You are on page 1of 16

PENGELOLAAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

GURU SEKOLAH DASAR PADA PERGURUAN TINGGI

Sri Setyaningsih
IKIP Veteran Semarang
ningsih16@yahoo.com

Abstract. Generally, this study aimed to describe the curriculum management study
program Elementary School Teacher in Higher Education. The specific objective of
this study to describe the planning, implementation and evaluation of curriculum
type of qualitative research based approach. The location or background of this
research are two colleges in Hyderabad and one college in Surakarta. The data
source is a research university leaders, faculty, and students of Elementary School
Teacher research site. Data collection techniques, participant observation, in-
depth interviews and document study. The results of the research, curriculum
management organization of Primary School Teacher Education, related to the
planning, implementation, and evaluation. Curriculum planning Elementary School
Teacher each college has a trademark in accordance with the vision and mission.
Implementation of the curriculum with regard Kridit Semester System load varies at
each college. Evaluation of the curriculum is based on the potential and dynamics of
each perguruang high.

Keywords: curriculum, teacher education, colleges, primary schools

Abstrak. Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan pengelolaan


kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Perguruan Tinggi.
Tujuan khusus penelitian ini untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi kurikulum Jenis penelitian berdasarkan pendekatannya kualitatif.
Lokasi atau latar penelitian ini adalah dua perguruan tinggi di Semarang dan satu
perguruan tinggi di Surakarta. Sumber data penelitian adalah pimpinan perguruan
tinggi, dosen, dan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar tempat penelitian.
Teknik pengumpulan data, observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi
dokumen. Hasil penelitian, Pengelolaan kurikulum penyelenggaraan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Perencanaan kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar masing-masing perguruan
tinggi memiliki ciri khasnya sesuai dengan visi dan misinya. Pelaksanaan kurikulum
dengan memperhatikan beban Sistem Kridit Semester yang bervariasi pada masing-
masing perguruan tinggi. Evaluasi kurikulum didasarkan pada potensi dan dinamika
masing-masing perguruang tinggi.

Kata kunci: kurikulum, pendidikan guru, perguruan tinggi, sekolah dasar

Pendahuluan antara kepentingan nasional dan kepentingan


Pentingnya kurikulum dalam pengelolaan daerah. Kompetensi dan materi kurikulum
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dikembangkan berdasarkan keharmonisan
di Perguruan Tinggi untuk keseimbangan antara kepentingan nasional untuk

197
Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Desember 2016: 197-212 198
membangun kehidupan berbangsa yang kuat pendidikan, yaitu penemuan pembelajaran.
dan bermartabat dengan kepentingan daerah Hasil penelitian Crown (2012:1) tentang
baik kepentingan sosial-budaya-ekonomi The School Curriculum menyatakan bahwa
setempat maupun dalam kontribusinya persyaratan kurikulum untuk akademi
terhadap pengembangan kehidupan ditetapkan dalam perjanjian pendanaan
daerah dan sebaliknya kepentinagn daerah mereka. Umumnya, akademi dan sekolah
tidak boleh diabaikan demi kepentingan gratis harus menyediakan kurikulum yang
nasional. Beauchamp (dalam Zaini, 2006:4), luas dan seimbang antara bahasa Inggris,
mengemukakan bahwa kurikulum memuat Matematika, dan ilmu pengetahuan serta
kepentingan nasional dan daerah sebagai membuat ketentuan pengajaran pendidikan
bagian dari rencana pendidikan atau agama. Selain ini mereka memiliki kebebasan
pengajaran. untuk merancang kurikulum yang memenuhi
Undang-undang Republik Indonesia kebutuhan murid mereka, aspirasi dan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem kepentingan. Pemerintah telah meluncurkan
Pendidikan Nasional mengatur kurikulum penelaahan terhadap Kurikulum Nasional di
pendidikan sebagaimana tercantum pada Inggris dengan tujuan untuk mengembangkan
Bab X pasal 36, pasal 37, dan pasal 38. kurikulum yang koheren yang memungkinkan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mahasiswa membangun pengetahuan
mengacu pada standar nasional pendidikan mereka secara sistematis dan konsisten, dan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan mendukung transisi pemanfaatan saraana
nasional (pasal 36 ayat 1), kurikulum prasarana.
pada semua jenjang dan jenis pendidikan Kurikulum PGSD sangat penting,
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi karena PGSD diharapkan menghasilkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi tenaga pendidikan yang mampu bekerja
daerah, dan peserta didik (pasal 36 ayat 2). maksimal untuk mencerdaskan kehidupan
Yang dimaksud dengan pengembangan bangsa. Raiser (2012: 1) mengemukakan
kurikulum dengan prinsip diversifikasi adalah bahwa: sekolah dasar dalam satuan waktu
suatu pengembangan yang memungkinkan usia anak-anak memulai memperoleh
penyesuaian program pendidikan pada satuan pengetahuan yang bertindak sebagai dasar
pendidikan dengan kondisi dan kekhasan untuk menerima pendidikan mereka. Sebagai
potensi yang ada di daerah. guru sekolah dasar, bekerja dengan suatu
Hasil penelitian Wiley (2012: 3) tentang kelas dari para siswa, di mana usianya mulai
Kurrikulum menegaskan bahwa kurikulum dari enam sampai dua belas tahun. Biasanya,
berarti dua hal: 1) berbagai program studi para guru sekolah dasar bertanggung jawab
dari mana mahasiswa memilih apa materi atas mengajar berbagai mata pelajaran pada
untuk belajar; dan 2) program pembelajaran kelompok kelas yang sama, maka kecakapan
tertentu. Dalam kasus terakhir, kurikulum yang dimliki guru sekolah dasar minimal
kolektif menggambarkan pengajaran, matematika, ilmu pengetahuan, bahasa, dan
pembelajaran, dan bahan penilaian yang ilmu kemasyarakatan. Para guru sekolah
tersedia untuk kursus tertentu studi. Saat dasar pada umumnya bekerja penuh waktu,
ini, kurikulum dipromosikan sebagai dasar berbeda dengan guru mata pelajaran. Karena
yang memungkinkan siswa untuk meninjau sejumlah tugas-tugas yang diperlukan untuk
kembali isi suatu materi pelajaran di tingkat mencapai keberhasilan dalam menjalankan
perkembangan yang berbeda dari materi tugas di kelas, banyak guru bekerja lebih dari
pelajaran yang sedang dipelajari.Pendekatan 40 jam per minggu. Para guru sekolah dasar
konstruktivis, dari kurikulum, mengusulkan diperkenankan melakukan tugas-tugas yang
bahwa mahasiswa belajar lebih baik melalui khas seperti membimbing siswa.
keterlibatan aktif dengan lingkungan

ISSN: 0852-0976
199 Pengelolaan Kurikulum Program...(Sri Setyaningsih)

