You are on page 1of 33

A.

JUDUL :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS PADA


MATERI LOGIKA MATEMATIKA MELALUI MODEL E-LEARNING
EDMODO PADA PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN SMK DARUL
ULUM KUNINGAN

B. PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu peristiwa yang kompleks dan sistematis.


Sudjana(dalam Hammad : 2009) memberikan pengertian belajar sebagai proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-
aspek lain pada individu yang belajar. Dari sudut pandang guru selaku pengajar,
Nasution (2006:56) mengatakan bahwa mengajar adalah mengorganisasi hal-hal yang
berhubungan dengan belajar, mengajar dapat dipandang sebagai menciptakan situasi di
mana diharapkan anak-anak dapat belajar dengan efektif.
Oleh karena itu, guru selaku pengajar perlu menciptakan pembelajaran yang
melibatkan seluruh aktivitas peserta didikdalam proses berpikir serta membantu
peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.Salah
satunya yaitu dalam kemampuan berpikir kritis. kecakapan berpikir merupakan hal yang
sangat penting yang diperlukan oleh setiap orang untuk hidupnya.
Pentingnya kemampuan berpikir kritis adalah supaya manusia dapat
memecahkan masalah yang di hadapi lebih mudah dan dengan kemampuan berpikir
kritis manusia dapat bersaing dalam mengisi pasar kerja. Trilling and Hood, 1999;
Galbreath (1999) mengemukakan bahwa pada abad pengetahuan modal intelektual,
yaitu kecakapan berpikir merupakan kebutuhan utama sebagai tenaga kerja.Degeng
(2003) mengharapkan lulusan sekolah menengah sampai perguruan tinggi di Indonesia,
di samping memiliki kecakapan vokasional (vocational skill) juga harus memiliki
kecakapan berpikir (thinking skill) sehingga bangsa ini tidak menjadi bangsa “buruh”.
Oleh karena itu kecakapan berpikir sangat penting dipelajari peserta didiksi
sekolah.Kecakapan berpikir merupakan kemampuan yang harus dipelajari di sekolah.
Hal ini mendukung John Dewey (1916, dalam Johnson 2002) sejak awal mengharapkan
agar peserta didikdi sekolah diajarkan cara berpikir.
Pendidikan berpikir di sekolah saat ini khususnya di SMK masih belum bisa
ditangani dengan baik. Guru hanya berupaya meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Akibatnya kecakapan berpikir lulusan SMK masih relatif rendah. Hal ini didukung oleh
hasil penelitian Rofi’udin (2000) mengemukakan bahwa terjadi keluhan tentang
rendahnya kecakapan berpikir kritis- kreatif lulusan sekolah dasar sampai perguruan
tinggi di Indonesia, karena pendidikan berpikir belum ditangani dengan baik. Arnyana
(2005) menemukan bahwa guru matematika SMK Darul Ulum belum secara sadar
merencanakan untuk melatih kecakapan berpikir kritis peserta didik.
Hal itu juga yang mendorong peneliti untuk menawarkan solusi permasalahan
peningkatan minat dan hasil belajar matematika pada peserta didik kelas XI melalui
strategi pembelajaran E-Learning Edmodo. Pembelajaran berbasis E-Learning
Edmodo merupakan pemanfaatkan media elektronik yang digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Sebagian besar berasumsi bahwa E-Learning
Edmodo yang dimaksud di sini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer
dan internet.

C. RUMUSAN MASALAH

a. Adakah peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi logika
matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran E-Learning Edmodo pada peserta didik kelas XI SMK Darul Ulum
Kuningan ?
b. Adakah peningkatan aktivitas peserta didik pada materi logika matematika
setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran E-
Learning Edmodo pada peserta didik kelas XI SMK Darul Ulum Kuningan?
c. Adakah peningkatan sikap tanggung jawab dan percaya diri peserta didik pada
materi logika matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran E-Learning Edmodo pada peserta didik kelas XI SMK
Darul Ulum Kuningan?

D. TUJUAN

Penelitian tindakan ini ditujukan untuk mengetahui :


a. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik pada
materi logika matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran E-Learning Edmodo
b. Untuk meningkatkan aktivitas peserta didik pada materi logika matematika
setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran E-
Learning Edmodo
c. Untuk meningkatkan sikap rasa ingin tahu dan percaya diri peserta didik pada
materi logika matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran E-Learning Edmodo

E.. MANFAAT
1. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran E-Learning
Edmodo
2. Untuk mendapatkan gambaran tentang hasil belajar matematika melalui model
pembelajaran E-Learning Edmodo
3. Peserta didik mempunyai kemampuan berpikir kritis yang tinggi sehingga dapat
memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula
4. Peserta didik mengetahui pengaruh penggunaan metode E-Learning Edmodo
serta kemampuan berpikir kritis matematis terhadap penguasaan
pelajaran matematika, khususnya pokok bahasan logika matematika
5. Bersama dengan metode lain, metode hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam
pembelajaran untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar peserta
didik dalam pembelajaran matematika.
F. KAJIAN PUSTAKA

1). Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Para ahli dan pemikir pendidikan matematika menegaskan bahwa pemahaman


matematika yang utuh tidak hanya sekedar mencakup pengetahuan, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan struktur matematika‟ (Kitcher, 1984; Schoenfeld, 1992; Stein,
Grover, & Henningsen, 1996 dalam (Herman, 2006:2)). Pemahaman yang utuh menurut
mereka meliputi penggunaan kapasitas dalam proses berpikir matematik.

