Professional Documents
Culture Documents
BAB V
PERHITUNGAN TULANGAN
33
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
34
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
ρb = 0,0325
Karena ρ < ρmaks maka rasio tulangan terhadap penampang aman dengan
begitu penampang balok tidak perlu diperbesar. Jadi kebutuhan tulangan adalah
sebagai berikut.
As = ρ b d
As = 0,0082 . 350 mm . 638,5 mm
As = 1829,15 mm2
1829,15 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan = = 6,4514 ≈ 𝟕 𝐛𝐮𝐚𝐡.
1 2
4 π(19 mm)
35
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Karena lebar penampang yang telah di isi tulangan lebih besar dari lebar
balok maka tulangan lentur dicoba dengan konfigurasi 2 baris. Perhitungan
adalah sebagai berikut.
Mn ρfy
2
= ρfy (1 − 0,588 )
bd fc ′
446641757,50 Nmm ρ . 400 MPa
= ρ . 400 MPa (1 − 0,588 )
350 mm . (616,5 mm)2 30 MPa
ρb = 0,0325
Karena ρ < ρmaks maka rasio tulangan terhadap penampang aman dengan
begitu penampang balok tidak perlu diperbesar. Jadi kebutuhan tulangan adalah
sebagai berikut.
As = ρ b d
𝐴𝑠 = 0,0088 . 350 mm . 616,5 mm
As = 1901,11 mm2
1901,11 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan = = 6,7052 ≈ 𝟖 𝐛𝐮𝐚𝐡.
1 2
4 π(19 mm)
36
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Karena lebar penampang yang telah di isi tulangan lebih kecil dari lebar
balok maka tulangan lentur pada daerah tumpuan di bagian tarik penampang
adalah bagian atas diambil 8 buah tulangan diameter 19 mm (8D19). Sedangkan
pada bagian bawah penampang digunakan Asmin, dengan konfigurasi 1 baris
tulangan lentur adalah sebagai berikut.
𝐴𝑠 = ρ b d
𝐴𝑠 = 0,0035 . 350 mm . 638,5 mm
As = 782,1625 mm2
782,1625 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan = = 2,7587 ≈ 𝟑 𝐛𝐮𝐚𝐡.
1 2
4 π(19 mm)
Cek lebar penampang balok
Lebar penampang balok isi = 2. Tebal selimut + 2. Dia. Tulangan sengkang
+ 3. Dia. Tulangan lentur + 2. Spasi
= 2. 40 mm + 2. 13 mm + 3. 19 mm + 2. 25 mm
= 213 mm < 350 mm Ok
37
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Mn ρfy
= ρfy (1 − 0,588 )
bd2 fc ′
ρb = 0,0325
Karena ρ < ρmaks maka rasio tulangan terhadap penampang aman dengan
begitu penampang balok tidak perlu diperbesar. Jadi kebutuhan tulangan adalah
sebagai berikut.
As = ρ b d
As = 0,0069 . 350 mm . 638,5 mm
As = 1546,02 mm2
1546,02 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan = = 5,4528 ≈ 𝟔 𝐛𝐮𝐚𝐡.
1 2
π(19 mm)
4
38
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
= 2. 40 mm + 2. 13 mm + 6. 19 mm + 5. 25 mm
= 343 mm > 350 mm Ok
Karena lebar penampang yang telah di isi tulangan lebih kecil dari lebar
balok maka tulangan lentur pada daerah lapangan di bagian tarik penampang
adalah bagian bawah diambil 6 buah tulangan diameter 19 mm (6D19).
Sedangkan pada bagian atas penampang digunakan Asmin, dengan
konfigurasi 1 baris tulangan lentur adalah sebagai berikut.
𝐴𝑠 = ρ b d
𝐴𝑠 = 0,0035 . 350 mm . 638,5 mm
As = 782,1625 mm2
782,1625 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan = = 2,7587 ≈ 𝟑 𝐛𝐮𝐚𝐡.
1 2
π(19 mm)
4
Cek lebar penampang balok
Lebar penampang balok isi = 2. Tebal selimut + 2. Dia. Tulangan sengkang
+ 3. Dia. Tulangan lentur + 2. Spasi
= 2. 40 mm + 2. 13 mm + 3. 19 mm + 2. 25 mm
= 213 mm < 350 mm Ok
1 2 ′
Vs = Vn − φVc < √f b d
2 3 c
39
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Av . d . fys
s=
Vs
1
2 . 4 π (12 mm)2 . 616,5 mm . 240 MPa
s=
110799,49 N
s = 151,03 mm
Karena s < 0,5 d maka tetap digunakan s sebagai jarak sengkang perlu.
