You are on page 1of 18

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

ANALISIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PERKOTAAN


(Sudi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala)
Mohamad Rizal*

Abstract
The purpose of this study was to determine the implementation of waste management in the City
of Donggala and to know the factors which will influence waste management in the City of
Donggala.
This research has been done in the area of the town of Donggala in 2003. Data were collected
through observation, using a questionnaire to 100 respondents and the survey interviews.
Technical data analaisis done by dividing the survey data into the two types of variables:
independent variable (X) and the dependent variable (Y).
The results find that the management of waste in the City of Donggala is good enough. Some
factors that affect waste management in the City of Donggala is community participation,
education levels of staff and number of garbage workers.
Key words : waste management, District of Donggala

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Donggala
serta mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di Kota Donggala.
Penelitian ini telah dilakukan di dalam wilayah kota Donggala pada Tahun 2003. Data penelitian
dikumpulkan melalui observasi, dengan menggunakan kuisioner kepada 100 orang responden
serta survei wawancara. Teknik analaisis data dilakukan dengan membagi data hasil survey ke
dalam dua tipe variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel tidak bebas (Y).
Hasil penelitian mendapatkan bahwa pengelolaan persampahan di Kota Donggala sudah
cukup baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di Kota Donggala
adalah partisipasi masyarakat, tingkat pendidikan staf dan jumlah tenaga kebersihan.
Kata Kunci : Pengelolaan sampah, kabupaten Donggaala

1. Pendahuluan (kotoran), Kamus Besar Bahasa


Tingginya eskalasi urbanisasi, Indonesia : 2000 : 777”,.
menjadikan pemerintah daerah dituntut Persoalan sampah tidak henti-
untuk meningkatkan pelayanan yang hentinya untuk dibahas, karena
maksimal dalam rangka pemenuhan berkaitan dengan pola hidup serta
kebutuhan masyarakat. Salah satu budaya masyarakat itu sendiri.
pelayanannya adalah Olehnya penanggulangan sampah
penanggulangan kebersihan bukan hanya urusan pemerintah
lingkungan pemukiman. Akibat tuntutan semata akan tetapi penanganannya
serta aspek pelayanan yang harus membutuhkan partisipasi masyarakat
disediakan menjadikan pemerintah secara luas.
daerah harus lebih serius terhadap Dalam hal penanganan sampah dapat
masalah persampahan. Persaqmpahan diasumsikan bahwa laju produksi
adalah ;”hal (keadaan) sampah sampah tidak sebanding dengan proses

* Staf Pada Subdina Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

penanganannya. Hal tersebut tentu pertambahan jumlah penduduk. Maka


memacu pemerintah daerah untuk salah satu aspek yang sedang
lebih awal memikirkan bagaimana diupayakan adalah sarana dan
strategi yang efisien dalam prasarana yang memadai sebagai
menanggulangi masalah persampahan. media utama untuk pengelolaan
Dalam kapasitas kota sebagai sumber persampahan.
pemenuhan kebutuhan manusia maka Kota Donggala yang
sudah seyogyanya untuk menyediakan merupakan Ibukota Kecamatan
berbagai sarana dan prasarana yang Banawa Kabupaten Donggala, sebagai
memadai dalam menjaga kelestarian kota yang sedang tumbuh juga
lingkungan melalui pengelolaan diperhadapkan dengan masalah
persampahan yang baik. persampahan yang tentunya
Jika masalah persampahan berkenaan dengan keasrian dan
tidak ditangani sebagaimana mestinya, keindahan serta kebersihan kota.
maka dapat menimbulkan berbagai Keberadaan Kota Donggala sebagai
masalah, sampai pada resiko bagi ibukota kabupaten yang terletak
kesehatan manusia serta makhluk diantara poros lintas Sulawesi tentunya
lainnya. Pengelolaan persampahan harus melakukan terobosan dalam
yang baik merupakan suatu rangkaian pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan yang mencakup berbagai program guna mewujudkan
pengumpulan, pengangkutan, Kota Donggala sesuai dengan motto
pengelolaan dan pembuangannya. kotanya yaitu kota ANTIK ( Aman,
Setiap kegiatan tersebut Nyaman, Tertib, Indah dan Kenangan ).
berkaitan antara satu dengan Rumusan masalah penelitian ini sebagai
lainnya dan saling berhubungan timbal berikut ;
balik. a. Bagaimanakah pelaksanaan
Perkembangan produksi pengelolaan persampahan di Kota
sampah setiap harinya mengalami Donggala.
peningkatan yang cukup tajam, b. Faktor-faktor apa yang
olehnya diharapkan agar mempengaruhi dalam pengelolaan
pengelolaannya juga dilaksanakan persampahan di Kota Donggala.
secara efektif dan efisien. Namun Tujuan penelitian ini adalah:
demikian, berdasarkan pengamatan
a. Untuk mengetahui sistem
empiris terlihat bahwa antara produksi
pengelolaan persampahan yang
sampah dengan kemampuan untuk
dilaksanakan oleh Dinas
mengelola sampah tersebut tidak
Permukiman dan Penataan Wilayah
seimbang. Penyebabnya adalah
Kabupaten Donggala.
terbatasnya sarana pengumpulan dan
pengangkutan sampah. Permasalahan b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
ini bukan hanya akan menjadi masalah mempengaruhi pelaksanaan
jangka pendek, tetapi akan menjadi pengelolaan persampahan di Kota
masalah jangka panjang, sehingga Donggala.
perlu disentuh dengan kebijakan
pemerintah daerah, dengan demikian
2. Tinjauan Pustaka
maka penangannya akan lebih
terintegrasi dengan hasil maksimal. 2.1 Pengertian Sampah
Masalah persampahan terjadi antara Secara umum masyarakat
lain karena semrawutnya pola mengenal sampah sebagai sesuatu
pemukiman dan pesatnya benda yang dihasilkan dari berbagai

