Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Biologi
Yang dibina oleh Dra. Sunarmi, M.Pd dan Deny Setiawan, M.Pd
Penyusun
i
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran yang dilakukan di bangku sekolah melibatkan guru dan
siswa. Guru memberikan materi pelajaran kepada siswa dan siswa menerima
meteri pelajaran tersebut, sudah menjadi kewajiban guru untuk menyampaikan
materi kepada siswa dengan sebaik mungkin sehingga materi yang hendak
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Dalam proses pembelajaran,
guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam penyampaian materi kepada siswa, guru dapat menggunakan
berbagai macam bahan ajar. Banyak bahan ajar yang dapat dipilih oleh guru
dalam menyampaikan materi kepada siswa. Terlebih lagi pada zaman sekarang
yang semakin maju, teknologi semakin canggih dan dapat memudahkan kegiatan
manusia, termasuk dapat memudahkan proses pembelajaran. Seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin maju, bahan ajar dapat dikembangakan
terus menerus sehingga lebih baik lagi dari sebelumnya. Bahan ajar ada yang
berbasis cetak dan non cetak, salah satu bahan ajar berbasis cetak adalah modul.
Modul adalah satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul
dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan
tertentu guna keperluan belajar. Menurut Goldschmid, ”... module as a self-
contained, independent unit of a planned saries of lesrning activities designed to
help the student accomplish certain well defined...” yang artinya modul sebagai
sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa
menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.
Di antara berbagai metode pengajaran individual, pengajaran modul
termasuk metode yang paling baru yang menggabungkan keuntungan-keuntungan
dari berbagai pengajaran individual lainnya. Tujuan utama sistem modul adalah
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivtas pembelajaran di sekolah, baik waktu,
dana, fasilitas, maupun tenaga, guna mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Berangkat dari latar belakang masalah ini, maka penulisan makalah ini akan
membahas mengenai “Modul sebagai Bahan Ajar.”
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana bentuk modul sebagai bahan ajar?
2. Apa saja komponen dalam modul?
3. Apa tujuan pembuatan modul?
4. Apa saja fungsi modul?
5. Bagaimana langkah menyusun modul?
6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan modul?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk modul sebagai bahan ajar
2. Untuk mengetahui komponen dalam modul
3. Untuk mengetahui tujuan pembuatan modul
4. Untuk mengetahui fungsi modul
5. Untuk mengetahui langkah dalam menyusun modul
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan modul
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
B. Pengertian Modul sebagai Bahan Ajar
Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang
memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran
mengandung sequencing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi
pelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada
peserta didik keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang
terkandung dalam materi pembelajaran.
Modul merupakan suatu alat atau sarana pembelajaran yang di dalamnya
berupa materi, metode, dan evaluasi yang dibuat secara sistematis dan terstruktur
sebagai upaya untuk mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan. Modul
dirancang secara khusus dan jelas berdasarkan kecepatan pemahaman masing-
masing siswa, sehingga mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan
kemampuanya. Menurut Depdiknas (2008), modul sebagai alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan secara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan kompleksinya. Sedangkan Nasution
(2003:205), mengemukakan modul sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri
sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan
jelas.
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar
yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat
mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual.
Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya
sebelum menyelesaikan secara tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa
dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di
mana saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam
kemasan modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari
materi tertentu. Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat
fleksibel, dapat beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan
secara tersendiri atau diberi variasi dengan metode lain.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan
itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk
menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan.
4. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan Proses asosiasi terjadi
karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat diagram-
diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya
materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan
secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan
belajar secara teratur.
5. Penggunaan berbagai macam media (multimedia) Pembelajaran dengan
modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran.
Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya
terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa
saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.
6. Partisipasi aktif dari siswa. Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-
bahan pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self
instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.
7. Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa Respon yang
diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan
mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci
jawaban yang telah disediakan.
Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya Dalam
pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga
darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi
yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat penguasaan
yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara perhitungannya dan
patokannya.
6
B. Komponen Modul
Menurut Sungkono (2003) ada delapan komponen utama yang perlu
terdapat dalam modul yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan
belajar, latihan, rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci
jawaban tes formatif.
1. Tinjauan Mata Pelajaran Tinjauan mata pelajaran berupa paparan umum
mengenai keseluruhan pokok-pokok isi mata pelajaran yang mencakup
deskripsi mata pelajaran, kegunaaan mata pelajaran, kompetensi dasar,
bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll), petunjuk belajar.
