Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
3. Apakah peran modal sosial dalam pembangunan ?
4. Bagaimanakah konsep pemberdayaan masyarakat ?
5. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dan proses pembangunan ?
6. Bagaimana cara mengembangkan modal sosial ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Modal Sosial
Modal sosial adalah penampilan organisasi sosial , seperti kepercayaan, norma-norma
(atau hal timbal balik) , dan jaringan (dari ikatan-ikatan Masyarakat), yang dapat
memperbaiki efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi adanya kordinasi dan kerja sama
bagi keuntungan bersama (Suharto,2007).
2
Menurut Suharto (2007) modal sosial adalah sebagai sumber (resource) yang timbul
dari adanya interaksi antara orang-orang dan komunitas. Dari berbagai definisi diatas
maka pengertian modal sosial dapat disimpulkan sebagai sumber daya yang muncul dari
hasil interaksi dalam suatu komunitas, baik antar individu maupun institusi yang
melahirkan ikatan emosionalberupa kepercayaan, hubungan-hubungan timbal balik, dan
jaringan-jaringan sosial, nilai-nilai dan norma-norma yang membentuk struktur
masyarakat yang berguna untuk kordinasi dan kerja sama dalam mencapai tujuan
bersama. Modal sosial akan tumbuh dan berkembang kalau digunakan bersama dan akan
mengalami kepunahan kalau tidak dilembagakan secara bersama, oleh karena itu
pewarisan nilai modal sosial dilakukan melalui proses adaptasi, pembelajaran serta
pengalaman dalam praktek nyata.
3
masyarakat dan elompok-kelompok sosial yang terbentuk yang memiliki bobot
resiprositas kuat akan melahirkan suatu masyarakat yang memiliki tingkat modal
sosial yang tinggi.
3. Trust.
Suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya
yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti
yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling
mendukung. Paling tidak, yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan
kelompoknya (Putnam, 1993). Tindakan kolekti yang didasari saling percaya akan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagi bentuk dan dimensi terutama
dalam konteks kemajuan bersama. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk bersatu
dan memberikan kontribusi paa peningkatan modal sosial.
4. Social norms.
Sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh masyarakat dalam suatu
entitas sosial tertentu. Aturan-aturan ini biasanya ter-institusionalisasi, tidak tertulis
tapi dipahami sebagai penentu pola tingkah laku yang baik dalam konteks hubungan
sosial sehingga ada sangsi sosial yang diberikan jika melanggar. Norma sosial akan
menentukan kuatnya hubungan antar individu karena merangsang kohesifitas sosial
yang berdampak positif bagi perkembangan masyarakat. Oleh karenanya norma sosial
disebut sebagai salah satu modal sosial.
5. Values.
Suatu ide yang telah turun temurun dianggap benar dan penting oleh anggota
kelompok masyarakat. Nilai merupkan hal penting dalam kebudayaan, biasanya ia
tumbuh dan berkembang dalam mendominasi kehidupan kelompok masyarakat
tertentu serta mempengaruhi aturan-aturan bertindak dan berperilaku masyarakat yang
pada akhirnya membentuk pola cultural.
6. Proactive action.
Keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi
senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan anggota kelompok dalam suatu kegiatan
masyarakat. Anggota kelompok melibatkan diri dan mencari kesempata yang dapat
memperkaya hunungan-hubungan sosial dan menguntungkan kelompok. Perilaku
inisiatif dalm mencari informasi berbagi pengalaman, mencari ide, pengetahuan, dan
beragam bentuk inisiatif lainnya baik oleh individu maupun kelompok, merupakan
wujud modal sosial yang berguna dalam membangun masyarakat.
4
1. Kepercayaan (trust), harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat, yang
ditunjukan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-
norma yang dianut bersama;
2. Norma-norma (norms), norma terdiri pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan-
harapan, dan tujuan-tujuan yang dinyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok
orang;
3. Jaringan-jaringan (networks), merupakan infrastruktur dinamis yang berwujud
jaringan-jaringa kerjasama antar manusia. Jatingan tersebut memfasilytasi terjadinya
komunikasi dan interaksi, memungkinkan timbulnya kepercayaan dan memperkuat
kerjasama.
6
Dalam program pemberdayaan masyarakat harus diperhatikan bahwa masyarakat
setempat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan permanen biasanya mempunyai
ikatan solidaritas yang tinggi sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya, adanya
saling memerlukan diantara mereka, perasaan demikian yang pada dasarnya merupakan
identifikasi tempat tinggal dinamakan perasaan komuniti (community sentiment).
Menurut Soekanto bahwa unsur-unsur perasaan komuniti antara lain :
a. Seperasaan
b. Sepenanggungan
c. Saling memerlukan (Soekanto, 1990: 150)
7
pertumbuhan cenderung bercorak simplistis. Salah satu indikasinya adalah
penekanannya pada upaya-upaya akumulasi modal fisik (physical capital) secara
sentralistik dan cenderung mengabaikan aspek keterkaitannya dengan kapital-kapital
yang lain seperti modal alami (natural capital), modal manusia (human capital), dan
modal sosial (social capital). Ketidaksinambungan antarkapital telah melahirkan
multikritis dalam pembangunan selamai ini (Grace A.J. Rumagit, 2002: 6).