156
Analisis Pengolahan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
(Mohamad Rizal)

benda yang telah digunakan dan tidak “ ….sebagian dari sesuatu


diperlukan lagi oleh manusia. Pengertian yang tidak dipakai, tidak
sampah dalam modul Materi Training disenangi atau sesuatu yang
Untuk Tingkat Staf Teknis Proyek PLP harus dibuang yang
Sektor Persampahan : 1986 Bab II : 1) umumnya berasal dari
adalah ; kegiatan yang dilakukan oleh
“Sampah adalah limbah yang manusia (termasuk kegiatan
berbentuk padat dan juga industri), tetapi bukan biologis
setengah padat , dari bahan karena (human waste) tidak
organik dan atau anorganik, termasuk didalamnya.”
baik benda logam maupun Sedangkan menurut Mochtar M. ( 1987 :
bukan logam yang dapat 55) sampah adalah :
terbakar dan yang tidak dapat
terbakar.” “ sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai,
Sedangkan pengertian limbah adalah : tidak disenangi, atau sesuatu
“ Limbah adalah suatu benda yang dibuang yang berasal
yang saat itu dianggap tidak dari kegiatan manusia dan
berguna lagi, kehadirannya tidak terjadi dengan
tidak diinginkan dan tidak sendirinya ”
disenangi, harus segera
disingkirkan, merupakan benda Berdasarkan rumusan
buangan yang timbul dari pengertian dan pendapat diatas, maka
lingkungan masyarakat normal. dapat disimpulkan bahwa yang
Bentuk limbah adalah : padat, dimaksud dengan sampah ialah semua
cair dan gas. ” jenis benda atau barang
bangunan/kotoran manusia, hewan
Dalam lingkup Pemerintah atau tumbuh-tumbuhan atau yang
Daerah Kabupaten Donggala telah berasal dari aktivitas kehidupan manusia
diformulasikan suatu pengertian sampah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
yang diatur dalam Perda No 10 tahun yang dapat menimbulkan dan atau
2003 tentang Retribusi Pelayanan mengakibatkan pengotoran terhadap
Persampahan dan Kebersihan : Bab I : air, tanah dan udara sehingga dapat
Pasal 1 : Point 7) , bahwa sampah menimbulkan pengrusakan lingkungan
adalah : hidup manusia.

“Sampah adalah limbah yang


berbentuk padat atau 2.2 Penggolongan sampah
setengah padat yang berasal Sampah dapat digolongkan
dari bahan organik dan non kedalam beberapa golongan yang
organik, logam dan non logam didasarkan pada asalnya, yaitu;
yang dapat terbakar, tidak a. Pasar, tempat-tempat komersil.
termasuk buangan biologis b. Pabrik-pabrik atau industri.
atau kotoran manusia dan
c. Rumah tinggal kantor, sekolah,
sampah berbahaya.”
institusi, gedung-gedung umum, dan
lain-lain serta pekarangannya.
Pengertian sampah secara
d. Kadang hewan atau pemotongan
khusus dikemukakan oleh Azwar A. (
hewan.
1979 : 54) adalah :
e. Jalan, lapangan dan pertamanan.

157
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

f. Sekolah, riol dan septik tank. Jika yang akan dilaksanakan


g. Dan lain sebagainya. adalah sistem penanganan yang
terpusat, maka adanya suatu institusi
Sedangkan pembagian atau yang menangani langsung pengelolaan
penggolongan sampah menurut persampahan mutlak diperlukan. Institusi
sumbernya adalah : dalam sistem pengelolaan
a. Sampah domestik, sampah ini persampahan memegang peranan
berasal dari lingkungan pemukiman yang sangat penting meliputi, status,
atau perumahan ; struktur organisasi, fungsi, tanggung
b. Sampah komersil, sampah yang jawab dan wewenang serta koordinasi
dihasilkan dari lingkungan kegiatan vertikal maupun horisontal dari badan
perdagangan seperti toko, restoran, pengelola.
rumah makan, warung, pasar
Sesuai dengan status kota, untuk
dan swalayan ;
kota metropolitan dan kota
c. Sampah industri, sampah ini besar, bentuk badan pengelola
merupakan hasil samping kegiatan sebaiknya suatu “Dinas” tersendiri
industri yang jenisnya sangat dan selanjutnya dikembangkan
tergantung pada kegiatan industri itu menjadi bentuk Perusahaan
sendiri ; Daerah”.
d. Sampah alami dan lainnya, dapat Kotamadya sebaiknya
berupa dedaunan, sisa bencana merupakan Dinas tersendiri
alam dan sebagainya. sedangkan Kota Administratif
Berdasarkan sifatnya sampah sebaiknya merupakan Suku Dinas
dapat digolongkan menjadi: Kebersihan atau UPTD dibawah
a. Sampah yang mudah membusuk ; Dinas Kebersihan atau Dinas PU
Kabupaten.
b. Sampah yang tidak mudah
membusuk ; Ibu Kota Kabupaten sebaiknya
merupakan UPTD dibawah Dinas
c. Sampah yang mudah terbakar ;
PU/Dinas Kebersihan Kabupaten
d. Sampah yang tidak mudah terbakar atau Seksi dibawah Dinas PU
Kabupaten. (Manual sistem
2.3 Pengelolaan sampah pengelolaan sampah perkotaan
a. Tipe pengelolaan sampah : 4).
Pada dasarnya terdapat 2
macam pengelolaan sampah, yaitu b. Organisasi dan personil
pengelolaan / penanganan sampah Adapun struktur organisasi
setempat (individu) dan pengelolaan hendaknya disusun dengan
sampah terpusat untuk suatu lingkungan mempertimbangkan kriteria ; pola kerja,
permukiman atau kota. beban kerja, pengendalian, rentang
Penanganan setempat adalah kendali dan pedoman. Sedangkan
penanganan yang dilaksanakan sendiri dalam hal kebutuhan personil, maka
oleh sipenghasil sampah. Sedangkan sebaiknya mempertimbangkan faktor
pengelolaan secara terpusat, khususnya kemampuan. Jumlah personil dalam
dalam teknis operasional, adalah suatu organisasi pengelola persampahan
proses atau kegiatan penanganan harus mencakup kebutuhan tenaga staf
sampah yang terkoodinir. dan tenaga operasional.

