You are on page 1of 10

ARTIKEL ILMIAH

PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENGARUH WAKTU HIDROLISIS PROTEIN GELATIN OLEH ENZIM PROTEASE


TERHADAP VOLUME NaOH DAN mg NITROGEN ASAM AMINO MELALUI
TITRASI FORMAL ASAM AMINO

Oleh:

Ni Putu Fitria Atrisa (1213031068)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
PENGARUH WAKTU HIDROLISIS PROTEIN GELATIN OLEH ENZIM PROTEASE
TERHADAP VOLUME NaOH DAN mg NITROGEN ASAM AMINO MELALUI
TITRASI FORMAL ASAM AMINO

Ni Putu Fitria Atrisa*, 1213031068

*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, Undiksha Singaraja

Jalan Udayana, Singaraja 81117 Telepon (0362) 25072

ABSTRAK

Tujuan percobaan ini adalah untuk menghidrolisis protein dengan enzim protease dan untuk membuat kurva
hubungan antara volume NaOH terhadap waktu hidrolisis pada titrasi formal asam amino. Percobaan ini dilakukan
dengan metode kuantitatif yaitu titrasi formal asam amino. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah volume
NaOH yang dibutuhkan pada titrasi menit ke-0, 15, 30, 45 dan 60 berturut-turut sebanyak 13,00 mL, 16,50 mL,
18,00 mL, 21,8 mL dan 25,7 mL. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, jumlah mg nitrogen yang dihasilkan
pada sampel menit ke-0, 15, 30, 45 dan 60 berturut-turut sebanyak 3,64 mg, 4,62 mg, 5,04 mg, 6,104 mg dan 7,196
mg. Derajat hidrolisis protein gelatin berdasarkan percobaan dan perhitungan yang dilakukan adalah 0,211. Kurva
hubungan antara waktu dengan volume NaOH dan mg Nitrogen adalah berbanding lurus. Semakin lama waktu
hidrolisis, maka volume NaOH yang digunakan dalam titrasi dan jumlah mg nitrogen yang dihasilkan akan semakin
banyak.

Kata Kunci : Titrasi formal, asam amino, gelatin, hidrolisis, enzim protease.

ABSTRACT

This experiment aims to hydrolyze the protein with protease enzymes and to make the curve of the relationship
between the volume of NaOH and hydrolysis time on formal titration of amino acids. This experiment was
conducted using a quantitative formal titration of amino acids. The results obtained from this experiment is the
volume of NaOH used to titrate sample from minute 0, 15, 30, 45 and 60 respectively as 13,00 mL, 16,50 mL, 18,00
mL, 21,8 mL and 25,7 mL. Based on calculations performed mg amount of nitrogen produced in minute samples of
0, 15, 30, 45 and 60 respectively as much as 3.64 mg, 4.62 mg, 5:04 mg, 6104 mg and 7196 mg. the degree of
protein hydrolysis of gelatin based on experiments conducted is 0,211. Curve relationship between time with the
volume of NaOH and mg Nitrogen is directly proportional. The longer the time of hydrolysis, the volume of NaOH
used in titration and the amount of nitrogen mg produced will be more

Keywords: formal titration, amino acids, gelatyn, hydrolyze, protease enzymes.

PENDAHULUAN
Protein berasal dari akar kata protos dari nitrogen dan kadang sulfur serta fosfor. Suatu
bahasa Yunani yang berarti “yang paling molekul protein disusun oleh sejumlah asam
utama”. Protein adalah senyawa organik amino tertentu dengan susunan yang sudah
kompleks dengan berat molekul tinggi yang tertentu dan bersifat turunan (Aisjah Girindra
merupakan polimer dari monomer-monomer dalam Tika, 2010).
asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein Asam amino merupakan ion dipolar yang
mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen, pada umumnya mempunyai dua atau lebih
pKa. Asam amino yang menyusun suatu tidak larut di dalam eter karena merupakan
protein tertentu, kadar asam aminonya tidak senyawa dipolar dan dalam air menunjukkan
sama. Protein jika dihidrolisis akan struktur kutub ganda (Zwitter ion) yaitu:
menghasilkan asam amino bebas. Asam amino