Berpikir matematik yang dimaksud di sini adalah seperti mencari dan


menemukan pola untuk memahami struktur dan hubungan matematik; menggunakan
sumber dan alat secara efektif dalam merumuskan dan menyelesaikan masalah;
memahami idea matematika; berpikir dan bernalar matematika seperti,
menggeneralisasi, menggunakan aturan inferensi, membuat konjektur, memberi alasan,
mengkomunikasikan ide matematik, dan menetapkan atau memeriksa apakah hasil atau
jawaban matematika yang diperoleh masuk akal.

Peserta didik jangan lagi memandang matematika sebagai ilmu yang disusun
secara terstruktur mencakup unsur-unsur yang tidak didefinisikan, unsur-unsur yang
didefinisikan, postulat, dan teorema atau dalil. Tetapi matematika harus dipandang
sebagai suatu proses yang aktif dan generatif seperti yang dikerjakan oleh pelaku dan
pengguna matematika. Proses matematika yang aktif tersebut memuat penggunaan alat
matematika secara sistematik untuk menemukan pola, kerangka masalah, dan
menetapkan proses penalaran (Henningsen & Stein 1997; Stein, Grover, & Henningsen,
1996 (dalam Herman, 2006:2) )

Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan


membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga
menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah
tersebut. setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap
orang mampu berpikir secara kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin
sederhana dan mudah dicari solusinya.
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita,2010:154), terdapat empat
komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut :

1. Basic Operations of reasioning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang


memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik
kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara
mental.

2. Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang


harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu
konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan
dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.

3. Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan


seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami
suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka
bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi
tersebut.

4. Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan


penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa
pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam
disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir

Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat delapan


karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:

1. Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis


mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai
kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap
kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan
akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.

2. Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau
patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk
diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari
beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda.
Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada
relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti,
tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan
pertimbangan yang matang.

3. Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang


dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai
alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan
pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.

4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk


merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi
kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.

5. Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau
landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan
konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau
menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur


penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut
akan meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil,
dan mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.

Indikator Berpikir Kritis

Menurut Ennis (dalam Maftukhin, 2013:24), terdapat lima kelompok indikator


kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:

1. Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi


menjadi tiga indikator yaitu (1) mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan,
(2) menganalisis argumen, dan (3) bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi
dan atau pertanyaan yang menantang.

2. Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The Decision).
Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mempertimbangkan
kredibilitas suatu sumber dan (2) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi.

3. Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1)


membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) membuat induksi
dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) membuat dan mempertimbangkan
nilai keputusan.

4. Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi menjadi


dua indikator yaitu (1) mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan
definisi dan (2) mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.

5. Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi


menjadi dua indikator (1) mempertimbangkan dan memikirkan secara logis
premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka
atau yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan
atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan (2) menggabungkan
kemampuan kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan
mempertahankan sebuah keputusan.

Berdasarkan analisis terhadap beberapa indikator kemampuan berpikir kritis


matematis yang dikemukakan oleh para ahli, maka dalam penelitian ini peneliti
mengidentifikasi indikator kemampuan berpikir kritis yang sesuai dengan kemampuan
peserta didik SMK kelas XI yang mengarah pada materi logika matematika, peneliti
memaparkan secara umum indikator berpikir kritis matematis yaitu:
1). Dapat Menyatakan Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration).
Dapat mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi,
posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat
mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu
mengganggu pikiran mereka, serta menggabungkan kemampuan kemampuan
lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah
keputusan.

Adapun indikator pembelajaran dalam materi Logika Matematika adalah


sebagai berikut:
(1) Dapat memberikan contoh kalimat pernyataan dan bukan pernyataan
(2) Dapat menentukan negasi suatu pernyataan,
(3) Dapat menentukan kalimat pernyataan majemuk.
(4) Dapat menentukan negasi dari kalimat pernyataan majemuk
(5) Dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
mengenai aturan penarikan kesimpulan.

2). Konsep Pembelajaran Logika Matematika

Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti
kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan
(Kusumah, 1986). Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang
mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (valid, correct) dan yangtidak
sahih (tidak valid, incorrect).

Logika, penalaran, dan argumentasi sangat sering digunakan di dalam


kehidupan nyata sehari-hari, contohnya dalam kepolisian, ilmu ini digunakan untuk
menganalisis kasus sedangkan dalam dunia komputer ilmu logika matematika
diterapkan sebagai media penarik kesimpulan.di dalam mata pelajaran matematika
sendiri maupun mata pelajaran lainnya.

b. Disjungsi, konjungsi, implikasi, biimplikasi dan negasinya

Negasi : Jika p adalah “Surabaya ibu kota Jawa Timur.”, maka negasi atau ingkaran dari
pernyataan p tersebut adalah ~p yaitu: “Surabaya bukan ibu kota Jawa Timur. “Atau”
Tidak benar bahwa Surabaya ibukota Jawa Timur.”. Dari contoh diatas Nampak jelas
bahwa p merupakan pernyataan yang bernilai benar karena Surabaya pada kenyataannya
memang ibu kota Jawa Timur, sehingga ~p akan bernilai salah. Namun jika p
bernilai salah maka ~p akan bernilai benar seperti ditunjukkan oleh tabel berikut :

p ~p

B S

S B

Konjungsi adalah suatu pernyataan majemuk yang menggunakan perakit “dan”.


