You are on page 1of 2

Miracle Question Sebagai Teknik

Solution Focus Coaching


March 16, 2016 by Risman A

Mungkin Anda pernah mendengar, dan ingin tahu bagaimana caranya Miracle Question
Sebagai Teknik Solution Focus Coaching?

Salah satu hal terpenting dalam menjalankan coaching adalah menciptakan awareness
dari Klien bahwa ia bisa menemukan solusi atas persoalan yang dihadapainya. Namun,
realitasnya seringkali seorang Klien dirundung dan dikurung oleh masalahnya
sedemikian rupa sehingga ia tidak bisa / tidak mampu ubahkan hanya sekedar
membayangkan dirinya keluar dari masalahnya itu. Sehingga saat diajak memikirkan
solusi, ia mengalami mental blocked.

Misalkan:

 Coach : “Apa yang Anda inginkan…?”


 Klien : “Saya tidak ingin merasa bodoh…”
 Coach : “Oh, Anda tidak ingin merasa bodoh, jadi… lantas apa yang Anda
inginkan?”
 Klien : “Ya itu tadi, saya tidak ingin merasa bodoh…”
 Coach : “Baik, saya menangkap bahwa Anda baru saja menyatakan yang ‘tidak‘
Anda inginkan adalah merasabodoh. Lantas apa yang Anda inginkan?”
 Klien : “Bagaimana saya bisa berfikir apa yang saya inginkan, lha saya ini merasa
bodoh.”

Dalam situasi seperti itu, kita tahu bahwa Klien benar-benar terjebak dalam suatu
permasalahan / problem focus, dan hendak menyeret kita ikut masuk membahas
masalahnya. Tugas kita adalah mengenali situasi semacam ini, dan kemudian membantu
klien melalui stimulasi pertanyaan untuk membuatnya dapat fokus dalam solusi.

Pertanyaan dengan Miracle Question adalah pertanyaan untuk mengajak klien


membayangkan dan menjelaskan secara rinci bagaimana masa depan akan berbeda jika
seandainya masalah yang dihadapi sudah tidak ada lagi .

Salah satu versi yang terkenal adalah sebagai berikut:

“Andaikan saja nanti malam, ketika anda tertidur, dan suatu keajaiban terjadi, dan semua
problem yang Anda bawa kesini terselesaikan begitu saja. Tapi karena itu adalah
keajaiban yang terjadi di malam hari, maka tak seorangpun bisa menjelaskan pada Anda
apa yang sebenarnya terjadi. Ketika Anda bangun di pagi harinya, bagaimana Anda akan
mulai mengetahui apa yang telah terjadi? Apa lagi perubahan yang Anda kenali? Apa
lagi lainnya?”

Banyak sekali cara untuk mengembangkan


Miracle Question ini, tergantung pada kepiawaian Anda. Yang jelas, Anda bisa
menggunakan Miracle Question untuk menghilangkan belenggu pemikiran dalam:
(1) Goal apa yang mampu dicapai, atau (2) Bagaimana Cara mencapai suatu goal.

Dalam mengajukan Miracle Question, lakukan kalibrasi / global listening pada klien Anda.
Apakah ia mengalami kemudahan dalam mengikuti pertanyaan Anda, atau malah ia
menolak idenya. Misal, ada orang yang tidak bisa menerima suatu miracle question yang
mengandaikan “Ada suatu tongkat ajaib…”

Misal dalam kondisi di atas, maka:

 Coach mungkin akan menanyakan: “Saat Anda bangun besok pagi, dan keajaiban
terjadi sehingga Anda tidak lagi merasa bodoh, maka apa perubahan yang Anda
kenali?”
 Mungkin Klien menjawab: “Saya merasa bahwa saya tidak bodoh…”
 Coach lebih jauh bisa saja menanyakan: “Jadi apa yang akan Anda ingin Anda
rasakan sekarang?“
 Klien menjawab: “Saya merasa bahwa saya baik-baik saja terhadap diri saya…”

Dapat Anda lihat disini bahwa Miracle Question telah melepaskan “rasa tidak mungkin”
yang tadinya membelenggu pikiran si Klien. Dengan demikian, maka proses coaching
dapat dilanjutkan ke arah outcome yang diinginkan oleh Klien.

You might also like