You are on page 1of 29

Asuhan Keperawatan Gangguan

Rasa Nyaman Nyeri


3032012
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut
Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri” diperlukan untuk proses kehidupan.

Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan
sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.

Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki
banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti
membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti :
usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri
juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi kemampuan
seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-obatan,
hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat.

Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan
dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”K” sesuai dengan manajemen
keperawatan.

1.2.2 Tujuan khusus

Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. “K” diharapkan mahasiswa dapat :

1. Melakukan pengkajian data

2. Intervensi data dasar


3. Merencanakan suatu tindakan yang komprehensif

4. Melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana

5. mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan keperawatan.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi klien

Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut.

1.3.2 Bagi penulis

Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam perkuliahan.

1.3.3 Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “K” dengan gangguan rasa
nyaman “nyeri”.

1.3.4 Bagi lahan praktek

Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan menguatkan


serta meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar terhindar dari komplikasi
yang mungkin timbul.

1.4 Cara Pengumpulan Data

1.4.1 Wawancara

Pengumupulan data dengan tanya jawab langsung pada pasien.

1.4.2 Observasi

Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara langsung.

1.4.3 Study dokumentasi


Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan hasil pemeriksaan
laboratorium seta pemeriksaan penunjang.

1.4.4 Study pustaka

Teori asuhan keperawatan dari buku-buku yang membahas masalah-masalah asuhan


keperawatan.

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

NYERI

2.1 Definisi

 Mc. Ceffery (1979)

Mengidentifikasi nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang


keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.

 Wolf Waifsel Feusest (1974)

Mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan
yang bisa menimbulkan ketegangan.

 Arthur C. Curfon (1983)

Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan rasa nyeri.

 Secara umum

Mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,
fisiologi dan emosional.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 124)

2.2 Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang
dimaksud adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit
atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada
persendian dinding arteri, ahti dan kandung empedu.

(Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)

2.3 Klaisifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.

1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak
memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.

2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam
waktu yang lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau
dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri
tersusun dan nyeri terbakar.

3. Perbedaan nyeri akut dan kronis

No Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

1. Pengalaman Suatu kejadian Situasi, status eksistensi

2. Sebab eksternal atau Tidak di ketahui atau pengobatan


penyakit dalam terlalu lama

3. Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang, dan


terselubung

4. Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan samai bertahun-


tahun

5. Pertanyaan Daerah nyeri tidak di Daerah nyeri sulit dibedakan


nyeri ketahui secara pasti intensitasnya sehingga sulit di
evaluasi (perubahan perasaan)
6. Gejala klinis Pola respon yang khas Pola respon yang bervariasi dengan
dengan gejala yang lebih sedikit gejala (adaptasi) berlangsung
terbatas terus menerus

7. Perjalanan Biasanya berkurang Penderita meningkat setelah beberapa


beberapa saat saat

1. Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain. Umumnya terjadi
akibat kerusakan pada bagian cidera organ.

2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul akibat
psikologis.

3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas diamputasi.

4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di
beberapa jalur syaraf.

(Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)

2.4 Stimulus Nyeri

Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah
stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold).

Beberapa jenis stimulasi nyeri di antaranya :

 Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada jaringan
dan iritasi secara langsung pada reseptor.

 Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya penekanan
pada reseptor nyeri.

 Tumor dapat juga menekan reseptor nyeri.

(Hidayat Aziz, 2008, hal. 123)

2.5 Teori Nyeri

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang,
1989).
 Teori penusahan (specificity theory)

Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna dorsatis yang
bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke kontraktus dan menyilang di garis median ke
sisi lainnya dan berakhirnya di konteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut.

 Teori pola (pattern theory)

Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan merangsang
aktivitas sel.

 Teori pengendalian gerbang (gate control theory)

Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar
ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar akan meningkatkan aktifitas substansia
gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel terlambat
dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terlambat.

 Teori transmisi dan inhibisi

Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls syarafi, sehingga transmisi
impuls nyeri menjadi efektif oleh neureurotranmitter yang spesifik, kemudian inhibisi impul
nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem
supresif.

(Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :

 Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri tersebut
merupakan arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini
mempengaruhi oleh beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya,
lingkungan dan pengalaman.

 Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada konteks.

 Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.

Faktor yang mempengaruhi antara lain : alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan
perhatian, kepercayaan yang kuat.

 Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti: nyeri tingkat
persepsi, nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial kesehatan fisik dan mental.

(Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)


2.7 SUMBER NYERI

1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan.

2. Viseral yang meliputi organ-organ yang berada dalam rangga tubuh.

3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang menyokong.

