Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
materi stoikiometri termasuk dalam kategori tinggi, yaitu sebesar 70,96%. Berikut
Tabel 4.1 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Hukum-hukum Dasar Kimia
39
40
Lanjutan Tabel 4.1 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Hukum-hukum
Dasar Kimia
bahwa siswa masih belum memahami makna dari hukum kekekalan massa
sehingga beranggapan bahwa massa sebelum dan sesudah reaksi tidaklah selalu
sama, bisa lebih kecil atau lebih besar dari massa sebelum reaksi. Siswa juga
berganda 1,85% siswa menganggap bahwa apabila dalam senyawa massa salah
satu unsur tetap maka perbandingan massa unsur yang lain merupakan
dalam senyawa berdasarkan massa molar dari unsur-unsur tersebut. Dalam hukum
41
perbandingan volume siswa menganggap bahwa volume zat hasil reaksi sama
dengan volume salah satu zat yang bereaksi tanpa memperhatikan koefisiennya
dan juga memahami bahwa volume total gas sebelum bereaksi dan sesudah reaksi
adalah sama. Perhitungan hipotesis Avogadro siswa lebih banyak kurang teliti
dalam melakukan perhitungan dan 1,85% siswa menganggap bahwa volume gas
selalu sama pada suhu dan tekanan yang sama pula. Hal ini tidak sesuai dengan
bunyi dari hipotesis Avogadro bahwa pada suhu dan tekanan sama, gas-gas yang
MAN 2 Kota Batu dalam hukum-hukum dasar kimia adalah sebesar 73,84%
dengan kriteria tinggi. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah
siswa pada hukum-hukum dasar adalah 48,15%. Perbedaan hasil penelitian dapat
disebabkan jangka waktu pelaksanaan tes yang dilakukan peneliti tidak lama dari
Tabel 4.3 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Persamaan Reaksi Kimia
rumus kimia senyawa, yaitu natrium oksida adalah NaO dan 37,04% menganggap
bahwa koefisien sebelum dan sesudah reaksi harus sama, hal ini tidak sesuai
karena dalam persamaan reaksi kimia jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi
beranggapan bahwa logam besi disimbolkan dengan l yaitu logam dan 1,85%
beanggapan besi adalah logam sehingga padatan dan disimbolkan dengan p yaitu
bahwa hanya 15,6% siswa yang paham dalam penentuan simbol fasa dalam
siswa MAN 2 Kota Batu dalam persamaan reaksi kimia adalah 78,70% dengan
pelaksanaan tes yang dilakukan peneliti tidak lama dari penyampaian materi
Tabel 4.4.
atom C-12 dan 11,11% siswa menganggap massa atom relatif Cl merupakan
massa rata-rata atom Cl ditambah dengan massa atom C-12. Seharusnya massa
1
atom relatif adalah perbandingan massa rata-rata atom terhadap massa satu
12
atom C-12. Soal nomor 13, yaitu penentuan massa molekul relatif semua siswa
menjawab dengan benar. Tingkat pemahaman siswa MAN 2 Kota Batu dalam
memahami materi massa atom relatif dan massa molekul relatif termasuk kategori
tinggi yaitu 62,70%. Hasil penelitian yang hampir sama juga dilakukan oleh
4. Konsep Mol
Persentase siswa yang menjawab salah pada konsep mol disajikan pada
Tabel 4.5.
