You are on page 1of 5

onesia

Pro :
Menurut Mustakim ketentuan itu sesuai dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009.
Undang-undang ini mewajibkan orang asing yang akan bekerja di Indonesia atau yang akan
mengikuti studi di Indonesia atau yang akan menjadi warga negara Indonesia itu harus
mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia

Jika pekerja asing tidak menggunakan bahasa Indonesia akan terjadi salah pengertian dengan
yang dimaksud dan akan menimbulkan konflik.
("Bayangkan, seorang atasan memberikan sebuah perintah kepada bawahannya. Karena
bawahan tidak mengerti bahasa, bawahan tak menjalankan perintah yang sesuai dengan
keinginan atasan sehingga terjadilah konflik,")
Hal ini tidak adil untuk masyarakat Indonesia karena sebelum Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
diberangkatkan ke Negera tujuan, mereka terlebih dahulu dibekali dengan Bahasa Negara
setempat.

(“Seperti, TKI yang dikirim ke Timur Tengah dibekali dulu dengan Bahasa Arab. Jika TKI
tersebut dikirim ke Taiwan, di bekali dulu dengan Bahasa China”.)

kebijakan Kementerian Ketenagakerjaan yang sedang merevisi Permenakertrans No 12/2013


tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

(Mulai awal tahun ini, para Tenaga Kerja Asing (TKA) yang hendak bekerja di Indonesia harus
belajar dan mahir berbahasa Indonesia. Tes kemampuan bahasa Indonesia atau TOIFL (Test of
Indonesian as Foreign Language) . segera diberlakukan dan menjadi salah satu syarat yang
wajib dipenuhi para TKA.)

Kontra :
Jangan sampai karena adanya paksaan untuk berbahasa Indonesia, membuat TKA enggan
datang ke Indonesia untuk menginvestasikan modalnya. Juga jika aturan ini tidak hati-hati
diterapkan, bisa saja ekspatriat yang sudah lama bekerja di Indonesia, segera meninggalkan
negeri ini, karena khawatir tidak bisa memenuhi kewajibannya untuk bisa berbahasa Indonesia.
Kalau ini sampai terjadi, tentunya akan berpengaruh secara luas terhadap perusahaan tempat
ekspatriat itu bekerja.

meskipun banyak ekspatriat yang bekerja di sini dan tidak bisa berbahasa Indonesia, namun
mereka tetap bisa berkomunikasi dengan buruh. Caranya melalui penerjemah di masing-
masing perusahaan.

Tenaga Kerja asing yang bekerja di Indonesia tanpa harus menguasai Bahasa Indonesia.
Anehnya, perusahana dimana Ekspatriat itu bekerja memiliki karyawan yang dapat berbahasa
Asing. Sehingga, memudahkan Tenaga Asing itu bekerja di Indonesia.

Karena bahasa Indonesia bukan bahasa internasional. Maka banyak warga asing yang tidak
mengetahui adanya bahasa Indonesia.
( masyarakat Jepang yang terlalu menjunjung bahasanya sendiri bahkan di sekolah-sekolah
Negara Jepang pun tidak ada pelajaran bahasa asing/internasional seperti bahasa inggris)

1. Latar belakang
Dalam era globalisasi, ekspatriat atau tenaga pekerja asing (TKA) yang masuk ke indonesia
tidak dapat dibendung kehadirannya, terlebih dengan diterapkannya Asean China Free Trade
Agreement (ACFTA). Setiap tahun, ada ribuan TKA di Indonesia yang bekerja di berbagai
sektor. Pekerja asing yang bekerja di Indonesia sebagian besar sektor manufaktur dan
pertambangan. TKA terbanyak berasal dari Cina, Jepang, Malaysia, Thailand dan Korea
Selatan.

2. Rumusan masalah
v Untuk mengetahui daripada Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing?
v Untuk mengetahui daripada implementasi UU RI No. 24 Tahun 2009?
v Untuk mengetahi daripada Kesiapan Tenaga Kerja Asing dalam menghadapi Undang-
undang?

