Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang giat
melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Diantaranya pembangunan di
bidang industri seperti industri kimia untuk produksi berbagai macam
kebutuhan, sehingga kebutuhan bahan baku, bahan penunjang, maupun tenaga
kerja akan meningkat. Pembangunan sektor industri kimia di Indonesia terus
mengalami peningkatan, tetapi ketergantungan dari impor luar negeri masih
lebih besar dari pada ekspor. Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku
atau produk dari luar negeri. Akibat ketergantungan impor ini menyebabkan
berkurangnya devisa negara sehingga diperlukan suatu usaha untuk mengatasi
ketergantungan tersebut. Salah satunya adalah dengan mendirikan pabrik untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Dalam perkembangannya, banyak bahan mentah atau setengah jadi yang
telah diolah menjadi produk jadi atau intermediet, sehingga hal ini mengurangi
ketergantungan kita terhadap produk impor. Dalam usaha ini pemerintah
memprioritaskan pada pembangunan industri yang dapat merangsang
pertumbuhan industri yang lain, sehingga diharapkan pertumbuhan tersebut akan
semakin pesat. Pertumbuhan ini juga dialami oleh industri plastik, pasta gigi,
farmasi, kosmetik, vernis, dan lain-lain.
Salah satu industri kimia yang berkembang dengan pesat adalah industri
bahan polimer, yang menghasilkan berbagai jenis produk plastik, serat sintesis,
karet sistesis,dan sebagainya. Pada proses pembuatan bahan polimer, selain
memerlukan resin sebagai bahan baku utama, juga diperlukan suatu bahan
tambahan yang disebut dengan plasticizer, yaitu ester yang tidak berwarna dan
tidak berbau yang ditambahkan pada resin agar menjadi lunak dan mudah
dibentuk (meningkatkan elastisitas bahan), sehingga mempermudah proses
fabrikasi.
1
Diethyl Phthalate dalam industri kimia digunakan sebagai bahan baku
plasticizer yang berfungsi untuk sintesis plastics, elastomers, dan organic
coatings. Plasticizer merupakan bahan baku tambahan dalam pembuatan plastik
yang berfungsi untuk menaikkan kemampuan kerja dan fleksibilitas plastik.
Penambahan plasticizer dapat menurunkan viskositas leburan dan modulus
elastisitas plastik. Di samping itu, plasticizer juga digunakan sebagai bahan
pembuatan vernis nitrocelulosa, solvent parfum, bahan peledak, insektisida,
bahan pengkilap kuku, tinta cetak, dan bahan bakar roket.
Dari kegunaan tersebut dapat diketahui bahwa plasticizer banyak
digunakan dalam industri polimer dan diperdagangkan cukup luas. Disamping
itu berkembangnya industri polimer menyebabkan kebutuhan Diethyl Phthalate
sebagai bahan baku meningkat.
Kebutuhan plasticizer untuk masa mendatang sangatlah bergantung pada
produksi plastik yang ada. Melihat banyaknya kegunaan dari Diethyl Phthalate
dan penggunaannya yang terus meningkat, maka pendirian pabrik Diethyl
Phthalate ini dapat memberi keuntungan dan manfaat bagi industri lainnya,
selain itu diharapkan dapat meningkatkan kemajuan indonesia di sektor industri.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka dengan didirikannya pabrik ini
diharapkan akan membawa dampak yang positif antara lain mengurangi import
Diethyl Phthalate yang berarti menghemat devisa negara dan dengan harapan
dapat menjadi komiditi ekspor serta menambah lapangan pekerjaan dan
mendorong berdirinya industri – industri lainnya yang menggunakan bahan baku
Diethyl Phthalate, sehingga diharapkan dapat mewujudkan era alih teknologi
sehingga perkembangan industri akan semakin maju.