44
Tabel 4.5 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Konsep Mol
dibagi menjadi 3, yaitu hubungan mol dengan jumlah partikel, hubungan mol
dengan massa, dan hubungan mol dengan volume. Soal no 14 dan 15 sebanyak
12,96% siswa beranggapan bahwa jumlah partikel tidak bergantung pada jumlah
mol, sehingga berapapun jumlah molnya jumlah partikel tetap sebanyak 6,023 x
1023. Pada soal no 16 siswa belum memahami penyusun dari senyawa NaCl
5,56% siswa beranggapan bahwa NaCl tersusun atas atom Na yang jumlahnya
adalah 6,023 x 1023 dan atom Cl yang jumlahnya juga 6,023 x 1023. Sebanyak
45
57,41% siswa menganggap NaCl tersusun atas 6,023 x 1023 molekul NaCl dan
25,93% siswa beranggapan bahwa NaCl tersusun atas 3,01 x 1023 ion Na+ dan
3,01 x 1023 ion Cl-. Seharusnya NaCl tersusun atas 6,023 x 1023 ion Na+ dan 6,023
x 1023 ion Cl-. Pemahaman siswa pada nomor 16 juga digunakan untuk
mengerjakan soal nomor 17. Soal nomor 17 siswa belum memahami penyusun
dari senyawa MgBr2, sebanyak 5,56% siswa beranggapan bahwa MgBr2 tersusun
atas atom Mg yang jumlahnya adalah 6,023 x 1023 dan atom Br yang jumlahnya
juga 6,023 x 1023. Sebanyak 57,41% siswa menganggap MgBr2 tersusun atas
6,023 x 1023 molekul MgBr2 dan 25,93% siswa beranggapan bahwa MgBr2
tersusun atas 3,01 x 1023 ion Mg2+ dan 3,01 x 1023 ion Br-. Seharusnya MgBr2
tersusun atas 6,023 x 1023 ion Mg2+ dan 2 x 6,023 x 1023 ion Br-.
Pada soal nomor 18 dan 21 tentang hubungan mol dengan massa, pada soal
nomor 18 sebanyak 61,11% beranggapan bahwa gas oksigen tidak dalam keadaan
molekul diatomik, sehingga dalam perhitungan massa molar adalah massa molar
dari O. Hal ini akan membuat perhitungan konversi dari massa ke mol tidak tepat
karena perhitungan massa molar yang salah. Soal nomor 21 sebanyak 53,70%
koefisien. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami dengan baik
dengan koefisien reaksi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh BouJaoude & Barakat (2003:14) yang menyatakan dalam suatu persamaan
46
Soal nomor 19 dan 20 tentang hubungan mol dan volume, siswa belum
memahami dengan benar volume molar pada keadaan standar. Sebanyak 5,56%
menganggap volume molar pada keadaan STP adalah 24 L/mol sedangkan 1,85%
menganggap volume molar pada keadaan STP sebesar 2,4 L/mol. Siswa belum
memahami bahwa volume molar adalah volume tiap 1 mol gas pada T= 0oC dan
P= 1 atm adalah 22,4 L/mol. Pada soal nomor 20 sebanyak 29,63% beranggapan
bahwa volume gas yang terbentuk sama dengan volume molar pada keadaan STP
yaitu 22,4 L/mol, hal ini dikarenakan siswa kurang memahami bahwa volume
molar adalah volume gas tiap satu mol gas. Persentase pemahaman siswa pada
hubungan mol dengan jumlah partikel dan sebanyak 42,59% siswa mampu
kategori cukup (54,25%) hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti.
