You are on page 1of 15

MAKALAH KOMUNITAS

(Terapi Tradisional “Bekam” dalam keperawatan Komunitas)


Dosen Pembimbing: Iva Milia Hani R,S.Kep.,Ns.M.Kep

Disusun Oleh:

Nama : Hepy November


NIM : 163210058
Kelas : VB

Program Studi S1 Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018/2019
ii
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kami ucapkan
kepada dosen pembimbing yang turut membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan
makalah ini sesuai waktu yang telah di tentukan.
Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Makalah ini
kami buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
Terapi Tradisional “Bekam” dalam keperawatan Komunitas dengan harapan agar para
pembaca bisa lebih memperdalam pengetahuan tentang Mati Batang Otak, ini juga dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawata Komunitas. Dengan segala keterbatasan
yang ada, kami telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih.

Jombang, November 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Definisi.............................................................................................................................2
2.2 Macam-macam Bekam..................................................................................................2
2.3 Cara-Cara Terapi Bekam..................................................................................................4
2.4 Prinsip Terapi Bekam.......................................................................................................5
2.5 Cara Kerja Bekam Menurut Medis..................................................................................6
2.6 Waktu Bekam...................................................................................................................8
2.7 Larangan Berbekam.........................................................................................................8
2.7 Peran Perawat dalam Terapi Bekam.................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Definisi hijamah menurut bahasa adalah ungkapan tentang mengisap darah dan
mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam gelas
mihjamah, yang menyebabkan pemusatan dan penarikan darah di sana, lalu dilakukan
penyayatan permukaan kulit dengan pisau bedah, guna untuk mengeluarkan darah.
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor dari
dalam tubuh melalui permukaan kulit. Hijamah adalah pengobatan yang sudah dikenal
sejak ribuan tahun sebelum masehi. Nama lainnya adalah bekam, canduk, canthuk, kop,
mambakan, di Eropa dikenal dengan istilah “Cuping Therapeutic Method”. Dalam
bahasa Mandarin disebut Pa Hou Kuan.
Dalam ilmu kedokteran Islam, bekam tidak boleh sembarang dilakukan. Bekam
hanya boleh dilakukan pada pembekuan/penyumbatan dalam pembuluh darah, karena
fungsi bekam yang sesungguhnya adalah untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam
tubuh.
Hijamah/bekam merupakan metode paling unggul dan sangat berkhasiat untuk mengatasi
berbagai macam penyakit. Bekam juga merupakan preventive medicine (metode
pencegahan) selain juga sangat efektif untuk curative medicine (metode penyembuhan).
Hijamah bukanlah pengobatan alternatif. Namun ia merupakan pengobatan berdasarkan
wahyu (sunnah Rasul), maka ia mempunyai satu hikmah yang luar biasa dari sisi
khasiatnya, dan yang menyembuhkannya tetap adalah Allah SWT.
Oleh sebab itu, penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini kita bisa sama-
sama membangun dan menghidupkan sunnah-sunnah Rasul.

1.2 Rumusan masalah


Terapi tradisional bekam di komunitas.

1.3 Tujuan
Mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang terapi bekam di komunitas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Bekam adalah istilah Melayu yang berarti "membuang darah" atau "membuang
angin", Istilah Al-Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama yang berarti
pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan
dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan
istilah kop atau cantuk. Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan
membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan
kulit menurut faham umum, sebenarnya ia berfungsi untuk membuang darah yang telah
rusak atau teroksidasi karena tingginya oksidan dalam tubuh.
Bekam adalah satu teknik pengobatan menggunakan sarana gelas, tabung, atau
bambu yang prosesnya di awali dengan melakukan pengekopan (membuat tekanan
negatif dalam gelas, tabung, atau bambu) sehingga menimbulkan bendungan lokal di
permukaan kulit dengan tujuan agar sirkulasi energi meningkat, menimbulkan efek
analgetik, anti bengkak, mengusir patogen angin dingin maupun angin lembap,
mengeluarkan racun, serta oxidant dalam tubuh.
Zaman dahulu terapi bekam dilakukan dengan menggunakan tanduk atau gelas,
sedangkan untuk penghampa udaranya digunakan api, hal ini banyak menimbulkan rasa
sakit pada pasien yang dibekam karena penyedotan tidak dapat dikontrol sesuai daya
tahan pasien. Saat ini pengobatan bekam mencatat kemajuan besar karena menggunakan
mangkuk cupping set yang modern dari plastik. Penggunaan kop plastik, pasien merasa
lebih bersih. Pemompaan dengan hand pump juga dapat disesuaikan dengan daya tahan
pasien.Dalam rangka menjaga kebersihan dan menghindarkan hal-hal yang tidak
diinginkan maka dianjurkan untuk pasien yang ingin dibekam agar memiliki alat bekam
sendiri, sehingga pasien dapat mengontrol dan menjaga kebersihan alat bekam yang
dimilikinya.