Contohnya, pernyataan Adi berikut :”Fahmi makan nasi dan minum kopi.”Dapatlah
disimpulkan bahwa suatu konjungsi pvq akan bernilai benar hanya jika komponen-
komponennya,yaitu baik p maupun q keduanya bernilai benar, sedangkan nilai
kebenaran yang selain itu akan bernilai salah sebagaimana ditunjukkan pada tabel:

p q pvq

B B B
B S S
S B S
S S S

Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan perakit


“atau”.Contohnya,pernyataan Adi berikut:”Fahmi makan nasi atauminum kopi.” Suatu
disjungsi p^q akan bernilai salah hanya jika komponen-komponennya, yaitu baik p
maupun q, keduanya bernilai salah, yang selain itu akan bernilai benar sebagaimana
ditunjukkan pada table, yaitu:

p q p^q
B B S
B S B
S B B
S S B

Implikasi :Misalkan ada dua pernyataan p dan q. bahwa implikasi pÞq hanya akan
bernilai salah untuk kasus kedua di mana p bernilai benar namun q-nya bernilai salah,
p=>q akan bernilai benar seperti ditunjukkan tabel kebenaran berikut ini:

q q p => q

B B B
B S S
S B B
S S B

Biimplikasi atau bikondisional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q
yang dinotasikan dengan pq yang bernilai sama dengan (p=>q) ^ (q=>p) sehingga
dapat dibaca: “p jika dan hanya jika q “atau” p bila dan hanya bila q. “Tabel kebenaran
dari pq adalah:

p q p q

B B B
B S S
S B S
S S B

3) Konsep Model Pembelajaran E-Learning Edmodo


Edmodo didirikan pada tahun 2008 oleh Nicolas Brog dan Jeff O’Hara. Edmodo
adalah sebuah platform Microblogging yang secara khusus dikembangkan dan
dirancang untuk digunakan oleh guru dan peserta didik dalam suatu ruang kelas.
Edmodo menyediakan cara yang aman dan mudah untuk berkomunikasi dan
berkolaborasi antara peserta didik dan guru, berbagi konten berupa teks,gambar,
links,video, maupun audio. Edmodo bertujuan untuk membantu pendidik memanfaatkan
fasilitas social networking sesuai dengan kondisi pembelajaran di dalam kelas.

Edmodo memiliki fitur yang dikhususkan untuk mendukung kegiatan


pembelajaran. Edmodo mengklasifikasikan fiturnya berdasarkan pengguna yaitu guru
dan siswa. Dibawah ini adalah fitur yang ada pada Edmodo.
a. Assignment
Assignment digunakan oleh guru untuk memberikan penugasan kepada peserta
didik secara online. Fitur ini dilengkapi dengan waktu deadline dan fitur attach file
sehingga peserta didik dapat mengirimkan tugas dalam bentuk file secara langsung
kepada guru. selain itu, kiriman Assignment juga terdapat tombol “Turn in” yang
menandakan bahwa peserta didik telah menyelesaikan tugas mereka. Guru dapat secara
langsung memberikan penilaian terhadap hasil tugas yang telah dikerjakan peserta
didik. Skor yang diberikan secara otomatis akan tersimpan dalam fitur gradbook.
b. File and Links
Pada fitur ini guru dan peserta didik dapat mengirimkan pesan dengan
melampirkan file dan link pada grup kelas, peserta didik atau guru lainnya. File yang
dilampirkan berlaku untuk semua jenis ekstensi seperti .doc, .pdf, .ppt, .xls, dll.
c. Quiz
Quiz digunakan untuk memberikan evaluasi secara online baik berupa pilihan
ganda, isian singkat, maupun soal uraian. Quiz hanya dapat dibuat oleh guru, sedangkan
peserta didik hanya mengerjakannya saja. Fitur ini dilengkapi dengan batas waktu
pengerjaan, informasi tentang kuis yangakan dibuat, judul kuis dan tampilan kuis.
Perhitungan skor pada setiap butir soal quiz dilakukan secara otomatis untuk jenis
pertanyaan pilihan ganda dan isian singkat, sedangkan untuk penskoran soal uraian
harus diperiksa oleh guru terlebih dahulu.
d. Polling
Polling hanya dapat dibuat oleh guru untuk dibagikan kepada siswa. Biasanya
guru menggunakan poling untuk mengetahui tanggapan peserta didik mengenai hal
tertentu yang berkenaan dengan pelajaran. Berikut dibawah ini adalah tampilan poling
mengenai tanggapan peserta didik terhadap materi fungsi logika sebelum pembelajaran
diberikan.
e. Gradebook
Fitur gradebook digunakan sebagai catatan nilai siswa. Pemberian nilai dapat
dilakukan oleh guru dan dapat diisi secara manual atau secara otomatis. Pengisian nilai
secara otomatis hanya bisa dilakukanberdasarkan hasil skor Assignment dan
Quiz.Penilaian pada gradebookdapat di-export menjadi file.csv. Dalam fitur ini, guru
mengatur penilaian hasil belajar seluruh siswa.Guru dapat mengatur nilai maksimal
pada masing-masing subjek nilai. Nilai total adalah persentase dari nilai keseluruhan
setiap peserta didik secara otomatis oleh sistem. Untuk penilaian Quiz diisi secara
otomatis oleh sistem berdasarkan hasil Quiz setiap siswa. Pada siswa, fitur ini hanya
dapat dilihat berupa rekapan nilai dalam bentuk grafik dan penilaian langsung.
f. Library
Fitur ini digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai sumber pembelajaran
dengan konten yang beragam. Dengan fitur library, guru dapat meng-upload bahan ajar,
materi, presentasi, sumber referensi, gambar, video, audio dan konten digital lainnya.
Link dan File yang terdapat di Library dapat dibagikan baik kepada peserta didik
maupun grup. Peserta didik juga dapat menambahkan konten yang dibagikan oleh guru
ke dalam library-nya. Fitur ini dapat digunakan sebagai media untuk menampung
berbagai sumber dari dalam dan luar. Sehingga peserta didik dapat menyimpan berbagai
informasi dari luar namun tetap diakses melalui Edmodo.
g. Award Badges
Fitur ini digunakan untuk memberikan suatu penghargaan baik kepada peserta
didik maupun kelompok. Penghargaan dapat ditentukan oleh guru itu sendiri sehingga
tidak menghambat kreatifitas guru dalam memberikan penghargaan.
h. Parents Codes
Menurut Rismayanti (2012), Fitur ini berfungsi memberi kesempatan kepada
orangtua/wali masing-masing peserta didik dapat bergabung memantau aktivitas
belajar dan prestasi putra-putrinya, guru harus mengakses kode untuk orang tua peserta
didik dan kemudian membagikannya pada masing-masing orangtua/wali. Akses kode
untuk orang tua peserta didik dapat diperoleh dengan mengklik namakelas.
Peserta didik secara berkelompok membahas konsep materi logika matematika
terdaftar di kelas yang guru kelola dengan Edmodo.