H H

R C COOH R C COO -
(aq) (aq)

NH2 NH3+

Gambar 1. Struktur dipolar asam amino

Dari gambar tersebut, gugus amino Pada percobaan ini dibuat kurva titrasi
diprotonasi dan hadir sebagai ion dari asam amino yang diperoleh dari hasil
ammonium, sedangkan gugus karboksil hidrolisis protein dengan menggunakan
kehilangan protonnya dan hadir sebagai enzim protease dari tripsin. Tripsin adalah
anion karboksilat. Struktur ini konsisten suatu enzim proteolitik atau enzim yang
dengan sifat asam amino yang seperti mengkatalisis hidrolisis protein. Tripsin
garam, yang memiliki titik leleh agak tinggi. mengkatalisis hidrolisis ikatan amida di
Asam amino bersifat amfoterik artinya bagian karboksil dari lisin atau arginin
berperilaku sebagai asam dan mendonasikan (Fessenden, 2010). Selama hidrolisis suatu
proton pada basa kuat atau dapat juga protein, sejumlah gugus karboksil dan gugus
berperilaku sebagai basa dan menerima amino bertambah terus. Penentuan secara
proton dari asam kuat. kuantitatif salah stau gugus akan dapat
memberikan indikasi untuk mengetahui
Bila suatu protein dihidrolisis, akan
derajat hidrolisis protein. Menurut teori
didapatkan asam aminonya. Hidrolisis
zwiiterion, kalau suatu asam amino dalam
protein dapat dilakukan dengan
larutan dititrasi dengan basa, berarti ion
menggunakan enzim protease dari tripsin.
hydrogen dari ammonium yang dititrasi.
Protein jika dihidrolisis akan menghasilkan
Gugus ammonium dari asam amino yang
asam amino bebas. Asam amino bebas ini
bersifat buffer pada daerah pH tinggi atau di
bila direaksikan dengan formaldehid
atas pH 11, sehingga tidak mungkin dititrasi
berlebih akan membentuk derivate metilol.
sampai titik akhir. Hal yang sama juga
Reaksi ini menyebabkan asam amino bebas
terjadi pada gugus karboksil yang bersifat
bentuk isoelektrik kehilangan satu proton
buffer pada pH rendah sehingga tidak
dari gugus NH3+ (Tika, 2010).
mungkin juga dititrasi dengan basa (Tika,
H+ yang dilepaskan pada reaksi ini 2010).
dapat dititrasi langsung dengan NaOH
Untuk mengatasi hal tersebut, maka
sampai dengan pH 8,0 (titik akhir indicator
formaldehid ditambahkan ke dalam larutan
ekuivalen). Titrasi asam amino atau
asam amino agar bereaksi dengan gugus
campuran asam amino dalam keberadaan
amino yang tidak bermuatan sehingga
formaldehid disebut dengan titrasi formal
memungkinkan gugus ammonium
asam amino. Titrasi ini merupakan metode
membuffer pada daerah pH yang lebih
analisis untuk mengikuti pembentukan asam
rendah dan dapat dititrasi pada titik akhir
amino bebas yang dihasilkan pada proses
secara kuantitatif menggunakan indicator
hidrolisis protein oleh enzim proteotik (Tika,
(Tika, 2010).
2010).
Penambahan formalin ke dalam larutan diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen.
asam amino akan membentuk dimetilol. Gelatin merupakan protein yang larut dan
Dengan terbentuknya dimetilol berarti gugus bersifat gelling agent (bahan pembuat gel).
amino dari protein sudah terikat dan tidak Sumber bahan baku gelatin dapat berasal
akan mempengaruhi titik akhir titrasi dari tulang dan kulit dari sapi atau babi.
sehingga titik akhir titrasi dapat ditentukan Gelatin terdiri dari glisin dengan komposisi
dengan tepat. Indikator yang digunakan besar, protein dan 4-hidroksi residu.
adalah fenolptalein (Tika, 2010).
Struktur gelatin adalah sebagai berikut:
Pada praktikum ini digunakan gelatin
yang merupakan produk alami yang