2.2 Macam-macam Bekam


Ada dua macam bentuk bekam, yaitu :
A. Bekam kering
Bekam kering yaitu bekam tanpa mengeluarkan darah atau hijamah jaffah.
Fungsi bekam kering yaitu untuk memperlancar aliran darah beku. Bekam kering
sepintas mirip kerokan. Bekam kering bermanfaat untuk membuang angin serta
melegakan sakit secara emergensi tanpa melukai kulit, serta dapat melemaskan otot-
otot yang kaku. Disini pengkopan hanya dilakukan satu kali selama 15-20 menit.
Setelah selesai baru dioleskan lagi minyak untuk mempercepat menghilangkan lebam
bekas bekam kering tersebut.
Manfaat Bekam Kering:
a) Mengatasi masalah masuk angin
b) Menghilangkan rasa sakit pada paru-paru yang kronis
c) Meringankan rasa sakit dan mengurangi penumpukkan darah
d) Melenturkan otot-otot yang tegang
e) Radang urat saraf dan radang sumsum tulang belakang
f) Pembengkakan liver
g) Radang ginjal dan wasir

B. Bekam Basah
Bekam basah yaitu bekam dengan mengeluarkan darah atau hijamah damamiyah.
Manfaat Bekam Basah:
a) Memberihkan darah dari racun-racun sisa makanan dan dapat meningkatkan
aktifitas saraf tulang belakang (vertebra)
b) Mengatasi tekanan darah yang tidak normal dan pengapuran pada pembuluh darah
(arteriosklerosis)
c) Menghilangkan pusing-pusing, memar dibagian kepala, wajah, migraine dan sakit
gigi
d) Menghilangkan kejang-kejang dan keram pada otot.
e) Memperbaiki permeabilitas pembuluh darah
f) Sangat bermanfaat bagi penderita asma, pneumonia dan angina pectoris
g) Menajamkan penglihatan dan membantu dalam pengobatan mata
h) Bagi wanita dapat mengobati gangguan rahim dan gangguan haid
i) Melancarkan peredaran darah, meringankan badan, menghilangkan sakit bahu,
dada dan punggung
j) Membantu mengatasi kemalasan, lesu dan banyak tidur
k) Mengatasi insomnia, stress, mimpi buruk, sering kesurupan, trauma, rasa takut
yang berlebihan, narkoba, kurang gairah
l) Mengeluarkan angin, toksid, dan kolesterol yang membahayakan bagi tubuh
m)Menyembuhkan encok dan reumatik
n) Mengatasi gangguan kulit, alergi jerawat dan gatal-gatal
o) Memulihkan fungsi tubuh
p) Mengatasi radang selaput jantung dan radang ginjal
q) Mengatasi keracunan
r) Dapat menyembuhkan luka bernanah dan bisul
s) Mengobati masuk angin, darah tinggi, kolesterol, stroke, jantung dan asam urat
t) Mengobati sakit pinggang, liver, sakit kepala, sakit mata, impotensi, sinusitis, wasir
dan maag.

