Professional Documents
Culture Documents
Rodent
Mencakup Upaya-upaya:
Peningkatan keterpaduan program.
Penggalangan kemitraan.
Pengembangan kajian iptek & operasional pengendalian
vektor & Rodent.
Peningkatan dukungan peraturan dan perundangan
(Permenkes dan Perda).
Peningkatan sumber daya (tenaga, biaya dan peralatan).
Kebijakan Pengendalian Vektor &
Rodent
12
TIKUS Dari segi manajemen kesehatan
lingkungan yang terpenting dari
gol. Rodent adalah TIKUS
14
Tanda Terdapatnya Tikus
15
Pengendalian Pinjal
16
Cara Pengendalian Vektor & Rodent
Cara Biologi
Cara Kultural/pengendalian lingkungan
Cara Mekanik
Cara Fisik
Cara Kimia
Pengendalian secara Biologi
Keuntungan:
1. Selektif tanpa efek samping
2. Tidak menimbulkan polusi
3. Lebih murah
4. Agen pengendalian biologis mempunyai potensi untuk
berkembangbiak sendiri
5. Relatif aman terhadap organisme non target
6. Agen dapat menyerang tahap belum dewasa
Pengendalian secara Biologi
(cont’d)
Kerugian
1. Membutuhkan waktu yang lama
2. Jarang memusnahkan hama
3. Tidak dapat diprediksi
Pengendalian secara Biologi
(cont’d)
Bakteri :
Bacillus thuringiensis (sero type H-14) untuk pengendalian
larva Anopheles.
Bacillus sphaericus untuk pengendalian larva Culex
quinquifasciatus.
Bakteri lain yang dapat diharapkan : Bacillus pumilus dan
Clostridium bifermentans.
Pengendalian secara Biologi
(cont’d)
1. Digunakan alat fisika untuk pemanasan, pembekuan dan alat listrik untuk
menghasilkan angin, penyinaran cahaya yang dapat membunuh atau
mengganggu kehidupan serangga.
2. Suhu 600 C dan suhu beku akan membunuh serangga sedangkan suhu
dingin menyebabkan serangga tidak dapat melakukan aktifitasnya.
3. Cara ini dilakukan di hotel, restoran dan pasar swalayan dengan
memasang hembusan angin keras di pintu masuk.
4. Memasang lampu kuning dapat menghalau nyamuk.
.........
Contoh :
a) Menuangkan solar atau minyak tanah di permukaan tempat perindukan
sehingga larva tidak dapat mengambil oksigen dari udara,
b) Pemakaian Paris green, temefos dan fention untuk membunuh larva nyamuk,
c) Penggunaan herbisida yang mematikan tumbuhan air di tempat perindukan,
d) Penggunaan insektisida berupa residual spray untuk nyamuk dewasa,
e) Umpan beracun untuk membunuh tikus (poison bait, water bait, powder bait),
f) Fumigasi (biosida, fosfin, metil bromide) untuk membunuh tikus.
Pengendalian Kimia atas Rodent
1. Rodentisida
Dosis tunggal dan dosis ganda
Antikoagulant
Dosis ganda
Perdarahan secara internal ~ kematian
Makan secara berturut-turut
Pival
Warfarin
Red squill
Dosis tunggal
Tikus muntah ~ alami tdk dpt muntah
Cont...
2. Fumigasi
Membuat semua ruang yg digas kedap udara kemudian gas dilepas ke
dalam ruang tersebut dalam waktu kontak sesuai jenis fumigan yg
digunakan
Pada kapal, pesawat
Menggunakan HCN, CH3BR
Di sawah menggunakan asap belerang
Pengendalian Fisika Vektor Lain
Larvasida
1. Temephos (Abate)
2. Methoprene (OMS-1697)
3. Diflubenzuron (OMS-1804)
4. Triflumuron (OMS-2015)
5. Vetrazin (OMS-2014)
Malathion
Fyfanon ULV (untuk dewasa) dan Fyfanon 8 £ Emulsion (untuk larva). Rekomendasi
ODFW Penggunaan Malathion: malathion, seperti adulticides lain, apakah
organophosphate atau lainnya, adalah non-spesifik. Sebagai ultra low volume (ULV)
semprot dengan konsentrasi yang relatif rendah pestisida dalam semprot, itu
dirancang untuk meminimalkan risiko arthropoda non-target dan hewan lainnya.
Cont...
Teknik ini relatif baru dan potensial untuk pengendalian vektor malaria karena ramah lingkungan,
efektif spesies dan kompartibel dengan teknik lain. Prinsip dasar TSM sangat sederhana yaitu
membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autodical technique).
Teknik ini meliputi radiasi koloni vektor / serangga di laboratorium dengan berbagai dosis,
kemudian secara periodik dilepas ke lapang sehingga tingkat kebolehjadian perkawinan antara
serangga mandul dengan serangga vertil menjadi semakin besar dari generasi pertama ke
generasi berikutnya, yang berakibat makin menurunnya persentase fertilitas populasi vektor di
lapang yang secara teoritis pada generasi ke-4 akan mencapai titik terendah menjadi 0% atau
jumlah populasi serangga pada generasi ke-5 menjadi nihil [9]. Selain digunakan untuk dalam
pemandulan vektor, teknik nuklir juga bisa digunakan sebagai penanda vektor. Karena salah satu
sifat radioisotop (seperti P-32) dapat memancarkan sinar radioaktif, sehingga dipakai sebagai
penanda nyamuk Anopheles sp. di lapangan, sementara cara penandaan dengan teknik lain
dianggap sangat suilit mengingat tubuh nyamuk terlalu rapuh serta stadium larva dan pupa yang
hidup di air.
continued…