You are on page 1of 3

PEMBAHASAN

A. ISOLASI ENZIMA
1. Enzima Amilase Dalam Saliva
- Dengan Uji IKI
Dalam percobaan kali ini kita menguji ada tidaknya kandungan karbohidarat
(Amilum) dengan menggunakan larutan IKI. Enzim Amilase sebanyak 1 ml yang
di peroleh dari saliva ditambahkan pada 2 ml amilum 2% yang ada di dalam
tabung reaksi I, kemudian campuran tersebut dikocok. Setelah itu diambil sempel
dan diuji menggunakan 1 tetes larutan IKI pada plat tetes, hasilnya adalah adanya
perubahan warna pada larutan yang awalnya berwarna putih setelah ditetesi
larutan IKI menjadi kekuningan. Hal tersebut menunjukan bahwa amilum yang
terkandung di dalam larutan sudah terurai oleh adanya enzim amilase dari saliva,
sehingga ketika diuji menggunakan larutan IKI hasilnya menunjukan tidak ada
amilum yang ditandai hanya warna kekuningan
Pada tabung reaksi II, Enzim Amilase sebanyak 1 ml yang di peroleh dari
saliva ditambahkan pada 2 ml amilum 2% dan ditambah 1 ml HCl, kemudian
campuran tersebut dikocok. Setelah itu diambil sempel dan diuji menggunakan 1
tetes larutan IKI pada plat tetes, Hasilnya adalah perubahan warna menjadi biru
kehitaman. Hal ini menunjukan bahwa dalam keadaan asam, enzim amilase tidak
dapat bekerja secara optimum, sehingga tidak dapat menguraikan amilum secara
sempurna, ditandai dengan warna biru kehitaman ketika di uji IKI (masih ada
amilum).
- Dengan Uji Benedict
Percobaan selanjutnya adalah menguji ada tidaknya kandungan karbohidarat
(Amilum) dengan uji Benedict. Pada tabung reaksi I, terdapat campuran 15 tetes
Fehling A dicampur 15 tetes fehling B lalu dikocok sampai tercampur, lalu
ditambahkan 5 tetes suspensi amilum dan ditambah 1 ml enzim amilase dari
saliva. Kemudian dipanaskan menggunakan spiritus selama 2 menit dan tidak ada
endapan berwarna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa enzim amilase dapat
mengurai suspensi amilum, sehingga ketika di Uji Benedict tidak ditemukan
amilum lagi yang ditandai dengan tidak terbentuknya endapan merah bata.
Pada tabung reaksi II, dengan campuran yang sama ditambahkan 1 ml HCl,
lalu dipanaskan selama 2 menit hasilnya terbentuk endapan merah bata, hal ini
dikarenakan dalam suasana asam, enzim amilase tidak dapat bekerja secara
optimum, sehingga tidak dapat menguraikan amilum secara sempurna, ditandai
dengan terbentuknya endapan merah bata (berarti masih ada amilum).

2. Enzima Amilase Dalam Kecambah Kacang Hijau


- Dengan Uji IKI
Dalam percobaan kali ini kita menguji ada tidaknya kandungan amilum
dengan menggunakan larutan IKI. Enzim Amilase sebanyak 1 ml yang di peroleh
dari sari kecambah kacang hijau ditambahkan pada 2 ml amilum 2% yang ada di
dalam tabung reaksi I, kemudian campuran tersebut dikocok. Setelah itu diambil
sempel dan diuji menggunakan 1 tetes larutan IKI pada plat tetes, hasilnya adalah
adanya perubahan setelah ditetesi larutan IKI menjadi kekuningan. Hal tersebut
menunjukan bahwa amilum yang terkandung di dalam larutan sudah terurai oleh
adanya enzim amilase dari sari kecambah kacang hijau, sehingga ketika diuji
menggunakan larutan IKI hasilnya menunjukan tidak ada amilum yang ditandai
hanya warna kekuningan
Pada tabung reaksi II, Enzim Amilase sebanyak 1 ml yang di peroleh dari sari
kecambah kacang hijau ditambahkan pada 2 ml amilum 2% dan ditambah 1 ml
HCl, kemudian campuran tersebut dikocok. Setelah itu diambil sempel dan diuji
menggunakan 1 tetes larutan IKI pada plat tetes, Hasilnya adalah perubahan warna
menjadi biru kehitaman. Hal ini menunjukan bahwa dalam keadaan asam, enzim
amilase tidak dapat bekerja secara optimum, sehingga tidak dapat menguraikan
amilum secara sempurna, ditandai dengan warna biru kehitaman ketika di uji IKI
(masih ada amilum).
- Dengan Uji Benedict
Percobaan selanjutnya adalah menguji ada tidaknya kandungan karbohidarat
(Amilum) dengan uji Benedict. Pada tabung reaksi I, terdapat campuran 15 tetes
Fehling A dicampur 15 tetes fehling B lalu dikocok sampai tercampur, lalu
ditambahkan 5 tetes suspensi amilum dan ditambah 1 ml enzim amilase dari sari
kecambah kacang hijau. Kemudian dipanaskan menggunakan spiritus selama 2
menit dan tidak ada endapan berwarna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim amilase dapat mengurai suspensi amilum, sehingga ketika di Uji Benedict
tidak ditemukan amilum lagi yang ditandai dengan tidak terbentuknya endapan
merah bata.
Pada tabung reaksi II, dengan campuran yang sama ditambahkan 1 ml HCl,
lalu dipanaskan selama 2 menit hasilnya terbentuk endapan merah bata, hal ini
dikarenakan dalam suasana asam, enzim amilase tidak dapat bekerja secara
optimum, sehingga tidak dapat menguraikan amilum secara sempurna, ditandai
dengan terbentuknya endapan merah bata (berarti masih ada amilum).

3. Enzim Papain
Enzim papain merupakan enzim proteolitik yang diambil dari buah pepaya
yang msih muda. Isolasi ini dilakukan dengan cara menyayat buah pepaya sampai
diperoleh getah sebanyak-banyaknya. Lalu sebagian getah yang diperoleh
diletakkan pada cawan atau kaca arloji dan ditunggu hingga kering. Semakin
lama kita mengeringkannya maka akan semakin terbentuk kristal, kristal inilah
yang merupakan ekstrak kasar dari enzim papain.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, hasil akhir yang didapat adalah getah
pepaya yang cukup mengering dan dalam fase gel, agar menjadi kristal maka
membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama.

4. Enzim Bromealin
Enzim bromealin merupakan enzim proteolitik yang dapat ditemukan pada
bagian dalam buah nanas. Isolasi ini dilakukan dengan cara menghaluskan buah
nanas yang sudah dibersihkan dari kulitnya. Proses pengahalusan dilakukan
menggunakan blender. Selanjutnya menambahkan 200 ml aquades ke dalam
halusan nanas tersebut. Setelah itu mengambil sari dari buah nanas yang sudah
dihaluskan tadi dengan cara menyaringnya dengan menggunakan kain saring.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil akhir berupa air
sari dari buah nanas. Sari buah nanas inilah yang didalamnya terkandung enzim
Bromealin.

You might also like