2.3 Cara-Cara Terapi Bekam


A. Bekam basah (hijamah rothbah) atau Wet Cupping
Metode pembekaman ini merupakan metode pengeluaran darah statis atau darah kotor
yang dapat membahayakan tubuh jika tidak dikeluarkan.
Tata cara bekam basah :
 Lakukan pemijatan / urut seluruh tubuh dengan minyak habbats atau but-but atau
zaitun selama 5-10 menit, agar peredaran darah menjadi lancar dan pengeluaran
toksid menjadi optimal.
 Hisap / vacuum dengan gelas kaca pada permukaan kulit yang sudah ditentukan
titik-titiknya. 3-5 kali pompa, biarkan selama 3-5 menit untuk memberikan
kekebalan pada kulit saat dilakukan penyayatan.
 Kemudian lepas gelas kaca tersebut, basuh kulit dengan alkohol atau betadine
untuk membersihkan permukaan kulit yang akan dibekam dari kuman, lakukan
penyayatan dengan lancet/ jarum/ pisau bedah, sayatan disesuaikan dengan
diameter/ lingkaran gelas tersebut, lalu hisap dengan alat cupping set dan hand
pump untuk menyedot darah kotor. Hisap/ vacuum sebanyak 3-5 kali pompa
(disesuaikan dengan ketahanan pasien) dan biarkan selama 3-5 menit.
 Buang darah yang kotor (pada cawan yang telah disiapkan), kemudian lakukan
pembekaman lagi pada tempat yang sama. Biarkan 2-3 menit, lakukan hal ini
sampai 3 kali dan maksimal 5 kali jika pada kondisi pasien tertentu bisa sampai
maksimal 7 kali.
 Setelah selesai bekas bekaman diberi anti septik /minyak but-but, agar tidak terjadi
infeksi dan luka cepat sembuh
 Pembekaman dapat dilakukan tiap hari pada titik-titik yang berbeda-beda dan
berikan jangka waktu 2-3 pekan untuk titik yang sama. Atau 4 pekan sekali
melakukan pembekaman.
 Sebaiknya dilakukan diagnosa sebelum pembekaman agar dicapai suatu ketepatan
dalam pengobatan dan tidak membahayakan pasien.
B. Bekam kering (hijamah jaafah) atau Dry Cupping
Metode ini hanya dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri dan melenturkan otot-
otot pada punggung dan badan bagian belakang. Tindakan ini dilakukan untuk
penyakit ringan.
Cara bekam kering :
 Massage/ urut seluruh badan bagian belakang dengan minyak but-
but/zaitun/minyak habbatssauda selama 5 menit.
 Hisap/vacuum dengan gelas kaca pada permukaan kulit dan pada titik yang sudah
ditentukan. Hal ini sebaiknya dilakukan 3-5 kali pompa dan biarkan selama 10-15
menit.
 Lepaskan gelas kaca tersebut dan urut atau pijat kembali bekas bekaman dengan
menggunakan minyak selama 2-3 menit.

2.4 Prinsip Terapi Bekam


Manfaat Bekam dapat menyembuhkan penyakit karena pada dasarnya pada terapi
bekam terjadi tiga hal prinsip penyembuhan, yaitu :
b. Pengeluaran toksin dan darah kotor. Dengan dikeluarkannya toksin dan darah yang
rusak atau tidak bagus kinerjanya maka tubuh akan lebih segar dan sehat.
c. Perbaikan fungsi organ tubuh. Organ tubuh yang terganggu fungsinya akan
disembuhkan dengan cara perbaikan jaringan dan sel yang ada padanya sehingga bisa
berfungsi dan sehat kembali.
d. Penambahan antibodi tubuh. Organ tubuh yang terinfeksi kuman penyakit dapat
sembuh secara alami karena tubuh memproduksi zat antibodi yang bisa membunuh
kuman penyakit yang merugikan. Jika organ tubuh sudah bebas dari infeksi penyakit
maka tubuh pun akan sehat lagi
Darah bekam yang keluar melalui proses bekam dilihat dari hasil penelitian
laboratorium darah memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa darah bekam mengandung sepersepuluh kadar sel darah putih (lekosit) yang
ada di dalam darah biasa. Hal tersebut terlihat dalam seluruh kasus yang diteliti, tanpa
ada pengecualian. Fakta ini menunjukkan bahwa terapi bekam tetap melindungi dan
sekaligus menguatkan unsur-unsur sistem kekebalan.
b. Adapun eritrosit (sel darah merah), semua sel darah merah memiliki bentuk yang
tidak normal, artinya sel-sel tersebut tidak mampu melakukan aktivitas, disamping
juga menghambat sel-sel lain yang masih muda dan aktif. Hal tersebut
mengindkasikan bahwasanya proses bekam membuang sel-sel darah merah yang
rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi dengan tetap mempertahankan sel-sel
darah putih di dalam tubuh.
b) Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1.100), satu hal yang
menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada di dalam tubuh tidak
ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai awal penggunaan
zat besi tersebut dalam pembentukan sel-sel muda yang baru.