O O O O
H H H H2 H H H
O C N C C N C C N C C N OH
H H H2 H
N C C N C C N CH 2 CH 2
H C NH
CH 3 O CH 2 CH 2
O CH2
NH C O
C O
C NH O-
NH O
NH 2
C

Gambar 2. Struktur Gelatin (Sumber: Tika, 2010)

MATERI DAN METODE


Alat dan Bahan M tetes demi tetes hingga timbul warna merah
muda. Setelah itu larutan gelatin ditambahkan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini
tetes demi tetes larutan HCl 0,1 mL sampai
adalah gelas kimia 100 mL, labu Erlenmeyer
warna merah mudanya hilang. Larutan
100mL, buret 50 mL, statif dan klem, spatula,
kemudian direndam pada inkubator air dengan
batang pengaduk, labu ukur 100 mL, kaca
suhu 38oC selama beberapa menit.
arloji, termometer, pipet tetes dan labu ukur 25
mL. Bahan yang diperlukan dalam percobaan Penyiapan Larutan Tripsin
ini adalah larutan glisin 1%, NaOH 0,2 M,
Larutan tripsin sebanyak 62,5 mL
HCl 0,1 M, indikator PP 1%, larutan
ditambahkan dengan 1 mL larutan
formaldehid 40%, larutan tripsin 1% dan
fenolftalein dan tetes demi tetes larutan
aquades.
NaOH 0,2 M sampai timbul warna merah
muda. Larutan tripsin yang berwarna merah
muda direaksikan dengan tetes demi tetes
Prosedur Kerja
larutan HCl 0,1 M sampai hilang warna
Penyiapan Larutan Gelatin merah mudanya hilang. Larutan kemudian
Sebanyak 250 mL larutan gelatin diinkubasi dalam inkubator air pada suhu
ditambahkan 1 mL fenolftalein dan NaOH 0,2 38oC selama beberapa menit.
Titrasi Formal Asam Amino M. Langkah di atas diulang pada interval
waktu 15, 30, 45, dan 60 menit dari waktu
Larutan tripsin dan larutan gelatin
nol. Data yang didapat digunakan untuk
dicampurkan dan diaduk perlahan. Setelah
membuat kurva titrasi.
tercampur merata, 10 mL campuran diambil
dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer 100
mL. Larutan ini digunakan sebagai kontrol HASIL DAN PEMBAHASAN
atau waktu nol. Larutan kemudian dididihkan Berdasarkan percobaan yang telah
untuk merusak enzim kemudian didinginkan. dilakukan pada proses penyiapan larutan
Larutan yang sudah dingin ditambahkan 15 gelatin dan tripsin, diperoleh hasil pengamatan
mL formalin netral dan 3 tetes indikator PP, seperti yang disajikan dalam tabel berikut.
kemudian dititrasi menggunakan NaOH 0,02

Tabel 1. Hasil Pengamatan pada Proses Penyiapan Larutan Gelatin dan Tripsin
Larutan Warna yang larutan
Gelatin Bening kekuningan
Gelatin + PP Bening kekuningan
Gelatin + PP + NaOH Merah muda
Gelatin + PP + NaOH + HCl Bening kekuningan
Tripsin Kuning kehijauan
Tripsin + PP Kuning kehijauan
Tripsin + PP + NaOH Merah kekuningan
Tripsin + PP + NaOH + HCl Kuning kehijauan

Penambahan larutan fenolftalein (PP) gambar 3b). Campuran kemudian ditambahkan


berfungsi sebagai indikator yang akan HCl tetes demi tetes hingga warna merah muda
menunjukkan perubahan warna ketika pH hilang (lihat ambar 2c). Tujuan penambahan
lingkungannya berubah. Penambahan larutan HCl ini adalah agar pH menjadi 8 karena pada
NaOH bertujuan agar larutan bersifat sedikit pH ini enzim tripsin mampu bekerja secara
basa. setelah ditambahkan NaOH,larutan optimal.
berubah warna menjadi merah muda (lihat