47
Persentase siswa yang menjawab salah pada massa molar dan volume
Tabel 4.7 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Massa Molar dan Volume Molar
molar dan volume molar. Pada soal nomor 22 dan 23 siswa belum memahami
bahwa massa molar memiliki satuan gram/mol. Soal nomor 24 dan 25 siswa
belum memahami hubungan antara tekanan, volume dan juga mol. Apabila siswa
telah memahami dengan benar tentang persamaan gas ideal, maka seharusnya
mereka juga akan memahami dengan benar hubungan antara tekanan, volume dan
mol. Persentase pemahaman siswa pada massa molar dan volume molar disajikan
Tabel 4.8 Persentase Pemahaman Siswa pada Massa Molar dan Volume Molar
Hasil penelitian yang dilakukan Norjana (2014) pada siswa kelas X IPA di
massa molar yaitu 76,67%, berbeda dengan hasil identifikasi siswa kelas X MAN
2 Kota Batu ini yang termasuk kategori rendah yaitu 34,36%. Berdasarkan hasil
wawancara dengan siswa, hal ini dikarenakan siswa kelas X di MAN 2 Kota Batu
tidak biasa menggunakan massa molar untuk perhitungan pada konsep mol. Siswa
Persentase siswa yang menjawab salah pada rumus empiris dan rumus
Tabel 4.9 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Rumus Empiris dan Rumus Molekul
belum memahami bagaimana cara mencari rumus empiris apabila diketahui rumus
molekulnya dan pada soal nomor 27 siswa belum memahami benar bagaimana
masing unsur penyusunnya. Penentuan rumus molekul pada soal nomor 28, 29,
Kota Batu pada pokok bahasan RE dan RM lebih tinggi dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan Muslimah (2013) pada siswa kelas X MAN 2 Kota
Batu yang menunjukkan, 44,1% siswa paham rumus empiris dan 40,6% siswa
jangka waktu pelaksanaan tes yang dilakukan peneliti tidak lama dari
penyampaian materi tentang rumus empiris dan rumus molekul sehingga tidak
Persentase siswa yang menjawab salah pada penentuan kadar zat disajikan
Tabel 4.11 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Penentuan Kadar Zat
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada soal nomor 31 sebanyak 1,85% siswa
belum memahami penentuan kadar apabila diketahui massa sampel dan massa
hasil analisis. Seharusnya adalah perbandingan antara massa hasil analisis dengan
massa sampel dalam bentuk persen. Sedangkan pada soal nomor 32 siswa belum
beberapa senyawa natrium halida persen komposisi Na paling besar adalah pada
NaF karena semakin kecil Mr maka persen komposisi Na akan semakin besar.
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata dari jumlah siswa yang menjawab benar
pada pokok bahasan penentuan kadar zat, didapatkan tingkat pemahaman siswa
MAN 2 Kota Batu terhadap penentuan kadar dalam kriteria sangat tinggi
hasil yang berbeda yaitu 54,2% siswa paham penentuan kadar senyawa dalam zat.
Perbedaan hasil penelitian dapat disebabkan jangka waktu pelaksanaan tes yang
51
dilakukan peneliti tidak lama dari penyampaian materi tentang penentuan kadar
8. Pereaksi Pembatas
Tabel 4.12 Persentase Siswa yang Menjawab Salah pada Pereaksi Pembatas
sehingga di akhir reaksi tidak terdapat sisa. Pada soal no 34 siswa kurang teliti
jumlah siswa yang menjawab benar pada pokok bahasan pereaksi pembatas,
yang berbeda yaitu hanya 41,3% siswa yang memahami pereaksi pembatas.
Perbedaan hasil penelitian dapat disebabkan jangka waktu pelaksanaan tes yang
dilakukan peneliti tidak lama dari penyampaian materi tentang pereaksi pembatas
zat hasil reaksi lebih kecil dari massa sebelum direaksikan. Pada soal nomor 1
siswa menganggap massa hasil reaksi akan lebih kecil dikarenakan pada
pembakaran akan dihasilkan abu sehingga massanya akan lebih kecil. Penelitian
sebanyak 19,0% siswa menganggap senyawa yang berwujud logam atau padatan
akan memiliki massa yang lebih besar daripada hasil reaksinya yang berwujud
abu. Hal ini sesuai dengan kesalahan konsep yang juga terjadi pada saat tes
Pada soal nomor 2 di dalam reaksi terbentuk gas hal ini membuat siswa
mengabaikan massa dari gas sehingga beranggapan massanya akan lebih kecil
dari massa sebelum direaksikan. Sebanyak 24,07% siswa beranggapan massa zat
setelah reaksi akan lebih besar dari massa sebelum direaksikan. Pada soal nomor 1
dan 2 siswa beranggapan karena terbentuk zat baru setelah direaksikan maka
massa akan bertambah dari semula. Hal ini tidak sesuai dengan hukum kekekalan
massa bahwa massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa
total zat-zat hasil reaksi dalam ruang tertutup, apabila siswa telah memahami
dengan baik hukum kekekalan massa ini maka tidak akan terjadi kesalahan konsep
penyusun senyawa adalah tertentu dan tetap seharusnya apabila siswa dapat
memahami maka tidak akan terjadi kesalahan konsep pada siswa. Terdapat
selalu tetap. Kesalahan konsep selanjutnya yang terjadi adalah pada hukum
sebelum bereaksi sama dengan volume total gas setelah reaksi. Hal ini tentu tidak
sesuai dengan hukum perbandingan volume yang menyatakan bahwa volume gas-
gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila diukur pada suhu dan
tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana, siswa
total sebelum reaksi sama dengan volum setelah reaksi dalam wujud gas.