2.5 Cara Kerja Bekam Menurut Medis


Menurut kedokteran tradisional, di bawah kulit, otot, maupun fascia terdapat
suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dengan poin
lainnya saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jaring-jaring atau jala.
Jala ini dapat disamakan dengan meridian atau habl. Dengan adanya jala ini, maka
terdapat hubungan yang erat antara bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri
tubuh dan bagian kanan tubuh, antara organ-organ tubuh dengan jaringan bawah kulit,
antara organ yang satu dengan organ lainnya, antara organ dengan tangan dan kaki,
antara organ padat dengan organ berongga, dan lain sebagainya, sehingga membentuk
suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak. Kelainan yang
terjadi pada satu poin ini dapat ditularkan dan mempengaruhi poin lainnya. Juga
sebaliknya, pengobatan pada satu poin akan menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat
menjelaskan bahwa seseorang yang sakit matanya tidak perlu dibekam pada matanya,
namun dapat dibekam didaerah kepala atau sekitar tengkuknya. Atau seseorang yang
mengalami gangguan pada pencernaannya dapat terlihat gambaran penyakit di lidahnya.
Sehingga untuk mengobati pencernaannya dapat dibekam pada titik poin pencernaan atau
lidahnya, dan sebaliknya untuk mengobati penyakit pada lidah dapat dibekam di poin
saluran pencernaannya.
Penelitian terbaru di dunia kedokteran modern ternyata menemukan bahwa poin-
poin itu adalah merupakan poin istimewa ‘motor points’ pada perlekatan neuromuskular
yang mengandung banyak mitokondria, kaya pembuluh darah, mengandung tinggi
mioglobin, sebagian besar selnya menggunakan metabolisme oksidatif, dan lebih banyak
mengandung cell mast, kelenjar limfe, kapiler, venula, bundle dan pleksus saraf, serta
ujung saraf akhir, dibanding dengan daerah yang bukan poin istimewa.
Para peneliti membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman pada satu poin,
maka kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis) fascia dan otonya akan terjadi
kerusakan dari mas cell dan lain-lain. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat
seperti serotonin, histamin, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain
yang belum diketahui. Zat-zat inilah yang menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan
arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam, dilatasi kapiler juga dapat terjadi
ditempat yang jauh dari tempat pembekaman.
Reaksi-reaksi itu menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah
yang memicu timbulnya efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat
vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Fakta terpenting dari
proses pembekaman pada poin istimewa – poin istimewa adalah dilepaskannya
corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise.
CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin, dan
corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta
menstabilkan permeabilitas sel.
Pada proses pembekaman pada poin istimewa pun didapati munculnya golongan
histamine. Golongan histamine mempunyai manfaat dalam proses reparasi (perbaikan)
sel dan jaringan yang rusak, serta memacu pembentukan reticulo endothelial cell, yang
akan meninggikan daya resistensi (daya tahan) dan imunitas (kekebalan) tubuh.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman di kulit akan menstimulasi
kuat syaraf permukaan kulit yang dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis
melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino thalamicus kea rah thalamus yang akan
menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan
melalui serabut aferen simpatik menuju motor neuron dan menimbulan reflek intubasi
nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung.
Efek pembekaman masih terus berjalan sampai ke sistem endokrin pada sistem
sentral melalui hypothalamus dan pituitary. Dua kelenjar penting ini terangsang sehinga
menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH, dan ADM. Kemudian pada sistem perifer langsung
berefek pada organ untuk menghasilkan hormone-hormon insulin, thyroxin, adrenalin,
corticotrophin, estrogen, progesterone, testosterone. Hormone-hormon inilah yang
bekerja di tempat jauh dari pembekaman.

