You are on page 1of 11

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan

1. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dibagi dalam 3 sesi. Sesi pertama yaitu pengisian

kuesioner 1 (pretest) atau sebelum diskusi oleh peserta diskusi Sesi kedua

yaitu memberikan materi diskusi tentang Pencegahan Stunting dengan Gizi

Seimbang kepada peserta dan dilanjutkan sesi tanya jawab dan pembagian

snack. Sesi ketiga yaitu setelah diskusi, pengisian kuesioner 2 (postest) atau

setelah diskusi oleh peserta diskusi. Kegiatan PBL di wilayah Puskesmas Sungai

Jingah dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2018 dimana kegiatan dilakukan di

rumah kader RT 3 dan RT 4 Kelurahan Sungai Jingah dan didapatkan 20 orang

sebagai peserta dalam kegiatan sosialisasi.

2. Evaluasi

Berdasarkan kuesioner yang diperoleh sebelumnya di dapatkan distribusi

jumlah responden yang menjawab setiap soal Pretest dan Posttest berjumlah 20

orang yang hasilnya disajikan dalam bentuk tabel (Lampiran 5) dan grafik pada

pembahasan. Responden yang menjawab soal merupakan responden yang kami

test ulang, dan kami menggunakan 3 kategorik sehingga kami melakukan uji

analisis memakai Marginal Homogenity Test.

18
B. Pembahasan

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, dukungan dari puskesmas sangat baik. Sosialisasi

ini dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari pihak puskesmas

Sungai Jingah. Pertama yang kami lakukan adalah konsultasi untuk menemukan 1

masalah utama di puskesmas Sungai Jingah yaitu tentang tingginya kasus

Stunting. Kemudian kami mengumpulkan data dari Agustus-Oktober 2017. Dari

data tersebut ditemukan data stunting di tiga posyandu yaitu Posyandu Harapan

Ibu sebanyak 25 orang, Posyandu Dahlia sebanyak 23 orang, dan Posyandu Sedap

Malam sebanyak 23 orang. Setelah merekap dan mengolah data serta konsultasi,

maka kami melakukan survey ke rumah balita yang mengalami Stunting, kami

menyurvei 20 rumah.

Pada 20 rumah tersebut kami menilai pengetahuan ibu tentang Gizi Balita

(Lampiran 2); menilai apakah balita tersebut sudah mendapatkan Asi Eksklusif,

pola pemberian makanan ibu terhadap balita serta pendapatan tiap keluarga.

Berdasarkan hasil survey, masalah utama yang kami temukan yaitu pengetahuan

Ibu tentang Gizi Balita yang rendah yaitu hanya 5% , rendahnya cakupan ASI

Eksklusif yaitu hanya 40% , serta masih rendahnya pendapatan keluarga dibawah

UMP yaitu 95% dari 20 rumah penderita.

Penetapan tujuan dan sasaran yang jelas juga merupakan faktor yang

penting dalam sosialisasi. Sasaran yang jelas dan tujuan yang jelas membuat

pelaksanaan program berjalan mengikuti alur yang telah ada. Persiapan lokasi dan

19
waktu yang diberikan oleh responden dalam sosialisasi dapat berjalan dengan

baik.

Adapun kendala yang terdapat pada perencanaan yaitu kesulitan saat

melakukan survey pendahuluan dan sosialisasi di puskesmas Sungai Jingah

mencakup keterbatasan waktu.

2. Pengorganisasian

Kendala yang terdapat di pengorganisasian yaitu jumlah panitia yang

terlibat dalam acara hanya berjumlah 3 orang, sehingga kesulitan dalam

pembagian tugas. Namun, panitia sangat terbantu dengan pihak puskesmas yang

membantu pemberian data, juga pihak responden yang saat kunjungan

menunjukkan minat yang besar sehingga dapat terbentuk koordinasi yang baik

dan program dapat terlaksana dengan lancar.

3. Pelaksanaan

Perencanaan yang matang dan dukungan dari pihak terkait membuat proses

sosialisasi berlangsung lancar. Dari survei sebelum PBL dilaksanakan, berbagai

alasan dikemukakan oleh keluarga, antara lain adalah kurangnya diskusi tentang

Gizi Seimbang, ketidaktahuan masyarakat tentang dampak buruk Stunting,

manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi bayi serta pengetahuan tentang makanan

yang baik untuk ibu hamil, menyusui, dan ibu yang mempunyai balita. Dari hasil

analisis situasi ini, salah satu upaya pencegahan Stunting adalah diskusi mengenai

pengetahuan Gizi seimbang untuk ibu hamil, menyusui, serta ibu yang

mempunyai balita.

20
Status pendidikan dan tingkat pendapatan yang rendah menjadi penyebab

masih banyaknya responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang Gizi

seimbang. Hasil penelitian menunjukkan kelompok dengan pendapatan rendah

memiliki risiko stunting yang lebih tinggi. Pendapatan rendah dapat menyebabkan

kejadian stunting meningkat dikarenakan pengetahuan dan pemilihan makanan

yang kurang baik.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan stunting

dengan gizi seimbang di wilayah Puskesmas Sungai Jingah, maka pada kegiatan

sosialisasi dilakukan penjelasan dan pengarahan sebagai berikut:8,9

1. Definisi Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari

kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

(kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal

setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun).

2. Dampak Stunting

Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap

penyakit, menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan.