158
Analisis Pengolahan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
(Mohamad Rizal)

Untuk memudahkan perhitungan a. Teknik operasional


kebutuhan personil, dapat Teknik operasional pengelolaan
dilakukan dengan pendekatan sampah perkotaan terdiri dari kegiatan
setiap 1000 (seribu) jiwa pewadahan sampai dengan
penduduk dibutuhkan 2 (dua) pembuangan akhir yang bersifat
orang petugas. (Manual sistem terpadu. Faktor-faktor yang
pengelolaan sampah perkotaan mempengaruhi sistem pengelolaan
: 4). sampah perkotaan yaitu ;
• Rencana penggunaan lahan.
c. Peraturan-peraturan • Kepadatan dan penyebaran
Pengelolaan persampahan penduduk.
suatu daerah sangat ditentukan oleh • Karakteristik lingkungan fisik, biologi
peraturan yang mendukungnya. dan sosial ekonomi.
Peraturan-peraturan tersebut • Kebiasaan masyarakat.
melibatkan wewenang dan tanggung
• Karakteristik sampah.
jawab pengelola kebersihan serta
partisipasi masyarakat dalam menjaga • Peraturan-peraturan/aspek legal
kebersihan dan pembayaran retribusi. nasional dan daerah setempat.
Macam-macam peraturan daerah • Sarana pengumpulan,
yang merupakan dasar hukum bagi pengangkutan, pengolahan dan
pengelolaan persampahan adalah ; pembuangan.
a. Peraturan daerah yang dikaitkan • Lokasi pembuangan akhir.
dengan ketentuan umum • Biaya yang tersedia.
pengelolaan kebersihan yang • Rencana tata ruang dan
ditujukan bagi masyarakat. pengembangan kota.
b. Peraturan daerah mengenai • Iklim dan musim. ( SK SNI T – 13 –
pembentukan institusi formal. 1990 – F : 3)
c. Peraturan daerah yang menentukan Kegiatan pengelolaan
struktur tarif dan tarif dasar persampahan akan melibatkan
pengelolaan kebersihan. penggunaan dan pemanfaatan
berbagai prasarana dan sarana
d. Operasional persampahan yang meliputi
pewadahan pengumpulan,
Teknik opersaional pengelolaan
pemindahan, pengangkutan,
persampahan dimulai dari
pengolahan maupun pembuangan
pewadahan/penyimpanan pada
akhir.
sumber sampah, kegiatan
pengumpulan, pengangkutan serta
pembuangannya disuatu tempat yang 3. Metode Penelitian
aman serta tidak mengganggu 3.1 Jenis dan Desain Penelitian
lingkungan baik manusia, flora dan Dalam penelitian ini, akan
fauna atau sumberdaya lainnya. dilakukan dengan teknik analisa
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data
2.4 Pengelolaan sampah perkotaan yang berbentuk angka atau data
Dalam pengelolaan kualitatif yang diangkakan (Sugiyono.
persampahan terutama untuk daerah 1999 : 7), sesuai dengan pendekatan
perkotaan, harus dilaksanakan secara yang digunakan dalam penelitian ini
tepat dan sistemastis. yaitu penelitian deskriptif.

159
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

3.2 Waktu dan lokasi penelitan 3.4 Pengumpulan dan analisis data
Penelitian ini dilaksanakan pada Teknik pengumpulan data
tahun 2003. Obyek penelitian ini adalah dengan menggunakan cara :
dilakukan di dalam wilayah Kota a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan
Donggala Kecamatan Banawa, yaitu data dengan melakukan
dengan mengambil lokasi di Kelurahan pengamatan langsung dilapangan
Boya, dimana kelurahan ini merupakan pada lokasi-lokasi yang telah
salah satu kelurahan yang saat ini telah ditetapkan.
terlayani oleh pengelolaan b. Kuesioner, yaitu pengumpulan data
persampahan yang dilakukan oleh dengan menggunakan format isian
Pemerintah Kabupaten Donggala yang disebarkan pada responden
melalui Dinas Permukiman dan yang bertujuan untuk mendapatkan
Penataan Wilayah. data primer.
c. Wawancara, yaitu teknik
3.3 Poplasi dan sampel pengumpulan pada responden,
Yang menjadi populasi dalam dengan mengadakan komunikasi
penelitian ini adalah rumah tangga/ secara langsung.
dalam wilayah Kelurahan Boya, aparat Teknik analisis data adalah
kelurahan, serta staf dan tenaga membagi data penelitian ke dalam dua
kebersihan pada Seksi Kebersihan di variable yaitu variable bebas X dan
Dinas Permukiman dan Penataan variable terikat Y.
Wilayah Kabupaten Donggala.
Adapun jumlah populasi dari 4. Hasil dan Pembahasan
tiap jenisnya adalah ; 4.1 Pengelolaan persampahan
a. Staf seksi kebersihan = 7 orang. Sesuai dengan perkembangan
b. Tenaga kebersihan sebanyak = 44 jumlah penduduk di wilayah Kecamatan
orang. Banawa, maka pertambahan kuantitas
b. Aparat kelurahan sebanyak = 11 dan kualitas sampah juga meningkat.
orang. Hal ini sesuai dengan analisa yang
c. Rumah tangga sebanyak = 782 dilakukan oleh pemerintah daerah
Kabupaten Donggala, yang mana
Dalam penentuan sampel, diperkirakan pada tahun 2008 jumlah
peneliti menggunakan teknik penarikan sampah yang berasal dari sampah
dengan metode Simple Random rumah tangga, pasar dan sampah
Sampling. perkantoran akan mencapai 100,1
Penelitian ini diambil sampel, m³/hari.
dengan uraian seperti berikut. Seperti diketahui bahwa
a. Staf seksi kebersihan = 4 orang. pengelolaan persampahan yang
dilaksanakan oleh Dinas Permukiman
b. Tenaga kebersihan sebanyak = 10
dan Penataan Wilayah untuk Kota
orang.
Donggala adalah sejak tahun 2001.
b. Aparat kelurahan sebanyak = 6
Sistem pelayanan sampah di
orang.
Kota Donggala terdiri atas 2 sistem yaitu
c. Rumah tangga sebanyak = 80. ;“sistem rute” yaitu pengambilan
Jumlah = 100 responden. sampah langsung di tempat (door to
door), dan sistem TPS bagi daerah yang
sulit dilalui oleh kendaraan truk

