sehingga terbentuk
perilaku pola hidup bersih dengan Secara teratur bersihkan vagina dari bekas
keringat, cara membasuhi alat kelamin wanita yang benar, Setelah
dibersihkan gunakan handuk bersih atau tisu kering untuk mengeringkannya.
1.2 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum, kadar progesteron
pascamenopause hanya 30% dibanding wanita yang masih ovulasi selama fase
folikuler.
c. Androgen
Androgenion adalah androgen utama yang dikeluarkan oleh folikel yang
sedang berkembang. Dengan terhentinya perkembangan folikuler pada wanita
pascamenopause, kadar androstenendion turun 50%. Variasi diurnal
androstenedion dapat terlihat mengikuti aktivitas kelenjar adrenal setelah
menopause. Setelah menopause hanya 20% androstenedion yang disekresi oleh
ovarium.
d. Gonadotropin
Setelah menopause LH dan FSH sangat meningkat, kadar FSH dan Lh
adalah 4-30 mlU/ml selama usia subur. Setelah menopause kadar keduanya . 100
mlU/ml.
2. Pernikahan Dini
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anaka-anak dan masa
dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia
11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda ,
jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa
atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih
tergantung pada orangtua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok
remaja. Pernikahan dini pada remaja dapat berdampak pada kesehatan remaja itu
sendiri, baik secara fisik maupun psikis.
Seperti yang telah dikatan oleh beberapa ahli bahwa dari usia pernikahan
yang terlalu muda, dapat beresiko terhadap kesehatan. Penyebab pernikahan usia
remaja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu faktor yang timbul dari
dalam diri sendiri dan juga dari luar dirinya. Pernikahan muda atau pernikahan
dini banyak terjadi pada masa pubertas, ini terjadi karena remaja sangat rentan
terhadap perilaku seksual yang membuat mereka melakukan aktivitas seksual
sebelum menikah sehingga menyebabkan kehamilan yang kemudian solusi yang
diambil adalah dengan menikahkan mereka.
4
2.3 Kajian Masalah Kesehatan pada Perempuan Dewasa Muda,
Menengah dan Tua
A. Masa Remaja
Selain ciri-ciri fisik terdapat pula beberapa ciri serta karakteristik lain
dimiliki oleh remaja, yaitu antara lain:
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini
merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa
remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa
remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa
ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka
diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih
mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan
terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir
yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan
5
kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi
maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh
sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang
lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari
masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang.
Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa
remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka
pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan
orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis
kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-
kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
B. Masa Dewasa
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini
didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
6
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola
kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal
adalah kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga
ciri-ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri
perkembangan dewasa awal adalah:
Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan
membentuk rumah tangga. Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan.
Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka
menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak
siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan,
persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
penyesuaian di dalamnya.
7
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan
jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali
dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran.
Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada
ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu
saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam
pergumulan persoalan.
f. Masa komitmen
g. Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa
dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga
pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada
pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan
mereka.
8
h. Masa perubahan nilai
i. Masa Kreatif
C. Masa Tua
a. Gangguan persepsi
b. Proses berpikir
d. Gangguan kesadaran
9
e. Gangguan orientasi
Peraturan Perundang-Undangana.
10
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1. Tahun 1945 Pasal
28 H ( 1 ).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2. 2009 tentang
Kesehatan Bagian Keenam, Kesehatan Reproduksi, Pasal 71, Pasal 72,
Pasal 73, Pasal 74, Pasal 75, Pasal 76, Pasal 77. Bagian Ketujuh, Keluarga
Berencana, Pasal 78.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 3. 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
4. Bab III Hak dan Kewajiban Penduduk, Pasal 5 huruf c dan huruf l.
5. Keluarga Berencana, Pasal 20, Pasal 21.
6. Penurunan Angka Kematian, Pasal 30, Pasal 31.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 4. 1999 tentang
Hak Asasi Manusia
11
3. Banyak perempuan kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan
informasi dan pelayanan kesehatan
4. Banyak perempuan tidak bisa mengambil keputusan sendiri menyangkut
kesehatannya Gambaran di atas membantu kita untuk memahami akar
permasalahan rendahnya kesehatan pada perempuan. Peningkatan
kesehatan perempuan meliputi penanganan masalah kesehatan yang
dihadapi, tetapi juga membutuhkan perubahan kondisi kehidupan mereka
sehingga mereka dapat memperoleh kekuatan lebih untuk
mempertahankan kesehatannya. Ketika tindakan ini dapat dilakukan,
setiap perempuan, keluarga dan masyarakat akan memperoleh manfaatnya.
Perempuan yang sehat memiliki kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan dirinya. Selain itu juga, mereka dapat melahirkan anak yang
sehat, menjaga kesehatan keluarganya, dan dapat lebih berperan di
masyarakat. Pandangan ini dapat membantu kita untuk melihat bahwa
masalah kesehatan perempuan tidak hanya disebabkan oleh dirinya sendiri
melainkan juga dipengaruhi oleh masyarakat di sekelilingnya.
12
masuk melalui vagina ke dalam aliran darah. Terkadang gejala infeksi tersebut
sering tidak ada atau tidak jelas, sehingga perempuan tersebut tidak mendapatkan
pengobatan. Masalah ini sebenarnya berkaitan dengan kondisi sosial dari
perempuan. Mereka lemah dalam menentukan kapan melakukan hubungan seks
dan tidak bisa menghindari hubungan seks yang tidak aman. Akibatnya, jutaan
perempuan menderita infeksi menular seksual setiap tahunnya dan lebih dari 17
juta sudah terinfeksi HIV. Tanpa pengobatan, infeksi menular seksual dapat
menyebabkan nyeri berat, radang panggul berat, infertilitas (kemandulan),
masalah selama kehamilan, dan resiko terkena kanker leher rahim. Infeksi HIV
yang tidak diobati dapat menyebabkan terjadinya AIDS yang mengarah pada
kematian.
13
a. Sebagai Penyedia Pelayanan (Care Provider)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba Ida Bagus Gde. 2000. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. EGC: Jakarta.
16