i) Manfaat Edmodo untuk Pembelajaran

Edmodo menyediakan lingkungan dimana mengajar dan belajar dapat

meghasilkan kegembiraan siswa, siswa menjadi lebih mandiri, tanpa melupakan

standar pengukuran keberhasilan siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa akan

menyukai pembelajaran lewat platform ini, dan ketika siswa merasa senang keinginan

mereka untuk dapat mengatasi materi baru dan sulit akan meningkat. Edmodo adalah

salah satu cara untuk membangun semangat siswa dalam belajar dan meningkatkan

kemandirian siswa.

ii) Penggunaan Edmodo

Dalam menggunakan Edmodo ada beberapa penjelasan, yaitu pendaftaran guru,

pendaftaran siswa, pengaturan akun, pemberitahuan atau notifikasi, membuat grup atau

kelompok, mengunggah bahan ajar di library, catatan atau note, pengumuman atau

alerts, penugasan atau assignment.Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih rinci

menurut Ridwan (2013):


1) Pendaftaran Guru
Membuat akun sebagai guru maka klik tombol I’m a Teacher.Isi form registrasi

dengan data-data yang valid berupa nama depan, nama belakang, email dan

password lalu pilih tombol sign up untuk menyelesaikan proses pendaftaran.

Konfirmasi pendaftaran akun dikirim ke email beserta petunjuk pengaturan akun

Edmodo.

2) Pendaftaran Siswa

Pembuatan akun siswa diperlukan kode grup untuk bergabung disebuah

kelas atau mata pelajaran. Kode grup terdiri dari 6 digit, yang diperoleh dari guru yang

telah membuat kelas atau mata pelajaran. Selanjutnya siswa dapat membuat akun

dengan memilih tombol I’m a Student.

Baris pertama di form pendaftaran siswa diisi dengan 6 digit kode grup. Setelah

itu siswa mengisikan username dan password yang unik. Memasukan nama depan

dan nama belakang, sedangkan email boleh dimasukan atau dikosongkan. Terakhir

klik tombol Sign up sehingga pendaftaran dapat diproses.

3) Pengaturan Akun

Dari halaman pengaturan akun dapat mengatur untuk mendapatkan


pemberitahuan/notifikasi, mengatur keamanan dan mengatur profil. Klik menu drop
downacoount pada sudut kanan atas halaman Edmodo.

Pilih menu setting untuk mengatur hal berikut ini :

a) Mengubah foto profil untuk menggunggah foto dari komputer atau menggunakan
ikon yang telah disediakan.
b) Mengubah informasi pribadi untuk menambahkan atau mengubah nama
beserta alamat email.
c) Mengubah kata sandi (password).
d) Menentukan sekolah.
e) Menentukan notifikasi terdiri dari 3 pilihan yaitu tanpa notifikasi,
notifikasi melalui email dan notifikasi melalui SMS/teks.
f) Tipe notifikasi untuk memilih tipe pemberitahuan yang akan diterima dengan
cara memberitanda centang di kotak terhadap satu atau beberapa pilihan
diantaranya :
(1) Alerts untuk setiap ada tanda atau indikasi peringatan.
(2) Notes untuk setiap ada anggota dari kelas yang mengirimkan notes.
(3) Direct Message untuk setiap ada anggota dari kelas yang mengirimkan pesan
pribadi.
(4) Replies untuk setiap ada anggota kelas yang membalasnotes dari anggota lainnya.
(5) New Group Members untuk setiap ada anggota baru di kelas.
(6) Group Join Request untuk setiap ada permintaan bergabung di grup
kelas/mata pelajaran.
g) Privacy untuk memblok semua permintaan koneksi/pertemanan atau membuat
profil dapat dilihat oleh jejaring pertemanan pribadi.
4) Pemberitahuan atau Notifikasi

Bagian notifikasi terletak di pojok kanan atas halaman depan Edmodo. Guru
dan siswa dapat melihat kegiatan-kegiatan yang akan datang, balasan terhadap notes
yang diposkan, alerts dan pesan pribadi dari guru dan siswa. Untuk guru dapat
melihat apakah ada notifikasi jika ada anggota baru bergabung, guru yang ingin
berkoneksi, jika ada tugas yang telah diunggah siswa.

