Professional Documents
Culture Documents
JURNAL SKRIPSI
Atikah Fatmawati S.kep. Ns., M.kep Ike Prafita Sari S.Kep. Ns., M.Kep
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto :
NIM : 1624201014
Setuju naskah jurnal ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan setelah mendapat arahan
contoh author.
NIM : 1624201014
Mengetahui,
4
knowledge of implementation strategy in high category is 70%, and implementation
strategy in high category is 81%. It can be concluded that there is a significant
relationship between Hallucinations implementation strategy in the Inpatient Adult Dr.
Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital Lawang. Hospital management need to
improve nurses ability by providing scheduled training for each nursing staf. Nurses it
self need to improve their ability to care for clients and implement implementation
strategies (SP) for hallucinatory patients.
Keywords: Knowledge of Implementation strategy, strategy of Hallucination
implementation
PENDAHULUAN
Pemberian strategi pelaksanaan yang tepat pada klien dengan masalah gangguan
jiwa halusinasi sangatlah diperlukan untuk menghindari dampak yang muncul yang
dapat membahayakan kondisi klien, seperti perubahan persepsi sensori : halusinasi,
resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain serta lingkungan. Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan Halusinasi merupakan alat yang dijadikan sebagai panduan oleh
seorang perawat jiwa ketika berinteraksi dengan klien dengan gangguan halusinasi.
Standar asuhan keperawatan mencakup penerapan strategi pelaksanaan halusinasi.
Strategi pelaksanaan pada pasien halusinasi mencakup kegiatan mengenal halusinasi,
mengajarkan pasien bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi muncul, serta
melakukan aktifitas terjadwal untuk mencegah halusinasi (Keliat dkk, 2010).
5
perilaku (Notoatmodjo, 2014). Jadi salah satu solusi yang perlu diterapkan adalah pihak
rumah sakit membuat Standart Operasional Prosedur (SOP) baku untuk penanganan
kasus pada pasien halusinasi sehingga semua perawat memiliki standart yang sama
dalam menerapkan strategi pelaksanaan tindakan 1 sampai 4 baik untuk pasien maupun
untuk keluarga.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Ditinjau dari dimensi
waktu penelitian ini menggunakan disain cross-sectional dengan sifat penelitian yakni
penelitian penjelasan (explanatory research). Populasi pada penelitian ini adalah
perawat di tiga ruang rawat inap RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang yaitu
ruang Flamboyan, Parkit dan Kenari dengan jumlah total 30 orang. Teknik sampling
yang digunakan adalah total sampling.
Tempat penelitian ditetapkan di tiga ruang rawat inap RSJ. Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang, yaitu Flamboyan, Parkit dan Kenari. Penelitian dilaksanakan
pada bulan 20-24 Juni 2018. Dilakukan pengkajian dengan metode angket dengan
memakai instrumen chek list. uji statistik korelasi Sperman dengan tingkat signifikansi
95% atau p = 0,05.
HASIL PENELITIAN
1. Data Umum
6
Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Ruang Flamboyan, Parkit dan Kenari RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang
20-24 Juni Tahun 2018
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Laki-laki Perempuan
Frekuensi (f) 27 3
Prosentase (%) 90 10
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa dari 30 orang responden, sebagian besar
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 27 orang (90,0%).
40
35
30
25
20
15
10
5
0
< 30 tahun 30 - 45 tahun > 45 tahun
Frekuensi (f) 10 11 9
Prosentase (%) 33,3 36,7 30
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa dari 30 orang responden, sebagian besar
berusia antara 30-45 tahun yaitu sebanyak 11 orang (36,7%).
7
Gambar 4.3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan di
Ruang Flamboyan, Parkit dan Kenari RS Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang
20-24 Juni Tahun 2018
70
60
50
40
30
20
10
0
SPK DIII S1
Frekuensi (f) 2 19 9
Prosentase (%) 6,7 63,3 30
Berdasarkan gambar 4.3 diketahui bahwa dari 30 orang responden, sebagian besar
berpendidikan DIII yaitu sebanyak 19 orang (63,3%).
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
< 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun
Frekuensi (f) 4 13 13
Prosentase (%) 13,3 43,3 43,3
2. Data Khusus
8
a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Strategi
Pelaksanaan
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Rendah Sedang Tinggi
Frekuensi (f) 0 9 21
Prosentase (%) 0 30 70
70
60
50
40
30
20
10
0
Rendah Cukup Baik
Frekuensi (f) 0 11 19
Prosentase (%) 0 36,7 63,3
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa dari 30 orang responden, sebagian besar
memiliki Penerapan Strategi Pelaksanaan dalam kategori Baik yaitu sebanyak 19
orang (63,3%).