160
Analisis Pengolahan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
(Mohamad Rizal)

pengangkut sampah pada kawasan- Pada tabel 2 dapat dilihat


kawasan permukiman padat serta bahwa setiap tahunnya terjadi
pasar. penambahan volume sampah di dalam
Adapun metode pembuangan Kota Donggala. Sehingga tersedianya
sampah di TPA Donggala dilakukan sarana dan prasarana mutlak
dengan sistem “controlled landfill”. dibutuhkan baik kuantitas maupun
Sesuai dengan pedoman kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan
persampahan, maka sistem ini pengelolaan persampahan/ kebersihan.
dipergunakan karena merupakan sistem Dengan volume timbulan
yang berwawasan lingkungan. sampah dan jumlah peralatan seperti
Sementara itu kegiatan pengumpulan tabel 4 , maka dapat dilihat bahwa
dan pengangkutan dilakukan dengan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
sistem “clean site”, yaitu pembersihan sampah 5 tahun yang akan datang,
dan pengangkutan sampah secara dibutuhkan penambahan jumlah
langsung di jalan-jalan. peralatan yang cukup besar. Seperti
Kegiatan pengelolaan Tong Sampah, pada tahun 2008
persampahan Kota Donggala yang dibutuhkan penambahan 82 % dari
dilaksanakan secara terencana sejak jumlah yang ada saat ini. Demikian pula
tahun 2001, dengan rincian jumlah dengan jumlah gerobak, TPS dan truk
timbulan sampah setiap tahunnya yang memerlukan penambahan
seperti tabel 2. masing-masing 65,93 %, 65,93 % dan
62,5 %.

Tabel 1. Perkiraan volume sampah di Kecamatan Banawa sampai tahun 2008


VOLUME SAMPAH (LITER/HARI) VOLUME TOTAL
JUMLAH RUMAH
PERDAGANGAN PERKANTORAN
TAHUN PENDUDUK TANGGA LITER /
(0,50 (0,30 M³/HARI
(JIWA) (1,40 HARI
LT/OR/HR) LT/OR/HR)
LT/OR/HR)
2003 34.000 47.600 17.000 10.200 74.800 74,80
2008 45.500 63.700 22.750 13.650 100.100 100,10
Sumber : Revisi dan Perluasan RUTRK Kab. Donggala 2003.

Tabel 2. Jumlah timbulan sampah setiap tahun


Volume pertahun (M³)
NO URAIAN
2001 2002 2003
1 Volume timbulan sampah 4198 5293 7519
Sumber : Seksi Kebersihan Dinas KIMTAWIL Kab Donggala.

Tabel 3. Jumlah biaya pengelolaan sampah setiap tahun


Pertahun (Rp)
NO URAIAN
2001 2002 2003
1 Biaya 104.113.300,- 104.849.000,- 107.000.000,-

161
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

Tabel 4. Kebutuhan sarana pelayanan persampahan di Kecamatan Banawa tahun


2008
VOLUME
SARANA PENAMPUNG/PENGANGKUT
VOLUME SAMPAH
PELAYANAN
TAHUN SAMPAH YANG
(%) TONG TRUK
(M³) TERANGKUT GEROBAK TPS
SAMPAH 2 RIT
(M³) (1 M³) (1 M³)
(40 L) (6 M³)
2003 74,80 80 59,84 1.870 60 60 5
2008 100,10 100 100,10 2.280 91 91 8
Sumber : Revisi dan Perluasan RUTRK Kab. Donggala 2003

Tabel 5. Tanggapan responden tentang jumlah tenaga pengelola kebersihan


No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Memadai 12 12,00
2 Cukup memadai 44 44,00
3 Kurang memadai 39 39.00
4 Tidak memadai 5 5.00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Tabel 6. Tanggapan responden tentang tingkat penguasaan tugas pengelola


persampahan
No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Memadai 18 18,00
2 Cukup memadai 41 41,00
3 Kurang memadai 32 32.00
4 Tidak memadai 9 9,00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Adapun biaya yang 4.2 Ketersediaan sumber daya manusia


dipergunakan dalam pengelolaan Ketersediaan Sumber Daya
persampahan di Kecamatan Banawa Manusia ternyata juga menjadi faktor
selama ini seluruhnya berasal dari Dana yang perlu mendapat perhatian dalam
Alokasi Umum (DAU). Karena sampai pengelolaan persampahan, baik dalam
tahun 2003 Dinas Pemerintah Daerah segi kuantitas maupun kualitasnya. Hal
Kabupaten belum melakukan pungutan ini selain dirasakan oleh masyarakat,
terhadap pengelolaan persampahan. juga dirasakan oleh staf pengelola
Pungutan untuk retribusi sampah di kebersihan dan persampahan pada
Kecamatan Banawa selama ini Dinas Kimtawil Kabupaten Donggala
dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan dalam wawancara yang dilakukan.
Banawa. Jumlah biiaya pengelolaan Tanggapan responden terhadap
sampah setiap tahunnya disajikan pada ketersediaan jumlah pengelolah
Tabel 3.