2
B. Prospek Pasar
1. Data Impor dalam Negeri
Indonesia belum memiliki pabrik yang memproduksi Diethyl Phthalate,
sehingga kebutuhan Diethyl Phthalate dipasok dengan impor. Kebutuhan
Diethyl Phthalate berdasarkan data impor yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Data impor Diethyl Phthalate di Indonesia
Jumlah
Tahun ke- Tahun
Impor (Ton)
1 2011 6310,357
2 2012 6944,334
3 2013 8206,201
4 2014 9157,608
5 2015 7464,131
6 2016 6496,715
7 2017 9223,972
(Badan Pusat Statistik, 2018)
2. Sasaran Pasar
Diethyl Phthalate dalam industri kimia digunakan sebagai bahan baku
plasticizer yang berfungsi untuk sintesis plastics, elastomers, dan organic
coatings. Plasticizer merupakan bahan baku tambahan dalam pembuatan
plastik yang berfungsi untuk menaikkan kemampuan kerja dan fleksibilitas
plastik. Penambahan plasticizer dapat menurunkan viskositas leburan dan
modulus elastisitas plastik. Di samping itu, plasticizer juga digunakan sebagai
bahan pembuatan vernis nitrocelulosa, solvent parfum, bahan peledak,
insektisida, bahan pengkilap kuku, tinta cetak, dan bahan bakar roket.
Dari kegunaan tersebut dapat diketahui bahwa plasticizer banyak
digunakan dalam industri polimer dan diperdagangkan cukup luas. Disamping
itu berkembangnya industri polimer menyebabkan kebutuhan Diethyl
Phthalate sebagai bahan baku meningkat.
3
C. Tinjauan Pustaka
1. Proses Produksi
a. Tinjauan Berbagai Proses
1. Esterifikasi menggunakan katalis asam sulfat
Diethyl Phthalate merupakan hasil esterifikasi dari Ethanol dan
Phthalic Anhydride dalam fase cair. Katalisator yang dipakai dalam reaksi
esterifikasi pada umumnya adalah asam kuat anorganik seperti asam
sulfat, tetapi asam sulfat lebih banyak dipakai karena waktu reaksi bisa
lebih cepat. Reaksi terjadi pada kondisi operasi suhu 95-120℃, dijalankan
di dalam reaktor Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Konversi
yang dihasilkan sebesar 90%.
(U.S Patent No. 2618651, 1952)
b. Pemilihan Proses
Berdasarkan uraian diatas, dalam pembuatan Diethyl Phthalate hanya
dibedakan pada penggunaan katalis yaitu asam sulfat dan sodium bisulfat.
Pemilihan proses yang akan dipilih ditinjau dari segi teknis dan ekonomis.
1. Tinjauan Teknis
Pemilihan proses yang akan dipilih ditinjau dari segi teknis dengan
membandingkan katalis asam sulfat dan sodium bisulfat, ditunjukkan
pada tabel 2 sebagai berikut:
4
Tabel 2. Perbandingan katalis berdasarkan segi teknis
Katalis
No Parameter
Asam sulfat Sodium bisulfat
1 Suhu operasi 100℃ **** 110℃ ***
2 Konversi 90% ***** 85% ****
3 Kebutuhan katalis 2% *** 2% ***
Keterangan :
***** = Sangat baik
**** = Baik
*** = Cukup Baik
** = Buruk
* = Sangat Buruk
2. Tinjauan Ekonomi
Pemilihan proses berdasarkan potensial dari segi ekonomi dinyatakan
sebagai berikut :
Tabel 3. Daftar Harga Bahan Komponen
Komponen BM (kg/kmol) Harga ($/kg)
C6H4O(CO)2 148,10 0,97
C2H5OH 46,07 0,90
C6H4(COOC2H5)2 222,24 2,00
H2O 18,01 0,00
(Indonesian.alibaba.com, 2018)
5
pembuatan Diethyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan Ethanol dengan
katalis asam sulfat dan sodium bisulfat dapat dilakukan.
Pemilihan proses yang akan dipilih ditinjau dari segi ekonomi
dengan membandingkan katalis asam sulfat dan sodium bisulfat,
ditunjukkan pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Perbandingan katalis berdasarkan segi teknis
Katalis
No Parameter
Asam sulfat Sodium bisulfat
1 Perolehan katalis Gresik ***** India dan Cina **
2 Potensial ekonomi $ 259,36 / kmol *** $ 259,36 / kmol***
3 Harga Katalis $ 0,35 / kg **** $ 0,5 / kg ***
Keterangan :
***** = Sangat baik
**** = Baik
*** = Cukup Baik
** = Buruk
* = Sangat Buruk
6
3. Perolehan katalis asam sulfat mendapatkan 5 bintang, sedangkan
pada katalis sodium bisulfat mendapatkan 2 bintang. Hal ini
disebabkan karena katalis asam sulfat lebih mudah didapatkan,
sehingga tidak memerlukan biaya yang besar untuk pengangkutan.
