Professional Documents
Culture Documents
Discount dapat disebut sebagai insentif (perangsang) bagi pembeli untuk membeli bahan
dengan jumlah yang lebih banyak. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah pesanan ekonomis,
jumlah pesanan yang masuk dalam batas jumlah yang terkena potongan harga adalah sejumlah
142,ll ton dengan harga Rp 3.100.000,00/ton. Perusahaan akan untung jika memesan dalam
jumlah antara 125 hingga 175 ton tepung semolina, karena mendapatkan harga lebih murah.
Setelah diketahui jumlah ukuran ekonomis dicari juga ongkos total yang harus dikeluarkan.
Dari perhitungan ongkos total dapat disimpulkan bahwa dengan memesan tepung
semolina antara 125 hingga 175 ton dengan harga Rp 3.100.000,00/ton, maka biaya yang harus
dikeluarkan adalah Rp 55.536.25.942,00.
Ketiga metode yang tidak terpilih dianggap tidak efektif dan efiesien karena tidak dapat
meprakirakan permintaan produk pasta untuk 12 periode mendatang
Alternatif Perencanaan Agregat
Data awal yang harus dipenuhi adalah nilai permintaan yang sebelumnya telah
diramalkan.
Permintaan = Jumlah hasil prakiraan selama 1 periode planning horizone (Januari - Desember
2004)
= 18862.20 + 18913.00 + 18963.80 + 19014.60 + 19065.39 + 19116.19 + 19166.99
+ 19217.79 + 19268.59 + 19319.39 + 19370.18 + 19420.98
= 229.699,09 ͌ 229.699 unit
Jadi 1 unit mewakili produk pasta yang dikemas dalam plastik pengemas seberat 500
gram. Dalam melakukan perencanaan agregat, dilakukan alternatif terhadap empat strategi
perencanaan.
Analisis ABC
Analisis ABC digunakan karena permintaan akan tiap jenis pasta yang dihasilkan sangat
bewariasi. Produk pasta yang dihasilkan terdiri dari 10 jenis pasta. Dengan mengkategorikan
kesepuluh produk pasta berdasarkan persentase nilai dan jumlahnya. Permintam produk pertahun
diasumsikan telah berupa data siap olah yang tidak perlu dilakukan prakiraan permintaan lagi.
Harga per unit adalah harga satuan pasta dalam kemasan 500 gram yang dipasarkan ke
konsumen.
A : Klasifikasi ini terdiri dari jenis produk yang mempunyai nilai penjualan sebesar 70,63%
dari seluruh nilai penjualan, dan A jumlahnya adalah 20% dari total persediaan produk.
Pengawasan dan pencatatan produk dilakukan sangat ketat, di mana untuk penjualan
produk ini perlu penanganan khusus, mengingat permintaan yang sangat tinggi
B : Klasifikasi ini terdiri dari jenis produk yang mempunyai nilai penjualan sebesar 21,56%
dari seluruh nilai penjualan, dan B jumlahnya adalah 30% dari total persediaan produk.
Pengawasan dan pencatatan produk dilakukan dengan normal, mengingat permintaan
tidak terlalu tinggi
C : Klasifikasi ini terdiri dari jenis produk yang mempunyai nilai penjualan sebesar 7,81%
dari seluruh nilai penjualan, dan C jumlahnya adalah 50% dari total persediaan produk.
Kategori ini memiliki persentase jumlah terbesar, karena tingkat permintaan yang rendah
dari konsumen dibanding produk yang lain