a b c

Gambar 3. (a) Larutan Gelatin bening kekuningan, (b) Gelatin +PP + NaOH berwarna merah muda,
(c) Gelatin + PP + NaOH setelah ditambah HCl berwarna bening kekuningan
Hal yang sama juga dilakukan pada bertujuan untuk membuat larutan menjadi
larutan tripsin. Larutan tripsin berwarna kuning bersifat sedikit basa. Selanjutnya dilakukan
kehijauan (lihat gambar 4a). setelah penambahan HCl yang menyebabkan larutan
ditambahkan indikator PP dan NaOH larutan kembali berwarna kuning kehijauan (lihat
berubah warna menjadi merah kekuningan gambar 4c).
(lihat gambar 4b). Penambahan NaOH

a b c

Gambar 4. (a) larutan tripsin berwarna kuning kehijauan, (b) tripsin + indikator PP + NaOH
berwarna merah kekuningan, (c) tripsin + indikator PP + NaOH setelah ditambah HCl
berwarna kuning kehijauan.
Selanjutnya dilakukan inkubasi terhadap nol). Setelah didinginkan larutan ditambahkan
larutan gelatin dan tripsin dengan inkubator air 15 mL formalin netral dan 3 tetes indikator PP.
suhu 38oC agar enzim protease dapat bekerja Pada titrasi ini dipilih indikator PP karena
secara optimal. Suhu dijaga jangan sampai trayek pH indikator PP adalah 8,3-12, sehingga
melebihi 38oC karena bisa terjadi pembentukan sesuai dengan pH larutan yaitu pH=8. Larutan
gel yang sangat mempengaruhi proses kemudian dititrasi dengan NaOH 0,02 M.
degradasi untuk menghasilkan asam amino. Larutan ini digunakan sebagai kontrol atau
Selanjutnya setelah diinkubasi, maka kedua sampel waktu nol. Prosedur yang sama diulangi
larutan ini dicampur. Tujuan pencampuran ini dalam selang waktu 15 menit sampai menit ke-
adalah untuk mengdegradasi larutan gelatin 60. Data hasil titrasi kemudian dicatat
dengan menggunakan enzim tripsin. Tripsin kemudian dapat dibuat kurva titrasinya.
merupakan enzim proteolitik yang hanya terdiri
Penambahan formalin netral dilakukan
dari suatu rantai polipeptida. Enzim ini akan
agar gugus karbonil dalam formalin bereaksi
mendegradasi gelatin menghasilkan asam
dengan asam amino yang tidak bermuatan
amino penyusunnya.
sehingga memungkinkan gugus amonium
10 mL larutan campuran tripsin dan bereaksi dengan NaOH dan membuffer pada
gelatin ini diambil dan dididihkan untuk pH yang lebih rendah. Reaksi yang terjadi
merusak enzim, kemudian didinginkan secara keseluruhan dalam titrasi formal asam
(digunakan sebagai sampel kontrol atau waktu amino dapat dilihat dalam gambar 5.
H H

R C COOH R C COO -
(aq) (aq)

NH 2 NH3 +

H O H

R C COO- + C R C COOH
(aq) (aq)
H H
NH3+ H N CH2OH
(aq)
O

C
H H

R C COOH

HOH2 C N CH2OH
(aq)
dimethilol
H H

R C COOH + NaOH R C COO-Na+ + H 2O (l)


(aq)

HOH2 C N CH2OH (aq) HOH 2C N CH2OH (aq)

Natrium dimethilol

Gambar 5. Reaksi Keseluruhan dalam Titrasi Formal Asam Amino

Volume NaOH yang dibutuhkan dalam titrasi hubungan antara volume NaOH terhadap
sampel waktu ke-0, 15, 30, 45 dan 60 menit waktu pada titrasi formal asam amino (lihat
disajikan dalam tabel 2. Berdasarkan data gambar 6).
yang terdapat pada tabel 2, dapat dibuat kurva

Tabel 2. Data Volume NaOH yang Digunakan dalam Titrasi


Waktu (menit) Volume NaOH (mL)
0 13,0
15 16,5
30 18,0
45 21,8
60 25,7
Gambar 6. Kurva Hubungan Volume NaOH terhadap Waktu