162
Analisis Pengolahan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
(Mohamad Rizal)

kebersihan di lokasi studi disajikan pada Demikian pula terhadap


tabel 5. perlunya peningkatan kemampuan,
Selain kuantitas tenaga, maka seluruh komponen yang diwawancarai
kualitas tenaga pengelola juga menjadi menyatakan bahwa mereka menyadari
aspek yang menentukan kinerja sepenuhnya perlunya peningkatan
pengelolaan persampahan (tabel 6). kemampuan (upgrading) bagi mereka.
Hasil yang didapatkan pada Adapun bentuk sarana peningkatan
tabel tersebut diatas, sangat keampuan yang mereka harapkan,
berhubungan dengan tingkat maka sebagian besar memilih dalam
pemahaman dan kemampuan yang bentuk pelatihan-pelatihan.
dimiliki oleh staf pengelola yang ada Dari hasil wawancara yang
saat ini. Dimana dari hasil wawancara dilakukan, didapatkan bahwa baik
yang dilakukan, seluruh komponen yang tenaga pengelola maupun warga
diwawancarai menyatakan bahwa masyarakat menyadari pentingnya arti
mereka belum pernah menerima peningkatan kemampuan bagi staf dan
pendidikan formal maupun informal tenaga pengelola kebersihan
tentang pengelolaan persampahan.

Tabel 7. Tanggapan responden tentang tingkat pendidikan formal tenaga


pengelola kebersihan
No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Memadai 16 16.00
2 Cukup memadai 29 29,00
3 Kurang memadai 34 34.00
4 Tidak memadai 21 21.00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Tabel 8. Kompilasi tanggapan responden terhadap keberadaan sumber daya


manusia pada pengelolaan persampahan/kebersihan
Frekuensi
Tingkat Rata-rata
A B C
Partisipasi F % F % F % F %
Memadai 12 12.00 18 18,00 16 16.00 15.33 15.33
Cukup
44 44.00 41 41,00 29 29,00 38.00 38.00
Memadai
Kurang Memadai 39 39.00 32 32.00 34 34.00 35.00 35.00
Tidak Memadai 5 5.00 9 9,00 21 21.00 11.67 11.67
Total 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004
Keterangan.
A. = jumlah
B. = penguasaan tugas
C. = tingkat pendidikan formal.

163
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

4.3 Sarana dan prasarana Untuk menunjang kelancaran


Ketersediaan sarana dan pengelolaan sampah di Kota Donggala,
prasarana dalam rangka pengelolaan maka disamping dibutuhkan sumber
kebersihan dan persampahan daya manusia, maka harus didukung
merupakan suatu hal yang mutlak sarana dan prasarana yang memadai.
dimiliki. Mengingat pengelolaan Dengan tersedianya sarana dan
kebersihan dan persampahan prasarana yang dapat menunjang
merupakan suatu proses manajemen fungsi dan tugas pengelolaan
yang harus direncanakan, dilaksanakan kebersihan dan persampahan yang
dan dikontrol dengan baik, maka dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
sarana dan prasarana sangat Adapun pendapat responden
menunjang kinerja kegiatan ini. atas sarana dan prasarana milik
Saat ini keberadaan sarana Pemerintah Kabupaten Donggala
prasarana pengelolaan kebersihan berupa tempat pembuangan sampah
dan persampahan pada Dinas Kimtawil yang ada saat ini dirasakan cukup
Kabupaten Donggala dapat dilihat memadai seperti dapat dilihat pada
pada tabel 9. Tabel 10.

Tabel 9. Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dan


persampahan Dinas Kimtawil Kabupaten Donggala.
2003
NO URAIAN
VOLUME SATUAN
1 TPA 2 HA
2 TPS 14 BUAH
3 GEROBAK DORONG 33 BUAH
4 DUMP TRUCK 2 UNIT
5 ARM ROLL 1 UNIT
6 BULLDOZER 1 UNIT
7 KONTAINER 3 BUAH
8 TONG SAMPAH 220 BUAH
9 PEMOTONG RUMPUT 1 UNIT
10 SEKOP 12 BUAH
11 PENGAIT 5 BUAH
Sumber : Seksi Kebersihan Dinas KIMTAWIL Kab Donggala

Tabel 10. Tanggapan responden tentang ketersediaan tempat pembuangan


sampah.
No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Memadai 10 10.00
2 Cukup memadai 51 51.00
3 Kurang memadai 22 22.00
4 Tidak memadai 17 17,00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

164
Analisis Pengolahan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
(Mohamad Rizal)

Tabel 11. Tanggapan responden tentang ketersediaan sarana pengumpul


sampah
No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Memadai 17 17.00
2 Cukup memadai 54 54.00
3 Kurang memadai 23 23,00
4 Tidak memadai 6 6,00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Tabel 12. Tanggapan responden tentang ketersediaan peralatan pendukung


No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 24 24.00
2 Memadai 53 53.00
3 Cukup memadai 12 12.00
4 Kurang memadai Tidak memadai 11 11.00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Tabel 13. Tanggapan responden tentang metode kerja pengelolaan


persampahan
No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Memadai 14 14.00
2 Cukup memadai 59 59.00
3 Kurang memadai 18 18.00
4 Tidak memadai 9 9.00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Sementara pendapat persampahan/kebersihan yang


responden mengenai sarana dan dilaksanakan saat ini disajikan pada
prasarana pengumpul sampah yang Tabel 13.
terdiri dari kontainer, truk pengangkut, Dengan hasil kuesioner dan
arm roll, yang ada saat ini, dapat dilihat wawancara yang dilakukan, didapat
pada Tabel 11 bahwa pada dasarnya sebagian besar
Hal ini sejalan dengan hasil pendapat yang dikemukakan baik oleh
wawancara yang dilakukan terhadap staf seksi kebersihan, tenaga pengelola
pengelola persampahan, yang kebersihan maupun masyarakat
sebagian besar menyatakan bahwa menyatakan bahwa sarana dan
sarana dan prasarana yang ada saat ini prasarana yang ada saat ini cukup
memadai dan dapat menunjang tugas memadai.
mereka sehari-hari. Hal ini merupakan suatu
Adapun tanggapan responden kenyataan yang baik bagi pengelolaan
tentang metode kerja pengelolaan persampahan/kebersihan, dimana dari