Lebih lanjut Raiser menekankan Dengan demikian pemahanam terhadap


bahwa sekolah dasar adalah pondasi untuk kurikulum sampai dengan strategi
pendidikan anak-anak. Sebagai guru sekolah pelaksanaan sangat penting. Kurikulum
dasar, bekerja dalam suatu kelas bersama merupakan rancangan pendidikan yang
siswa, yang berusia enam sampai dua belas merangkum semua pengalaman belajar yang
tahun. Biasanya, para guru sekolah dasar disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam
bertanggung jawab atas pembelajaran kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai,
berbagai materi pelajaran, maka kecakapan pengetahuan, dan perbuatan pendidikan
ilmu pengetahuan, bahasa, dan ilmu kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/
kemasyarakatan diperlukan. Para guru ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik,
sekolah dasar pada umumnya bekerja full- pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur–
time untuk suatu tahun pelajaran tradisional unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini
yang 10 bulan dengan musim panas batal. disusun dengan maksud memberi pedoman
Karena sejumlah tugas-tugas yang diperlukan kepada para pelaksana pendidikan, dalam
untuk dengan sukses menjalankan kelas tidak proses pembimbingan perkembangan siswa,
bisa diselesaikan selama sekolah hari yang mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh
reguler, banyak guru bekerja lebih dari 40 siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
jam per minggu. Para guru sekolah dasar Menurut Webster dalam Yamin (2012:21),
boleh melakukan tugas-tugas yang berikut kurikulum adalah jarak yang ditempuh
selama suatu hari yang khas yang manapun. oleh pelari atau kereta dalam perlombaan.
Siddiqui (2009:4) menyatakan kerangka Kurikulum juga bermakna seperti kereta
Kurikulum Nasional untuk Pendidikan Guru pacu di zaman lampau yitu suatu alat yang
menegaskan bahwa mutu guru adalah suatu membawa seseorang dari garis start sampai
ditentukan oleh beberapa faktor-faktor, finish. Dalam sektor pendidikan kurikulum
misalnya status guru, penggajian, kondisi- berarti sejumlah mata pelajaran di perguruan
kondisi pekerjaan, pendidikan guru yang tinggi.
professional, dan kualifikasi akademis. Kurikulum sebagai rencana pengajaran,
Sistim pendidikan guru berawal dari melalui rencana belajar murid, dan pengalaman
program profesional yang diharapkan belajar yang diperoleh murid dari sekolah/
mampu memenuhi kebutuhan para guru madrasah. Kurikulum memuat sejumlah
secara professional, berkompeten untuk mata pelajaran yang membentuk intelektual
menjalankan tugas-tugas sekolah. Pendidikan manusia menguasai mata pelajaran, mencapai
guru terutama, mempunyai suatu bagian tujuan belajar (Hidayat, 2013:19).
terbesar di dalam menghasilkan calon-calon Kurikulum dalam arti sempit adalah
guru yang profesional. Itu menandai inisiatif semua pelajaran baik teori maupun praktik
pemanggilan bagi calon guru baru dan seperti yang diberikan kepada siswa selama
halnya mempunyai potensi luar biasa untuk mengikuti proses pendidikan tertentu, yang
mengilhami calon guru dengan motivasi yang terbatas pada pemberian bekal pengetahuan
tepat, pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, dan keterampilan untuk kepentingan siswa
dan sikap-sikap. Secara mendasar dari dalam melanjutkan maupun memasuki dunia
pendidikan guru adalah mutu kinerja guru kerja. Sedangkan dalam pengertian luas,
dalam kaitan dengan dengan menggunakan kurikulum adalah semua pengalaman yang
istilah dampaknya bagi siswa dan secara tidak diberikan oleh lembaga pendidikan kepada
langsung melaksanakan perubahan bentuk anak didik selama mngikuti pendidikan
sosial yang lebih besar. (Arikunto dan Lia, 2012: 95).
Salah satu tugas utama guru adalah Berdasarkan uaraian tersebut, kurikulum
melaksanakan kegiatan pembelajaran dimaksudkan sebagai kumpulan mata
berdasarkan kurikulum yang berlaku. pelajaran dan sejumlah pengalaman belajar

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Desember 2016: 197-212 200
yang diberikan lembaga pendidikan kepada antara satu jenjang pendidikan dengan
siswa/ mahasiswa untuk melanjutkan sekolah/ pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan dilakukan serempak bersama-sama, perlu
atau memenuhi kebutuhan dunia pekerjaan. selalu ada komunikasi dan kerja samaantara
Kurikulum dapat dikembangkan sesuai para pengembang kurikulum sekolah dasar
prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, dengan SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.
praktis, dan efektivitas (Sukmadinata, 2006: Prinsip keempat adalah praktis, mudah
150-151). dilaksanakan, menggunakan alat-alat seder-
Prinsip pertama, ada dua macam relevansi hana dan biayanya juga murah. Prinsip ini
yang harus dimiliki kurikulum yaitu relevan juga disebut prinsip efisiensi. Betapapun
ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau
belajar yang tercakup dalam kurikulum menuntut keahlian-keahlian dan peralatan
hendaknya relevan dengan tuntutan, yang sangat khusus dan mahal pula biasanya,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. maka kurikulum tersebut tidak praktis dan
Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa sukar dilaksanakan.kurikulum dan pendidikan
hidup dan bekarja dalam masyarakat. Apa selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-
yang tertuang dalam kurikulumhendaknya keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya,
mempersiapkan siswa untuk tugas tersebut. alat,maupun personalia. Kurikulum bukan
Kurikulum bukan hanya menyiapkan anak hanya harus ideal tetapi juga praktis.
untuk kehidupannya sekarang tetapi juga Prinsip kelima. adalah efektivitas.
yang akan datang, juga harus memiliki Walaupun kurikulum tersebut harus murah,
relevansi didalamnya, yaitu ada kesesuaian sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya
atau konsistensi antara komponen-komponen tetap harus diperhaikan. Keberhasilannya
kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses tetap harus diperhatikan. Keberhasilan
penyampaian, dan penilaian. Relevansi pelaksanaan kurikulum ini baik secara
interval ini menunjukkan suatu keterpaduan kuantitas maupun kualitas. Pengembangan
kurikulum. suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan
Prinsip kedua adalah fleksibilitas, merupakan penjabaran dari perencanaan
kurikulum hendaknya memilih sifat lentur pendidikan. Perencanaan di bidang pendidikan
atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari
anak untuk kehidupan sekarang dan yang kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang
akan datang, disini dan tempat lain bagi pendidikan. Keberhasilan kurikulum dapat
anak yang memiliki latar belakang dan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
kemampuan yang berbeda.Suatu kurikulum Kurikulum pada dasarnya berintikan empat
yang baik adalah kurikulum yang berisi hal- aspek utama yaitu: tujuan–tujuan pendidikan,
hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaanya isi pendidikan, pengalaman belajar dan
memungkinkan terjadinya penyesuaian- penilaian.
penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, Pengelolaan kurikulum merupakan
waktu maupun kemampuan dan latar suatu rangkaian kegiatan rancangan atau
belakang anak. membuat suatu perencanaan, pelaksanaan,
Pinsip ketiga adalah kontinuitas dan evaluasikurikulum yang merangkum
yaiu kesinambungan. Perkembangan dan semua pengalaman belajar yang disediakan
proses belajar anak berlangsung secara bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Dalam
berkesinambungan, tidak terputus-putus atau kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai,
berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman- pengetahuan, dan perbuatan pendidikan
pengalaman belajar yang disediakan kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/
kurikulum juga hendaknya berkesinambungan ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik/
antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, dosen, pejabat pendidikan, pengusaha serta

ISSN: 0852-0976
201 Pengelolaan Kurikulum Program...(Sri Setyaningsih)

unsur–unsur masyarakat lainnya. Rancangan Biklen, 1998; Nasution, 1996).