3. Penyebab Stunting

Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi


Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Beberapa penyebab stunting antara lain : 1) Kurang pengetahuan tentang

kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, 2) 60% dari anak

21
usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif, 3) 2 dari 3 anak usia 0-24

bulan tidak menerima MP-ASI


4. Gizi Seimbang
Gizi Seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung

zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,

dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik,

perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk

mencegah masalah gizi. Salah satu pencegahan stunting yang bisa

dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi makanan dengan prinsip “Gizi

Seimbang”. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yaitu: 1).

Mengonsumsi makanan beragam 2). Membiasakan perilaku hidup bersih

3). Melakukan aktivitas fisik, 4). Mempertahankan dan memantau Berat

Badan (BB) normal.


5. Contoh menu makanan gizi seimbang yang ekonomis

Tabel 4.1 Contoh menu makanan seimbang yang ekonomis

4. Evaluasi

Berdasarkan kuesioner 20 peserta, didapatkan nilai pada lampiran 5,

dengan penjabaran:

 Soal No.1: Pengetahuan pasien mengenai Prinsip Gizi Seimbang

22
 Soal No.2: Pengetahuan pasien mengenai pernyataan yang termasuk dalam

prinsip gizi seimbang

 Soal No.3: Pengetahuan mengenai siapa yang berhak mendapatkan dan

menerapkan gizi seimbang

 Soal No.4: Pengetahuan mengenai makanan yang termasuk sumber zat

tenaga.

 Soal No.5: Pengetahuan makanan yang termasuk sumber zat pembangun

 Soal No.6: Pengetahuan mengenai makanan yang termasuk sumber zat

pengatur

 Soal No.7: Pengetahuan mengenai kapan anak diberikan MP-ASI,

 Soal No.8: Pengetahuan mengenai pemberian ASI Eksklusif

 Soal No.9: Pengetahuan mengenai pernyataan yang benar tentang

pemberian makanan pada bayi

 Soal No.10: Pengetahuan mengenai sumber bahan makanan apa saja yang

dianjurkan untuk ibu hamil,

Setelah dilakukan pretest dan posttest pada peserta di Posyandu

Sedap Malam didapatkan hasil dan disajikan dalam bentuk diagram tabel.

23
Jumlah peserta yang menjawab soal dengan benar berdasar nomor soal
25

20 20 20
20 19 19 19 19 19
16 16
15
15 14 14
13

10 8 8
7
6
5 3
1
0
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10
Pretest Posttest

Gambar 4.1 Jumlah Peserta yang Menjawab Benar Berdasar Nomor Soal

Berdasarkan kualitas, jawaban peserta dikategorikan dengan nilai buruk

(nilai <6), nilai cukup (nilai 6-7), dan nilai baik (nilai 8-10). didapatkan saat

pretest hasilnya 15 orang buruk (75%), 3 orang nilai cukup (15%), 2 orang nilai

24
baik (10%). Presentase kelulusan pretest yaitu 30% (minimal lulus dengan

kualitas nilai cukup).

Kualitas jawaban peserta didapatkan saat posttest hasilnya 0% dengan nilai

buruk, 1 orang nilai cukup (5%), dan 19 orang nilai baik (95%). Presentase

kelulusan posttest yaitu 100%.

Kualitas jawaban peserta


20 19
18
16 15
14
Jumlah Peserta

12
10
8
6
4 3
2
2 1
0
Buruk 0 Cukup Bai k
Pretest Posttest

Gambar 4.2 Kualitas Jawaban Peserta

Setelah terkumpul data diatas, kami uji Analisis Menggunakan Marginal

Homogenity Test (Lampiran 6). Hasil Asymp significancy menunjukkan 0,000.

Berdasarkan Marginal Homogenity Test dengan hasil <0,005 didapatkan

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan secara nyata untuk pengetahuan

masyarakat terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang sebelum dan sesudah diskusi

dan tanya jawab.


Diharapkan dengan meningkatnya Pengetahuan Gizi seimbang maka angka

kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah akan menurun.

25
Penjelasan yang detail, dan pretest dan posttest yang terjadi membuat para peserta

mengerti dan berniat untuk menjalankan prinsip gizi seimbang.

26
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada tanggal 20 Agustus 2018 telah dilaksanakan

“Penyuluhan Tentang Gizi Seimbang Dan Makanan

Ekonomis Dalam Rangka Pencegahan Stunting Di Wilayah

Kerja Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin” terhadap Ibu

hamil, menyusui, dan yang mempunyai Balita. kegiatan

tersebut dilakukan di salah satu Posyandu yang ada di

Wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah. Kegiatan diikuti

dengan pembagian soal pretest dan postest untuk

mengukur tingkat pengetahuan peserta sebelum diberikan

materi dan sesudah diberikan materi. Dari hasil yang

didapatkan terdapat peningkatan pengetahuan dari 20

peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Berdasarkan

Marginal Homogenity Test dengan hasil <0,005 didapatkan kesimpulan

bahwa terdapat perbedaan secara nyata untuk pengetahuan masyarakat

terhadap pengetahuan Gizi Seimbang sebelum dan sesudah diskusi dan

tanya jawab.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Merutinkan penyuluhan kesehatan tentang Stunting dan pencegahan

Stunting serta perlunya pendidikan dan pelatihan secara khsusus bagi

petugas kesehatan dan kader posyandu dalam melakukan pengukuran

27
Antropometri supaya didapatkan hasil yang valid dan reliable di wilayah

puskesmas Sungai Jingah.

2. Bagi Dinas Kesehatan


Memaksimalkan pengelolaan program Upaya Kesehatan Masyarakat

dan Gizi, untuk dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya status

gizi dan tingkat asupan zat gizi pada balita.

28

You might also like