165
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

segi sumber daya, telah dapat di penuhi kebersihan. Hal ini sekali lagi merupakan
salah satu kebutuhan mendasar dalam suatu faktor pendukung utama dalam
pengelolaan persampahan/kebersihan, keberhasilan pengelolaan
yaitu sarana dan prasarana. persampahan yang dilaksanakan oleh
Seksi Kebersihan, sehingga saat ini
4.4 Partisipasi kembali pada pengelola kebersihan
untuk menyikapi kesadaran tentang
Partisipasi sebagai salahsatu
kebersihan yang telah tumbuh
faktor yang mempengaruhi dalam
dimasyarakat tersebut untuk
keberhasilan pengelolaa persampahan,
meningkatkan kualitas pelayanan yang
sangat terlihat jelas dari tabel 20b
diberikan.
berikut. Pada tabel tesebut dapat dilihat
bahwa seluruh responden mengerti dan Adapun pendapat responden
memahami tentang pentingnya arti tentang kesadaran untuk menyediakan
kebersihan serta peranserta mereka sarana pembuangan sampah sendiri
dalam rangka ikut mengelola dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 14. Kompilasi tanggapan responden terhadap seluruh sarana dan prasarana
yang dipergunakan dalam pengelolaan persampahan/kebersihan
Frekuensi
Tingkat Rata-rata
A B C D
Partispasi % F
F % F % F % F %
17.0 18.2
Memadai 10 10.00 17 24 24.00 14 14.00 16.25
0 5
Cukup 54.0 54.2
51 51.00 54 53 53.00 59 59.00 54.25
Memadai 0 5
Kurang 23,0 18.7
22 22.00 23 12 12.00 18 18.00 18.75
Memadai 0 5
Tidak 10.7
17 17,00 6 6,00 11 11.00 9 9.00 10.75
Memadai 5
Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004
Keterangan.
A. = Tempat pembuangan sampah
B. = Sarana pengumpul
C. = Peralatan pendukung.
D. = Metode kerja.

Tabel 15. Tanggapan responden tentang keterlibatan masyarakat dalam


menyediakan sarana pembuangan sampah sendiri
No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Sangat baik 5 5.00
2 Cukup baik. 41 41.00
3 Kurang baik 30 30.00
4 Tidak baik 24 24.00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

166
Analisis Pengolahan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
(Mohamad Rizal)

Tabel 16. Tanggapan responden tentang keterlibatan masyarakat dalam


membuang sampah ditempat yang telah disediakan
No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Sangat baik 8 8.00
2 Cukup baik. 52 52.00
3 Kurang baik 24 24.00
4 Tidak baik 16 16.00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Tabel 17. Tanggapan responden tentang keterlibatan masayarakat dalam


mencermati perkembangan pengelolaan persampahan.
No Pendapat Responden Jumlah (F) Prosentase (%)
1 Sangat baik - -
2 Cukup baik. 56 56.00
3 Kurang baik 23 23.00
4 Tidak baik 21 21.00
Jumlah 100 100%
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Tabel 18. Kompilasi tanggapan responden tentang partisipasi masyarakat dalam


pengelolaan persampahan/kebersihan
Frekuensi
Tingkat Rata-rata
A B C D
Partispasi % F
F % F % F % F %
Memadai 6 6.00 5 5.00 8 8.00 - - 4.75 4.75
Cukup
46 46.00 41 41.00 52 52.00 56 56.00 48.75 48.75
Memadai
Kurang
31 31.00 30 30.00 24 24.00 23 23.00 27 27.00
Memadai
Tidak
17 17.00 24 24.00 16 16.00 21 21.00 19.5 19.50
Memadai
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004
Keterangan.
A. = Menjaga lingkungan.
B. = Menyediakan sarana pembuangan sampah sendiri.
C. = Membuang sampah ditempat yang telah disediakan.
D. = Mencermati perkembangan pengelolaan persampahan.

Dari hasil kuesioner didapatkan digambarkan pada tabel 16 , tabel 17


data bahwa kesadaran masyarakat dan tabel 18.
untuk membuang sampah yang telah
disediakan cukup tinggi seperti

167
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

4.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi tentang sarana dan prasarana serta


Pengukuran tingkat pendapat pendapat responden tentang partisipasi
responden terhadap keberadaan masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya manusia yang persampahan/kebersihan, dapat dilihat
melaksanakan pengelolaan kebersihan/ pada tabel 19, tabel 20 dan tabel 21.
persampahan, pendapat responden

Tabel 19. Kompilasi tanggapan responden tentang sumber daya manusia pengelola
kebersihan / persampahan
INTERVAL NILAI TENGAH
FREKUENSI (fi) fi . xi
SKOR BOBOT (xi)
3.1 – 4.0 15.33 3.55 54.42
2.1 – 3.0 38 2.55 96.90
1.1 – 2.0 35 1.55 54.25
0 – 1.0 11.67 0.55 6.42
100 211.99
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Σfi.xi/Σfi = 211.99/100 = 2.12 (Tinggi)

Tabel 20. Kompilasi tanggapan responden tentang sarana dan prasarana


pengelolaan kebersihan / persampahan
INTERVAL NILAI TENGAH
FREKUENSI (fi) fi . xi
SKOR BOBOT (xi)
3.1 – 4.0 16.25 3.55 57.67
2.1 – 3.0 54.25 2.55 138.34
1.1 – 2.0 18.75 1.55 29.06
0 – 1.0 10.75 0.55 5.91
100 230.98
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004

