Professional Documents
Culture Documents
3.1 Pengantar
Setelah mempelajari uraian dalam Bab III ini diharapkan para mahasiswa
memiliki kompetensi:
Mampu menyebutkan beberapa kecenderungan sifat fisika dan kimia
unsur-unsur golongan 11 (logam mata uang).
Mampu menyebutkan terdapatnya unsur-unsur logam mata uang di alam
Mampu menjelaskan cara pembuatan unsur-unsur logam mata uang
Mampu menyebutkan sifat-sifat fisika dan kimia unsur-unsur logam
mata uang
Mampu menuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada unsur-unsur
logam mata uang
Mampu menjelaskan cara pembuatan beberapa senyawa unsur-unsur
logam mata uang
Mampu menyebutkan beberapa kegunaan unsur-unsur logam mata uang
Mampu menyebutkan beberapa kegunaan beberapa senyawa unsur
logam mata uang
Agar kompetensi-kompetensi tersebut di atas dapat dicapai, maka para
mahasiswa diharapkan mempelajari uraian dalam bab ini yang berisi tentang: (1)
Kecenderungan sifat fisika dan kimia unsur-unsur logam mata uang, (2)
Terdapatnya di alam, cara pembuatan , sifat-sifat, dan kegunaan logam tembaga ,
(3) Senyawa-senyawa tembaga, yang meliputi senyawa tembaga(I) dan senyawa
tembaga(II), (4) Terdapatnya di alam, cara pembuatan , sifat-sifat, dan kegunaan
logam perak, (5) Senyawa-senyawa perak, (6) Terdapatnya di alam, cara
pembuatan , sifat-sifat, dan kegunaan logam emas, (7) Senyawa-senyawa emas.
Di samping butir-butir uraian tersebut, para mahasiswa juga diharapkan membaca
buku-buku lain yang terkait dengan materi yang disajikan dalam bab ini.
Nomor atom 29 47 79
Konfigurasi elektron …3s2 3p6 3d10 4s1 …4s2 4p6 4d10 5s1 …5s2 5p6 5d10 6s1
3.3 Tembaga
3.3.1 Terdapatnya di Alam
Meskipun tembaga tidak didapatkan di alam secara melimpah, tetapi dike-
nal pula adanya bijih-bijih yang mengandung tembaga, misalnya tembaga pirit,
CuFeS2 , kilap tembaga, Cu2S, dan kuprit, Cu2O. Tembaga juga ditambang sebagai
unsur bebas seperti yang dilakukan di Northerm Michigan USA.
Setelah dipanggang, hasilnya dicampur dengan silika, SiO 2 dan campuran yang
terbentuk lalu dipanaskan tanpa udara untuk mengubah besi(II) oksida menjadi
besi(II) silikat, FeSiO3 yang dapat dipisahkan dari tembaga(I) sulfida. Tembaga(I)
sulfida yang diperoleh kemudian direduksi menjadi tembaga dengan pemanasan
dalam udara yang terkontrol jumlahnya dengan persamaan reaksi:
Untuk mendapatkan tembaga yang murni dapat dilakukan dengan jalan elektroli-
sis dalam larutan tembaga(II) sulfat. Tembaga yang tidak murni sebagai anoda dan
tembaga yang murni digunakan sebagai katoda. Selama proses elektrolisis, logam
tembaga dari anoda akan berpindah ke katoda, sehingga akan dapat diperoleh
logam tembaga yang murni.
Pada temperatur sekitar 300oC bereaksi dengan udara atau oksigen dan terbentuk
lapisan hitam dari senyawa tembaga(II) oksida, dan pada temperatur 1000oC akan
terbentuk senyawa tembaga(I) oksida. Tembaga juga bereaksi dengan uap bele-
rang membentuk tembaga(I) sulfida, dan dengan halogen membentuk tembaga(II)
halida, kecuali dengan iod membantuk tembaga(I) iodida. Logam tembaga tidak
bereaksi dengan air atau uap air dan asam-asam encer non oksidator, misalnya
HCl encer dan asam sulfat encer. Asam klorida pekat yang mendidih dapat bere-
aksi dengan tembaga menghasilkan gas hidrogen dan senyawa dikloro kuprat(I),
[CuCl2]−.