Untuk siswa, bagian notifikasi akan terlihat jika ada tugas tersedia dalam
waktu dua minggu dan menunggu untuk dikerjakan. Siswa juga dapat melihat
notifikasi nilai yang sudah diberikan oleh guru terhadap tugas yang telah dikerjakan.

5) Membuat Grup atau Kelompok

Untuk membuat grup, pilih create di panel sebelah kiri halaman depan Edmodo.
Isi identitas yang diperlukan, klik tombol create dan akan tampil 6 digit kode grup.
Kode ini yang diberikan kepada siswa yang akan bergabung di grup. Jika siswa telah
memiliki akun Edmodo, mereka bisa langsung bergabung dengan klik join yang ada di
panel grup sebelah kiri halaman Edmodo mereka.

6) Mengunggah Bahan Ajar di Library

Library selayaknya perpustakaan di sekolah. Sebagai guru, Anda bisa


mengunggah dokumen maupun link situs sebagai referensi bagi siswa. Anda juga dapat
mengaturnya dalam folder- folder untuk memudahkan akses bagi setiap kelas.
Cara untuk mengunggah bahan ajar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di
libary, adalah sebagai berikut :
a) Masuk ke kelas yang telah dibuat, kemudian klik createand share folder with this
group in the Library.
b) Muncul halaman library. Klik new untuk membuat folder baru.
c) Tentukan nama folder dan kelas mana saja yang dapat mengakses folder
tersebut lalu klik create.
d) Kembali ke halaman library, klik untuk menambahkan file atau referensi lain.
Muncul jendela upload to library.
e). Beri tanda (mark) add to folder apabila Anda ingin menambahkan pada folder.
Klik tab Files untuk menambahkan data, kemudian klik upload untuk mulai
mengunggah. Apabila referensi yang ingin ditambahkan berupa link, klik tab link
untuk memasang link atau alamat suatu situs.

7) Catatan atau Note

Klik note untuk menulis catatan. Fungsi catatan ini sama halnya ketika guru
berbicara di depan kelas. Klik send untuk mengirim catatan. Apabila berhasil, akan
muncul tampilan sesuai catatan yang diketikkan.

8) Pengumuman atau Alert

Pengumuman alert merupakan jenis note yang lebih sederhana, karena tidak
memiliki lampiran berupa data, link maupun libary. Biasanya alert dugunakan
untuk mengingatkan siswa akan batas waktu pengiriman tugas.
9) Penugasan atau Assignment

Penugasan merupakan salah satu fitur yang membedakan Edmodo dengan


jejaring sosial lain. Melalui fitur ini guru dapat memberikan tugas pada siswa dengan
batasan waktu pengumpulan tugas, bahkan memberi penilaian pada tugas tersebut.

iii) Kelebihan dan Kekurangan Edmodo

1) KelebihanEdmodo
Menurut Umaroh (dalam Basori, 2013:101) ada beberapa kelebihan dari
jejaring Edmodo, yaitu:
a) Membuat pelajaran tidak tergantung pada waktu dan tempat. b)
Meringankan tugas guru untuk memberikan penilaian kepada siswa.
b) Memberikan kesempatan pada orang tua atau wali siswa untuk
memantau aktivitas belajar dan prestasi dari putra- putrinya.
c) Membuat kelas lebih dinamis karena memungkinkan interaksi guru
dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa dalam hal pelajaran atau
tugas.
d) Memfasilitasi kerja kelompok yang multidisiplin.
e) Mendorong lingkungan virtual kolaboratif yang membantu pembelajaran
berbasis proses.
2) Kekurangan Edmodo

a) Penggunaan bahasa program yang masih berbahas Inggris sehingga


terkadang menyulitkan guru dan siswa.
b) Belum tersedianya sintaks online secara langsung pada Edmodo.

Edmodo sebagai Pembentuk Kemandirian Belajar

Edmodo menyediakan lingkungan dimana mengajar dan belajar dapat


menghasilkan kegembiraan peserta didik. Peserta didik menjadi lebih mandiri, tanpa
melupakan standar pengukuran keberhasilan peserta didik. Dengan menggunakan
Edmodo peserta didik akan sangat tertarik bahkan menyukai pembelajaran lewat
platform ini dan ketika peserta didik merasa senang, keinginan mereka untuk mengatasi
materi baru dan sulit akan meningkat sehingga peserta didik akan lebih kreatif dalam
melakukan pembelajaran. Penerapan Edmodo dalam pembelajaran akan memfasilitasi
kerja kelompok yang multidisplin dan membuat pelajaran tidak tergantung pada
waktu dan tempat sehingga dapat membentuk kemandirian belajar siswa.

Edmodo mampu menjadikan siswa memiliki sikap kemandirian belajar sesuai


dengan indikator sikap kemandirian belajar yang dijadikan sebagai penelitian ini, yakni:

a) Percaya diri.

Pembelajaran dengan menggunakan Edmodo menjadikan siswa memiliki sikap


percaya diri, karena pada saat pembelajaran konvensional siswa masih merasa malu
atau tidak percaya diri mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan terkait
materi pelajaran di hadapan guru maupun siswa, pada akhirnya siswa tersebut berubah
pikiran atau berpikir kembali untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya saat
pembelajaran berlangsung.

Berbeda dengan pembelajaran dengan menggunakan Edmodo, siswa akan lebih


bebas bertanya dan mengemukakan pendapatnya karena akun Edmodo memfasilitasi
guru dan siswa untuk diskusi secara bebas melalui akun Edmodo masing-masing. Baik
bertanya maupun mengajukan pendapatnya tanpa pertemuan langsung dengan guru dan
siswa lainnya.