Σfi.xi/Σfi = 230.98/100 = 2.31 (Tinggi)

Tabel 21. Kompilasi Tanggapan responden tentang partisipasi masyarakat dalam


pengelolaan kebersihan / persampahan
INTERVAL NILAI TENGAH BOBOT
FREKUENSI (fi) fi . xi
SKOR (xi)
3.1 – 4.0 4.75 3.55 16.86
2.1 – 3.0 48.75 2.55 124.31
1.1 – 2.0 27 1.55 41.85
0 – 1.0 19.5 0.55 10.73
100 193.75
Sumber : Data Kuesioner, Diolah Kembali, 2004
Σfi.xi/Σfi = 193.75/100 = 1.94 (Sedang)

168
Analisis Pengolahan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
(Mohamad Rizal)

4.6 Faktor-faktor penunjang, Faktor-faktor penghambat/masalah


penghambat dan alternatif tersebut diatas perlu diupayakan
pemecahannya untuk diantisipasi untuk masa-masa
yang akan datang.
• Faktor penunjang
Adapun beberapa faktor penunjang
atau yang menjadi kekuatan • Alternatif pemecahan masalah
pendorong yang mendukung Berbagai hal yang ditemui haruslah
pencapaian tujuan jangka panjang, ditanggulangi lewat penerapan
khususnya untuk meningkatkan sistem pemecahan masalah yang
kebersihan kota, adalah terdiri dari : terpadu, dengan memperhatikan
a. Adanya Peraturan Daerah yang dampak terhadap aspek-aspek
mengatur penyelenggaraan lainnya.
persampahan dan kebersihan. Tindakan dan strategi
b. Adanya motivasi petugas penanggulangan permasalahan
operasional yang dapat yang berkaitan dengan Kinerja Dinas
dikembangkan. Kimtawil dalam pengelolaan
c. Adanya program Donggala Kota kebersihan Kota Donggala di
ANTIK Kecamatan Banawa, haruslah
d. Kebersihan sudah merupakan ditangani dalam lingkungan yang
kebutuhan menyeluruh, dalam arti kendala yang
e. Adanya pemasukan dana yang ditemui ditanggulangi lewat
didapat dari retribusi sampah. penerapan sistem pemecahan
Faktor-faktor tersebut di atas adalah masalah yang terpadu, sehingga
merupakan faktor yang diharapkan strategi pemecahan
mempengaruhi terlaksananya masalah yang diterapkan akan
program kerja Dinas Kimtawil di dalam mampu menanggulangi secara
mewujudkan kebersihan Kecamatan tepat hambatan yang akan muncul.
Banawa. Oleh karena hambatan-hambatan
dalam pelaksanaan kinerja Dinas
Kimtawil dalam pengelolaan
• Faktor penghambat
kebersihan kota bersumber dari faktor
Adapun faktor-faktor penghambat
partisipasi masyarakat, maka
yang dimaksud terdiri dari :
sosialisasi khususnya penyuluhan
a. Masih adanya masyarakat yang
pengelolaan kebersihan harus
kurang kesadarannya terhadap
ditingkatkan. Alternatif pemecahan
kepedulian lingkungan, utamanya
masalah yang dapat diambil antara
kebersihan dan keindahan kota.
lain sebagai berikut :
b. Masih kurangnya personil petugas
a. Perlunya dilakukan kegiatan-
kebersihan kota.
kegiatan sosialisasi langsung di
c. Masih kurangnya
lapangan kepada masyarakat
peralatan/perlengkapan petugas
untuk mendorong partisipasi
kebersihan kota.
masyarakat dalam pengelolaan
d. Terbatasnya dana untuk
persampahan.
operasional pengelolaan
b. Perlu dilakukan pendekatan pada
kebersihan.
Tokoh-tokoh Masyarakat tentang
e. Medan kerja yang sebagian
program kerja pengelolaan
berada di perbukitan, sehingga
persampahan.
sedikit menyulitkan operasional.
c. Ditingkatkannya kerjasama
kepada semua institusi, baik

169
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

Pemerintah Kecamatan, menunjukan bahwa kegiatan-


Kelurahan dan Instansi kegiatan yang dapat meningkatkan
Pemerintah Daerah lainnya. partisipasi masyarakat seperti
d. Perlu adanya penambahan kegiatan sosialisasi masih sangat
personil petugas kebersihan. kurang dilakukan. Hal ini ditunjukan
e. Perlu adanya penambahan dengan indikator yang menyatakan
perlengkapan/peralatan bahwa tingkat partisipasi
kebersihan, serta dengan masyarakat dalam kategori sedang.
pembagian frekuensi pelayanan, Demikian pula indikator yang
intensifikasi penggunaan berkenaan dengan tingkat
kendaraan pengangkutan pendidikan staf dan tenaga
sampah secara efektif dan efisien kebersihan, yang masih menunjukan
serta peningkatan pemeliharaan persentasi kurang memadai yang
kendaraan. masih cukup besar.
f. Perlu diterapkan secepatnya
Peraturan Daerah tentang 5.2 Saran
Retribusi Pelayanan • Dinas Permukiman dan Penataan
Persampahan / Kebersihan, Wilayah harus melakukan strategi-
sehingga akan dihasilkan strategi, seperti ;
pemasukan yang dapat a. Membangun tempat-tempat
menutupi biaya operasional pembuangan sementara disekitar
pengelolaan persampahan Kota Donggala.
setiap tahunnya, serta adanya b. Membuat metode kerja yang
pemasukan bagi Pendapatan tepat untuk setiap karakter
Asli Daerah. wilayah yang berbeda.
c. Segera melaksanakan PERDA No.
10 tahun 2003 tentang
5. Kesimpulan dan Saran
pengelolaan persampahan /
5.1 Kesimpulan
kebersihan Kota Donggala.
Dari pemaparan dan uraian Selain itu juga harus dilakukan
yang penulis sajikan, khususnya langkah-langkah untuk
menyangkut pengelolaan kebersihan meningkatkan partisipasi masyarakat
kota di Kecamatan Banawa, maka dalam pengelolaan
dapatlah ditarik suatu kesimpulan, persampahan/kebersihan serta
sebagai berikut : peningkatan kemampuan
a. Pengelolaan persampahan di Kota penguasaan kerja bagi staf
Donggala telah berjalan cukup baik, pengelola dan terutama pada
hal ini dapat dilihat dari indikator tenaga kebersihan, seperti
yang berhubungan dengan variabel mengikutsertakan dalam pelatihan-
sumber daya manusia serta sarana pelatihan atau kegiatan magang.
dan prasarana yang ada saat ini. • Harus senantiasa melaksanakan
Kecuali variabel partisipasi kegiatan sosialisasi tentang
masyarakat, keterlibatan masyarakat pengelolaan
dalam pengelolaan persampahan / persampahan/kebersihan pada
kebersihan menunjukan indikator masyarakat, dengan
yang masih dirasakan kurang. mengikutsertakan aparat
b. Adapun faktor-faktor yang kecamatan, kelurahan dan tokoh-
mempengaruhi pengelolaan tokoh masyarakat, terutama
persampahan di Kota Donggala terhadap anak-anak yaitu melaluin

