You are on page 1of 9

Peranan Kurikulum dalam Proses Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah suatu variabel pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Sebagaimana diungkapkan Syaodih, kurikulum memegan kedudukan kunci dalam
pendidikan, serta berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya
menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.
Dalam kehidupan yang penuh kompetisi, tuntutan masyarakat terhadap kualitas semakin tinggi. Hal
tersebut dikarenakan masyarakat yakin bahwa sekolah mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai
tantangan masa depan. Dalam konteks inilah beberapa sekolah berupaya menerapkan konsep kurikulum
sekolah yang berbeda dengan sekolah lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya
masing-masing.
Kurikulum sebagai variabel sekaligus sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan
logis, oleh sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai program belajar adalah niat,
rencana atau harapan. Oleh karena itu dapat pula dikatakan bahwa kurikulum adalah hasil belajar yang
diniati.
Kurikulum dalam sistem pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan itu sendiri. Karena tanpa kurikulum yang sesuai dan
tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Faktor kurikulum
terutama kurikulum inti (core curriculum) dalam penyelenggaraan program pendidikan nampaknya masih
menjadi salah satu permasalahan. Hal ini dikarenakan masih belum adanya keseragaman diantara para
penyelenggara pendidikan dalam penyusunan kurikulum inti, padahal kurikulum inti merupakan salah
satu penciri dari kompetensi utama para suatu lulusan. Selain itu juga dalam penyusunan kurikulum inti
seharusnya bersandar pada peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku.
B. Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil kesimpulan atau rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian kurikulum?
2. Apakah peranan dan fungsi kurikulum?
3. Apakah komponen kurikulum?
4. Bagaimanakah landasan dan pendekatan pengembangan kurikulum?
5. Bagaimanakah landasan dan Diagnosis Kebutuhan?
6. Bagaimanakah pembinaan kurikulum?
7. Bagaimanakah hubungan kurikulum dan pembelajaran?
C. Tujuan
Dari masalah yang terdapat di atas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian kurikulum.
2. Mendeskripsikan peranan dan fungsi kurikulum.
3. Mendeskripsikan komponen kurikulum.
4. Mendeskripsikan landasan dan pendekatan pengembangan kurikulum.
5. Mendeskripsikan landasan dan diagnosis kebutuhan.
6. Mendeskripsikan pembinaan kurikulum.
7. Mendeskripsikan hubungan kurikulum dengan pembelajaran.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian kurikulum.
2. Mengetahui peranan dan fungsi kurikulum.
3. Mengetahui komponen kurikulum.
4. Mengetahui landasan dan pendekatan pengembangan kurikulum.
5. Mengetahui landasan dan diagnosis kebutuhan.
6. Menetahui pembinaan kurikulum.
7. Mengetahui hubungan kurikulum dengan pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan yang terjadi di dalam dunia pendidikan.
Dalam pengertian sederhana, kurikulum dianggap sebagai sejumlah mata pelajaran (subjects) yang harus
ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah.
Sedangkan dalam pengertian lebih luas kurikulum mencakup semua pengalaman belajar (learning
experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Menurut Hamid Hasan (1988) sebenarnya kurikulum ini bukanlah merupakan sesuatu yang tunggal.
Istilah kurikulum menunjukan berbagai dimensi pengertian. Yang menurut beliau ada empat, keempat
dimensi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut: kurikulum sebagai suatu ide, kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum, kurikulum sebagai suatu
hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
B. Peranan dan Fungsi Kurikulum
Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Terdapat tiga
peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif
dan peranan kreatif. Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan seimbang dan harmonis untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pelaksanaan ketiga peranan kurikulum menjadi tanggung
jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang
tua, masyarakat, dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa, kurikulum memiliki
enam fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan,
fungsi pemilihan/seleksi, dan fungsi diagnostik.
C. Komponen Kurikulum
Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem (system), artinya kurikulum tersebut merupakan suatu
kesatuan atau totalitas yang terdiri dari beberapa komponen, di mana antara komponen satu dengan
komponen lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan.
Komponen-komponen kurikulum tersebut, yaitu tujuan, isi/materi, strategi pembelajaran dan evaluasi.
1. Tujuan
Tujuan kurikulum menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses
pendidikan. Dengan demikian suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-
citakan dari suatu kurikulum. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap
pemilihan isi/bahan ajar, strategi pembelajaran, media, dan evaluasi. Bahkan dalam berbagai model
pengembangan kurikulum, tujuan dianggap sebagai dasar, arah, dan patokan dalam menentukan
komponen- komponen yang lainnya. Tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan di Indonesia bersifat
hierarkis, yang terdiri atas Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan Mata Pelajaran, dan
Tujuan Instruksional (Umum dan Khusus).
2. Isi/materi
Kurikulum menempati posisi yang penting dan turut menentukan kwalitas pendidikan. Secara umum
isi/materi kurikulum merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan
keterampilan yang diperlukan oleh siswa.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan bagian integral dalam pengkajian tentang kurikulum, berkaitan dengan
siasat, cara atau sistem penyampaian isi kurikulum. Pada dasarnya ada dua jenis strategi pembelajaran,
yaitu yang berorientasi kepada guru, dan yang berorientasi pada siswa.
4. Evaluasi
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan menilai proses implementasi
kurikulum secara keseluruhan. Hasil evaluasi kurikulum dapat dijadikan umpan balik untuk mengadakan
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Selain itu, hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai masukan
dalam penentuan kebijakan-kebijakan
Refleksi semua pembelajaran ada dalam lingkungan sekolah sering disebut sebagai pendidikan formal,
karena sudah memiliki rencana dan rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis yang tertulis secara
sistematis, jelas dan terperinci. Dalam pelaksanaannya dilakukan pengawasan dan penilaian untuk
mengetahui tingkat pencapaian kurikulum tersebut. Peranan kurikulum dalam pendidikan sangat
menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan.

