Professional Documents
Culture Documents
Jika tidak kuat menahan nyeri, untuk mengurangi rasa nyeri kita bisa memberikan obat anti nyeri seperti
NSAID Non Steroid Anti Inflamantory Dissease) seperti parasetamol 500mg, asam mefenamat 500mg,
indometasin 25 mg, atau ibuprofen 400mg yang bisa diminum 3X1.
Jika terjadi sensasi rasa terbakar atau rasa nyeri pada bekas herpes yang sudah sembuh, sobat bisa
memberikan obat fenol 3-5% dalam bentuk krim atau salep selama 2-6 kali per hari. Amitriptilin 10-25 mg
per hari setiap malam hari atau gabapentin 100-300 mg per hari.
Herpes Simpleks
Herpes simpleks juga sering disebut juga dengan herpes genitalisadalah cacar herpes yang hanya
menyerang pada daerah bibir, mulut, dan juga pada alat kelamin manusia.
Penyebab utamanya adalah Herpes Simpleks Virus (HSV) yang memiliki predileksi pada lokasi-lokasi
mukokutan.
Ada 2 tipe virus HSV 1 dan HSV 2 yang mempunyai pola klinis dan epidemiologis yang berbeda
walaupun juga dapat bertumpang tindih. Oleh karena itu sebagian besar orang yang mengalami infeksi
HSV 1 pada masa anak-anak, sedangkan HSV 2 ditularkan melalui kontak seksual. Pemicu terkena
infeksi ini yang ditemukan biasanya karena faktor stres, sinar matahari dan trauma lokal. Herpes ini
merupakan herpes yang sangat sulit untuk disembuhkan. Dan selain itu bagi penderita juga bisa sembuh
dan bisa kambuh lagi kapan pun, seseorang yang terkena penyakit ini bisa disebabkan dengan
hubungan seks yang tidak wajar.
2. Untuk episode pertama, atau infeksi serangan pertama yang terjadi pada kasus infeksi HSV adalah
keadaan yang paling parah yang dimulai setelah masa inkubasi terjadi sekitar 4-6 hari. Gejala herpes
yang muncul adalah nyeri, infalamasi, kemerahan yang muncul pada daerah kulit dan kemudian diikuti
dengan pembentukan pada gelembung yang isinya cairan. Cairan bening yang berisi ini kemudian akan
berkembang berubah menjadi nanah. Setelah itu akan diikuti dengan pembentukan pada keropeng dan
juga pembentukan kerak.
3. Kemudian akan berbentuk keropeng dan pada akhirnya kulit sembuh dengan sendirinya selama 1-2
minggu.
4. Pada wanita, biasanya gejala lepuhan yang terjadi bisa timbul disekitar vagina, uretra, serviks dan
bagian antara vagina serta dibagian anus.
5. Untuk pria, biasanya lepuhan yang terjadi bisa tiimbul pada penis, kulit di ujung dan juga terkadang di
dalam uretra, terjadi pada zakar atau juga pada daerah dibagian penis dan dubur. Kadang akan terasa
sangat sakit disaat sedang buang air kecil jika air seni tersebut melewati luka tersebut.
6. Terkadang, hal ini jarang terjadi di bokong atau tubuh bagian belakang bawah dan pada daerah
lainnya yang muncul disekitar bawah pinggang, dan juga terjadi pada tangan, payudara, serta pada
bagian tubuh belakang, jari atau dibagian mana saja yang sudah menyentuh pada daerah yang
mengalami infeksi.
7. Untuk kasus penyakit herpes simpleks atau genitalis yang tidak menunjukkan lepuhan yang terjadi.
Dan kemudian bisa terlihat seperti kemerahan yang kecil, kulit yang pecah-pecah atau juga pada kondisi
kulit yang lain yang bisa terjadi pada daerah kemaluan.