Hal inilah yang yang menjadikan siswa mulai membentuk sikap percaya dirinya,
karena tipe siswa satu dengan yang lainnya berbeda. Pertama, ada siswa yang pandai
dalam materi pelajaran namun tidak pandai dalam menyampaikan pendapatnya di
hadapan orang banyak. Kedua, ada siswa yang kurang pandai dalam materi pelajaran
namun percaya diri di hadapan orang banyak.

b) Mampu belajar sendiri.

Dalam Edmodo, guru dapat mengunggah bahan ajar di menu Library berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), E-book, video, gambar, dan lainnya. Bebeda
dengan pembelajaran konvensional, guru hanya mampu memberikan materi pelajaran di
dalam kelas. Jadi, pembelajaran dengan menggunakan Edmodo menjadikan siswa
mampu belajar sendiri di rumahtanpa harus mengikuti pembelajaran di dalam kelas
dengan catatan terhubung dengan internet.

c) Kritis.
Dengan menggunakan Edmodo sebagai pembelajaran, setiap siswa
diharuskan memiliki sikap kritis karena dalam pembelajarannya dominan dilaksanakan
diskusi. Siswa yang tidak kritis dan aktif akan tertinggal dalam pelajaran.
d) Belajar secara terus menerus.
Siswa dapat belajar tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat, karena semua
materi pelajaran dalam bentuk file, gambar, dan video sudah ada dalam akun
Edmodo.
e) Tanggung jawab.
Pembelajaran dengan menggunakan Edmodo juga melatih siswa untuk
tanggung jawab, karena mengerjakan penugasan dan quiz bersifat individu. Jadi setiap
siswa betanggung jawab atas pekerjaannya masing-masing.
G. METODE PENELITIAN

Menurut Arikunto (2010: 203) “metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Arikunto (2010: 130) “Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.”
Penelitian dapat dilakukan secara mandiri, tetapi lebih baik bila dilaksanakan secara
kolaboratif, baik dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas atau pihak lain yang
relevan dengan PTK. Adapun hasil dari PTK dapat digunakan untuk memperbaiki
mutu proses belajar mengajar sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolah, peserta
didik dan guru. Dengan penerapan hasil dari PTK secara berkesinambungan
diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik
pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

H. SUBJEK PENELITIAN

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Pemasaran
SMK Darul Ulum Kuningan, semester 3 Tahun Ajaran 2018/2019, dengan
pertimbangan bahwa peserta didik pada sekolah ini memilik kemampuan yang
heterogen. Dalam penelitian ini dipilih satu kelas yaitu kelas VIII dengan jumlah
peserta didik 20 orang.

I. DESAIN DAN ALUR PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah desain“one-shot case study


design”.Rancangan penelitiannya menurut Arikunto (2010 : 124) adalah sebagai
berikut:
X O
Keterangan:
X= treatment yang diberikan (variabel independen)
O= Observasi (variabel dependen)
Berdasarkan desain tersebut maka peneliti mendeskripsikan penelitian yang
akan digunakan adalah sebagai berikut:
S: pretest X1 O1 X2 O2 X3 O3 postest

Keterangan:
S : Subjek
X1 : Perlakuan, yaitu pembelajaran melalui model E-learning Edmodo pada siklus I
O1 : Tes pada siklus I
X2 : Perlakuan, yaitu pembelajaran melalui model E-Learning Edmodo siklus II
O2 : Tes pada siklus II

Adapun rancangan yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


adalah menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Menurut Kemmis dan
McTaggart (Arikunto, 2010 : 137), pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi empat
alur, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Alur
pelaksanaan tindakan dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut.
SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN

PERENCANAAN

SIKLUS I
Evaluasi Refleksi Pelaksanaan tindakan
PENGAMATAN

PERENCANAAN

Evaluasi Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Tindakan

PENGAMATAN

PERENCANAAN

Evaluasi Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan Tindakan

PENGAMATAN

HASIL

J. PROSEDUR PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menempuh langkah-langkah

sebagaiberikut:

1. Persiapan Penelitian

a. Studi literatur, telaah kurikulum/GBPP dan survey pendahuluan.


b. Membuat proposal.
c. Merancang instrument penelitian.
d. Bersamaan dengan penyusunan instrumen, penulis mengajukan surat untuk
permohonan izin penelitian di sekolah.
e. Menyusun jadwal kegiatanpenelitian.
f. Mengujivaliditas dan reliabilitas instrumen uji coba, kemudian melakukan
revisi.
g. Pelaksanaan penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Rencana Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan, akan dipersiapkan beberapa hal, agar


penelitian berlangsung dengan lancar. Persiapan yang dimaksud menyangkut
hal-hal sebagai berikut.
1. Penyusunan rencana atau model pembelajaran dengan membuat skenario
pembelajaran melalui model pembelajaran Think Pair Share berbantuan
multimedia komputer.
2. Menyusun soal untuk tes formatif.
3. Menyiapkan pembelajaran dengan media komputer.
4. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes dan lembar observasi sebagai
pengumpulan data pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
matematika.
b. Pelaksanaan Tindakan

1. Guru menjelaskan aturan dalam pembelajaran Think Pair Share.


2. Siswa dikelompokkan secara heterogen.
3. Siswa diberi situasi masalah (statmen yang belum ada soalnya).
4. Secara individu siswa berusaha merumuskan pertanyaan untuk diajukan
(think).
5. Siswa berpasangan mendiskusikan situasi masalah, seorang mengajukan
pertanyaan dan pasanganya berusaha memecahkan masalah (pair).
6. Siswa berkelompok mendiskusikan hasil kesepahaman dengan pasanganya
untuk berbagi ide dengan teman kelompoknya (share).
7. Hasil kesepahaman kelompok ditampilkan di depan kelas untuk berbagi
dengan kelompok lainnya.
8. Siswa menyimpulkan hasil pekerjaan kelompok.
9. Siswa diberi kuis untuk mengukur pemahaman konsep yang telah
dikonstruk oleh kelompok.
c. Pengamatan/Evaluasi