D. Landasan dan Pendekatan Pengembangan Kurikulum


Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan pada waktu mengembangkan kurikulum lembaga pendidikan, baik dilingkungan sekolah
maupun luar sekolah. Secara umum terdapat tiga aspek pokok yang mendasari pengembangan kurikulum
tersebut, yaitu landasan filosofis, landasan fsikologis, dan landasan sosiologis.
1. landasan Filosofis
Landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan mengembangkan kurikulum
pada suatu lembaga pendidikan. Filsafat ini menjadi landasan utama bagi landasan lainnya. Perumusan
tujuan dan isi kurikulum pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis.
Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong aflikasi pengembangan kurikulum
yang berbeda pula. Berdasarkan landasan filosofis ini ditentukan tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan bidang studi, dan tujuan instruksional.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi/teori belajar (psychology/theory of learning)
dan psikologi perkembangan (development psychology). Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam
hal bagaiman kurikulum itu disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis dijadikan sebagai salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam perkembangan
kurikulum karena pendidikan selalu mengandung nilai atau norma yang berlaku dalam masyarakat.
Disamping itu, keberhasilan suatu pendidikan dipebgaruhi oleh lingkungan kehidupan masyarakat,
dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan /
kurikulum. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sebagai produk kebudayaan diperlukan dalam
pengembangan kurikulum dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia iptek.
Refleksi setiap kegiatan pengembangan kurikulum pada jenjang manapun selalu membutuhkan landasan-
landasan yang kuat dan didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam karena
kurikulum menempati posisi atau kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan. Kurikulum akan menjadi penentu bagi proses pelaksanaan dan hasil-hasil yang ingin dicapai
oleh pendidikan. Dengan posisi yang penting itu maka penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak
bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus didasarkan kepada berbagai landasan yang kokoh dan
kuat.