170
Analisis Pengolahan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
(Mohamad Rizal)

proses pendidikan tentang – 1990 – F. Yayasan LPMB,


kebersihan yang diberikan sejak Bandung.
anak-anak.
Departemen Pekerjaan Umum, 1986,
Materi Training Untuk Tingkat Staf
6. Daftar Pustaka Teknis Proyek PLP Sektor
Azwar A. ,1979, Pengantar Ilmu Persampahan. Dharma
Kesehatan Masyarakat. Mutiara. Consultant. Jakarta.
Jakarta Departemen Pendidikan Dan
Arikunto S., 2002, Prosedur Penelitian Kebudayaan, 1990, Kamus Besar
Suatu Pendekatan Praktek. Bahasa Indonesia.. Balai
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Pustaka. Jakarta.

--------. Balai Pelatihan Air Bersih dan Dunn, W, N. Pengantar Analisis


Penyehatan Lingkungan Kebijakan Publik. Edisi Kedua,
Permukiman. Sistem 2000, Gadjah Mada University
Pengelolaan Sampah Press, Yogyakarta.
Perkotaan.
Dunn W. N. Analisis Kebijakan Publik,
--------. Badan Pusat Statistik Kabupaten 2003, Hanindita Graha Widya,
Donggala, 2002, Kecamatan Yogyakarta.
Banawa Dalam Angka.
Hadi S. P., 2001, Dimensi Lingkungan
--------. Bagian Hukum Setkab Donggala, Perencanaan Pembangunan.
2001, Himpunan Peraturan Gadjah Mada University Press.
Daerah Kabupaten Donggala Yogyakarta.
Tahun 2001.
Koestoer R. H. dkk. ,2001, Dimensi
--------. Bagian Organisasi Setkab Keruanga Kota, Teori dan Kasus.
Donggala, 2003, Keputusan Penerbit Universitas Indonesia.
Bupati Donggala tentang Jakarta.
TUPOKSI Dinas KIMTAWIL. Setkab
Donggala. Martoyo S. ,1996, Manajemen Sumber
Daya Manusia. BPFE.
Davey .K J., 1988, Pembiayaan Yogyakarta.
Pemerintahan Daerah.
Universitas Indonesia Press. -------. Pemerintah Kabupaten Donggala,
Jakarta. 2003, PERDA Nomor 10 Tahun
2003 Tentang Retribusi
Dewan Standarisasi Nasional, 1994, Tata Pelayanan Persampahan /
Cara Pengelolaan Sampah Di Kebersihan.
Pemukiman. SNI 03 – 3242 –
1994. Mochtar M. 1987. Kesehatan
Masyarakat. Yayasan Karya
Dewan Standarisasi Nasional, 1994, Dharma IIP. Jakarta.
Pemilihan Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir Sampah. SNI --------. Program Pascasarjana, 2003,
03 – 3241 – 1994. Pedoman Penulisan Tesis Dan
Disertasi. Universitas Hasanuddin.
Departemen Pekerjaan Umum, 1990,
Tata Cara Pengelolaan Teknik --------. PT. Yodya Karya, 2001, D.E.D
Sampah Perkotaan. SK SNI T – 13 Sistem Penyediaan Sarana Air
Bersih Kota Donggala.

171
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172

Putra F. 2003, Paradigma Kritis Dalam


Studi Kebijakan Publik. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Rakhmat M. S., 1999/2000, Teori
Administrasi Publik, Program
Pascasarjana Magister
Administrasi, Kerjasama UNHAS –
LAN dengan UNTAD PEMDA,
Prov. Sulawesi Tengah.
--------. Pemerintah Daerah Kabupaten
Donggala. 1998, Revisi dan
Perluasan RUTRK.
Siagian S. P. ,2002, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Bumi Aksara,
Jakarta.
Soetrisno L. ,1995, Menuju Masyarakat
Partisipatif. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian
Administratif. Alfabeta,
Bandung.
Syafiie, I.K., Tandjung, Dj., Modeong, S.,
1999, Ilmu Administrasi Publik.
Rineka Cipta. Jakarta.
Suratmo, F.G., Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan, 1991,
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Thoha M, Dimensi-dimensi Prima Ilmu
Administrasi Negara, 2003, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
---------. Undang Undang R.I. Nomor 22
tahun 1999, 2002, Djambatan.
Jakarta.
---------. Undang Undang R.I. Nomor 25
tahun 1999. 2002, Djambatan.
Jakarta.
Wibawa S, Kebijakan Publik Proses dan
Analisis, 1994, Intermedia,
Jakarta.

172

You might also like