4. Harga katalis asam sulfat mendapatkan 4 bintang, sedangkan pada
katalis sodium bisulfat mendapatkan 3 bintang. Hal ini disebabkan
karena harga katalis asam sulfat lebih murah dari pada katalis
sodium bisulfat
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dalam prarancangan pabrik ini
digunakan katalis asam sulfat.
c. Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(eksotermis / endotermis) dan arah reaksi (reversibel / irreversible). Berikut ini
adalah cara menentukan sifat, kelayakan, dan arah reaksi.
1. Menentukan sifat reaksi
Tabel 5. Harga ∆H298, Cp, dan ∆G298 masing-masing komponen
∆H298, ∆G298,
Komponen Cp, J/(mol.K)
J/mol J/mol
Phthalic −105,627 + 1,984 T − 3,8847.10-3 T2 +
-393.130 -329.000
Anhydride 2,8513.10-6 T3
59,342 + 3,6358.10-1 T – 1,2164.10-3 T2
Ethanol -234.810 -168.280
+ 1,8030.10-6 T3
Diethyl 125,381 + 1,5763 T - 3,4735.10-3 T2 +
-688.300 -494.000
Phthalate 3,3343.10-6 T3
92,053 – 3,9953.10-2 T – 2,1103.10-4 T2
Air -241.800 -228.600
+ 5,3469.10-7 T3
(Yaws, 1999)
7
Reaksi pembentukan Diethyl Phthalate, dapat dinyatakan sebagai
berikut :
C6H4O(CO)2(l) + 2 C2H5OH(l) C6H4(COOC2H5)2(l) + H2O(l)
A + 2B C + D
∆HR ∆HP
25 °C ∆Hf 25 °C
ΔHR = ∑ n.Cp. dT
298
= ∫373 ( 13,057 + 1,25684 T – 6,3175. 10−3 T 2 + 6,4573. 10−6 T 3 ) dT
1,25684 6,3175.10−3 6,4573.10−6 298
= ( 13,057T + T2 − T3 + T4)
2 3 4 373
8
= ((-688.300 J/mol) + (-241.800 J/mol)) – ((-393.130 J/mol) + (2 × -234.810
J/mol))
= -67.350 J/mol
ΔHp = ∑ n.Cp. dT
373
ΔHp = ∫273 230,491 + 4,241947 T – 10,00203. 10−3 𝑇 2 +
10,326. 10−6 T 3 dT
1,5763 3,4735.10−3 3,3343.10−6 373
= (125,381 T + T2 – T3 + T4)
2 3 4 298
= 112471,1482 – 74041.4367
= 38429,71 J/mol
74041.4367
∆HTotal = ΔHR + ∆Hf + ΔHp
9
0 = 2432,557 J/Mol − 67.350 J/mol + (125,381 T +
1,5763 3,4735.10−3 3,3343.10−6
T2 – T3 + T 4 ) − 74041.4367
2 3 4
1,5763 3,4735.10−3 3,3343.10−6
138958,8797 = 125,381 T + T2 – T3 + T4
2 3 4
T = 436,72 K
= 163,72 °C
Berdasarkan pehitungan diatas didapat nilai ∆H negatif dan suhu meningkat
menjadi 163,72 °C, jadi dapat disimpulkan bahwa reaksi berjalan secara eksotermis.
Dimana :
∆G298 = Energi bebas Gibbs standar suatu reaksi pada 298 K (kJ/mol)
R = Konstanta gas ideal (8,314 × 10-3 J/mol.K)
T = Temperatur (K)
K = Konstanta kesetimbangan
Reaksi : PA + 2 Etanol DEP + Air
∆G298 = ∑ (∆G298)produk − ∑ (∆G298)reaktan
= ((∆G298)DEP + (∆G298)air) − ((∆G298)PA + (2 × ∆G298)etanol)
= ((-494.000 J/mol) + (-228.600 J/mol)) – ((-329.000 J/mol) + (2 ×
-168.280 J/mol))
= -57.040 J/mol
10
Tabel 6. Tingkat kelayakan reaksi berdasarkan nilai ∆G0
∆G0 (kJ/mol) Tingkat kelayakan reaksi
∆G0 < -40 Sangat layak
-40 < ∆G0 < 0 Layak
0 < ∆G0 < 40 Bisa layak, tapi sangat tergantung pada kondisi reaksi
∆G0 > 40 Pada umumnya tidak layak
Jadi berdasarkan nilai ∆G0 yang telah dihitung dapat disimpulkan bahwa
reaksi yang terjadi adalah spontan dan sangat layak.