2.6 Waktu Bekam


Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan, karena darah kotor
berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak). Pemilihan waktu
bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri
terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun
pada saat dibutuhkan.

2.7 Larangan Berbekam


Terapi bekam ini dilarang digunakan pada penderita tekanan darah rendah,
penderita sakit kudis, penderita diabetes mellius, wanita hamil, wanita yang sedang haid.
Orang yang sedang minum obat pengencer darah, penderita leukemia, thrombosit, alergi
kulit serius, orang yang sangat letih, kelaparan, kenyang, kehausan dan orang yang
sedang gugup. Adapun anggota bagian tubuh yang tidak boleh di-bekam yaitu mata,
telinga, hidung, mulut, puting susu, alat kelamin, dubur. Area tubuh yang banyak simpul
limpa. Area tubuh yang dekat pembuluh besar. Bagian tubuh yang ada varises, tumor,
retak tulang, jaringan luka, dan dianjurkan untuk tidak makan selama 2- 3 jam
sebelumnya (Aiman, 2004).

2.7 Peran Perawat dalam Terapi Bekam


Peran perawat dalam pelaksanaan bekam diantaranya adalah sebagai: Caregiver,
Advocate, Educator, dan Researcher.
a. Caregiver
Sebagai caregiver perawat dalam melaksanakan praktek bekam dapat melakukan
langsung proses pembekaman dengan menggunakan pendekatan langkah-langkah
proses keperawatan yaitu; pengkajian terlebih dahulu kepada pasien yang meliputi;
pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda-tanda vital. Sehingga dari hasil ini dapat
dilakukan pembekaman pada titik yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang
dialami pasien. Perawat dapat juga melakukan pembekaman dengan mempertahankan
prinsip septic, anti septic sehingga tidak terjadi Cross Infection antar pasien atau
antara pasien dan perawat.
b. Advocate
Sebagai advocate, peran perawat diantaranya dengan menyeleksi pasien yang
memungkinkan untuk dilakukan pembekaman, sehingga meminimalkan resiko
komplikasi penyakit khususnya pada pasien yang mengalami gangguan pada system
hematologi seperti gangguan pembekuan, anemia berat dan pasien dengan kondisi
fisik yang sangat lemah.
c. Educator
Peran sebagai educator, perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan sesuai
dengan masalah kesehatan pasien sehingga menunjang terjadinya perubahan perilaku
yang pada akhirnya dapat menyembuhkan penyakit. Perawat juga dapat mengajarkan
pada pasien untuk dapat melakukan pembekaman sendiri dirumah jika
memungkinkan.
d. Researcher
Peran sebagai reseacher, dalam hal ini perawat sangat memiliki peluang yang luas
untuk melakukan penelitian, karena penelitian-penelitian tentang bekam belum
banyak di lakukan. Dengan banyaknya bukti-bukti ilmiah nantinya maka diharapkan
pengobatan dengan bekam akan menjadi salah satu trends dimasyarakat khususnya
umat islam. Sehingga bekam selain digunakan sebagai salah satu cara pengobatan
penyakit, juga sekaligus dijadikan sebagai sarana untuk melaksankan salah satu sunah
nabi yang akan mendapatkan balasan pahala bagi siapa saja yang melakukannya
dengan ikhlas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Definisi hijamah menurut bahasa adalah ungkapan tentang mengisap darah dan
mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam gelas mihjamah,
yang menyebabkan pemusatan dan penarikan darah di sana, lalu dilakukan penyayatan
permukaan kulit dengan pisau bedah, guna untuk mengeluarkan darah. Jenis-jenis bekam
yaitu:
1. Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan
kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor.
2. Bekam basah (Hijamah Rothbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering,
kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet) atau sayatan pisau
steril (surgical blade), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand
pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

http://yarobbi.com/on-research/cara-kerja-bekam-menurut-medis
http://bekam-nabawi.com/tag/cara-kerja-bekam/
http://evialfadhl.wordpress.com/2010/02/04/cara-bekam-jenis-jenis-bekam-dan-teknik-
bekam/

http://id.wikipedia.org/wiki/Bekam

http://bekamnabawi.com/terapi-bekam/

http://www.indospiritual.com/artikel_bekam-pengobatan-alternatif-usir-penyakit.html

You might also like