ini disusun dengan maksud memberi Analisis data dalam penelitian ini
pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dilakukan selama dan setelah pengumpulan
dalam proses pembimbingan perkembangan dayta sampai terselesaikannya laporan
mahasiswa, mencapai tujuan yang dicita- penelitian. Analisis data terdiri dari tiga
citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
masyarakat. yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
Secara umum penelitian ini ditujukan kesimpulan (Milles & Hubberman, 1984).
untuk mendeskripsikan pengelolaan Teknik analisis data dalam penelitian adalah
kurikulum Program Studi PGSD di Perguruan teknik induktif konseptualistik dalam
Tinggi. Tujuan khusus penelitian ini untuk arti informasi-informasi empiris yang
mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan diperoleh dan dibangun konsep-konsep atau
dan evaluasi kurikulum Program Studi PGSD proposisi-proposisi ke arah pengembangan
di Perguruan Tinggi. suatu teori substantif. Tipe dasar proporsi
pada dasarnya ada dua yaitu generalisasi
Metode empiris dan hipotesis. Generalisasi empiris
Jenis penelitian ini berdasarkan bertolak dari data sedangkan hipotesis
pendekatannya kualitatif. Disebut kualitatif, dikembangkan dari perbandingan data
karena sifat data yang dikumpulkannya empiris dan hasil penelitian sedangkan
bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang hipotesis dikembangkan dari perbandingan
menggunakan alat-alat pengukur. Pengunaan data empiris dan hasil-hasil penelitian lain
pendekatan ini dianggap lebih tepat karena yang terkait. Dalam penelitian ini, kedua
fokus penelitian ini lebih banyak menyangkut tipe proposisi tersebut sama-sama digunakan
proses dan memerlukan pengamatan yang karena kesesuaiannya dengan karakteristik
mendalam dengan setting alami. Hal ini sesuai data yang dikehendaki.
dengan pendapat Marshall dan Rossman
(1989) yang menyatakan bahwa untuk Hasil dan Pembahasan
meneliti suatu proses diperlukan pendekatan 1. Perencanaan kurikulum yang
kualitatif. Selain itu penggunaan pendekatan memenuhi kebutuhan mahasiswa
ini dimaksudkan untuk memahami perilaku Di Kasus I, perencanaan kurikulum
manusia dari kerangka acuan si pelaku sendiri, penyelenggaraan pendidikan guru sekolah
yakni bagaimana si pelaku memandang dan dasar (PGSD) Kasus I mengacu beban
menafsirkan kegiatan dari segi penderiannya atau jumlah sks Program Studi (minimum
yang biasa disebut ‘‘persepsi emic’’ (Nasution, untuk kelulusan) 144 sks yang terinci, yaitu
1996:32, Hakim, 1997:26). : Mata kuliah wajib sebanyak 140 SKS,
Lokasi atau latar penelitian ini adalah semua mahasiswa diwajibkan mengambil
dua perguruan tinggi di Kabupaten Semarang, mata kuliah 140 sks. Mata kuliah pilihan
yaitu Universitas Negeri Semarang, IKIP sebanyak 4-9 SKS, semua mahasiswa wajib
PGRI Semarang, dan satu perguruan tinggi mengambil minimal 4 SKS mata kuliah
di Surakarta yaitu Universitas Muhammadiah pilihan dari 9 SKS mata kuliah pilihan yang
Surakarta (UMS). disediakan. Jumlah total sebanyak 144-149
Sumber data penelitian adalah pimpinan SKS, mahasiswa yang telah lulus 140 SKS
perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa mata kuliah wajib ditambah 4 SKS mata
PGSD tempat penelitian. Dalam penelitian kuliah pilihan dinyatakan lulus S-1 PGSD.
ini digunakan tiga teknik pengumpulan data Mahasiswa diberi kesempatan mengambil
yaitu: teknik observasi partisipan (participant mata kuliah pilihan lain tanpa paksaan bila ia
observation), wawancara mendalam (indepth menginginkan tambahan mata kuliah pilihan
interview), dan studi dokumen (Bogdan & Tindakan perencanaan Program, Studi

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Desember 2016: 197-212 202
S-1 PGSD Kasus I dalam merancang dan Masalah Matematika,  Pengembangan
mengimplementasikan program yang Kurikulum SD, Penelitian Pendidikan SD,
dilandasi oleh Visi, Misi, dan Tujuan, serta Asesmen Pembelajaran SD, Pengembangan
nilai-nilai akademik merupakan kekuatan Pembelajaran IPA SD, Pembelajaran
internal yang mampu mendorong Prodi S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas
PGSD berprestasi dan mencapai keunggulan Tinggi, Pengembangan pembelajaran ips
kompetitif. Nilai-nilai tersebut juga mengikat sd, penulisan karya ilmiah dan buku ajar,
dan telah terinternalisasi pada sebagian pembelajaran kelas rangkap, pengembangan
kecil dosen dalam melaksanakan tugas- pembelajaran bahasa indonesia sd,
tugas profesionalnya, sehingga civitas pengembangan pendidikan kewarganegaraan
academicamemiliki komitmen untuk secara sd, profesi  keguruan,  penelitian pendidikan
kolaboratif dan partisipatif melaksanakan SD, pengembangan pembelajaran matematika
visi, misi, dan tujuan prodi. Akreditasi PGSD sd, pembelajaran terpadu, praktikum ipa,
Kasus I dengan nilai akreditasi B (Baik) kuliah kerja nyata, pendidikan multikultural,
berdasarkan SK.BAN-PT No. 002/ BAN-PT/ pengembangan bahan pelajaran sd, skripsi, 
S1/VI/2011 dengan izin penyelenggaraan No. praktik pengalaman lapangan, pengantar
3333/D/T/2006 tanggal 1 September 2006. ilmu pendidikan, filsafat pendidikan,  dan
Pelaksanaan kurikulum sesuai dengan manajemen sekolah.
ketentuan yang berlaku dan ditetapkan Kegiatan ekstrakurikuler yang bisa
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, diikuti mahasiswa ini anatara lain Himpunan
muatan kurikulum yang di dalamnya terdapat Mahasiswa Jurusan (Hima),  UKM Pramuka,
sejumlah mata kulian yang ditawarkan di UKM KSR, Warkop PGSD (Karya Ilmiah
prodi ini antara lain Strategi Pembelajaran, Mahasiswa), dan Teater. Lewat pembinaan
Komputer dan Media Pembelajaran di kemahasiswaan, prestasi mahasiswa prodi ini
SD, Pendidikan Bahasa Jawa, Bahasa antara lain   juara II mahasiswa berprestasi
Inggris, Konsep Dasar Pendidikan PGSD se-Jawa, juara II Lomba Karya
Kewarganegaraan, Matematika, Konsep Ilmiah Se-Jawa, dan juara I Lomba Gagas
Dasar IPA, Kajian Bahasa Indonesia SD, Tulis Ilmiah Se-Jawa. Berdasar uraian di
Kajian IPS SD, Psikologi Perkembangan, atas dipandang perlu adanya penguatan
Pembelajaran Matematika SD, Konsep kelembagaan meliputi peningkatan kualitas
Dasar IPA, Keterampilan Berbahasa dan staf pengajar dan administrasi menggunakan
Bersastra Indonesia, Pendidikan Jasmani ICT, peningkatan kualitas kekerabatan
dan Kesehatan,  Pendidikan IPS SD, dalam penelitian dan pengabdian kepada
Pendidikan Keterampilan dan Kerajinan masyarakat, dan penciptaan lingkungan kerja
Tangan, Pendidikan Lingkungan Hidup, yang lebih kondusif.
Pendidikan Kewarganegaraan, Perspektif Selanjutnya, di Kasus II, perencanaan
Global, Pendidikan IPA SD, Pembelajaran kurikulum untuk memberikan pelayanan
Bahasa dan Sastra Indonesia. SD Kelas akademik kepada mahasiswa guna menunjang
Rendah, Pendidikan Kewarganegaraan proses pembelajarannya, Program Studi
SD, Bimbingan Konseling, Pembelajaran PGSD memberi tugas kepada para dosen
Matematika SD, Pendidikan Seni Drama untuk menjadi Pembimbing Akademik (PA).
Tari, Psikologi Pendidikan, Pendidikan Seni Karena jumlah mahasiswa setiap angkatan
Rupa, Statistika Pendidikan, Pengembangan tidak terlalu banyak, maka dalam satu angkatan
Konsep Dasar IPA, Manajemen Kelas, lebih dari satu dosen yang menjadi PA. Hal ini
Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal, juga untuk meratakan tanggungjawan setiap
dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. dosen dalam membimbing mahasiswa setiap
Selain itu, Pendidikan Seni Musik, Pemecahan angkatannya. PA tidak hanya membimbing