K ∆Ho 1 1
ln Ko = − (T − To ) (Smith, 2001)
R
K ∆H298 1 1
ln K373 = − (T −T )
298 R 373 298
Dimana :
K298 = Konstanta kesetimbangan pada 298 K
K373 = Konstanta kesetimbangan pada 373 K
∆H298 = Panas reaksi pada 298 K
R = Konstanta gas ideal (8,314 × 10-3 J/mol.K)
T298 = Temperatur pada 298 K
T373 = Temperatur pada suhu operasi 373 K
11
= ((-688.300 J/mol) + (-241.800 J/mol)) – ((-393.130 J/mol) + (2 × -234.810
J/mol))
= -67.350 J/mol
J
𝐾 −67.350 1 1
9 = −
423 mol
ln 9,967.10 J (373 K − 298 K)
8,314
mol.K
𝐾 373
ln 9,967.10 9 = -5,4659
K373 = 4,2145.107
Karena harga K373 = k1/k2 besar, jadi harga k2 jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan harga k1 sehingga k2 dapat diabaikan dan reaksi dianggap
berjalan satu arah (irreversible).
d. Tinjauan Kinetika
Reaksi pembentukan Diethyl Phthalate yang terjadi dapat dituliskan
dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Reaksi (1) :
C6H4O(CO)2(l) + C2H5OH(l) C6H4C2H5(COO)2H(l)
Phthalic Anhydride + Ethanol Monoethyl Phthalate
Reaksi (2) :
C6H4C2H5(COO)2H(l) + C2H5OH(l) C6H4(COOC2H5)2(l) + H2O(l)
Monoethyl Phthalate + Ethanol Diethyl Phthalate + Air
12
Dimana :
𝑘𝜏 = Konstanta laju reaksi (m3/kmol.jam)
C = Persentase berat asam sulfat terhadap umpan
B/M = Perbandingan mol alkohol dengan monoester
T = Suhu (K)
(Groggins P.H., 1958)
e. Pemilihan Reaktor
Diethyl Phthalate merupakan hasil esterifikasi dari Ethanol dan
Phthalic Anhydride dalam fase cair dengan menggunakan katalis asam sulfat
yang terjadi di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) pada kondisi
operasi dengan suhu 100℃ dan tekanan 2 atm. Perbandingan mol antara
Phthalic Anhydride dan Ethanol yaitu 1 : 2, dengan konversi hingga 90%.
f. Utilitas
Utilitas adalah unit pendukung proses produksi dalam suatu industri.
Terjaminnya pengadaan utilitas untuk proses operasi merupakan hal yang sangat
penting. Unit utilitas untuk pabrik Diethyl Phthalate diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan air, pembuatan steam, penyediaan udara tekan, penyediaan listrik,
dan penyediaan bahan bakar.
1. Kebutuhan Air
Air merupakan kebutuhan pokok dalam pemenuhan kebutuhan proses
produksi. Kebutuhan air dalam pabrik yang harus dipenuhi berupa air servis,
air rumah tangga, air proses, air proses, air pendingin, dan air umpan boiler.
Pabrik Diethyl Phthalate ini didirikan di daerah Gresik, Jawa Timur, oleh
karena itu kebutuhan air diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik.
2. Steam Jenuh
Steam jenuh sebagai media pemanas dalam alat proses.
13
3. Listrik
Listrik digunakan untuk menggerakkan motor penggerak alat-alat
proses seperti pompa, kompressor, dan alat-alat lainnya. Kebutuhan listrik
didapatkan dari PLN.
4. Udara Tekan
Udara tekan diperlukan untuk penggerak instrumen-instrumen
penggendali yang dipasang pada alat-alat proces.
5. Penyediaan Bahan Bakar
Bahan bakar diperlukan untuk menggerakkan generator dan sebakai
bahan bakar boiler.