54
siswa kelas X MAN 2 Kota Batu termasuk dalam kategori yang cukup yaitu
53,94% tetapi masih ditemukan banyak kesalahan konsep yang terjadi terutama
bahwa jumlah partikel tidak bergantung pada jumlah mol. Hal ini juga terjadi pada
bahwa 4,54% siswa menganggap berapapun mol dalam suatu senyawa tetap
mempunyai jumlah molekul 6,023 x 1023. Kesalahan konsep ini juga terjadi pada
saat tes terbuka dan diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan. Petikan
Peneliti : “dek, kalau saya punya 1 mol Al, banyaknya atom Al berapa?”
Siswa : ”bilangan avogadronya mbak?”
Peneliti : “bilangan Avogadro berapa se?”
Siswa : “6,02 x 1023 ya mbak..”
Peneliti : “ya, berarti 1 mol Al jumlah atomnya 6,02 x 1023?”
Siswa : “ya mbak segitu”
Peneliti : “kalau 2 mol Al, banyaknya atomnya jadi berapa sekarang?”
Siswa : “setau saya tetap 6,02 x 1023 mbak berapapun molnya”
Peneliti : “kok bisa dek? Jadi molnya tidak pengaruh?”
Siswa : “iya mbak berapapun molnya jumlah atomnya tetap 6,02 x 1023”
dengan benar bahwa satu mol sebagai jumlah partikel yang jumlahnya sama
dengan jumlah partikel dalam 12 gram C-12 yaitu sebanyak 6,023 x 1023 dan juga
tidak memahami hubungan antara mol, jumlah partikel dan bilangan Avogadro
Pada soal nomor 16 dan 17, kesalahan konsep yang terjadi pada siswa
penyusunnya. Pada soal nomor 16, siswa beranggapan bahwa NaCl tersusun atas
beranggapan NaCl tersusun atas 6,023 x 1023 atom Na dan 6,023 x 1023 atom Cl,
juga terdapat yang berpikir bahwa NaCl tersusun atas 3,01 x 1023 ion Na+ dan
3,01 x 1023 ion Cl- yang didapat dari 6,023 x 1023 dibagi dengan 2. Kesalahan
konsep ini juga terjadi pada saat tes terbuka dan diperkuat dengan hasil
berikut.
Hal ini tentu tidak sesuai dengan NaCl tersusun atas 6,023 x 1023 ion Na+
dan 6,023 x 1023 ion Cl-. Berdasarkan sebaran jawaban siswa yang menjawab
56
salah pada soal nomor 16 dan 17, maka didapatkan kesalahan konsep yang terjadi
yaitu sebanyak 57,41% menganggap bahwa senyawa ion tersusun atas molekul-
dengan bilangan Avogadro, dan 25,93% senyawa ion tersusun atas ion-ion dimana
untuk setiap ion penyusunnya bilangan Avogadro dibagi banyaknya ion penyusun.