ISSN: 0852-0976
203 Pengelolaan Kurikulum Program...(Sri Setyaningsih)

menjelang penyusunan KRS secara On-Line, terdiri dari MKU,MKKF, MKK Prodi. Mata
tetapi juga membimbing mahasiswa yang Kuliah Pilihan SKS 4. Bagi mahasiswa yang
bermasalah dalam bidang akademik. memilih konsentrasi tertentu (Keminatan
Muatan kurikulum atau kuliah PGSD Pendidikan Bahasa Indonesia, Keminatan
Kasus II, yaitu : Pendidikan Agama, Matematika, Keminatan IPS, Keminatan
Landasan Pendidikan, Psikologi Umum, IPA, Keminatan Bahasa Inggris,Keminatan
IAD, Konsep Dasar PKn, Pengantar Dasar Keskerta) setelah mengambil 18 sks tetapi
Matematika, Konsep Dasar IPA, Konsep tidak menulis skripsi, maka harus mengambil
Dasar IPS, Bahasa Inggris I (EAP), 2 MK yang ditentukan yang harus diambil
Pendidikan Kepramukaan, Studi Islam II, sebanyak @ 2 sks.
Pendidikan Kewarganegaraan, Psikologi Di Kasus III, perencanaan kurikulum
Pendidikan, Strategi Belajar Mengajar, untuk semua mahasiswa PGSD Universitas
Komputer, Geometri dan Pengukuran, ISBD, Muhammadiyah Surakarta diwajibkan
Bimbingan dan Konseling, Perkembangan mengambil mata kuliah wajib 144 SKS, dan
Peserta Didik, Bahasa Inggris II (TOEIC), wajib mengambil minimal 6 SKS mata kuliah
Pendidikan IPS, Psikologi Perkembangan, pilihan dari 10 SKS mata kuliah pilihan yang
Perencanaan Pembelajaran, Etika Profesi disediakan. Mahasiswa yang telah lulus 144
Pendidikan, Pengembangan Konsep Dasar SKS mata kuliah wajib ditambah 6 SKS mata
IPA, Aritmatika, Manajemen Pendidikan, kuliah pilihan dinyatakan lulus S-1 PGSD.
Penulisan Karya Ilmiah, Bahasa Indonesia, Mahasiswa diberi kesempatan mengambil
Media Pembelajaran dan ICT, Manajemen mata kuliah pilihan lain sebagai tambahan
Kelas, Inovasi Pendidikan, Pendidikan IPA, mata kuliah pilihan, kecuali untuk mata kuliah
Pembelajaran Geometri dan Pengukuran, Pendidikan Islam dan Kemuhammadiyahan
Pembelajaran Bhs. Dan Sastra Indonesia, wajib diambil dan harus lulus minimal C.
Studi Islam III, Pendidikan Seni Rupa dan PGSD Kasus III menyusun rancangan
Ketrampilan, Pendidikan Apresiasi Seni pengembangan, antara lain : 1. Mulai
Krawitan, English Themes, Pendidikan tahun akademik 2009/2010 meningkatkan
Anak Berkebutuhan Khusus, Pembelajaran efectivitas kerjasama dengan sekolah
Terpadu, Evaluasi Pembelajaran, Penelitian mitra dan sekolah laboratorium (Lab
Pendidikan, Pembelajaran Aritmatika, Shcool). Program Studi S1 PGSD FKIP
Pendidikan Kebudayaan Daerah, UMS telah mengadakan perjanjian
Pengembangan Pendidikan IPA, Pendidikan kerjasama dengan Sekolah Mitra (46 SDN
Apresiasi Seni Musik, Inovasi Pembelajaran, se-Kecamatan Laweyan Surakarta, dan 22
Kemampuan Berbahasa dan Bersastra, Sekolah Muhammadiyah Surakarta). Sebagai
Teaching English for Children, Kajian sekolah lab adalah SD IT Muhammadiyah
Kurikulum PKn, Kepemimpinan Pendidikan, Al Kautsar, Gumpang - Karatasura); 2.
Statistika, Micro Teaching, Pengembagan Kurikulum PGSD mengarah pada hasil
Pembelajaran IPS, Pembelajaran Pemecahan lulusan yang mampu menjadi guru Sekolah
Masalah Matematika, Penelitian Tindakan Dasar Bertaraf Internasional; 3. Mulai tahun
Kelas, Kajian Kurikulum Bahasa Indonesia, akademik 2009/2010 akan menyelengarakan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Anak, satu kelas SBI (25 mahasiswa) yang
Micro Teaching in English, PPL (Real difasilitasi media pembelajaran ICT dan
Teaching), Kajian Lintas Budaya, Pendidikan diampu dosen yang professional; 3. Empat
Apresiasi Seni Wayang. tahun mendatang program Studi S1 PGSD
Mata kuliah di PGSD Kasus II terdiri atas bertambah 1 dosen tetap bergelar doctor
mata Kuliah Wajib, 144 SKS, Mata Kuliah (proses studi S3 di Western Australia),
yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa seorang dosen Magíster (proses studi; 4)