Rumus Struktur :
Kemurnian : 99,5 %
Impuritas : 0,5 % Maleic Anhydride
Wujud : Padat
Warna : Kristal putih (rhombic)
(PT. Petrowidada Gresik)
Berat Molekul : 148,12 g/gmol
Titik Didih : 284,5℃
Titik Lebur : 130,8℃
Densitas : 0,5393/0,22704[1 + (1-T/791)^0,248]
Kelarutan : Larut dalam alkohol, dan sedikit larut dalam air.
Kelarutan dalam air : 6 gram/liter pada 25℃.
14
Kapasitas panas : −105,627 + 1,984 T − 3,8847.10-3 T2 + 2,8513.10-6
T3
Flammability : Mudah terbakar pada suhu tinggi.
Toksisitas : Bila terkena kulit akan iritasi.
b. Ethanol
Rumus Molekul : C2H5OH
Rumus Struktur :
Kemurnian : 95 %
Impuritas : 5 % H2O
(PT. Molindo Raya Industrial Malang)
Wujud : Cair
Warna : Tidak berwarna
Berat Molekul `: 46,07 g/gmol
Titik Didih : 78,4℃
Densitas : 1,6288/0,27469[1 + (1-T/514)^0,23178]
Kelarutan dalam air : 1000 gram/liter pada 25℃
Kapasitas panas : 59,342 + 3,6358.10-1 T – 1,2164.10-3 T2 +
1,8030.10-6 T3
Flammability : Mudah terbakar.
Toksisitas : Menyebabkan iritasi mata, kulit, pernapasan.
2. Bahan Pembantu
a. Asam Sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
Rumus Struktur :
Kemurnian : 98 %
15
Impuritas : 2 % H2O
(PT. Petrokimia Gresik)
Wujud : Cair
Berat Molekul `: 98,08 g/gmol
Titik Didih : 340℃
Specific gravity : 1,834 (Pada suhu 18℃ dan air pada suhu 4℃)
Flammability : Tidak mudah terbakar.
Toksisitas : Iritasi jika tersentuh dan dibiarkan / tidak dibilas.
b. Sodium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Kemurnian : 48 %
Impuritas : 52 % H2O
(PT. Nusa Indah Megah Surabaya)
Wujud : Cair
Berat Molekul : 40 g/gmol
Specific gravity : 2,13
Kelarutan : Larut dalam alkohol dan air.
Flammability : Tidak mudah terbakar.
Toksisitas : Iritasi jika tersentuh dan dibiarkan / tidak dibilas.
3. Produk
a. Diethyl Phthalate
Rumus Molekul : C6H4(CO2C2H5)2
Rumus Struktur :
Kemurnian : 99 %
Impuritas : 1 % Maleic Anhydride
Wujud : Cair
Warna : Tidak berwarna
16
Berat Molekul `: 222,24 g/gmol
Titik Didih : 298℃
Densitas : 0,47977/0,25428[1 + (1-T/766)^0,30722]
Kelarutan dalam air : 1 gram/liter pada 25℃
Kapasitas panas : 125,381 + 1,5763 T - 3,4735.10-3 T2 + 3,3343.10-6
T3
Flammability : Mudah terbakar pada suhu tinggi.
Toksisitas : Dapat dimasuk ke dalam kulit, hindari kontak mata.
17
D. Prediksi Kapasitas
Berdasarkan data impor di Indonesia pada tabel 1, diperoleh grafik sebagai
berikut :
10000
9000
8000
Jumlah Impor (Ton)
7000
6000
y = 253,7x + 6671,4
5000
Data Impor
4000
Linear (Data Impor)
3000
2000
1000
0
0 2 4 6 8
Tahun ke-
18
Penentuan kapasitas produksi minimal berdasarkan pabrik yang telah
berproduksi. Data kapasitas produksi pabrik Diethyl Phthalate di berbagai
negara ditunjukkan pada tabel 8.
Tabel 8. Data kapasitas produksi pabrik Diethyl Phthalate di Dunia
Kapasitas Produksi
Negara Perusahaan
(ton/tahun)
Italia Polynt 110.000
Zaklady Azotowe
Polandia 60.000
Kedzierzyn
Republik Ceko Deza 50.000
Foshan Nanhai
China 33.000
Zhongnan Pharmaceutic
Turki Ela Kimya 15.000
Malaysia BASF’s Petronas 40.000
(LookChem.com, 2018), (Icis.com, 2015)
19
BAB III
DESKRIPSI PROSES
20
Gambar 3. Diagram Alir Proses
21
B. Uraian Proses Singkat
Proses pembuatan Diethyl Phthalate dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap
penyiapan bahan baku, reaksi, dan pemurnian hasil.