Guru memiliki peran yang penting dalam penyusunan konsep pada siswa,
bagaimana guru dapat membangun konsep yang benar pada siswa harus dimulai
Sehingga siswa akan mampu menerima konsep yang diberikan dengan baik
33,33% kesalahan konsep siswa pada massa molar yang menganggap massa molar
tidak memiliki satuan. Siswa beranggapan bahwa massa molar sama dengan Ar
1
massa satu atom C-12 sehingga massa molar tidak memiliki satuan. Hal ini
12
bisa terjadi apabila belum memahami hubungan antara massa, mol, dan massa
molar. Apabila siswa telah memahami dengan baik seharusnya melalui rumus
massa = mol x massa molar, siswa dapat memahami bahwa massa molar memiliki
satuan gram/mol. Berdasarkan hasil waancara dengan siswa kesalahan konsep ini
57
terjadi karena pada saat mengenalkan konversi massa ke mol, tidak menggunakan
massa molar sebagai faktor konversi, tetapi menggunakan Ar ataupun Mr. Hal ini
menyebabkan siswa beranggapan bahwa massa molar dan Ar atau Mr adalah sama
baik dari segi bilangan ataupun satuannya. Kesalahan konsep ini juga terjadi pada
saat tes terbuka dan diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan. Petikan
Peneliti : “bagaimana mencari massa molar dek, kalau diketahui mol dan
gramnya seperti no 25?”
Siswa : “massa molar = massa/mol mbak”
Peneliti : “coba masukkan yang diketahui!”
Siswa : “massa molar = 10,09/ 0,5 = 20,18”
Peneliti : “satuannya apa? Atau tidak memiliki satuan?”
Siswa : “tidak memiliki satuan mbak”
Peneliti :”mengapa begitu dek?”
Siswa : “massa molar itu sama dengan Ar atau Mr mbak jadi gak
bersatuan”
Peneliti : “sama bagaimana? Sama nilainya atau sama tidak bersatuan?”
Siswa : “nilainya sama dan tidak bersatuan juga”
Peneliti : “jadi kalau massa molar neon tadi 20,18 berarrti Ar neon juga
20,18?”
Siswa : “iya mbak seperti itu”
Peneliti : “jadi apa berarti definisi dari massa molar sama dengan Ar dek?”
Siswa : “iya mbak, jadi perbandingan massa atom dengan 1/12 atom C
12”
dipengaruhi oleh mol. Siswa belum memahami dengan baik bahwa volume molar
adalah volume gas tiap 1 mol gas, jadi apabila dalam keadaan standar maka
58
volume molar untuk 1 mol gas adalah 22,4 L/mol. Kesalahan konsep ini bisa
terjadi apabila siswa tidak memahami dengan benar tentang persamaan gas ideal.
penyusunnya, apabila siswa memahami ini dengan baik maka tidak akan terjadi
kesalahan konsep tersebut. Penentuan rumus molekul pada soal nomor 28 dan 29
penyusunnya. Kesalahan konsep pokok bahasan rumus molekul juga terjadi pada
saat tes terbuka dan diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan. Petikan
pemilihan metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Pada pokok bahasan
hukum-hukum dasar kimia, persamaan reaksi kimia, massa atom relatif dan massa
molekul relatif, massa molar dan volum molar, konsep mol, rumus empiris dan
59
siswa tiap pokok bahasan dalam kategori rendah ataupun cukup. Tetapi pada
pokok bahasan penentuan kadar zat dan pereaksi pembatas pengajaran yang
pemahaman dalam kategori sangat tinggi. Menurut Toth & Kiss (dalam
dalam stoikiometri tergantung pada bagaimana cara guru mengajar mereka. Cara
guru dalam mengajar pokok bahasan stoikiometri memiliki pengaruh yang besar
karena itu, guru harus benar-benar mempersiapkan metode yang tepat sebelum
pada siswa.