Langkah pemantuan dan evaluasi ini dilakukan melalui penelitian tingkat


pemahaman siswa dengan tiga cara yaitu:
1. Mengamati aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran
2. Penilaian terhadap tugas yang di buat siswa secara kelompok atau individu.
3. Penilaian terhadap hasil diskusi kelompok dan saat penyajiannya di kelas.
4. Penilaian terhadap siswa dalam mengajukan pendapat atau bertanya saat
diskusi dan penyajian di kelas.
5. Mengadakan evaluasi dengan memberikan tes hasil belajar.
d. Refleksi

Pada tahap ini, akan diketahui kekurangan dan kelemahan serta


hambatan-hambatan yang muncul pada tiap-tiap siklus yang telah dilaksanakan.
Hasil refleksi digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang tindakan
untuk siklus berikutnya.

K. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan data dan pengolahan
data tentang variabel-variabel yang diteliti. Instrumen penelitian menurut Arikunto
(2010: 203)
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Adapun alat atau instrumen yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2012:310) “melalui observasi , peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.” Jadi, dengan melakukan observasi kita
mendapatkan suatu pembelajaran baru, dimana kita akan mengetahui perubahan-
perubahan yang terjadi serta dengan melakukan observasi kita dapat memahami dari
setiap perubahan yang terjadi.
Sedangkan menurut Arikunto (2010:199) observasi adalah “menatap kejadian,
gerak atau proses.” Dengan melakukan observasi/pengamatan sebagai alat penilaian
yang digunakan peneliti agar dapat mengetahui tingkah laku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat dialami baik situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil
dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan/aktivitas
siswa dalam belajar dan hal lain selama proses pembelajaran yang berkaitan dengan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Think Pair
Share Berbantuan Media Komputer.
2. TesTertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar,
khususnya kemampuan komunikasi dan representasi matematis siswa dalam pokok
bahasan yang diajarkan. Tes tertulis disusun berdasarkan rumusan pada tujuan
pembelajaran dan diberikan pada awal dan akhir pokok bahasan. Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pretest, tes formatif dan posttest.Pretest diberikan pada saat
awal sebelum proses pembelajaran. Tes formatif diberikan setiap akhir siklus yaitu
untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep atau daya serap siswa terhadap materi
yang telah dipelajari. Sedangkan pretest/posttest diujicobakan terlebih dahulu untuk
menjamin keabsahan hasil penelitian.
Tes yang digunakan berbentuk tes uraian, sedangkan banyaknya soal yang
diberikan kepada siswa disesuaikan dengan indikator pembelajaran pada tiap siklus.
Soal tes diujicobakan terlebih dahulu untuk menjamin keabsahan hasil penelitian,
setelah itu Penulis menentukan validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya
pembeda dari soal tersebut dengan menggunakan rumus:
3. Menentukan validitas soal
Cara mencari koefesien validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment
memakai angka kasar (raw score) adalah sebagai berikut:

N  XY  (X )(Y )


Rumus: rXY 
N  X 2
 (X ) 2 N  Y 2  (Y ) 2 

Keterangan :
r_xy = validitas soal
X = nilai total (nilai rerata harian)
Y = skor total (hasil tes)
N = banyaknya subyek (tes)

Tabel 1.
Klasifikasi Penafsiran Validitas

Nilai 𝒓𝒙𝒚 Interpretasi

0,08 <𝑟𝑥𝑦  1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)


0,60 <𝑟𝑥𝑦  0,80 Validitas tinggi (baik)
0,40 <𝑟𝑥𝑦  0,60 Validitassedang (cukup)
0,20 <𝑟𝑥𝑦  0,40 Validitasrendah (kurang)
0,00 <𝑟𝑥𝑦  0,20 Validitas sangat rendah
𝑟𝑥𝑦  0,00 tidak valid
(Suherman, 2003: 120)

4. Menentukan ReliabilitasSoal

Reliabilitas suatu alat ukur dan evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang
memberikan hasil yang tetap. Dalam penelitian ini menggunakan rumus KR-20 sebagai
berikut:
 n  pi  qi 

rn   1 
 n  1  S2 

Keterangan :
𝑟11 = reliabilitas soal
n= banyaknya butir soal

 X  2

2
X 2

n
S
= n
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada soal butir ke-i

qi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab salah pada soal butir ke-i

( q  1 p )
(Suherman, 2003:148)
Tabel 2.
Klasifikasi Penafsiran Reliabilitas

Nilai 𝒓𝟏𝟏 Interpretasi

𝑟11 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah


0,20 <𝑟11 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,40 <𝑟11 0,60 Derajat reliabilitas sedang
0,60 <𝑟11 0,80 Derajat reliabilitas tinggi
0,80 <𝑟11 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
(Suherman, 2003:139)

5. Menentukan Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut mampu
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah, dirumuskan sebagai berikut:
JB A  JBB
DP 
JS A
Keterangan :
DP = daya pembeda
JBA = siswa dari kelompok atas yang menjawab benar
JBB = siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar
JSA = siswa dari kelompok atas
JSB = siswa dari kelompok bawah
(Suherrman, 2003:160)
Tabel 3.
Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai DP Interpretasi