(Smellchzer, S.C. Bare. B.G. 2006)

 UPAYA MENGATASI NYERI

1. Distraksi à mengalihkan perhatian

Misalnya : nonton TV, baca majalah, mengajak bicara pasien.

1. Relaksasi à nafas dalam, kompres, message

2. Akupuntur à tusuk jarum pada daerah nyeri

3. Hipnosa à teknik membuat orang tidak sadar diri

4. Analgesik à mengurangi persepsi tentang nyeri

5. Daya kerja à sistem syaraf sentral

 TINGKAT NYERI

1. Menurut Kozier

0 à tidak nyeri

1, 2, 3, 4 à ringan

5, 6 à sedang

7, 8, 9 à berat

10 à sangat

1. Menurut Meizak dan Rogerson (1991)

1 à tidak nyeri
2 à ringan

3 à tidak nyaman

4 à Distressing

5 à Novible (berat)

6 à exeros clating (sangat berat)

1. Menurut Maxwell (1989)

1 à tidak nyeri

2 à ringan

3 à sedang

4 à berat

1. Menurut Mc Gill (Mc Gill scale)

1
2

Keterangan :

1 : tidak nyeri

2 : nyeri ringan

3 : nyeri sedang

4 : nyeri berat

5 : nyeri sangat berat

6 : nyeri hebat

(Wahid Iqbal Mubarok, SKM, 2008, 213)

2.8 ETIOLOGI

1. Trauma

1. Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk)

2. Thermis (panas dan dingin)

3. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya)

4. Elektris (listrik)

5. Peradangan (inflamasi)

Nyeri disebabkan oleh pembengkakan à meregang syaraf dan pelepasan mediator kimia.

1. Trauma Psikologis

Keluhan yang berhubungan dengan psikologis

1. Gangguan sirkulasi

Terjadi penyempitan / penyumbatan pada saluran tubuh


1. Neuplasma

Jinak à nyeri tidak ada ujung reseptor

Misalnya : tumor

2.9 GEJALA KLINIS

1. Respon Simpatis

 Peningkatan tekanan darah

 Peningkatan suhu

 Peningkatan respirasi

1. Respon muskular

 Gelisah

 Meraba

 Membatasi respirasi

1. Respon emosional

 Perubahan perilaku

 Iritable, merintih dan menangis

 Ekspresi wajah : menyeringai, masalah

ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH NYERI

1. Pengkajian

 Pengumpulan Data

1. Keluhan utama

 Keluhan yang paling dirasakan klien

o Klien mengatakan nyeri

 P : Paliatif : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri

 Q : Qualitatif : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat

 R : Regio : Daerah perjalan nyeri


 S : Severe : Keparahan atau intensitas nyeri

 T : Time : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri

1. Pemeriksaan fisik

 Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan

 Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi

 Expresi wajah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen

1. I : Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi

Jelaskan pada pasien dan pasangannya tentang efek samping yang diharapkan, jadwal
penggantian patah, metode penanganan cara pemecahan untuk nyeri aktif.

R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini diindikasikan bagi klien
yang mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994)

1. I : Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan usapan lembut.

R : Massage punggung dengan usapan lembut dan upaya yang mudah dilakukan, memakan
aktu yang singkat dan telah terbukti menyebabkan relaksasi (Meck, 1993).

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress

1. I : Teliti keluhan nyeri catat skala nyerinya, lokasi dan lamanya

R : Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien untuk
mengevaluasi keefektifan dan terapi yang diberikan.

1. I : Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya Hipertensi

R : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu dalam memilih


intervensi yang sesuai
1. I : Anjurkan pasien untuk beristirahat

R : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi ketegangan

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah.

1. I : Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga

R : Klien dan keluarga kooperatif dalam tindakan keperawatan

1. I : Kaji tingkat nyeri

R : Melakukan tingkat nyeri dan untuk menentukan tindakan selanjutnya

1. I : Ciptakan lingkungan yang nyaman

R : Memberikan ketenangan pada pasien

1. I : Kolaborasi dengan tim medis

R : Untuk mengurangi rangsangan nyeri

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan

1. I : Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga

R : Agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan

1. I : Kaji tingkat nyeri

R : Untuk mengetahui tingkat nyeri

1. I : Menciptakan lingkungan yang nyaman

R : Untuk memberikan ketenangan kepada pasien

1. I : Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

R : Untuk mengurangi rasa nyeri

1. I : Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik

R : Untuk mengurangi rasa nyeri

KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon
rangsangan nyeri diantaranya :

