You are on page 1of 10

SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan

Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

BAB III

PENENTUAN DIMENSI

3.1. Dimensi Balok

Penentuan tebal minimum dimensi penampang balok berdasarkan SNI 03-


2847-2002 (Beton) untuk balok non-prategang dan pelat satu arah. Adalah
sebagai berikut:
1
h≥ L → jika balok merupakan balok induk dan/atau balok kantilever
12
2
h ≥ h balok induk → jika balok merupakan balok anak
3

b ≥ 0,5 − 0,6 h

dimana
h = tebal/tinggi penampang balok (mm)

b = lebar penampang balok (mm)

L = panjang bentang (mm)

Maka perhitungan dimensi balok pada struktur gedung yang direncanakan


adalah sebagai berikut.
 Balok Induk 1 (BI.1)
1
h≥ L
12
1
h≥ . 8000 mm
12

h ≥ 666,67 mm, maka diambil h = 700 mm.

b ≥ 0,5h

b ≥ 0,5 (700 mm)

b ≥ 350 mm, maka diambil b = 350 mm.

Dari perhitungan diatas didapat dimensi BI.1 = 700 m x 350 mm.

6
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

 Balok Induk 2 (BI.2)


1
h≥ L
12
1
h≥ . 5000 mm
12

h ≥ 416,67 mm, maka diambil h = 450 mm.

b ≥ 0,5h

b ≥ 0,5 (450 mm)

b ≥ 225 mm, maka diambil b = 250 mm.

Dari perhitungan diatas didapat dimensi BI.2 = 450 m x 250 mm.

 Balok Anak 1 (BA.1)


2
h≥ h
3 BI.2
2
h ≥ . 450 mm
3

h ≥ 300 mm, maka diambil h = 300 mm.

b ≥ 0,5h

b ≥ 0,5 (300 mm)

b ≥ 150 mm, maka diambil b = 200 mm.

Dari perhitungan diatas didapat dimensi BA.1 = 300 m x 200 mm.

 Balok Anak 2 (BA.2)


2
h≥ h
3 BI.1
2
h ≥ . 700 mm
3

h ≥ 466,67 mm, maka diambil h = 500 mm.

7
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

b ≥ 0,5h

b ≥ 0,5 (500 mm)

b ≥ 250 mm, maka diambil b = 250 mm.

Dari perhitungan diatas didapat dimensi BA. = 500 m x 250 mm.

 Balok Anak 3 (BA.3)


2
h≥ h
3 BI.2
2
h ≥ . 450 mm
3

h ≥ 300 mm, maka diambil h = 300 mm.

b ≥ 0,5h

b ≥ 0,5 (300 mm)

b ≥ 150 mm, maka diambil b = 200 mm.

Dari perhitungan diatas didapat dimensi BA.3 = 300 m x 200 mm.

 Balok Anak 4 (BA.4)


2
h≥ h
3 BI.2
2
h ≥ . 450 mm
3

h ≥ 300 mm, maka diambil h = 300 mm.

b ≥ 0,5h

b ≥ 0,5 (300 mm)

b ≥ 150 mm, maka diambil b = 200 mm.

Dari perhitungan diatas didapat dimensi BA.4 = 300 m x 200 mm.

8
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

3.2. Dimensi Pelat Lantai

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 (Beton), perhitungan tebal pelat


ditentukan berdasarkan nilai terbesar dari persamaan dibawah ini:

fy
ln (0,80 + )
1500
h≥ jika αm > 2,0
36 + 9β

atau

fy
ln (0,80 + )
1500
h≥ jika αm ≤ 2,0
36 + 5β(αm − 0,20)

atau

h ≥ 120 mm

dimana
h = tebal pelat lantai (mm)
fy = kuat tarik baja tulangan (MPa)

ly
β=
lx

EI balok
α=
EI pelat yang dipikul balok

a1 + a 2 + a 3 + a 4
αm =
4

ln = bentang terpanjang (m)


ly = bentang terpanjang (m), jadi ly = ln
lx = bentang terpendek (m)

Pada perhitungan tebal pelat diambil pelat dengan panjang ly dan lx


terpanjang. Daerah pelat yang digunakan sebagai perhitungan dapat dilihat pada
Gambar 3.1 dibawah. Tulangan pelat menggunakan BJTP 24 dengan kuat tarik,
fy = 240 MPa. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut.