E. Landasan dan Diagnosis Kebutuhan


Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menganalisis dan mendiagnosis kebutuhan.
Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu kebutuhan siswa, tuntutan
masyarakat/dunia kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah (kebijakan pemerintah). Kebutuhan siswa
dapat dianalisis dari aspek-aspek perkembangan psikologis siswa, tuntutan masyarakat dan dunia kerja
dapat dianalisis dari berbagai kemajuan yang ada di masyarakat dan prediksi-prediksi kemajuan
masyarakat di masa yang akan datang. Sedangkan harapan pemerintah dapat dianalisis dari kebijakan-
kebijakan pendidikan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Hasil analisis dari ketiga aspek tersebut
kemudian didiagnosis untuk disusun menjadi serangkaian kebutuhan sebagai bahan masukan bagi
kegiatan pengembangan tujuan.
1. Perumusan Tujuan
Tujuan-tujuan dalam kurikulum dalam hirarki, mulai dari tujuan yang paling umum sampai kepada yang
khusus dan operasional. Tujuan tersebut meliputi: tujuan pendidikan nasional, institusional, kulikuler dan
intruksional. Benyamien S. Bloom dalam taxonomy of education objectives membagi tujuan ini menjadi
tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Terdiri atas beberapa aspek yang disusun secara
hierarkis. Kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan intelektual/berfikir, afektif berkenaan
dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat dll. Psikomotor berkenaan dengan
penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motorik.
2. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi
Kriteria dalam pemilihan materi kurikulum antara lain: 1) dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai,
2) dipilih karena dianggap berharga sebagai warisan budaya (positif) dari generasi masa lalu, 3) dipilih
karena berguna bagi penguasaan suatu disiplin ilmu, 4) dipilih karena bermanfaat bagi kehidupan umat
manusia, untuk bekal dimasa kini dan masa yang akan datang, 5) dipilih karena sesuai dengan kebutuhan
dan minat anak didik (siswa) dan kebutuhan masyarakat.
3. Pemilihan dan Pengorganisasian Pengalaman Belajar
Cara pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
pendekatan, strategi, metode, serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang akan
diberikan. Pengalaman belajar siswa bisa bersumber dari pengalaman visual, suara , perabaan, dan
penciuman. Pengalaman belajar yang dipilih harus mencakup berbagai kegiatan mental-fisik yang
menarik minat siswa, sesuai dengan tingkat perkembangannya, dan merangsang siswa untuk belajar aktif
dan kreatif.
4. Pengembangan Alat Evaluasi
Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-komponen kurikulum itu sendiri, evaluasi
terhadap implementasi kurikulum, dan evaluasi dari hasil yang dicapai.
5. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip berorientasi pada tujuan berkenaan bahwa setiap komponen yang dikembangkan harus
mengacu pada tujuan.
b. Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antar berbagai jenis
dan jenjang sekolah serta antar tingkatan kelas.
c. Prinsip fleksibilitas berkenaan kebebasan/keluesan yang dimiliki guru dalam mengimplementsikan
kurikulum.
d. Prinsip integritas berkenaan dengan mampu membentuk manusia yang utuh.
Refleksi dalam langkah-langkah pengembangan kurikulum ada banyak hal-hal yang harus diperhatikan
baik itu dengan menganalisis maupun mendiagnosis kebutuhan kurikulum itu sendiri, yang nantinya
disesuaikan dengan perkembangan pembelajaran, supaya semuanya dapat tersosialisasikan dengan baik.
Maka pihak-pihak yang terkait dengan pembuatan kurikulum dan pembelajaran ini harus lebih memahami
seperangkat kebutuhan, tujuan, pemilihan sampai pada alat evaluasi.

F. Pembinaan Kurikulum
Pembinaan kurikulum merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk menjaga dan
mempertahankan agar kurikulum tetap berjalan sebagaimana seharusnya. Pembinaan kurikulum
mengusahakan pelaksanaan kurikulum sesuai program dan ketentuan yang telah di tetapkan. Tujuan
pembinaan kurikulum adalah agar diperolehnya pelaksanaan kurikulum yang mantap, serta memperkecil
atau meniadakan kesenjangan antara kurikulum ideal dengan aktual.
Refleksi keberhasilan kurikulum itu sangat tergantung kepada bagaimana kurikulum itu dilaksanakan atau
diimplementasikan. Sebaik apapun kurikulum secara tertulis itu dirancang (ideal/potentialcurriculum),
namun apabila dalam pelaksanaannya (actual/real curriculum) tidak di dukung oleh berbagai unsur maka
kurikulum itu akan sulit mencapai hasil yang diharapkan.

G. Hubungan Kurikulum dan Pembelajaran


Kurikulum sebagai program atau rencana yang dicita-citakan. Sedangkan pembelajaran sebagai
implementasi dari rencana yang telah ditetapkan. Kurikulum dan pembelajaran merupakn satu kesatuan,
dimana kurikulum berbicara pada tataran konsep, rancangan, desain, sedangkan pembelajaran berbicara
pada tataran implementasi, proses dan aplikasi.
Rencana pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu
kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau
bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media atau alat apa yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi
dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dikembangkan, evaluasi yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen
yang dirancang dalam bentuk nyata.
Peranan dan fungsi kurikulum menyesuaikan keberadaan manusia yang selalu menghadapi perubahan dan
tantangan. Pengembangan peranan dan fungsi kurikulum mendorong pembaharuan kurikulum. Pandangan
dan kecenderungan pada kehidupan masa datang menjadi kepentingan pokok dalam pembaharuan
kurikulum. Peran kurikulum dalam pengajaran itu sangat penting dan tidak bisa terpisahkan karena
kurikulum merupakan sebuah dokumen perencanaan tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan
pengalaman belajar dan kurikulum juga merupakan komponen dalam pendidikan.
Pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan merupakan
suatu siklus yang melibatkan beberapa komponen, yaitu tujuan, bahan, kegiatan, evaluasi. Komponen-
komponen itu tidaklah berdiri sendiri melainkan saling pengaruh-mempengaruhi, berinteraksi,
berinterelasi satu sama lain dan membentuk suatu sistem.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan
pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Pendekatan Pengembangan
Kurikulum Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu
proses tertentu.