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Desember 2016: 197-212 204
S2 jurusan Primary Education di Australia, 2. Pelaksanaan kurikulum sesuai
dan 6 orang dosen magíster program studi perencanaan, menghasilkan lulusan
PGSD; 5) Melengkapi fasilitas laboratorium sesuai visi dan misi almamater
PGSD (kesenian, IPA, life skiil, Matematika, Di Kasus I, pelaksanaan kurikulum
PKn); 6) Setiap tahun mahasiswa mengikuti dan atau pembelajaran berpedoman pada
lomba PKM dan LKTM dalam PIMNAS; 7) Rancangan Mutu Perkuliahan (RMP) yang
Penerbitan Jurnal Program Studi S1 PGSD. disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Muatan kurikulum ata kuliah PGSD Program Studi S1 PGSD menggunakan
Kasus III, yaitu : Studi Islam I, Landasan kurikulum yang berisi bidang-bidang kajian
Pendidikan, Psikologi Umum, IAD, Konsep yang menjadi basis keilmuan S1 PGSD, yaitu
Dasar PKn, Pengantar Dasar Matematika, bidang kajian hukum, politik, tatanegara,
Konsep Dasar IPA, Konsep Dasar IPS, Bahasa filsafat, dan sosial-budaya, serta ditunjang
Inggris I (EAP), Pendidikan Kepramukaan, bidang Ilmu Pendidikan dan keterampilan
Studi Islam II, Pendidikan Kewarganegaraan, pembelajaran. Hal itu dimaksudkan agar
Psikologi Pendidikan, Strategi Belajar lulusan Program Studi S1 PGSD mampu
Mengajar, Komputer, Geometri dan berperan menjadi agen pembelajaran S1
Pengukuran, ISBD, Bimbingan dan Konseling, PGSD yang profesional.
Perkembangan Peserta Didik, Bahasa Di Kasus II, pelaksanaan kurikulum,
Inggris II (TOEIC), Kemuhammadiyahan, mahasiswa Program Studi S1 PGSD selalu
Pendidikan IPS, Psikologi Perkembangan, dilibatkan dalam proses belajar mengajar, di
Perencanaan Pembelajaran, Etika Profesi samping mengikuti perkuliahan, mahasiswa
Pendidikan, Pengembangan Konsep Dasar diberi pula peranan untuk mengontrol dosen
IPA, Aritmatika, Manajemen Pendidikan, dalam kegiatan proses belajar mengajar,
Penulisan Karya Ilmiah, Bahasa Indonesia, seperti memonitor kehadiran dosen lewat
Media Pembelajaran dan ICT, Manajemen jurnal perkuliahan dan mengevaluasi kinerja
Kelas, Inovasi Pendidikan, Pendidikan IPA, dosen setiap akhir semester.
Pembelajaran Geometri dan Pengukuran, Di Kasus III, Implementasi kurikulum
Pembelajaran Bhs. Dan Sastra Indonesia, dengan sistem kredit semester dijadikan
Studi Islam III, Pendidikan Seni Rupa dan dasar pengembangan diri mahasiswa. Hal ini
Ketrampilan, Pendidikan Apresiasi Seni berdasarkan realitas bahwa mahasiswa yang
Krawitan, English Themes, Pendidikan memiliki motivasi baik, dapat menyelesaikan
Anak Berkebutuhan Khusus, Pembelajaran studinya tepat waktu, memberi kesempatan
Terpadu, Evaluasi Pembelajaran, Penelitian mahasiswa untuk memilih beban mata kuliah
Pendidikan, Pembelajaran Aritmatika, yang ditempuh tiap semesternya, dan memberi
Pendidikan Kebudayaan Daerah, peluang cuti jika menghadapi kendala dalam
Pengembangan Pendidikan IPA, Pendidikan studinya. Mahasiswa mendapat pelayanan
Apresiasi Seni Musik, Inovasi Pembelajaran, yang baik, seperti pelayanan akademik oleh
Kemampuan Berbahasa dan Bersastra, Pembimbing Akademik (PA). Setiap ada
Teaching English for Children, Kajian kesulitan mahasiswa diberi kesempatan
Kurikulum PKn, Kepemimpinan Pendidikan, untuk berkonsultasi dengan PA-nya masing-
Statistika, Micro Teaching, Pengembagan masing. Di samping itu, pada setiap
Pembelajaran IPS, Pembelajaran Pemecahan dialog kemahasiswaan selalu disertakan
Masalah Matematika, Penelitian Tindakan (diagendakan) penjelasan mengenai cara
Kelas, Kajian Kurikulum Bahasa Indonesia, percepatan untuk menyelesaikan studinya.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Anak, Selanjutnya, informasi yang berkaitan
Micro Teaching in English, PPL (Real dengan kepentingan mahasiswa selalu
Teaching), Kajian Lintas Budaya, Pendidikan diinformasikan lewat papan pengumuman
Apresiasi Seni Wayang & Peran yang mudah terbaca.

ISSN: 0852-0976
205 Pengelolaan Kurikulum Program...(Sri Setyaningsih)

3. Evaluasi kurikulum melibatkan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa


stakeholder akan menghasilkan menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
pengembangan kurikulum yang baik Plesiss (2005:18), mengemukakan bahwa
Evaluasi kurikulum program studi S1 Keberhasilan nyata implementasi kurikulum
PGSD Kasus I, proses evaluasi dan penilaian sangat ditentukan oleh perencanaan, desain,
secara komprehensif atas komitmen dan pelatihan yang dilakukan institusi
program studi terhadap mutu dan kapasitas sebelumnya dan dukungan dari pemerintah
penyelenggaraan program tridarma perguruan selama pelaksanaan kurikulum tersebut.
tinggi, untuk menentukan kelayakan program Kurikulum merupakan seperangkat
akademiknya. Evaluasi dan penilaian dalam rancangan pendidikan yang berisi pengalaman
rangka akreditasi program studi dilakukan belajar yang diberikan kepada siswa di suatu
oleh tim asesor yang terdiri atas pakar sekolah, memberikan pedoman kepada para
sejawat dan/atau pakar yang memahami pelaksana pada lembaga pendidikan dalam
penyelenggaraan program akademik program proses belajar mengajar, mencapai tujuan
studi. Keputusan mengenai mutu didasarkan yang dicita-citakan oleh siswa, keluarga
pada evaluasi dan penilaian terhadap maupun masyarakat sebagai stakeholders
berbagai bukti yang terkait dengan standar (Zaini, 2006: 81). Administrasi kurikulum
yang ditetapkan dan berdasarkan nalar dan mencakup penyusunan kurikulum, pembinaan
pertimbangan para pakar sejawat. Bukti- kurikulum, pelaksanaan kurikulum, antara
bukti yang diperlukan termasuk laporan lain: pembagian tugas mengajar pada guru−
tertulis yang disiapkan oleh program studi guru, penyusunan perencanaan pembelajaran
yang diakreditasi, diverifikasi dan divalidasi atau rencana pengajaran tahunan, persiapan
melalui kunjungan atau asesmen lapangan harian, mingguan, dan sebagainya (Purwanto,
tim asesor ke lokasi program studi. 2009:13). Kurikulum merupakan keseluruhan
Selanjutnya, di Kasus II, pentingnya pengalaman yang akan dihayati oleh peserta
evaluasi kurikulum dikembangkan didik di dalam lingkungan pendidikan.
berdasarkan keseimbangan antara kepentingan Di dalam pendidikan formal, kurikulum
nasional dan kepentingan daerah. Kompetensi merupakan keseluruhan pengalaman, ilmu
dan materi kurikulum dikembangkan pengetahuan yang akan dihayati oleh peserta
berdasarkan keharmonisan antara kepentingan didik (Tilaar, 2005: 117). Kurikulum yang di
nasional untuk membangun kehidupan dalamnya terdapat perencanaan pembelajaran
berbangsa yang kuat dan bermartabat dengan bagi guru berfungsi sebagai dasar pengelolaan
kepentingan daerah baik kepentingan sosial- pembelajaran di kelas dimulai dari mulai
budaya-ekonomi setempat maupun dalam perencanaan pelaksaan dan evaluasi
kontribusinya terhadap pengembangan pembelajaran, dan bagi sekolah berfungsi
kehidupan daerah dan sebaliknya kepentingan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
daerah tidak boleh diabaikan demi kepentingan di sekolah dan sebagai pedoman yang dijadikan
nasional. Tujuan akhir dari pengembangan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan
kurikulum adalah pengembangun perencanaan di sekolah (Sudrajat, 2011: 3). Kurikulum
pembelajaran dan penilaian pembelajaran tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum
(hasil belajar). operasional yang disusun, dilaksanakan,
Di Kasus III, evaluasi kurikulum sebagai dan dievaluasi oleh masing-masing satuan
bagian dari pengembangan mutu pendidikan pendidikan. Pemahamannya adalah bahwa
mempunyai kedudukan yang sangat strategis pada tingkat satuan pendidikan, yaitu sekolah,
dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. harus dikembangkan kurikulum sesuai dengan
Mengingat pentingnya peranan kurikulum di kebutuhan dan kondisinya masing-masing.
dalam pendidikan dan dalam perkembangan Kurikulum harus mampu memberikan
kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kontribusi dalam pengembangan perencanaan