9
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

Gambar 3.1. Daerah pelat yang digunakan sebagai perhitungan

fy = 240 MPa

ly = ln = 4000 mm

lx = 2500 mm

BI. 1 = 700 mm x 350 mm

BI. 2 = 450 mm x 250 mm

BA. 1 = 300 mm x 150 mm

BA. 2 = 500 mm x 250 mm

ly 4000 mm
β= = = 1,6
lx 2500 mm
1
EI balok BI.1 E (12 . bBI.1 . hBI.1 3 )
α1 = =
EI pelat yang dipikul balok 1
E (12 . bpelat . hpelat 3 )
1
(12 . 350 . (700)3 )
α1 =
1
(12 . 2500 . (120)3 )

α1 = 27,78935

10
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

1
EI balok BI.2 E (12 . bBI.2 . hBI.2 3 )
α2 = =
EI pelat yang dipikul balok 1
E (12 . bpelat . hpelat 3 )
1
(12 . 250 . (450)3 )
α2 =
1
(12 . 4000 . (120)3 )

α2 = 3,29590

1
EI balok BA.1 E (12 . bBA.1 . hBA.1 3 )
α3 = =
EI pelat yang dipikul balok 1
E (12 . bpelat . hpelat 3 )
1
(12 . 150 . (300)3 )
α3 =
1
(12 . 2500 . (120)3 )

α3 = 0,93750

1
EI balok BA.2 E (12 . bBA.2 . hBA.2 3 )
α4 = =
EI pelat yang dipikul balok 1
E (12 . bpelat . hpelat 3 )
1
(12 . 250 . (500)3 )
α3 =
1
(12 . 4000 . (120)3 )

α3 = 4,52112

a1 + a 2 + a 3 + a 4 27,78935 + 3,29590 + 0,93750 + 4,52112


αm = =
4 4
αm = 9,1359675 > 2,0 maka perhitungan hmin adalah

fy 240
ln (0,80 + ) 4000 (0,80 + )
1500 1500
h ≥ = mm
36 + 9β 4000
36 + 9 ( )
1500
h ≥ 64 mm

Karena pada persyaratan lain tebal pelat diwajibkan hpelat  120 mm maka tebal
pelat yang digunakan, hpelat 120 mm > 64 mm  OK.

11
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

3.3. Dimensi Kolom


Berdasarkan SNI 03-2847-2002 (Beton), perhitungan dimensi penampang
kolom berdasarkan ketentuan berikut.
PTOTAL
b .h ≥
0,45 fc ′

dimana
PTOTAL = beban kerja total yang dipikul kolom (N)
fc' = kuat tekan silinder beton (MPa)

Asumsi awal dimensi kolom adalah sebesar 400 mm x 400 mm. Kolom
yang dipakai untuk perhitungan adalah kolom yang menerima beban total
terbesar, kebetulan pada kasus struktur ini kolom yang menerima beban terbesar
adalah kolom dengan pelat terluas, tetapi tidak selalu begitu. Alasan memilih
kolom dengan bagian terbesar adalah agar perhitungan lebih konservatif, gambar
tahanan daerah kolom disajikan dalam Gambar 3.2 serta perhitungannya adalah
sebagai berikut.

Gambar 3.2. Daerah tahanan kolom yang digunakan sebagai perhitungan

Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3


Berat dinding yang digunakan pasangan bata setengah bata = 250 kg/m2

12
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

Beban total yang dipikul kolom:


 Beban Mati
1. Pelat
Lantai GF - LT. 1 = 3/4 x 8 m x 5 m x 0,12 m x 2400 kg/m3
= 8640 kg x 3 (jumlah lantai)
= 25920 kg
Lantai Atap = 8 m x 5 m x 0,12 m x 2400 kg/m3
= 11520 kg x 1 (jumlah lantai)
= 11520 kg