Maka konfigurasi sengkang pada tumpuan adalah D12 - 150 mm.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
40
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
KESIMPULAN
KESIMPULAN
KESIMPULAN
41
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
KESIMPULAN
42
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
Tumpuan (arah x)
Mux (M11) = 10372407,30 Nmm
Mn = 12965509,13 Nmm
Mn / b . d2 = -1,4674 C
. fy = 240 bx
0,59 . 2 . fy2 /fc' = -1132,80 ax2
rho
x1 = 0,006301379
x2 = 0,205563027
rho = 0,006301379
Lapangan (arah x)
Mux (M11) = 4409595,00 Nmm
Mn = 5511993,75 Nmm
Mn / b . D^2 = -0,6238 C
rho . Fy = 240 bx
43
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
rho
x1 = 0,0026319
x2 = 0,2092325
rho = 0,0026319
Tumpuan (arah y)
Mux (M11) = 14168877,30 Nmm
Mn = 17711096,63 Nmm
Mn / b . D^2 = -2,0044 C
rho . Fy = 240 bx
0,59 . rho^2 . Fy ^2 /fc' = -1132,80 ax2
rho
x1 = 0,0087098
x2 = 0,2031546
rho = 0,0087098
Tumpuan (arah y)
Mux (M11) = 6029520,30 Nmm
Mn = 7536900,38 Nmm
Mn / b . D^2 = -0,8530 C
rho . Fy = 240 bx
0,59 . rho^2 . Fy ^2 /fc' = -1132,80 ax2
44
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
rho
x1 = 0,0036158
x2 = 0,2082486
rho = 0,0036158
KESIMPULAN
Tulangan Tumpuan
1. Arah x D12 - 165
2. Arah y D12 - 125
Tulangan Lapangan
1. Arah x D12 - 200
2. Arah y D12 - 200
45
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
d' = 61,5 mm
d (h-d') = 338,5 mm
Dari SAP
Pu = 159676,13 kg
= 1566422,84 N
Mu = 11872,93 kgm
= 116473443,30 Nmm
e (Mu/Pu) = 74,36 mm
e min (0,1 h) = 40 mm
cb (600/(600+fy))*d = 203,10 mm
ab (B1 . Cb) = 172,64 mm
fs' > fy
maka fs' =
fs'((cb-d') . 600/cb) = 418,32 Mpa >>>
fy = 400
Mpa
Pnb
0,85 . Fc' . B . Ab + (As' .
= 1760877,00 N
Fs') - (As . Fy)
Mnb
0,85 . Fc' . B . Ab . (h/2- = 200180899,55 Nmm
46
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
eb (Mnb/Pnb) = 113,6825 mm
Syarat
Pr > 0,1 b
0,1 b . H . Fc' = 480000 N >>>
. H . Fc'
OK
TULANGAN KOLOM ARAH - Y (M22)
Lebar kolom (b) = 400 mm
Tebal kolom (h) = 400 mm
Tebal selimut beton = 40 mm
Kuat tekan beton (fc') = 30 Mpa >>> β1 = 0,85
Fy = 400 Mpa
Φ tulangan lentur = 19 mm
Φ tulangan sengkang = 12 mm
d' = 61,5 mm
d (h-d') = 338,5 mm
Dari SAP
Pu = 159676,13 kg
47
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
= 1566422,84 N
Mu = 11796,55 kgm
= 115724155,50 Nmm
e (Mu/Pu) = 73,88 mm
e min (0,1 h) = 40 mm
cb (600/(600+fy))*d = 203,10 mm
ab (B1 . Cb) = 172,64 mm
fs' > fy
maka fs' =
fs'((cb-d') . 600/cb) = 418,32 Mpa >>>
fy = 400
Mpa
Pnb
0,85 . Fc' . B . Ab + (As' .
= 1760877,00 N
Fs') - (As . Fy)
Mnb
0,85 . Fc' . B . Ab . (h/2-
ab/2) + (As' . Fs') . (h/2 - d') - = 200180899,55 Nmm
(As . Fy) . (d - h/2)
eb (Mnb/Pnb) = 113,6825 mm
48
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
As . Fy / (e/d-d') + b . H . Fc'
= 3344383,48 N
/ (3 . H . e/d2) + 1,18
d' = 61,5 mm
d (h-d') = 338,5 mm
Dari SAP
Pu = 159676,13 kg
= 1566422,84 N
Vu = 6454,21 kg
= 63315,80 N
Vc (1 + Pu/14 Ag) . √fc' / 6 . B . D = 52866,37 N
49
SI - 417 Perancangan Bangunan Gedung dan Jembatan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Jl. PHH. Mustapa No. 23 Bandung 40124
phi . Vc = 31719,82 mm
Vs = Vu - phi . Vc = 31595,98 N
Av = 226,19 mm2
s (Av . Fy . D / Vs) = 581,59 mm
sengkang minimum
s (Av . 3fy / b) = 135,72 mm
Karena s > smin, maka digunakan s min untuk tulangan geser yang dipasang.
Konfigurasi tulangan geser = D12 - 130
KESIMPULAN
Tulangan Lentur
Arah-x 6D19
Arah-y 6D19
Tulangan Sengkang
D12 - 130
50