9
c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penerapan Strategi
Pelaksanaan
120
100
80
60
40
20
0
Rendah Cukup Baik Total
Rendah 0 0 0 0 0 0 0 100
Sedang 0 0 7 77,8 2 22,2 9 100
Tinggi 0 0 4 19 17 81 21 100
PEMBAHASAN
1. Mengidentifikasi pengetahuan tentang strategi pelaksanaan. Berdasarkan gambar 4.5
diketahui bahwa dari 30 orang responden, sebagian besar memiliki Pengetahuan
tentang Strategi Pelaksanaan dalam kategori Tinggi yaitu sebanyak 21 orang
10
(70,0%). Hal ini menunjukkan bahwa perawat di Ruang Rawat Inap Dewasa RS
Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang
Strategi pelaksanaan Halusinasi.
2. Mengidentifikasi penerapan strategi pelaksanaan. Berdasarkan gambar 4.6 diketahui
bahwa dari 30 orang responden, sebagian besar memiliki Penerapan Strategi
Pelaksanaan dalam kategori Baik yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), artinya bahwa
perawat di Ruang Rawat Inap Dewasa RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
sebagian besar sudah menerapkan Strategi Pelaksanaan Halusinasi.
3. Menganalisa hubungan pengetahuan tentang strategi pelaksanaan dengan penerapan
strategi pelaksanaan. Pengalaman juga merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu, pengalaman pribadi dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
(Notoadmodjo, 2014). Pernyataan ini mendukung dengan hasil penelitian bahwa
mayoritas responden dengan masa pengalaman kerja > 5 tahun sebanyak 26
responden (86,7%) termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan tinggi dan
penerapan strategi pelaksanaan yang baik. Sebaliknya, perawat dengan masa kerja di
bawah 5 tahun berada dalam kategori tingkat pengetahuan sedang dan penerapan
strategi pelaksanaan dalam kategori cukup. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar pengetahuan perawat di Ruang Rawat Inap Dewasa RS Dr.Radjiman
Wediodiningrat Lawang dalam kategori tinggi, dan dapat dihubungkan dengan
pengalaman kerja di atas lima tahun sehingga memahami betul tentang pekerjaannya.
Berdasarkan temuan di atas diketahui bahwa penerapan strategi pelaksanaan pada
pasien halusinasi memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan perawat tentang
strategi pelaksanaan. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan seseorang tentang
strategi pelaksanaan pada pasien halusinasi maka semakin baik pula penerapan
strategi pelaksanan yang perawat jalankan.
11
SIMPULAN DAN SARAN
Sebagian besar Pengetahuan tentang Strategi Pelaksanaan perawat di Ruang
Flamboyan, Kenari dan Parkit RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang dalam
kategori Tinggi. Sebagian besar Penerapan Strategi Pelaksanaan perawat di Ruang
Flamboyan, Kenari dan Parkit RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang dalam
kategori Baik. Ada hubungan antara Pengetahuan tentang Strategi Pelaksanaan dengan
Penerapan Strategi Pelaksanaan pada perawat di Ruang Flamboyan, Kenari dan Parkit
RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang. Semakin tinggi tingkat Pengetahuan tentang
Strategi Pelaksanaan pada perawat yang bekerja di Ruang Flamboyan, Kenari dan Parkit
RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang, maka semakin tinggi pula Penerapan
Strategi Pelaksanaan pada pasien halusinasi, demikian juga sebaliknya jika Pengetahuan
tentang Strategi Pelaksanaan semakin rendah maka Penerapan Strategi Pelaksanaan juga
akan semakin rendah. Jadi hipotesis diterima.
Sebagai saran untuk rumah sakit. Pihak rumah sakit sebagai pengambil keputusan
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit perlu
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, perlu juga meningkatkan kemampuan
perawat dengan memberikan pelatihan secara terjadwal bagi setiap personil
keperawatan dan perawat perlu meningkatkan kemampuan dalam merawat klien dan
menerapkan strategi pelaksanaan (SP) bagi pasien halusinasi. Perawat hendaknya
menerapkan strategi pelaksanaan (SP) bagi pasien halusinasi sesuai dengan SOP yang
ada dan terus menambah wawasan terkait dengan tugasnya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit. Peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut dapat melakukan
tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan penerapan strategi pelaksanaan pada
pasien jiwa yang lainnya sesuai dengan standar asuhan keperawatan jiwa. Untuk
mendapatkan data yang lebih obyektif pengambilan data hendaknya dilakukan dengan
melakukan observasi, serta menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi. Revisi).
Jakarta : Rineka Cipta
12
Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
Dermawan, D. & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep Dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha.
Medika.
Keliat, B.A. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Nasir, A dan Muhith, A. (2011). Dasar-dasar Keperawatan jiwa,. Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
Nasir, A., Muhith, A. & Ideputri (2011), Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta
: Mulia Medika.
Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Nuha
Medika.
Riskedas. (2013). Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013. Jakarta : Badan Penelitian
Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Yosep, Iyus dan Titin Sutini. (2014). Baku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance
Mental Health Nursing. Bandung: PT Refika Aditama.
Yusuf, dkk.(2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
13