2. Balok
BI. 1 = 8 m x 0,70 m x 0,35 m x 2400 kg/m3
= 4704 kg x 3 (jumlah lantai)
= 14112 kg
BI. 2 = 5 m x 0,45 m x 0,25 m x 2400 kg/m3
= 1350 kg x 3 (jumlah lantai)
= 4050 kg
B. Anak = 12 m x 0,30 m x 0,15 m x 2400 kg/m3
= 1296 kg x 2 (jumlah lantai)
= 2592 kg
= 16 m x 0,30 m x 0,15 m x 2400 kg/m3
= 1728 kg x 1 (jumlah lantai)
= 1728 kg
= 10 m x 0,50 m x 0,25 m x 2400 kg/m3
= 3000 kg x 3 (jumlah lantai)
= 9000 kg

3. Kolom
= 0,4 m x 0,4 m x 3,6 m x 2400 kg/m3
= 1382,4 kg x 4 (jumlah lantai)
= 5529,6 kg

13
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

4. Dinding
Total panjang dinding = 12,9 m. Tinggi dinding adalah 3 m. Maka berat
total akibat dinding adalah total panjang dinding x tinggi x 250 kg/m3.
= 12,9 m x 3 m x 250 kg/m2
= 9675 kg x 2 (jumlah lantai yang ada dinding)
= 19350 kg

5. Beban mati tambahan


Beban mati tambahan diderita oleh pelat dan seluas pelat yang
ditahan kolom.
Lantai Dasar
Spesi per cm tebal (2 cm) : 2 x 21 kg/m2 = 42 kg/m2
Penutup lantai, keramik : 24 kg/m2 = 24 kg/m2
Plafond dan penggantung : 0 kg/m2 = 0 kg/m2
Instalasi plumbing : 50 kg/m2 = 20 kg/m2
+
2
= 86 kg/m
Lantai Dasar = 3/4 x 8 m x 5 m x 86 kg/m2
= 2800 kg

Lantai 1 - Lantai Atap


Spesi per cm tebal (2 cm) : 2 x 21 kg/m2 = 42 kg/m2
Penutup lantai, keramik : 24 kg/m2 = 24 kg/m2
Plafond dan penggantung : 20 kg/m2 = 20 kg/m2
Instalasi plumbing : 20 kg/m2 = 20 kg/m2
+
= 106 kg/m2
Lantai 1 - Lantai Atap = 8 m x 5 m x 70 kg/m2
= 4080 kg

 Jadi total beban mati yang diderita oleh kolom = 104761,2 kg.

14
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124

 Beban Hidup
Beban hidup struktur berdasarkan fungsinya sebagai gedung
perumahan adalah sebesar 250 kg/m2 untuk pelat lantai. Sedangkan beban
hidup untuk pelat atap adalah sebesar 100 kg/m2. Maka beban hidup yang
ditrima kolom adalah sebagai berikut.
1. Beban hidup pelat lantai = 3/4 x 8 m x 5 m x 250 kg/m2
= 7500 kg x 2 (jumlah pelat lantai)
= 15000 kg

2. Beban hidup pelat atap = 8 m x 5 m x 100 kg/m2


= 4000 kg x 1 (jumlah pelat atap)
= 4000 kg

 Jadi total beban hidup yang diderita oleh kolom = 19000 kg.

PTOTAL = 104761,2 kg + 19000 kg = 123761,2 kg

Cek dimensi kolom dengan asumsi semula, adalah sebagai berikut. Material

beton yang dipakai adalah beton dengan fc' = 30 MPa.

PTOTAL
b .h ≥
0,45 fc ′

123761,2 kg . 9,81 m/s 2


b .h ≥
0,45 (30 MPa)

b . h ≥ 89933,14 mm2

dengan asumsi awal b = 400 mm, maka didapat hmin sebagai berikut.

89933,14 mm2
h ≥
400 mm
h ≥ 224,83 mm  400 mm > 224,83 mm [OK].

Karena asumsi dimensi penampang awal lebih dari asumsi yang


disyaratkan maka asumsi dimensi penampang kolom awal memenuhi syarat.

15

You might also like