 Hilangnya perasaan nyeri

 Menurunnya intensitas nyeri

 Adanya respon fisiologis yang baik

 Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. I. PENGKAJIAN

Tanggal MRS : 24 Juli 2010 jam 12.30 WIB

Tanggal pengkajian : 26 Juli 2010 jam 11.30 WIB

1. Data Subyektif

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. ”K”

Umur : 49 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Marital : Menikah

Suku Bangsa : Indonesia / Jawa

Alamat : Betek Mojoagung

Pekerjaan : Swasta

1. Penanggung Jawab

Nama : Ny. ”K”


Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Istri

Pekerjaan : Swasta

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah sebelah kanan

1. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan sakit perut karena kurang nafsu makan, sakitnya seperti di tusuk-tusuk.
Pasien sakit perut di sebelah kanan bagian bawah, skala nyeri menurut Maxwell 3, nyeri pasien
bertambah, sehingga pada tanggal 24 Juli 2010 pada jam 12.30 WIB pasien dibawa ke RSUD
Jombang.

1. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu psaien mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun dan menular
dalam keluarga.

1. Data Obyektif

1. K/U : Lemah

Kesadaran : Composmentis

1. TTV

TD : 130/90 mmHg
N : 82 x/menit

D : 36,5 oC

RR : 24 x/menit

1. Riwayat kesehatan sekarang

P : Banyaknya aktivitas, kurangnya istirahat

Q : Tersayat

R : Kepala

S : Berat (8-9)

T : Lama nyeri 3 hari

1. Pemeriksaan fisik (Head to too)

1. Kepala

Inspeksi : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada benjolan

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan

1. Mata

Inspeksi : Simetris, conjungtiva pucat, mata gawong, sklera merah

1. Hidung

Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip

1. Mulut

Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi palsu

1. Telinga

Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada alat
bantu pendengaran

1. Leher

Inspeksi : Tidak ada odema, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

1. Dada

Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan


Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah

Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit)

Perkusi : Suara dada sonar

1. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka)

Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)

Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan

Perkusi : ± ympani

1. Genetalia

Inspeksi : Tidak terpasang kateter, bersih

1. Integumen

Inspeksi : Warna sawo matang, kering, kurang bersih

Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal

1. Ekstremitas

Ekstremitas Atas

Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7
tetes/menit)

Ekstremitas Bawah

Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan

Perkusi : Reflek patella (+/+)

Kekuatan Otot

AKAAKI

5 5

5 5

BKA BKI
Keterangan :

AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan

AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri

1. Tidak dapat mengangkat sama sekali

2. Dapat mengangkat, tapi tidak begitu tinggi

3. Dapat mengangkat, tetapi tidak dapat menahan beban

4. Dapat mengangkat, dapat menahan beban harus di sanggah

5. Dapat mengangkat dan dapat menahan beban yang ada

1. Pola fungsi kesehatan

1. Persepsi terhadap kesehatan

 Pemakai rokok / tembakau

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah merokok

 Pemakai alkohol

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang

 Pola makan yang di sukai, pantangan, dan tidak di sukai pasien

1. Pola aktifitas dan latihan

Di rumah Di rumah sakit

AKTIVITAS skor skor

0 1234 0 1 2 3 4

Mandi Ö Ö

Berpakaian Ö Ö

Berdandan Ö Ö
Mobilisasi ditempat tidur Ö Ö

Pindah Ö Ö

Merapikan tempat tidur Ö Ö

Keterangan :

0 : mandiri

1 : dibantu sebagian

2 : perlu bantuan orang lain

3 : perlu bantuan orang lain dan alat

4 : bergantung dan tidak mampu

1. Pola istirahat dan tidur

Di rumah : Siang + 2 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak

Malam + 6-7 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak.

Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian bawah
sebelah kanan, sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur berkurang dari
pada di rumah

1. Pola nutrisi

Di rumah : Makan 3 x/hari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur)

Minum 6 – 7 gelas/hari (air putih)

Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur, daging)

Minum 6 – 7 gelas/hari air putih

1. Pola eliminasi
Di rumah : BAK : 5 – 6 x/hari, warna kuning, agak keruh dan bau khas

BAB : 3 x/hari, warna kuning, lembek dan bau khas

Di rumah sakit : BAK : 4 x/hari (warna kuning dan bau khas)

BAB : 3 x/hari (warna kuning, lembek dan bau khas)

1. Personal Hygiene

Di rumah : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 1 x/3 hari, ganti baju dalam
dan pakaian 1 x 2 hari

Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian luar)
sampai dengan (kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti pakaian 1 x/hari

1. Keadaan Spiritual

Pasien mengatakan selalu berdoa agar cepat sembuh

1. Keadaan Psikososial

Pasien mengatakan merasa gelisah dengan keadaan sekarang

1. Keadaan Sosial dan Budaya

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik

1. Data Penunjang

 Hasil Laboratorium

HEMATOLOGI HASIL NILAI NORMAL

CELL DYN –

– Hemoglobin – 10,4 – 11,4 – 17,7 g/dl

– Leukosit – 7.000 – 4.700 – 10.300 /cmm


– Hematokrit – 34,8 – 37 – 48 %

– Eritrosit – 4.260.000 – L : 4,5 – 5,5 / P : 4 -5 jt/ul

– Trombosit – 466.000 – 150.000 – 350.000 / cmm

LED – 29/53 – 0 – 20 /jam

KIMIA KLINIK

– Glukosa sewaktu – 116 – < 140 mg/dl

– Billirubin T – 0,93 – 0,3 – 1,0 mg/dl

– Billrubin D – 0,37 – < 0,25 ng/dl

– SGOT – 68 – < 38 u/l

– SGPT – 29 – 40 u/l

– Kreatinin serum – 1,17 – L < 1,5; P < 1,2 mg/dl

– Urea – 16,5 – 10 – 50 mg/dl

– Asam urat – 5,37 – 3,6 – 7,0 mg/dl

IMUNOLOGI

– HBS Ag (RPHA) – Positif

– Anti HBS (RPHA) – Negatif

 Terapi pengobatan

– Infus Rl di tangan kiri (7 tetes/menit)

– Ranitidin 2 x 1 (1 ampul)

– Acran 3 x 1 (1 ampul)

– Hepa Q 3 x sehari

– Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul)

– Myamit 3 x 1 tablet/oral
1. II. ANALISIS DATA

Data Etiologi Masalah

Ds : Pasien mengatakan nyeri Pembesaran hepar yang Gangguan rasa


bagian bawah sebelah kanan mendesak organ lain nyaman ”nyeri”

Do : kesadaran composmentis

K/U lemah

TTV : TD : 120/80 mmHg

: N : 85 x/menit

S : 37,3 oC

RR : 24 x/menit

Pemeriksaan fisik

Mata : conjungtiva pucat

Cornea : bintik-bintik

Mulut : mukosa bibir kering

– Terpasang infus Rl di
tangan kanan

– Pola nutrisi

Makan : ± 2 sendok/sehari

Minum : 6-7 gelas/sehari

– Hasil laboratorium
Hemoglobin 10,4

1. III. RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Tn. ”K”


PERENCANAAN
Dx Keperawatan
TUJUAN DAN KRITERIA IN

1. HE (health
Gangguan rasa nyaman “nyeri” Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam
ditandai dengan diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri) – lakukan pe
dapat berkurang dengan kriteria dan keluarganya
Dx : pasien megatakan nyeri pada
perut bawah bagian kanan – pasien mengatakan nyerinya – jelaskan te
berkurang diderita pasien
Do : K/U lemah
– ekspresi wajah pasien tenang tidak 1. Tindakan m
– Wajah pasien menyeringai meringis kesakitan
– Ajarkan ke
– Ada nyeri tekan pada perut – skala nyeri 1 (maxwell) perutnya dengan
bagian kanan bawah
– pasien dalam keadaan tenang – Ajarkan pa
– Sklera kuning teknik distraksi
– keadaan umum pasien membaik
– Abdomen kembung – Memposisi
mungkin
– Perut bagian kanan sedikit
membesar 1. Observasi
– Skala nyeri 3 maxwell – Observasi
– Kuku kuning – Skala nyer
– Pasien memgangi perutnya
1. kolaborasi d
TTV : TD : 120/80 mmHg

: N : 85 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 37,5 oC

1. IV. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. ”K”

Masalah : gangguan rasa nyaman ”nyeri” pada perut bagian bawah sebelah kanan

Tanggal Jam No Action Respon

26 Juli 2010 14.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. keluarga pasien dan pasien
dan keluarga dengan cara 3S (senyum, ramah serta kooperatif
sapa, sentuh)

14.30 2 Melakukan tindakan TTV dengan 2. pasien bersedia untuk


hasil : diperika dan kooperatif

TD : 120/80 mmHg

N : 75 x/menit

S : 36,5 oC

RR : 24 x/menit

14.40 3 Melakukan monitoring terhadap 3. pasien memperhatikan dan


nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien mau bekerja sama dengan
perawat