B. Saran
Sebagai calon guru, mari kita tingkatkan profesionalitas dan kinerja kita sebagai calon guru yang
profesional dengan terus berupaya meningkatkan kompetensi, mengembangkan kurikulum pengetahuan
dan ketrampilan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga profesionalitas dan kinerja kita
nantinya dapat menghasilkan peserta didik dan anak bangsa yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, berilmu, cerdas, kreatif, cakap dan mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/04021989/kurikulum-dan-pembelajaran-3599188
http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/konsep-kurikulum.html
http://www.slideshare.net/4yu/kurikulum-dan-pembelajaran-3592219
http://www.slideshare.net/ptik/komponen-kurikulum
Analisis peranan kurikulum dalam pendidikan

yang melatar belakangi :


Kurikulum adalah suatu variabel pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Sebagaimana diungkapkan Syaodih, kurikulum memegan kedudukan kunci
dalam pendidikan, serta berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada
akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.
Dalam kehidupan yang penuh kompetisi, tuntutan masyarakat terhadap kualitas semakin tinggi.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat yakin bahwa sekolah mampu menjawab dan mengantisipasi
berbagai tantangan masa depan. Dalam konteks inilah beberapa sekolah berupaya menerapkan
konsep kurikulum sekolah yang berbeda dengan sekolah lain dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolahnya masing-masing.
Kurikulum sebagai variabel sekaligus sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara
sistematis dan logis, oleh sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai program
belajar adalah niat, rencana atau harapan. Oleh karena itu dapat pula dikatakan bahwa kurikulum
adalah hasil belajar yang diniati.
Kurikulum dalam sistem pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan itu sendiri. Karena tanpa kurikulum yang
sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.
Faktor kurikulum terutama kurikulum inti (core curriculum) dalam penyelenggaraan program
pendidikan nampaknya masih menjadi salah satu permasalahan. Hal ini dikarenakan masih
belum adanya keseragaman diantara para penyelenggara pendidikan dalam penyusunan
kurikulum inti, padahal kurikulum inti merupakan salah satu penciri dari kompetensi utama para
suatu lulusan. Selain itu juga dalam penyusunan kurikulum inti seharusnya bersandar pada
peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Rumusan masalah:
1. Apakah pengertian kurikulum?
2. Apakah peranan dan fungsi kurikulum?
3. Apakah komponen kurikulum?
4. Bagaimanakah landasan dan pendekatan pengembangan kurikulum?
5. Bagaimanakah landasan dan Diagnosis Kebutuhan?
6. Bagaimanakah pembinaan kurikulum?
7. Bagaimanakah hubungan kurikulum dan pembelajaran?
Dari masalah yang terdapat di atas maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian kurikulum.
2. Mendeskripsikan peranan dan fungsi kurikulum.
3. Mendeskripsikan komponen kurikulum.
4. Mendeskripsikan landasan dan pendekatan pengembangan kurikulum.
5. Mendeskripsikan landasan dan diagnosis kebutuhan.
6. Mendeskripsikan pembinaan kurikulum.
7. Mendeskripsikan hubungan kurikulum dengan pembelajaran.

Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian kurikulum.
2. Mengetahui peranan dan fungsi kurikulum.
3. Mengetahui komponen kurikulum.
4. Mengetahui landasan dan pendekatan pengembangan kurikulum.
5. Mengetahui landasan dan diagnosis kebutuhan.
6. Menetahui pembinaan kurikulum.
7. Mengetahui hubungan kurikulum dengan pembelajaran.
A.KESIMPULAN
Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran kinerja individu guru
itu memiliki peran yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Maju dan mundurnya dunia pendidikan
ditentukan oleh kinerja para guru. Guru-guru yang hebat akan menghasilkan (output) yang hebat pula.
Kinerja individu guru sangat dipelukan guna meningkatkat kualitas pendidikan.
B.SARAN
Setelah mengetahui betapa pentingnya kinerja itu, maka penulis menyarankan kepada semua pihak,
terutama kepada guru supaya menerapkan dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru

You might also like