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Desember 2016: 197-212 206
pembelajaran di satuan pendidikan sebenarnya kurikulum adalah jantung dari setiap
bukan masalah yang asing dan baru bagi sistem pendidikan, dalam penyusunan
masing-masing sekolah. Sejak dahulu sekolah kurikulum yang efektif akan memberikan
telah melaksanakan itu bersatu dengan kontribusi yang signifikan mencapai tujuan
perencanaan masing-masing sekolah dan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum
perencanaan masing-masing guru. Hanya memuat semua materi dan kegiatan
karena adanya Peraturan Pemerintah yang baru pembelajaran yang berlangsung di perguruan
tentang standar pendidikan yang mengatur tinggi, atau sekolah dan dalam sistem yang
juga tentang pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk membantu dan menilai
satuan pendidikan maka perlu dilakukan bahwa hasil belajar. Ini berarti kurikulum
penyesuaian-penyesuaian. Semoga aturan mencakup kurikulum tertulis (panduan
ini tidak menjadikan beban baru bagi guru kurikulum), isi kurikulum (seperti yang
maupun masing-masing satuan pendidikan. diterapkan oleh dosen/ guru), ada evaluasi
Kurikulum harus mampu mengyelaraskan belajar (ditunjukkan oleh penilaian belajar
dan memenuhi tuntutan erkembangan dan mahasiswa/ siswa), pengembangan (untuk
perubahan yang terjadi dalam kehidupan memastikan implementasi yang konsisten,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pemantauan, dan pengawasan).
di Indonesia tidak lepas dari pengaruh Menurut Jones & Jones (2011:11),
perubahan global, perkembangan ilmu memberikan bahwa dalam kurikulum mengacu
pengetahuan dan teknologi, serta seni dan pada visi yang jelas dan berkomunikasi
budaya. Perkembangan dan perubahan dengan cara yang inspiratif. menjelaskan
secara terus menerus ini menuntut perlunya perubahan positif bagi pendidikan, dan yang
perbaikan sistem pendidikan nasional paling penting bagi para mahasiswa, memiliki
termasuk penyempurnaan kurikulum untuk alasan yang jelas untuk perubahan yang
mewujudkan masyarakat yang mampu didasarkan pada fakta-fakta dan penelitian,
bersaing dan menyesuaikan diri dengan mengakui dan menghargai kontribusi yang
perubahan zaman tersebut. diberikan oleh individu, memiliki rencana
Seharusnya sebuah kurikulum dipatenkan komunikasi yang jelas sejak awal dan akhir,
selama beberapa lama agar dapat dilihat hasil mencari kesempatan untuk pencapaian visi
dari pembelajaran tersebut. Jika kita melihat dan misi organisasi.
kenegara lain yang lebih maju, mereka Seharusnya sebuah kurikulum di-
memiliki SDM yang bagus, itu karena siswa patenkan selama beberapa lama agar dapat
mereka tidak dibuat bingung oleh perubahan dilihat hasil dari pembelajaran tersebut. Jika
yang begitu cepat. Kurikulum yang lama kita melihat kenegara lain yang lebih maju,
belum terserap langsung sudah terganti. Hal mereka memiliki SDM yang bagus, itu karena
lain adalah banyaknya pemborosan biaya peserta didik mereka tidak dibuat bingung oleh
pendidikan termasuk untuk mencetak buku- perubahan yang begitu cepat. Kurikulum yang
buku yang pada akhirnya tidak terpakai,padahal lama belum terserap langsung sudah terganti.
seharusnya dapat digunakan untuk membiayai Hal lain adalah banyaknya pemborosan biaya
bidang-bidang lain dalam sektor pendidikan pendidikan termasuk untuk mencetak buku-
misalnya kesejahteraan guru, sehingga tidak buku yang pada akhirnya tidak terpakai,padahal
akan terdengar lagi nada miris tentang nasib seharusnya dapat digunakan untuk membiayai
guru yang nyambi kerja jadi tukang ojek untuk bidang-bidang lain dalam sektor pendidikan
mempertahankan asap dapur agar tetap ngepul misalnya kesejahteraan guru, sehingga tidak
(Taufik, 2002:1). akan terdengar lagi nada miris tentang nasib
Menurut Bayan College (2010:1), dalam guru yang nyambi kerja jadi tukang ojek untuk
kajiannya tentang Curriculum Development mempertahankan asap dapur agar tetap ngepul
Policy, menegaskan bahwa diyakini bahwa (Taufik, 2002).

ISSN: 0852-0976
207 Pengelolaan Kurikulum Program...(Sri Setyaningsih)

Menurut Webster dalam Yamin bahwa kurikulum tidak hanya mencakup


(2012:21), kurikulum adalah jarak yang keseluruhan kegiatan, metode, materi, fisik,
ditempuh oleh pelari dalam perlombaan. dan lingkungan sosial melalui pembelajaran
Kurikulum juga bermakna seperti kereta secara keseluruhan, tetapi juga proses dinamis
pacu di zaman lampau yitu suatu alat yang yang membentuk dan mengubah komponen
membawa seseorang dari garis start sampai ini. Beberapa lembaga, penyandang dana
finish. Dalam sektor pendidikan kurikulum program, peserta didik itu sendiri, masyarakat
berarti sejumlah mata pelajaran. lingkup nasional atau internasional,
Kurikulum sebagai rencana pengajaran, membentuk proses ini.  Sementara istilah
rencana belajar murid, dan pengalaman belajar ‘kurikulum’ dapat merujuk keseluruhan
yang diperoleh murid dari sekolah/ madrasah. pembelajaran yang terjadi di dalam dunia
Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran pendidikan.
yang membentuk intelektual manusia Howard (‎2007), dalam kajiannya tentang
menguasai mata pelajaran, mencapai tujuan “Curriculum Development”, mengisyaratkan
belajar (Hidayat, 2013: 19). Kurikulum dalam teorinya tentang pengembangan kurikulum
arti sempit adalah semua pelajaran baik teori adalah sederhana, logis, dan rasional, juga
maupun praktik yang diberikan kepada peserta harus memperhatikan guru sebagai pendidik
didik selama mengikuti proses pendidikan mulai dari pengalaman pembelajaran lebih
tertentu, yang terbatas pada pemberian holistik dan menilai hasil yang tidak begitu
bekal pengetahuan dan keterampilan untuk mudah diukur pada peserta didik. Menanggapi
kepentingan peserta didik dalam melanjutkan pendekatan kurikulum yang dianjurkan oleh
maupun memasuki dunia kerja. Sedangkan Tyler, sering disebut  pendekatan  produk,
dalam pengertian luas, kurikulum adalah kehadirannya apa yang dikenal sebagai
semua pengalaman yang diberikan oleh pendekatan proses. Pendekatan ini paling
lembaga pendidikan kepada anak didik selama terkait dengan pembelajaran.
mngikuti pendidikan (Arikunto dan Lia, 2012: Bunker & Rod (2006) dalam kajiannya
95). tentang “The Curriculum Model”,
Tucker A, Deek F, Jones J, McCowan mengemukakan bahwa muatan kurikulum
D, Stephenson C & Verno A (2003) dalam merupakan dasar pemahaman kita tentang
kajiannya tentang “Computer Science: ‘mengajar untuk memahami apa’. Tidak
Final Report of the ACM K–12 Task Force hanya menyediakan dasar teoritis dari mana
Curriculum Committee”, mengusulkan sebuah untuk bekerja, juga memberikan bimbingan
model kurikulum yang dapat digunakan bagi mereka tentang perencanaan sebagai
untuk mengintegrasikan komputer yang unsur awal dalam urutan waktu. Ketika kita
dapat membantu kelancaran penyampaian diminta untuk menyajikan pembelajaran,
ilmu pengetahuan dan seluruh kompetensi untuk memimpin seminar dan melakukan
pada sekolah dasar dan menengah, baik di kegiatan praktis, model merupakan titik
Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Hal awal untuk persiapan. Hadirnya pengamatan
ini menanggapi kebutuhan mendesak untuk sebelum mengajar menunjukkan yang terbaik,
memberikan koherensi akademik dalam serangkaian pelajaran yang sangat terstruktur
mengikuti pertumbuhan dunia yang cepat dari bersandar berat pada pengajaran teknik, atau
komputerisasi dan teknologi di dunia modern, pelajaran terburuk yang bergantung pada
di samping kebutuhan untuk masyarakat anak-anak sendiri untuk mempertahankan
terdidik yang dapat memanfaatkan teknologi minat dalam pembelajaran. Hal ini
yang paling efektif untuk kepentingan umat didasarkan pada pendapat bahwa pendekatan
manusia. ini telah menemukan dan menganalisis: a)
Schwartz (2008) dalam kajiannya tentang sebagian besar anak-anak mencapai sedikit
“A Bit About Curriculum”, mengemukakan keberhasilan karena penekanan pada kinerja,