2. Pendahuluan Pendahuluan dalam modul merupakan pembukaan
pembelajaran suatu modul yang berisi:
a. Deskripsi singkat isi modul
b. Indikator yang ingin dicapai
c. Memuat pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah
diperoleh.
d. Relevansi, yang terdiri atas:
1) Urutan kegiatan belajar logis
2) Petunjuk belajar
3. Kegiatan Belajar Kegiatan belajar memuat materi yang harus dikuasai
siswa. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut
kegiatan belajar. Di dalam kegiatan belajar tersebut berisi uraian, contoh,
latihan, ramburambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, kunci
jawaban tes formatif dan tindak lanjut.
Direktorat tenaga kependidikan (2008: 21-26) menjelaskan struktur
penulisan suatu modul sering dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pembuka,
bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian pembuka Bagian pembuka meliputi:
a. Judul modul menarik dan memberi gambaran tentang materi yang
dibahas dan mengambark an isi materi
b. Daftar isi menyajikan topik-topik yang akan dibahas
c. Peta informasi berupa kaitan antara topik-topik yang dibahas
d. Daftar tujuan kompetensi
7
e. Tes awal
2. Bagian inti
a. Pendahuluan/tinjauan umum materi
b. Hubungan dengan materi atau pelajaran yang lain
c. Uraian materi Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci
tentang materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Apabila
materi yang akan dituangkan cukup luas, maka dapat dikembangkan ke
dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap KB memuat uraian materi,
penugasan, dan rangkuman. Adapun sistematikanya misalnya sebagai
berikut.
1) Kegiatan belajar 1
a) Tujuan kompetensi
b) Uraian materi
c) Tes formatif
d) Tugas
e) Rangkuman
3. Bagian Penutup:
a. Glossary atau daftar isitilah Glossary berisikan definisi-definisi konsep
yang dibahas dalam modul. Definisi tersebut dibuat ringkas dengan
tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah dipelajari.
b. Tes Akhir. Tes akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar kerjakan
setelah mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk
tesakhir ialah bahwa tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar dalam
waktu sekitar 20% dari waktu mempelajari modul. Jadi, jika suatu modul
dapat diselesaikan dalam tiga jam maka tes akhir harus dapat dikerjakan
oleh peserta belajar dalam waktu sekitar setengah jam. 12
c. Indeks. Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman
di mana istilah tersebut ditemukan. Indeks perlu diberikan dalam modul
supaya pembelajar mudah menemukan topik yang ingin dipelajari.
Indeks perlu mengandung kata kunci yang kemungkinan pembelajar akan
mencarinya.
8
C. Tujuan Modul
Depdiknas (2008), mengemukakan tujuan pembuatan modul ialah sebagai
berikut:
1. Untuk memperjelas dan memudahkan dalam penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbal.
2. Untuk mengatasi keterbatasan waktu, ruang, baik siswa maupun guru.
3. Agar dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk
meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
4. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi secara
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang
memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan
minatnya.
5. Memungkinkan siswa tersebut dapat mengukur tingkat penguasaan terhadap
materi yang telah dipelajari.
Penulisan modul yang baik ialah modul yang dapat membawa siswa untuk
dapat bergairah dalam belajar dengan menyajikan materi yang sesuai dengan
minat dan kemampuan yang tentunya tidak lepas dari kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Dalam pembuatannya modul harus rinci dan dapat digunakan sebagai
pegangan siswa sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran. Intinya, dengan
dibuatnya modul ini siswa dapat belajar dimana saja, tidak harus di sekolah dan
didampingi oleh guru.
D. Fungsi Modul
Menurut Prastowo (2012), sebagai salah satu bahan ajar, modul memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai bahan ajar mandiri, yaitu modul berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada
kehadiran pendidik.
2. Sebagai pengganti fungsi pendidik, yaitu modul sebagai bahan ajar yang
mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami
oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka.
9
3. Sebagai evaluasi, yaitu dengan modul peserta didik dituntut untuk dapat
mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaanya terhadap materi yang
telah dipelajari.
4. Sebagai bahan rujukan atau referensi bagi peserta didik, yaitu modul
mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik.
