Professional Documents
Culture Documents
(TM 141576)
Pengusul:
Wira Hamadri Pratama
02111440000184
Dosen Pembimbing :
Suwarno, ST., MSc., PhD
NIP. 198005202005011003
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana terjadinya kegagalan superheater pada Circulating Fluidized Bed
Boiler
2. Bagaimana terjadinya kegagalan waterwall tube pada Circulating Fluidized
Bed Boiler
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui penyebab terjadinya kegagalan superheater pada Circulating
Fluidized Bed Boiler
2. Mengetahui penyebab terjadinya kegagalan waterwall tube pada Circulating
Fluidized Bed Boiler
II. Tinjauan Pustaka
b. Oksidasi (Oxidation)
Proses oksidasi atau yang lebih sering dikenal dengan high temperature oxidation
adalah proses oksidasi pada temperatur tinggi yang menghasilkan lapisan oksida, dimana
lapisan oksida ini menempel pada permukaan logam. Lapisan oksida yang dihasilkan ada
yangbersifat protektif namun ada pula yang bersifat tidak protektif. Lapisan oksida yang
bersifat protektif berfungsi untuk melindungi logam dari pengaruh media korosif. Adapun
pelindung yang sering digunakan pada dunia industri, seperti Fe3O2, Al2O3, Cr2O3, dan SiO2.
Adapun kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh lapisan oksida pelingdung adalah :
1. Memiliki temperatur cair yang tinggi
2. Memiliki kelekatan yang bagus pada logam yang dilindungi
3. Memiliki stabilitas termodinamika yang baik
4. Memiliki Pilling-Bedworth rasio ≥ 1
Persyaratan diatas harus dimiliki lapisan oksida agar dapat bersifat protektif, sehingga
tidak mengakibatkan kerusakan pada logam yang dilindunginya. Pada beberapa kasus yang
sering terjadi di dunia industri, kerusakan lapisan oksida pelindung dapat disebabkan oleh
beberapa hal berikut :
1. Adanya siklus termal yang menyebabkan lapisan oksida pelindung terkelupas
2. Adanya serangan kimia, yaitu kerusakan karena terjadinya reaksi di bawah endapan yang
menempel pada permukaan logam
3. Adanya peristiwa mekanik, seperti abrasi dan impact
4. Adanya degradasi pada lapisan pelindung, terutama pada saat Cr2O3 teroksidasi menjadi
CrO3 yang mudah menguap
d. Creep
Saat material diberi beban dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan
perubahan bentuk yang berangsur-angsur, dan mengalami fracture yang teganganya jauh
berada dibawah ultimate stress nya. Perubahan yang berangsur-angsur, dengan pembebanan
steady force atau steady stress ini disebut creep.
Creep harus dipertimbangkan ketika material yang digunakan mendekati suhu rekristalisasi.
Sebagai contoh, ketika logam dipanaskan diatas suhu 500oC, atau ketika “low melting point
metals” digunakan pada suhu kamar.
e. Fatigue
Fatigue atau kelelahan adalah bentuk kegagalan yang terjadi karena beban
dinamik yang berfluktuasi dibawah yield strength dalam waktu yang cukup lama dan berulang
ulang. Fatigue menjadi 90 penyebab kegagalan pemakaian. Mekanisme dari permulaan retak
umumnya dimulai dari crack initation yang terjadi di permukaan material yang lemag atau
daerah dimana terjadi konsentrasi tegangan di permukaan seperti goresan, lubang, ataupun
notch akibat dari pembebanan berulang. Selanjutnya adalah penyebaran retak yang
berkembang menjadi microcracks. Perambatan atau perpaduan dari microcracks ini kemudia
membentuk macrocracks yang akan berujung pada terjadinya failure. Maka setelah itu,
material akan mengalami apa yang dinamakn pepatahan. Pepatahan terjadi ketika material telah
mengalami siklus tegangan dan regangan yang menghasilkan lerusakan permanen.
Identifikasi Masalah
Observasi Lapangan
Studi Literatur
Bentuk dan Lokasi Kerusakan
Pengamatan Visual
Analisa Data
SELESAI
Diagram alir penelitian akan menunjukkan alur penelitian ini secara sistematis.
Pengamatan Visual
Pengamatan visual dilakukan pada spesimen dengan tujuan untuk menemukan letak
cacat yang terlihat tanpa alat bantu yang kemudian menggunakan bantuan kamera
digital untuk mendapatkan bentuk dan penampakan kerusakan pada bagian dalam dan
luar tube meliputi bentuk dan warna kerusakan. Kemudian spesimen dipotong ke dalam
beberapa sampel. Berikut hasil pengamatan visual :
Gambar 3.1 hasil pengamatn visual sebelum dan sesudah dipotong
Gambar 3.2 Pengamatn metalografi 10x Gambar 3.3 Pengamatn metalografi 100x
pembesaran. pembesaran.
Gambar 3.4 Pengamatn metalografi
50x pembesaran.
T3 T4
Gambar 3.5 hasil pengamatan dengan metode scanning electron microscope.
Pengujian Energy Dispersive Spectroscopy (EDS)
Pengujian EDS dilakukan dengan cara menembakan Sinar X ke posisi yang
ingin diamati komposisinya. Setelah ditembakkan pada posisi yang diinginkan maka
akan muncul puncak – puncak tertentu yang mewakili suatu unsur yang terkandung.
EDS dapat membuat elemental mapping (pemetaan elemen) dengan memberikan
warna berbeda – beda dari masing – masing elemen di permukaan bahan serta untuk
menganalisa secara kunatitatif dari persentase masing – masing elemen. Berikut hasil
uji Energy Dispersive Spectroscopy.
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8
221 233 154 379 299 192 144 138
345 394 178 424 332 200 147 145
484 404 206 488 372 216 153 149
571 464 213 574 350 231 157 154
675 477 234 658 381 228 164 157
Tabel 3.5 hasil uji micro hardness
2. Fishbone Diagram Kegagalan Superheater Tube
Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode untuk
menganalisa penyebab dari sebuah masalah atau kondisi. Sering juga diagram ini
disebut dengan diagram sebab-akibat atau cause effect diagram.
Diagram 3.2 Diagram tulang ikan dari kebocoran pada pipa superheater.
2. Fontana, Mars : Corrosion Engineering, 2nd ed, Mcgraw- Hill Book Company,
New York, 1967
3.
4. Heng Chen, Peiyuan Pan, Huaishuang Shao, Yungang Wang ⇑ , Qinxin Zhao.
Corrosion and viscous ash deposition of a rotary air preheater in a coal-fired
power plant 2016.
5. Jones, Denny A. 1992. Principle and Preventation of Corrosion 2nd Edition.
USA : Pearson Education
6.
7. Jones, Loyd W. : Corrosion and Water Technology for petrolum Producers.
OGCI Publication Tulsa, 1988
8. National Association of Corrosion Engineer (NACE) : Basic Corrosion course
2400 W,.Loop South Houston Texas 77027
9. Roberge, Pierre R. 2000.Handbook of Corrosion Engineering. New York : Mc
Graw Hil
10. Vainio Emil, Tor Lauren, Nikolai demartini. Understanding low temperature
Corrosion in Recovery Boiler : Risk od Sulphuric acid dew point
11. Movahedi Rad, S S Plasseyed, M Attarian. Failure analysis of superheater tube