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Desember 2016: 197-212 208
yaitu “melakukan sesuatu yang tidak efektif”; menyebutkan bahwa kurikulum adalah
b) mayoritas sekolah unggulan “mengetahui” seperangkat rencana dan pengaturan
sangat sedikit tentang permainan; c) hasil mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
seharusnya “terampil” menjadi pemain yang serta cara yang digunakan sebagai pedoman
sebenarnya memiliki sifat fleksibel dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
bidang teknik dan minimnya kapasitas untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
pengambilan keputusan; d) ketergantungan Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua
pengembangan guru / pelatih pemain; e) dimensi kurikulum, yang pertama adalah
kegagalan untuk mengembangkan “berpikir” rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
penonton dan “mengetahui” administrator dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
pada suatu waktu ketika permainan (olahraga) adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
merupakan bentuk penting dari hiburan dalam pembelajaran
industri hiburan.
O’Neill G. (2010) dalam kajiannya
Penutup
tentang “Overview of Curriculum Models”,
Pengelolaan kurikulum penyelenggaraan
mengemukakan ada koleksi model kurikulum
pendidikan guru sekolah dasar (PGSD),
yang diorganisir sekitar bagaimana memproses
terkait dengan perencanaan, pelaksanaan,
kognitif peserta didik menerima informasi
yang baik secara individu atau peningkatan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum
pada kelompok. Ini dapat bervariasi dari penyelenggaraan pendidikan guru sekolah
model pengolahan kognitif informasi lebih dasar (PGSD) masing-masing perguruan
lanjut dan lebih ke model sosial, yaitu tinggi memiliki ciri khasnya sesuai dengan
konstruktivisme sosial. Pendekatan populer visi dan misinya. Pelaksanaan kurikulum
yang muncul di daerah ini (yang juga selaras dengan memperhatikan beban SKS yang
dengan desain subject centered) adalah bervariasi pada masing-masing perguruan
pengorganisasian kurikulum yang menantang, tnggi. Evaluasi kurikulum didasarkan
signifikan, konseptual, dan disiplin. pada potensi dan dinamika masing-masing
Undang-Undang Nomor 20 Tahun perguruang tinggi.
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Daftar Pustaka
Alfidiyah, S. 2008.  Hubungan Kondisi dan Penggunaan  Sarana Prasarana Pendidikan
dengan Keefektifan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten
Tulungagung.  Skripsi. Jurusan Administrasi Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Malang.
Armstong, M. 2006. A Handbook of Human Resource Management Practice. London and
Philadelphia: Kogan Page.
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Mayer, R.E., Pintrich,
P.R., Raths, J., Wittrock, M.C. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing:
A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Pearson, Allyn
& Bacon.
Arikunto, S. dan Lia Y. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditiya Media.
Arkansas Departemen of Higer Education. 2013. “Education Costs”. http://www. adhe.edu.
Bafadal, I. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta : PT Bumikarsa.
Bayan College. 2010. “Curriculum Development Policy”. http://www.bayan college. edu.om
Beare, H., 1989. Creating Excellent School. New York: Routlege.

ISSN: 0852-0976
209 Pengelolaan Kurikulum Program...(Sri Setyaningsih)

Bogdan. R. dan Taylor, S.J. 1993. Kualiiatif, Dasar-Dasar Penelilian, Terjemahan oleh A.
Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.
Braton, J. 2003. “Strategic Human Resource Management”. http://www.palgrave. com
Bunker D & Rod T. 2006. “The Curriculum Model”. Journal University of Technology”,
Loughborough. http://education2.uvic.ca/faculty/ thopper/ tactic/model/ curriculummodel.
pdf
Burhanuddin. dkk, 2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Caliskan E.N. 2010. “The Impact of Strategic Human Resource Management on Organizational
Performance”. Journal of Naval Science and Engineering. Vol. 6 , No.2. http://www.dho.
edu.tr
Candra, A. 2012. “Manajemen Sarana & Prasarana Pendidikan dan Keuangan Pendidikan”.
Http://pendidikanadministrasi.blogspot.com
Crown. 2012. “The School Curriculum”. http://www.education.gov.uk/
David, F.R. 2004. Strategic Management Concepts. Terjemahan oleh Kresno Saroso. Jakarta:
Indeks.
Davis Educational Foundation. 2012. “An Inquiry into the Rising Costs of Higher Education”.
http://www.davisfoundations.org.
Dean, J. 1998. Managing The Primary School. London: Routledge.
Denim, S. 2003. Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Denim, S. 2006. Visi Baru Manajemen Kampus. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen.
Fattah, N. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
_______. 2009. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
_______. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gaspersz, V. 2006. Total Quality Manajemen untuk Praktisi Bisnis dan Industri. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Glasser & Strauss. 1974. Strategic Human Resource Management, United States Of America,
Dave Shaut
Gorton, R. A. 1991. School-Based Leadership: Challenges and Oportunties. San Diego: Wm.
C. Brown Publisher.
Guba, e. G., & Lincoln, Y. S. 1981. Effective Evaluation: Inproving the Esefulness of Evaluation
Results Through Responsive and Naturalistic Approaches, San Fransisco: Jossey-Bas
Publishers.
Hakim, C. 1997. Research Design. London: Routledge.
Hanson, E. M. 1991. Educational and Organizational Behavior. Boston: Allyn and Bacon.
Harsono, 2008. Model-model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______. 2008. Konsep Dasar Mikro, Meso, dan Makro Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta:
Surajaya Press.
Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Desember 2016: 197-212 210
Howard, J. ‎2007. “Curriculum Development”. Journal Department of Education Elon
University Summer 2007. http://www.pdx.edu/sites/www.pdx.edu. cae/ files/media_
assets/Howard.pdf
Hoy, C., Bayne-Jardine, C., and Wood, M. 2000. Improving Quality in Education. London:
Falmer Press.
Huemann, M. 2011. “Considering Human Resource Management when Developing A Project-
Oriented Company: Case Study Of A Telecommunication Company”. http://cfile10.
uf.tistory.com/attach/174303464D32EA43313CEB
Isjoni. 2006. Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
James, C., and Peter, P. 1998. ‘‘The Practice of Educational Marketing in Schools,’’ dalam
Educational Management: Strategy, Quality, and Resources. Ed. Philadelphia: Open
University Press.
Jones, CAJ & Anderson, M. 2001. “Managing Curriculum Change”. Learning and Skills
Development Agency, 3 Citadel Place, Tinwor th Street, London SE11 5EF Tel 020 7962
1066 Fax 020 7840 5401 http://www.LSagency. org.uk or http://dera.ioe.ac.uk
Karpathy A & Panne M. 2010. “Curriculum Learning for Motor Skills”. Journal University
of British Columbia http://cs.stanford.edu/people/karpathy/ papers/ motor-curriculum-
full.pdf
Knzevich, D. L 1984. Administration of Public Education. New York: Harper and Row.
Kouwenhoven W. 2010. “Competence-Based Curriculum Development In Higher Education:
Some African Experiences”. http://dare.ubvu.vu.nldevelopment. pdf
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Control.
Jilid I. Terjemahan oleh Hendra Teguh dan Rony A. Ruli. Jakarta: PT. Prenhalindo.
Kotler, P. 2002. Marketing Management, Millennium Edition. New Jersey, Usa: Prentice-Hall.
Kotler, P., dan Amstrong, G. 1993. Marketing An Introduction. New Jersey, Usa: Prentice-
Hall.
Lackney Jeffery A. & Picus. Lawrence O. 2010. Schools, Facility, Construction, and
Educational. http://education.stateuniversity.com
Lincoln. Y.S.. & Guba. E.G.L. 1985. Naturalise Inquiry. Beverly Hill, CA: SAGE Publications,
Inc.,
Linda R.B. 2008. “Certified Elementary School Teacher”. Journal of Main St. Sometown, IN
47000 (555) 555-5555  http://linda@somedomain. com
McKimm J. 2003. “Curriculum Design & Development”. Journal Head of Curriculum
Development, School of Medicine Imperial College Centre for Educational. http://www.
faculty.londondeanery.ac.uk/e-learning/
Marshal, C., & Rossman, G. B. 1989. Designing Qualitative Research. Newbury Park,
California: Sage Publication.
Moedjiarto. 2002. Kampus Unggul: Metodologi untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Surabaya: Duta Graham Pustaka.
Moharman, S. A., Et. Al. 1994. School Based Management: Organizing for High Performance.
San Francisco.
Miles, m. B., dan Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publications.