3. Tujuan
Para TKA ketika bekerja ke Negara Indonesia harus bisa berkomunikasi dengan memakai
Bahasa Indonesia, sama halnya dengan TKI yang akan bekerja ke Negara lain seperti
Singapura wajib mampu berbahasa Inggris.
4. Manfaat penulisan
Penulis tertarik dengan pasal 33 yang isinya adalah sebagai berikiut:
Ø Bahasa indonesia wajib digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah
dan swasta.
Ø Pegawai di lingkungan kerja lembaga pemerintah dan swasta sebagaimana dimaksud atau
diikut sertakan dalam pembelajaran untuk meraih kemampuan berbahasa Indonesia.
5. Penelitian terdahulu
UU RI. Nomor 24 tahun 2009, menurut orang asing yang bekerja di Indonesia baik di
perusahaan Indonesia maupun di perusahaan asing harus mampu berbahasa Indonesia. Untuk
mendukung hal tersebut diperlukan fasilitas dan konsesi bahasa Indonesia bagi ekspatriat.
6. Teori
Umumnya, para TKA mendapat jabatan dan fasilitas lebih baik daripada tenaga kerja Indonesia.
Hal ini menimbulkan hubungan yang tidak harmonis di antara pekerja, seperti yang terjadi di
bebererapa daerah di tanah air.pemberlakuan perdangan bebas harus disikapi dengan cermat
oleh semua pihak, termasuk bidang ketenagakerjaan.tenaga kerja di Indonesia akan
dihadapkan pada persaingan dan kompetisi secara terbuka.
7. Metodologi
Di mana cara untuk menjadi TKA harus wajib mampu berbahasa Indonesia begitupun untuk
menjadi TKI wajib mampu menguasai bahasa inggris supaya mudah dipahami oleh masyarakat
pada umumnya.

Kesiapan Tenaga Kerja Asing pada menhadapu Undang-undang


Pemerintah Indonesia telah mengatur syarat untuk dapat menggunakan tenaga kerja warga
negara asing dengan beberapa peraturan dan undang-undang.
Pertama,keputusan presiden No. 75 Tahun 1995 tentang pengunaan Tenaga Kerja Warga
Negara Asing pendatang. Kepres No. 75/1995 tersebut hanya mengatur tentang TKA harus
mendapat izin dari pemerintah sebelum bekerja di Indonesia, kewajiban administrasi yang
harus dilakukan dan kerelaan TKA untuk mendidik tenaga kerja Indonesia sebagai
penggantinya. Kepres tersebut tidak mengatur standar kompetensi yang harus dimiliki TKA
atau tes yang harus diikuti sebelum bekerja di Indonesia.
Kedua, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Tradisional Republik Indonesia Nomor: Kep-
20/men/III/2004 tentang tata cara memperoleh izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dan
mngatur persyaratan yang harus dimiliki adalah dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Walaupun pada kenyataanya, implementai dari syarat tersebut hampir tidak pernah
dilaksanakan.
Ketiga,Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing oleh Bank diatur dalam peraturan Bank Indonesia
(BPI) No. 9/8/PBI/2007. Surat edaran tersebut mensyaratkan pejabat eksekutif dan penasehat
atau konsultan asing harus mampu berbahasa Indonesia (BI). Memberi waktu paling lambat
satu tahun untuk melengkapi syarat tersebut setelah para Bankir asing tersebut menduduki
jabatannya.
Keempat, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendara, Bahasa
dan Lambang Negara serta lagu Kebangsaan. Dalam pasal 33 menurut para pekerja di
Indonesia wajib mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
Fasilitas yang harus ada agar undan-undang tersebut terlaksana seperti:
· Lembaga-lembaga penyelenggara BIPA
· Bahan-bahan ajar BIPA dan bahan-bahan penunjang
· Pengajar BIPA
· Kurikulum dan silabus
· Alat evaluasi
· Pertukaran pelajar, mahasiswa dan pengajar
· Pementasan seni budaya Indonesia di lembaga-lembaga penyelenggara pengajaran
BIPA.
· Pemberian beasiswa kepada pelajar/mahasiswa.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Agar UU No. 24 tahun 2009, khususnya pasal 33 tersebut dapat terlaksana, pemerintah
sebaiknya menyiapkan sarana dan prasarana. Adapun fasilitas-fasilitas yang mendasar yang
harus disiapkan antara lain, lembaga-lembaga penyelenggara BIPA baik di dalam maupun di
luar negeri. Lembaga tersebut adalah wadah bagi orang asing untuk belajar bahasa Indonesia.
Lembaga tersebut dapat berbentuk pendidikan formal maupun informal.

NASKAH DEBAT PRO


UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA
SMK NEGERI 17 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI JEJARING SOSIAL (MISALNYA