2 [CuCl2]- (aq)
Kesetimbagan dapat bergeser ke kiri jika ditambah anion yang dapat mengendap-
kan senyawa tembaga(I), misalnya dengan ion iodida akan terbentuk endapan CuI,
atau dengan penambahan suatu zat yang dapat membentuk ion kompleks, dimana
ion kompleks dari tembaga(I) lebih stabil daripada ion kompleks tembaga(II),
misalnya dengan amonia akan terbentuk ion [Cu(NH3)2]+.
Tembaga (I) oksida larut dalam asam klorida pekat membentuk ion kompleks
[CuCl2]−.
2 [CuCl2]- (aq)
CuCl / HCl
C6H5N2+Cl- C6H5Cl- + N2
Dalam keadaan kering, tembaga(I) sulfat stabil, jika dilarutkan segera akan
mengalami disproporsionasi menjadi tembaga(II) sulfat dan tembaga.
800oC
4 CuO (s) 2 Cu2O (s) + O 2 (g)
Bila dipanaskan, senyawa CuO dapat segera bereaksi dengan asam mineral encer
membentuk garam tembaga(II), dan mudah direduksi menjadi tembaga jika dialiri
gas hidrogen.
[Cu(NH3)4]2+(aq)
Bila senyawa tembaga(II) sulfat pentahidrat dipanaskan sampai sekitar 100 oC,
empat molekul air pada senyawa itu akan lepas, dan pada temperatur 250 oC keli-
manya akan lepas. Bila dipanaskan sampai pada temperatur yang tinggi, garam
anhidratnya akan terurai menjadi tembaga(II) oksida dan belerang trioksida.
3.4 Perak
3.4.1 Terdapatnya di Alam
Perak didapat di alam sebagai perak sulfida (silver glance), Ag 2S, dan
perak klorida (horn silver), AgCl, juga terdapat sebagai unsur bebas dan beberapa
aliasi dengan emas, tembaga, dan raksa. Dalam jumlah yang berarti ditemukan
pada proses ekstraksi timbal dari bijihnya dan juga pada pemurnian tembaga
secara elektrolisis.
4 Ag (s) + 8 CN− (aq) + O2 (g) + 2 H2O (l) 4 [Ag(CN)2]− (aq) + 4 OH− (aq)
2 Ag2S(s) + 8 CN−(aq) + O2(g) + 2 H2O(l) 4 [Ag(CN)2]−(aq) + 2 S(s) + 4 OH−(aq)
AgCl (s) + 2 CN− (aq) [Ag(CN)2]− (aq) + Cl− (aq)
Logam yang murni dapat diperoleh dengan cara elektrolisis dalam larutan yang
mengandung perak nitrat dan asam nitrat. Logam perak yang tidak murni ditem-
patkan sebagai anoda sedangkan logam perak yang murni sebagai katoda.
Uap air dan asam-asam non oksidator tidak bereaksi dengan perak, tetapi dapat
bereaksi dengan asam sulfat pekat panas dan asam nitrat encer yang dingin mem-
bentuk ion perak(I).
Asam nitrat pekat dengan perak bereaksi membentuk ion perak(I), gas nitro-
gen dioksida, dan air.
Cermin perak dapat dibuat dengan cara mengendapkan lapisan perak yang tipis
pada gelas. Ini dapat dikerjakan dengan cara mereduksi larutan perak nitrat dalam
amonia dengan reduktor yang lemah, misalnya glukosa atau formaldehida.
Lapisan perak tipis pada gelas kemudian dicuci dan dikeringkan lalu dipulas.
Perak oksida dapat mengubah lakmus merah basah menjadi biru, karena dengan
adanya air senyawa perak oksida akan dapat menghasilkan sedikit ion OH−.
Dalam kimia organik perak oksida dipakai untuk mengubah alkil halida menjadi
alkohol.