2. Tahap Reaksi
Reaksi yang terjadi dalam reaktor (R-01) berada pada kondisi suhu
100℃ dan tekanan 2 atm, ditambah dengan katalis asam sulfat dan reaksi
berlangsung secara eksotermis. Untuk mempertahankan suhu operasi di
dalam reaktor digunakan media pendingin. Berikut reaksi pembentukan
Diethyl Phthalate yang terjadi dalam Reaktor :
Reaksi (1)
C6H4O(CO)2(l) + C2H5OH(l) C6H4C2H5(COO)2H(l)
Phthalic Anhydride + Ethanol Monoethyl Phthalate
Reaksi (2) :
H2SO4
C6H4C2H5(COO)2H(l) + C2H5OH(l) C6H4(COOC2H5)2(l) + H2O(l)
Monoethyl Phthalate + Ethanol Diethyl Phthalate + Air
22
Netralizer (M-02) untuk menetralkan asam sulfat dengan bahan penetral
NaOH. Berikut reaksi yang terjadi di dalam Netralizer :
2NaOH(l) + H2SO4(l) Na2SO4(s) + 2H2O(l)
Sodium Hidroksida + Asam Sulfat Sodium Sulfat + Air
Setelah dinetralkan produk keluaran Netralizer dialirkan menuju ke
Decanter (DE-01) untuk dipisahkan antara filtrat dan padatan. Pada Decanter
dipisahkan antara larutan organik yang terdiri atas Ethanol dan Diethyl
Phthalate dengan sedikit air sebagai hasil atas (fase ringan), dan senyawa
garam sodium sulfat sebagai hasil bawah (fase berat). Kemudian hasil atas
dialirkan menuju Menara Distilasi, sedangkan hasil bawah masuk ke UPL
(Unit Pengolahan Lanjut). Keluaran dari Decanter yang sudah dipanaskan
masuk ke dalam Menara Distilasi I (MD-01), hasil atas berupa Ethanol dan
air direcycle masuk ke Mixer (M-01). Hasil bawah dari Menara Distilasi
diumpankan ke dalam Menara Distilasi II (MD-02) untuk dipisahkan dan
dimurnikan, karena produk keluaran Menara Distilasi (MD-01) masih
mengandung Ethanol, Maleic Anhydride, dan sedikit air. Hasil atas Menara
Distilasi II dialirkan menuju UPL, sedangkan hasil bawah dialirkan ke Tangki
(T-01) untuk ditampung sebagai produk Diethyl Phthalate.
C. Rencana Lokasi
Pabrik Diethyl Phthalate direncanakan akan didirikan di daerah Gresik,
Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini dipilih karena faktor-faktor sebagai berikut:
a. Sumber Bahan Baku
Bahan baku yaitu Phthalic Anhydride diperoleh dari PT. Petrowidada
Gresik dan Ethanol diperoleh PT. Molindo Raya Industrial Malang.
Persediaan katalis asam sulfat diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik, dan
bahan penetral diperoleh dari PT. Indo Bumi Agung Gresik.
b. Letak Pasar
Produksi Diethyl Phthalate diutamakan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, terutama untuk industri polimer. Pemilihan lokasi di kawasan
23
Gresik sangat mendukung pemasaran produk Diethyl Phthalate mengingat
pabrik yang akan didirikan dekat dengan konsumen di Jawa Timur.
c. Sarana Transportasi
Sarana transportasi di Gresik cukup memadai, seperti jalan raya yang
berhubungan dengan pantura, Bandar Udara Djuanda, dan Pelabuhan
Tanjung Perak.
d. Sarana Utilitas
Dekat dengan penyedia air untuk industri yaitu PT. Petrokimia Gresik,
sehingga utilitas mudah diperoleh.
e. Tersedianya Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi dengan mudah, mengingat Jawa
Timur termasuk provinsi yang memiliki jumlah penduduk cukup besar.
24
DAFTAR PUSTAKA
25