ISSN: 0852-0976
211 Pengelolaan Kurikulum Program...(Sri Setyaningsih)

Miles. M.B. & Huberman A.M. 1992. Analisis Dcua Kuuliiaiif. Buku Sumber tentang Metode-
metode Baru. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta; penerbit Universitas
Indonesia (UI-PRESS).
Moleong. L.J. 2005. Melodologi Penefitian Kualiialif Edisi Revisi. Bandung: PT
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar−Russ
Media.
Naresh K, Vipan K and Neelam K. 2010. ”Educational Infrastructure in India”. http://www.
nistads.res.in/indiasnt2008/t1humanresources/t1hr3.htm
Nasution. S. 2002. Metode Penilaian Naturalistik Kualitafif. Bandung: Penerbit y Tarsito.
Oedb. 2012. “Teachers in Kindergarten, Elementary, Middle, and Secondary Schools”. http://
oedb.org/fast-track-careers-math/teacher-math.
Owen, R. G. 1995. Organizational Behavior In Education. Boston: Allyn and Bacon.
Patton, M.Q. 1980. Qualitative Evaluation Methods. London: Sage Publication.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
Plessis, DLE. 2005. “Managing Curriculum”.http://uir.unisa.ac.za
Pintrich, P.R., Raths, J., Wittrock, M.C. (2000). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York:
Pearson, Allyn & Bacon.
Prideaux. D. 2003. “Curriculum Design : ABC of Learning and Teaching In Medicine”. BMJ
volume 326 1 february 2003 bmj.com http://www. son.washington.edu/ faculty/support/
preceptors/curriculum.pdf
Purwanto, Ng.M. 2009.Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Raiser, David. 2011. “Elementary School Teacher Salary & Career Outlook”. http://www.
schools.com/news/elementary-school-teacher-salary-career-outlook.html
Robbins, S,P. 1979. Organizational Behavior. Siding: Pretice Hall.
Rohiat, 2010. Manajemen Sekolah : Teori Dasar dan Praktik. Bandung : Refika Aditama.
Rosid, N.S. 2012. “Konsep Sarana dan Prasarana Pendidikan”. http://www, wordpress.com.
Sallis, E. 2011. Total Quality Management In Education. Terjemahan oleh Ahmad Ali Riadi
dan Fahrurrozi. Yogyakarta: IRCiSoD.
Salim, A. 2001. Teori dan Paradigm Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sejathi. 2011. ”Pengertian Sumber Daya Manusia”. http://www.wordpress.com.
Siddiqui, Mohd. Akhtar. 2009. “National Curriculum Framework for Teacher Education”.
http://www.ncte-india.org.
Sudibyo, Bambang. 2007. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan
Umum. Jakarta : Depdiknas.
Sudrajat, Akhmad. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran dalam Paradigma Baru. Yogyakarta:
Paramitra Publishing.
Suherman, E. 2012.Kiat Sukses Membangun Sumber Daya Manusia Indonesia Melalui
Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Desember 2016: 197-212 212
Sulianto, Joko, Aries Tika Damayani, Ervina Eka Subekti, Ryky Mandar Sary. 2011. Studi
Pelacakan (Tracer Study) Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Akademik
Pembelajaran dan Sarana Prasarana Progdi PGSD IKIP PGRI Semarang. Semarang:
IKIP PGRI Semarang.
Supriadi, D. 2010. Satuan Biaya Pendidikan. Bandung: Remja Rosda Karya.
Sutama, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta:
Fairuz Media.
Taufik, 2002. “Perubahan Kurikulum Dapat Menentukan Nasib Baik Hasil Pendidikan”.
http://www.diknas.go.id
Tazaki T, Nakajima T, & Nishikawa K. 2001. “Management of Infrastructure Facilities as
Disaster Protection”. http://www.pwri.go.jp/eng/ujnr/joint/34/ paper/81nisika.pdf
Tilaar, H.A.R. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional (Tinjauan dari Perpsektif Postmodernisme
dan Studi Kultural. Jakarta : Kompas.
Transylvania University, 2012. Human Resources Employee Benefits Summary. http://www.
transy.edu/about/hr/benefitsummary.htm?mi=employment.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Uwes, S. 1999. Manajemen Pengembangan Mutu Dosen. Jakarta: Logos Wacana lmu.
Wiyono, B.D 2002. Melodologi Pernelitian Kualilalif. Malang: Jurusan Administrasi Pendidikan.
Fakultas llmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang.
Wiley, M.G.. 2012. “Curriculum”. http://en.wikipedia.org/wiki/ Curriculum
Wolf P., Hill A & Evers F . 2006. “Handbook for Curriculum Assessment Winter 2006”. Journal
University of Guelph,Guelph, Ontario, Canada N1G 2W1 http://www.uoguelph.ca/tss/
resources/pdfs/HbonCurriculumAssmt.pdf
Yamin, M. 2012. Panduan Manajemen Mutu: Kurikulum Pendidikan. DIVA Press.
Yin, R. 1984. Case Study Research: Design and Methods. London: Sage Publication.
Yixin, 2012. “Analysis on the Defrayal in Electronic Commerce of China Department of
Industry and Commerce Management”, Journal Hunan University of Finance and
Economics. P.R.China, 410205. http://luoguiyuan @sina.com.
Zaini, M. 2006. Pengemban Kurikulum. Surabaya : eLKAP. Syracuse University Press.
Zaini, M. 2006. Pengembangan Kurikulum : KonsepImplementasi Evaluasi dan Inovasi.
Surabaya: Elkaf.
Zazin, N. 2011, Gerakan Menata Mutu Pendidikan : Teori dan Aplikasi. Yogjakarta: Ar Ruzz
Media.

ISSN: 0852-0976

You might also like