Perak oksida dapat segera larut dalam amonia menghasilkan ion kompleks perak
diamin dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
Ag2O (s) + H2O (l) + NH3 (g) 2 [Ag(NH3)2]+ (aq) + 2 OH− (aq)
Ion kompleks ini dengan segera dapat direduksi oleh aldehida atau oleh gula pere-
duksi seperti glukosa. Reaksi ini dapat digunakan untuk uji golongan aldehida.
Jika perak oksida dipanaskan, dapat terurai menghasilkan perak dan oksigen.
Endapan senyawa perak sulfida akan diperoleh juga walaupun konsentrasi ion
perak sangat kecil, misalnya dalam larutan senyawa kompleks perak yang stabil.
Perak halida mempunyai struktur kovalen dan sifat kovalennya semakin bertam-
bah dengan bertambahnya nomor atom. Perak halida dapat diperoleh sebagai
endapan bila larutan garam perak dicampur dengan ion halida.
AgCl dapat larut dalam larutan amonia, AgBr dapat larut dalam amonia pekat,
sedangkan AgI tidak larut dalam amonia. Perak klorida, perak bromida, dan perak
iodida sensitif terhadap cahaya dan terurai perlahan membentuk deposit hitam dari
perak, misalnya:
Larutan perak nitrat amoniakal mengandung ion kompleks [Ag(NH 3)2]+ dan la-
rutan ini dapat bereaksi dengan etuna membentuk endapan perak karbida, Ag 2C2,
yang dapat meledak jika kering dan kena benturan.
Seperti garam perak yang lain, senyawa ini juga sensitif terhadap cahaya dan se-
gera berubah menjadi gelap karena terbentuk perak. Perak karbonat padat mudah
terurai jika dipanaskan.
Jadi pada tempat-tempat yang telah kena cahaya kuat terdapat banyak endapan
perak. Kemudian film dicuci dengan larutan natrium tiosulfat (hipo) untuk mela-
rutkan perak halida yang tidak direduksi, yaitu yang tidak kena cahaya.
Setelah perak halida hilang tercuci, yang tinggal hanya endapan perak, yang
merupakan gambar dari bayang-bayang benda tadi. Tempat-tempat yang pada
aslinya terang, pada film ini justru hitam, maka film ini disebut "negatif". Proses
membuat afdruknya sebetulnya sama dengan membuat negatif, hanya sekarang
pada kertas afdruk yang peka dipancarkan cahaya yang menembus negatif.
Tempat-tempat yang .agak hitam pada negatifnya akan menahan banyak cahaya,
sehingga kertas afdruknya hanya menerima cahaya sedikit dan setelah dicuci,
tempat ini akan terang, jadi sesuai dengan aslinya.
3.5 Emas
Emas hampir selalu didapatkan sebagai logam bebas. Sering pula bersama-
sama dengan perak dan tembaga. Emas ditemukan juga dalam jumlah yang berarti
pada ekstraksi timbal dari bijihnya dan pada pemurnian tembaga.
4 Au (s) + 8 CN− (aq) + O2 (g) + 2 H2O (l) 4 [Au(CN)2]─ (aq) + 4 OH− (aq)
2 [Au(CN)2]─ (aq) + Zn (s) 2 Au (s) + [Zn(CN)4]2− (aq)
Campuran antara emas dan perak akan didapat melalui metoda ini dan dapat di-
pisahkan dengan cara elektrolisis.
Au (s) + 6 HNO3 (aq) Au3+ (aq) + 3 NO3- (aq) + 3 H2O (l) + 3 NO2 (g)
+
4 Cl- (aq)
(dari HCl pekat)
[Au(Cl)4]- (aq)
atau:
2 Au (s) + 2 HNO3 (aq) + 8 HCl (aq) 2 HAuCl4 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O (l)
Kemurnian emas diukur dengan karat. Emas murni itu 24 karat. Emas 22 karat
terdiri atas 91,66 % logam emas.
Halida ini dapat terhidrolisis oleh air menghasilkan emas (III) oksida terhidrat,
Au2O3. x H2O. Oksida ini dapat larut dalam asam klorida menghasilkan emas(III)
klorida dan kemudian membentuk ion kompleks [Au(Cl)4]─. Oksida ini juga larut
dalam larutan alkali menghasilkan senyawa [Au(OH)4]─.