10
Strategi penulisan yang umum untuk menulis modul yaitu :
1. Merumuskan beberapa tujuan
2. Mengambil salah satu tujuan.
Dalam menyusun modul dapat menempuh langkah-langkah menurut
Harianto dan Warsono (2012:133-134) sebagai berikut:
a. Menyusun kerangka modul dengan cara menetapkan atau merumuskan
tujuan instruksioanal umum, merinci tujuan instruksional khusus, menyusun
butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus, menyusun
pokok materi dalam urutan yang logis, menyusun langkah kagiatan belajar
untuk mencapai semua tujuan, mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan
dalam kegiatan belajar dengan modul.
b. Menulis program secara rinci yang meliputi pembuatan petunjuk siswa,
lembaran kegiatan siswa, lembaran jawaban, lembaran tes, dan jawaban tes.
11
10. Dapat menyerap perhatian siswa sehingga pelajaran menunjukkan lebih
berhasil apabila dibandingkan dengan ceramah.
Kelemahan penggunaan modul dalam proses pembelajaran sebagaimana
yang dikemukakan oleh Vembriarto (1975) antara lain:
1. Kesukaran pada siswa tidak segera dibatasi.
2. Tidak semua siswa dapat belajar sendiri, melainkan membutuhkan bantuan
guru.
3. Tidak semua bahan dapat dimodulkan dan tidak semua guru mengetahui
cara pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul.
4. Kesukaran penyiapan bahan dan memerlukan banyak biaya dalam
pembuatan modul.
5. Adanya kecenderungan siswa untuk tidak mempelajari modul secara baik.
Modul yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak keuntungan
bagi siswa. Keuntungan pengajaran modul bagi siswa menurut Nasution (2003)
yaitu:
1. Modul memberikan umpan balik (feedback)
2. Penguasaan tuntas atau mastery
3. Tujuan yang jelas
4. Motivasi yang kuat
5. Fleksibilitas/dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa
6. Kerjasama murid dan guru
7. Pengajaran remedial/memperbaiki kelemahan
Menurut Nasution (2003), bagi tenaga pengajar (guru), pengajaran modul
juga mempunyai sejumlah keuntungan antara lain:
1. Rasa kepuasan
2. Bantuan individual
3. Pengayaan
4. Kebebasan dari rutinitas
5. Mencegah kemubasiran
6. Meningkatkan profesi keguruan
7. Evaluasi formatif
12
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk modul sebagai bahan ajar yaitu salah satu contoh bahan ajar cetak.
Modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit
bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan
bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Dengan modul siswa
dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya.
2. Menurut Sungkono (2003) ada delapan komponen utama yang perlu
terdapat dalam modul yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan
belajar, latihan, rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan
kunci jawaban tes formatif.
3. Tujuan modul antara lain untuk memperjelas dan memudahkan dalam
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal; untuk mengatasi
keterbatasan waktu, ruang, baik siswa maupun guru; agar dapat digunakan
secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan minat
siswa untuk belajar.
4. Fungsi modul antara lain sebagai bahan ajar yang mandiri, sebagai
pengganti fungsi pendidik, sebagai evaluasi dan sebagai bahan rujukan atau
referensi bagi peserta didik.
5. Langkah menyusun modul antara lain:
Menyusun kerangka modul dengan cara menetapkan atau merumuskan
tujuan instruksioanal umum, merinci tujuan instruksional khusus,
menyusun butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus,
menyusun pokok materi dalam urutan yang logis, menyusun langkah
kagiatan belajar untuk mencapai semua tujuan, mengidentifikasi alat-alat
yang diperlukan dalam kegiatan belajar dengan modul.
Menulis program secara rinci yang meliputi pembuatan petunjuk siswa,
lembaran kegiatan siswa, lembaran jawaban, lembaran tes, dan jawaban
tes.
13
6. Kelebihan menggunakan modul dalam proses belajar mengajar antara lain
mengatasi keterbatasan waktu dan ruang baik siswa maupun guru, siswa
lebih aktif belajar, memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi
sendiri hasil belajarnya, belajar lebih efektif, dan dapat digunakan secara
tepat dan bervariasi. Sedangkan kelemahan penggunaan modul antara lain
tidak semua siswa dapat belajar sendiri melainkan membutuhkan bantuan
guru, tidak semua bahan dapat dimodulkan, kesukaran penyiapan bahan dan
adanya kecenderungan siswa untuk tidak mempelajari modul dengan baik.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan antara lain:
1. Mengkaji lebih lanjut mengenai modul sebagai bahan ajar
2. Mengkaji lebih dalam mengenai penggunaan modul sebagai bahan ajar
3. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan rinci dalam menjelaskan materi di atas dengan
sumber yang lebih banyak dan lebih valid yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.
14
DAFTAR RUJUKAN
15