FACEBOOK DAN TWITTER) KURANG MENDIDIK

Bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif
dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat
menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat
beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa
dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seiring majunya peradaban manusia, termasuk di
Indonesia, banyak cara yang dipilih pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Bahkan pilihan cara
komunikasi tidak hanya makin beragam tapi juga semakin canggih.
Disaat ini perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh
globalisasi semakin menjalar. Terutama dikalangan remaja. Dizaman sekarang serasa segalanya
sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Dizaman sekarang dari segi
penampilan berbeda dengan dahulu, jika dulu pakaian adat adalah maskot, sekarang pakaian
trendy yang lebih oke. Dari segi tingkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga
berbeda dengan dengan zaman dulu.
Salah satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa
yang didukung oleh perangkat teknologi canggih, khususnya bahasa yang digunakan pada
jejaring sosial, seperti internet, facebook, twitter, chatting, email, sms, dan sebagainya. Namun
penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia menimbulkan sorotan
besar dari para pengamat.
Berlatar pada kondisi itulah, kita perlu berdiskusi dan menentukan sikap terhadap
fenomena bahasa pada jejaring sosial yang semakin mengglobal. Bagaimana kita memandang
bahasa pada jejaring sosial; ancaman atau peluang? Bahasa Indonesia adalah salah satu aset
penting bangsa Indonesia. Kenapa? Karena menurut saya, bahasa Indonesia merupakan satu-
satunya bahasa resmi yang membantu berbagai suku di Indonesia untuk berkomunikasi secara
baik.
Saya sebagai pro menganggap pernyataan tersebut benar. Karena bahasa pada jejaring
sosial semakin mendapat tempat di kalangan anak muda. Apalagi kemunculan bahasa gaul yang
kini menjadi trend anak muda dikhawatirkan dapat mengikis jati diri bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergusur oleh munculnya bahasa gaul,
hal ini tampak jelas pada bahasa lisan dan tulis yang sering digunakan oleh masyarakat kita,
khususnya dikalangan remaja. Fenomena itu sering kita sebut “Bahasa Alay” yang lebih dikenal
dengan “Bahasa Anak Layangan”, atau “Bahasa Anak Lebay” yang benar-benar sudah menjadi
bahasa favorit mereka daripada bahasa Indonesia itu sendiri. Hal ini terjadi karena anak muda
sekarang membutuhkan pengakuan akan eksistensi mereka. Mereka hampir tidak punya ruang
untuk mewujudkan eksistensi mereka.
Remaja Indonesia kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahasa baru yang mereka
anggap sebagai sebuah kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi tertentu dan sekarang
dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang menggunakan bahasa prokem. Bahasa
prokem adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang dan hanya dimengerti oleh
mereka. Bahasa prokem yang sekarang ini sedang menjadi tren di Indonesia terutama pada
kalangan remaja adalah bahasa gaul. Jadi, anak muda yang tidak memakai bahasa alay maka
tidak disebut anak gaul, dan status sosial seseoranglah yang paling mempengaruhi penggunaan
bahasa itu sendiri.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang baku yang mempunyai kaidah-kaidah disetiap
penulisan maupun pengucapannya. Bahasa Indonesia ini bahasa yang mudah dimengerti oleh
semua orang, meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda. Contohnya: Saat kita (orang
jawa) bertemu dengan orang dari suku lain, misalnya saja orang batak, mungkin saat bertemu
kita akan kesulitan dalam berkomunikasi. Pastinya dengan memilih berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia itu akan mempermudah. Itulah pentingnya jika mampu menggunakan bahasa
indonesia dengan baik.
Dampak negatif yang didapat adalah mereka tak lagi menghiraukan kaidah-kaidah bahasa
yang ada. Tak ada gunanya pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan sejak kita sekolah di
Taman Kanak-Kanak. Bisa juga bahasa “Alay” mempersulit komunikasi dengan orang yang tak
mengerti perkembangan seperti sekarang ini. Bahasa “Alay” juga menimbulkan kesan kurang
baik jika dikaitkan dengan kesopanan berbicara dengan orang lain.
Pengguna jejaring sosial saat ini tidak hanya kalangan remaja atau orang dewasa, namun
anak-anak pun tidak sedikit yang menggunakan jejaring sosial untuk bermain atau
berkomunikasi. Sehingga bahasa di jejaring sosial yang kurang mendidik tidak baik untuk ditiru
oleh anak-anak. Sebagai pemuda penerus bangsa, harusnya fenomena ini tidak boleh terjadi
karena akan merusak generasi bangsa Indonesia. Bisa jadi bahasa Indonesia tak lagi perlu ejaan.
Bisa-bisa akan merusak bahasa Nasional kita sendiri. Jika sudah rusak, dimana letak citra negara
kita dilahirkan ini? Sungguh perkembangan yang tidak baik bagi anak cucu kita kelak.

Kesimpulan saya yakni, inilah momentum bagi pemakai Bahasa Indonesia untuk
menerapkan pola tutur yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan. Kita harus bersikap
bangga terhadap Bahasa Indonesia dan selalu menjunjung tinggi kaidah pemakaiannya agar tidak
hilang akibat dinamika peradaban manusia dan intervensi dari bahasa lain. Kita harus aktif dan
tepat dalam menggunakan Bahasa Indonesia dan tidak menjadikan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa sarkasme terhadap generasi muda dan remaja. Bahasa adalah keharmonian.

You might also like