Untuk mengatasi krisis tersebut membutuhkan upaya sinergis-kolaboratif dari
berbagai pihak dalam mengembangkan berbagai sumber daya (modal) yang kita miliki.
Disinilah letak urgensinya upaya-upaya CU dalam merancang dan melaksanakan
program bersama warga masyarakat. Melalui upaya pengembangan kapital sosial (social
capital) CU Karya Murni ternyata menjadi faktor krusial dalam menentukan
keberhasilan pembangunan disamping ketiga kapital lainnya.
Selama ini pendekatan model alternatif pembangunan yang dipilih dilaksanakan
melalui strategi reaktualisasi pembangunan sosial. Strategi ini dilakukan untuk
mereduksi berbagai ketimpangan yang terjadi, khusunya ketimpangan personal yang
terjadi di masyarakat melalui reaktualisasi modal sosial secara sinergis dan simultan
dengan modal fisik, modal manusia, dan modal alamiah.
Serangkaian aksi pengembangan masyarakat yang di lakukan patut diapreasi secara
positif karena menunjukkan kesadaran dari elemen civil society dalam berbagai peran
membangun kualitas hidup masyarakat kurang mampu. Berikut ini model-model
reaktualisasi pembangunan sosial:
1. Model Social action
Model social action memekankan pada gerakan pengembangan masyarakat yang
dilakukan secara partisipatif (collective action). Aktivitas pengembangan masyarakat
dilakukan seharusnya dikenal sebagai gerakan moral yang lebih mengutamakan
pengembangan kualitas modal sosial seperti: kepatuhan pada sistem norma (norms),
tata nilai (values), sikap (attitudes), keyakinan (beliefs), budaya bernegara (civic
culture), saling percaya (social-trust), solidaritas dalam bekerja sama (solidarity
cooperation), perilaku dalam bekerja sama (cooperative behavior), peran dan aturan
main (roles and rules), jaringan kerja (networks), hubungan interpersonal
(interpersonal relationship), tata cara dan keteladanan (procedures and precedents),
organisasi sosial (social oraganization), keterkaitan horizontal dan vertikal
(horizontal and vertical linkages). Pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk
mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat merupakan upaya strategis
dalam mempercepat peningkatan modal sosial masyarakat. Dalam pendekatan
8
partisipatif ini setiap warga dari kelompok sasaran program selalu diikutsertakan
dalam merencanakan, melaksanakan, menikmati, dan melestarikan program
(Zubaedi, 2013: 160).
2. Model Sustainable
Aktivitas pengembangan masyarakat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek
kesinambungan (sustainable). Kesinambungan disini dimaksudkan sebagai upaya-
upaya pengembangan kehidupan masyarakat yang menekankan pada intervensi
modal sosial, modal manusia, modal fisik, dan modal alamiah (environment) secara
sinergis dan berimbang. Modal sosial (social capital) perlu dipupuk mengingat ia
menjadi salah satu faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi
masyarakat (Dr. Ir. Arif Daryanto, M.Ec., 2004). Investasi dalam modal sosial dalam
bentuk pendidikan, pelatihan, dan kesehatan menghasilkan sumber pertumbuhan
yang tidak kalah pentingnya dengan investasi pada modal fisik. Menurut sejumlah
studi, peranan modal sosial tidak kalah pentingnya dengan infrastruktur ekonomi
lainnya, sehingga upaya untuk membangun modal sosial perlu diprioritaskan.
Pembentukan modal sosial dapat menyumbang pada pembangunan ekonomi karena
adanya jaringan (networks), norma (norms), dan kepercayaan (trust) didalamnya
yang menjadi kolaborasi (koordinasi dan kooperasi) sosial untuk kepentingan
bersama (Zubaedi, 2013: 161).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai
tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan organisasi. modal sosial dapat
disimpulkan sebagai sumber daya yang muncul dari hasil interaksi dalam suatu
komunitas, baik antar individu maupun institusi yang melahirkan ikatan
emosionalberupa kepercayaan, hubungan-hubungan timbal balik, dan jaringan-
jaringan sosial, nilai-nilai dan norma-norma yang membentuk struktur masyarakat
yang berguna untuk kordinasi dan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
Blakeley dan Suggate, dalam Suharto(2007) menyatakan bahwa unsure-unsur modal
sosial adalah (1) Kepercayaan (Trust), (2) Perasaaan tidak egois dan tidak
individualistik yang mengutamakan kepentingan umum dan orang lain diatas
kepentingan sendiri, (3) Gotong-royong, sikap empati dan perilaku yang mau
menolong orang lain dan bahu-membahu dalam melakukan berbagai upaya untuk
kepentingan bersama, (4) Jaringan, dan kolaborasi social. Dalam program
pemberdayaan penting juga diperhatikan modal sosial yang dimiliki masyarakat
setempat. Seperti yang dinyatakan oleh Fukuyama bahwa modal sosial adalah segala
sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas
dasar kebersamaan dan didalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang
tumbuh dan dipatuhi. Situasi ini akan menjadi kunci bagi keberhasilan program
pemberdayaan yang terdapat di wilayah tersebut.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah diharapkan kepada pembaca agar
memahami dengan benar materi mengenai modal sosial dalam pemberdayaan
masyarakat berkelanjutan, agar nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. 2006. Dasar – dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
11