DP 0,00 Sangat jelek


0,00 <DP 0,20 Jelek
0,20 <DP 0,40 Cukup
0,40 <DP 0,70 Baik
0,70 <DP 1,00 Sangatbaik
(Suherman, 2003:161)

6. Menentukan Indeks Kesukaran

Bilangan yang menentukan atau menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal

JB A  JBB
disebut indeks kesukaran, dirumuskan sebagai berikut: IK 
2  JS A
Keterangan :
IK =indeks kesukaran
JBA =siswa dari kelompok atas yang menjawab benar
JBB =siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar
JSA = siswa dari kelompok atas
JSB = siswa dari kelompok bawah
(Suherman, 2003:170)
Tabel 4.
Klasifikasi Indeks Kesukaran

Nilai IK Interpretasi

IK 0,00 Soal terlalu sukar


0,00 <IK 0,30 Soal sukar
0,30 <IK 0,70 Soal sedang
0,70 <IK< 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
(Suherman, 2003:170)

L. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Bagian terpenting di dalam proses penelitian adalah yang berkenaan dengan


data penelitian, sebab inti dari suatu penelitian adalah terkumpulnya data atau
informasi, kemudian data tersebut diolah atau di analisis dan akhirnya hasil analisis itu
diterjemahkan atau diinterpretasikan sebagai kesimpulan penelitian.
Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan pengumpulan data ini penulis
kemukakan tekniknya sebagai berikut.
Observasi, untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran
dengan menggunakan kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dan guru.
Tes uraian, untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa khususnya untuk
menilai kemampuan komunikasi matematis siswa mengenai materi Logika
Matematika..

M. TEKNIK MENGOLAH DATA

Pengolahan data ditujukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran


Think Pair Share berbantuan imedia komputer dapat meningkatkan komunikasi dan
representasi matematis siswa dan seberapa besar daya serap siswa dalam memahami
suatu materi yang telah disampaikan.
Lembar observasi tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share berbantuan media komputer yang
diperoleh dari observasi setiap siklus pembelajaran. Data yang diperoleh dari lembar
observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dianalisis dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

 skor total siswa


Konversi nilai siswa  × 100 %
 skor maksimum

Rumus menurut kurikulum 1994 (dalam Jihad dan Haris, 2010: 125)
Lembar observasi tentang aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share berbantuan media komputer, yang
diperoleh dari observasi setiap siklus pembelajaran. Data yang diperoleh dari lembar
observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dianalisis dengan
menggunakan rumus :

 skor total guru


Konversi nilai guru  × 100 %
 skor maksimum

Rumus menurut kurikulum 1994 (dalam Jihad dan Haris, 2010: 125)
Menghitung Peningkatan melalui Gain Ternormalisasi
Setelah data hasil tes diperoleh, lalu data hasil tes dari setiap siklus dianalisis dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan representasi matematis siswa
mengunakan model Think Pair Share berbantuan media komputer. Untuk menghitung
rata-rata skor hasil tes (pretest dan postest) menggunakan rumus dari Sudjana (2005:
67) sebagai berikut
∑ 𝑥𝑖
𝑥̅ =
𝑛
Keterangan:
𝑥̅ = Rata-rata skor
𝑥𝑖 = Jumlah seluruh nilai
𝑓𝑖 = Banyak siswa
Dari rata-rata skor yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji gain ternormalisasi untuk
mengetahui tinggi rendahnya peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa
antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan implementasi model quantum
teaching.
Menurut Hake (Meltzer, 2002: 1)berikut ini adalah rumus gain ternomalisasi.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑠 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡) − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑠 𝐴𝑤𝑎𝑙(𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
𝑔=
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑠 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡)
Kriteria indeks gain ternormalisasi menurut Meltzer (2002: 1) diinterpretasikan
dalam Tabel sebagai berikut.
Tabel 7
Kriteria Indeks Gain
No. IndeksGain Interpretasi
1. 𝑔 ≤ 0,70 Tinggi
2. 0.3 ≤ 𝑔 ≤ 0.7 Sedang
3. 𝑔 ≤ 0.3 Rendah
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Jihad, A. (2010) Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multipressindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: CV IPA
ABONG
Jacob. (2003) Pemecahan Masalah, Penalaran Logis, Berfikir Kritis dan
Pengkomunikasian. Bandung: UPI
https://amin127.wordpress.com/about/penerapan-model-pembelajaran-aktif-tipe-thE-
Learning Edmodo-cycle-untuk-meningkatkan-matematika-kemampuan-berpikir-kritis-
siswa-pada-materi-logika/(Rabu, 31 Oktober 2018 Pukul 11.00)

https://www.hipwee.com/opini/meningkatkan-kualitas-pembelajaran-melalui-metode-
berbasis-E-Learning Edmodo-pada-siswa-sekolah/.(Rabu, 31 Oktober 2018 Pukul
13.29)

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jpmrafa/article/download/1439/1150/Penerapan
model pembelajaran aktif tipe the learning cycle untuk meningkatkan matematika
kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi logika

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran matematika


dengan pendekatan matematika realistik. Rasiman. IKIP PGRI Semarang.
mpdrasiman@yahoo.co.id

https://apsmkn1po.blogspot.com/2014/09/pembelajaran-e-learning-dengan.htmlLokasi:
Ponorogo, Jawa Timur Ponorogo, East Java, Indonesia

https://maxribbi91.wordpress.com/2014/01/07/kemampuan-berpikir-kritis-matematis/

You might also like