14.45 4 Membantu pasien dalam kebersihan 4. keluarga pasien bersedia


badan, mulut, rambut dan kuku menceritakan makanan yang
dikonsumsi oleh pasien baik
di rumah maupun di rumah
sakit

15.00 5 Membantu pasien makan dalam 5. pasien bersedia dan


jumlah sedikit tapi sering memperhatikan perawat

15.15 6 Memberitahu pasien untuk istirahat 6. pasien kooperatif dan


yang cukup memenuhi permintaan
perawat

15.30 7 Memberikan dan menyiapkan terapi 7. pasien merasa tenang dan


obat sesuai advis dokter / tim medis kooperatif
– Ranitidin 1×1 gr(Inj.) 1 ampul

– Acran 1×1 gr(Inj.) 1 ampul

– Infus Rl 7 tetes/menit

– Cefotaxime 3×1 gr tablet oral

– Caprob 2×1 ampul/IV drip

– Tomit 2×1 ampul/IV drip

Tanggal Jam No Action Respon

27 Juli 2010 07.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. pasien dan keluarga
dan keluarga dengan cara 3S kooperatif

08.00 2 Melakukan observasi TTV : 2. pasien bersedia diperika


dan kooperatif
TD : 130/90 mmHg

S : 37 oC

N : 82 x/menit

RR : 24 x/menit

08.15 3 Melakukan dan merapikan tempat 3. pasien merasa nyaman dan


tidur pasien rileks

08.30 4 Menyajikan makanan dalam porsi 4. pasien bersedia dan


sedikit tapi sering bekerja sama dengan baik
serta keluarga

09.00 5 Menyiapkan dan memberi obat sesuai 5. pasien kooperatif dan


tetapi tim medis yaitu merasa nyaman

Acran 1×1 gram (inj) 1 ampul


Ranitidin 1×1 gram (inj) 1 ampul

09.30 6 Memberitahu pasien untuk istirahat 6. pasien kooperatif


yang cukup

1. V. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. “K”

No Tanggal Dx keperawatan Perkembangan

1 26-07- Gangguan rasa nyaman S : pasien mengatakan nyeri pada perut


2010 “nyeri”
O : K/U lemah

Kesadaran komposmentis

TTV :

TD : 120/90 mmHg

N : 79 x/menit

RR : 24 x/menit

S : 36,5 oC

Terpasang infus Rl dan transfusi porsi makan : 2


sendok sesering mungkin

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

– Mengkaji skala nyeri

– Observasi TTV

– Laksankan program pengobatan

– Acran 3×1 gr

– Ranitidin 2×1 gram (1 inj)


2 27-07- Gangguan rasa nyaman S : pasien mengatakan nyeri berkurang
2010 “nyeri”
O : K/U lemah

Kesadaran komposmentis

TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36 oC

RR : 22 x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

– Mengkaji skala nyeri

– Observasi TTV

– Laksankan program pengobatan

– Ranitidin 3×1 gram (1 inj)

– Acran 3×1 gr

– terpasang infus Rl saja porsi makan 2 sendok tapi


sering

3 28-07- Gangguan rasa nyaman S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu


2010 “nyeri” makan bertambah sedikit

O : K/U lemah

Kesadaran komposmentis

TTV :

TD : 130/90 mmHg

S : 37 oC

N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

– Mengkaji skala nyeri

– Observasi TTV

– Laksankan pengobatan

– Acran 3×1 gram (injk)

– Ranitidin 2×1 gram (injk)

– Deksal 2×1 gram (injk)

4 29-07- Gangguan rasa nyaman S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu


2010 “nyeri” makan bertambah sedikit

O : K/U membaik

Kesadaran komposmentis

TTV :

TD : 120/90 mmHg

N : 78 x/menit

S : 37 oC

RR : 24 x/menit

Terpasang infus RL porsi makan sudah banyak

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

– Mengkaji status nyeri

– Observasi TTV

– Laksankan pengobatan

– Acran 3×1 gram (injk)


– Ranitidin 2×1 gram (injk)

1. VI. EVALUASI

No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi

1 29 Juli 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : Pasien mengatakan nyerinya


sudah berkurang

O : Keadaan umum : lemah

Kesadaran composmentis

GCS : 4, 5, 6

Tanda-Tanda Vital

TD : 130/90 mmHg

S : 37 oC

N : 80 x/menit

RR : 24 x/menit

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan pasien


pulang

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul Hidayat , S.Kep., 2006 : 218

Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1

Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam 2009

Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68)

Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta : EGC, 2005

You might also like