Berdasarkan grafik di atas, dapat Pada waktu t = 0


dinyatakan bahwa semakin lama larutan
dibiarkan, maka semakin banyak volume Volume NaOH 0,02 M yang digunakan = 13,00
NaOH yang digunakan untuk proses titrasi. mL
Hal ini terjadi karena selama proses hidrolisis
gelatin oleh tripsin menghasilkan sejumlah Mol NaOH = 13,00 mL x 0,02 M = 0,26 mmol
asam amino yang konsentrasinya bertambah 1 mL NaOH 0,1 N ekuivalen dengan 1,4 mg
seiring dengan bertambahnya kontak antara nitrogen asam amino, sehingga untuk 0,26
larutan gelatin dengan larutan tripsin. Derajat mmol NaOH ekuivalen dengan:
hidrolisis dari enzim tripsin juga dapat
dihitung berdasarkan kurva di atas, yaitu 0,1 mmol 1,4 mg

dengan perhitungan sebagai berikut: 0,26 mmol x mg

V NaOH
Derajat hidrolisis 
t 0,26 mmol
x 1,4 mg  3,64 mg
(25,7  13,0) 0,1 mmol
Derajat hidrolisis   0,0211
(60  0) nitrogen asam amino

Jadi, derajat hidrolisis dari asam amino Dengan perhitungan yang sama dapat
adalah 0,0211 dihitung pula miligram nitroen pada menit ke-
15, 30, 45, 60, Data mg asam amino untuk tiap
Dengan mengasumsikan 1 mL NaOH volume NaOH dapat dilihat pada tabel 3.
ekivalen dengan 1,4 mg nitrogen asam amino, Berdasarkan data tabel 3, dapat dibuat
maka dapat dihitung jumlah mg asam amino kurva hubungan antara massa nitrogen terhadap
pada tiap volume NaOH saat titrasi seperti waktu (lihat gambar 7).
perhitungan berikut;
Tabel 3. Jumlah Miligram Nitrogen untuk Masing-masing Volume NaOH
Waktu (menit) Volume NaOH (mL) mg Nitrogen Asam Amino
0 13,0 3.64
15 16,5 4.62
30 18,0 5.04
45 21,8 6.104
60 25,7 7.196

Gambar 7. Kurva Hubungan mg Nitrogen terhadap Waktu

Berdasarkan kurva pada gambar 7, dapat UCAPAN TERIMAKASIH


dilihat bahwa jumlah mg Nitrogen semakin
Ucapan terima kasih penulis sampaikan
banyak seiring dengan bertambahnya waktu.
kepada Dr. I Nyoman Tika, M.Si., sebagai
SIMPULAN dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Biokimia, Kadek Dewi Wirmandianthy,
Berdasarkan uraian pembahasan di atas S.Pd.,M.Si selaku asisten dosen, dan I Dewa
dapat dibuat simpulan sebagai berikut: Subamia selaku laboran di Jurusan
1. Larutan gelatin (protein) dapat Pendidikan Kimia atas masukan dan sarannya
dihidrolisis dengan menggunakan sehingga percobaan ini dapat dilaksanakan
tripsin (enzim protease) dan dengan baik.
menghasilkan asam amino. DAFTAR PUSTAKA
2. Berdasarkan kurva pada gambar 6 dan Fessenden dan Fessenden. 1994. Kimia
gambar 7 diperoleh bahwa semakin Organik Jilid 2. Edisi Ketiga.
lama waktu inkubasi larutan campura Jakarta : Erlangga.
gelatin dan tripsin, maka volume Redhana, I Wayan dan Siti Maryam.
NaOH yang diperlukan dalam titrasi 2003. Penuntun Praktikum
dan milligram Nitrogen yang Biokimia. Singaraja : IKIP
dihasilkan akan semakin banyak. Negeri Singaraja
Tika, I Nyoman. 2007. Penuntun Wirahadikusuma, Muhamad. 2001.
Praktikum Biokimia. Singaraja: Biokimia :Protein, Enzim, dan
Universitas Pendidikan Ganesha Asam Nukleat. Bandung :
Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun Penerbit ITB
Praktikum Biokimia. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha

You might also like