8. Kondisi dari kulit kemaluan yang memang tidak biasa sebaiknya diperiksa ke dokter jika memang luka
tersebut dicurigai sebagai penyakit herpes. Walaupun luka penyakit herpes bisa sembuh, namn virusnya
akan masih tetap tinggal di dalam tubuh. Dan kemudian bisa mengalami kekambuhan lagi.
Jika penyakit herpes genital ini kambuh, maka serangannya akan menyerang ke bagian yang pertama
diserang. Namun gejala yang terjadi biasanya lebih pendek dan terjadi lebih ringan. Selain itu, episode
dari kambuhan yang terjadi pada infeksi penyakit HSV tipe I. Dan seiring dengan waktu yang berjalan,
maka biasanya lebih jarang terjadi dan kasusnya lebih ringan, dan kemungkinan bisa saja berhenti.
Untuk beberapa orang yang mengalami infeksi hanya mengalami pada satu episode saja. Terdapat
orang-orang yang bisa mendapat penyakit herpes namun juga tidak menunjukan gejala. Episode
penyakit herpes kemungkinan terjadi disaat sistem pada pertahanan tubuh Anda sedang lemah. Dan
penyakit, mengalami kelelahan, stress, haid atau menstruasi dan melakukan aktivitas seksual yang bisa
menjadi salah satu pemicu terjadinya episode kekambuhan, namun bisa juga terjadi akibat tidak adanya
sebab yang jelas.
Cara Penanganan Dan Pengobatan Herpes Simpleks
Herpes labial atau bibir
Kumur dengan air yang telah dicampur dengan antiseptik seperti klorheksidin asetat 3 – 4 kali per hari,
tambahkan juga pemberian salep asiklovir sebanyak 5 kali dalam satu hari.
Herpes genital
Dengan PK atau Permanganat Kalium, yaitu serbuk yang warnanya agak hitam keunguan. Campurkan
PK dengan air hangat secukupnya, tambahkan povidone iodine. Gunakan larutan PK ini untuk berendam
dan cebok.
Tambahkan juga terapinya dengan minum asiklovir yang tablet, kalau masih basah kasih asiklovir yang
200 mg sebanyak 5 kali per hari (5 x 200 mg/hari) atau 400 mg x 3 kali per hari selama 7 hari. Untuk
herpes yang kambuhan berikan dengan dosisi yang sama namun cukup 5 hari saja.
Bagi yang membutuhkan obat herpes herbal kami menyediakan minyak khusus untuk mengobati herpes
secara alami.
Sumber :
penyakitherpes.net
HERPES SIMPLEX
1. Definisi Herpes Simplex
Herpes berasal dari bahasa yunani yang artinya merayap. Penyakit herpes disebabkan oleh Virus Herpes
Simpleks (HSV). Virus ini memiliki karakteristik bergerak dari satu saraf kecil ke saraf kecil dengan cara
merayap. Pergerakannya akan berakhir ketika virus-virus tersebut sampai di kumpulan saraf.
Herpes simplex adalah infeksi akut oleh virus herpes simplex (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang
ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang eritematosa didaerah mukokutan.
Herpes simplex disebut juga fever blister, cold score, herpes febrilis, herpes labialis, herpes pro genitalis. (
Kapita Selekta Kedokteran ed.III, 2000 : 151)
Herpes simplex adalah infeks akut yang disebabkan oleh virus herpes simplex (virus herpes hominis) tipe I
atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang eritematosa
didaerah mukokutan. Sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. ( Adhii Djuanda,
Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 2000 : 355)
Herpes simpleks adalah infeksi yang disebabkan Herpes simplex virus (HSV) tipe1 dan 2, meliputi herpes
orolabialis dan herpes genitalis. Penularan virus paling sering terjadi melalui kontak langsung dengan lesi
atau sekret genital/oral dari individu yang terinfeksi.
Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II
yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada
daerah dekat mukokutan (Handoko, 2010)
2. Etiologi Herpes Simplex
Herpes simpleks virus (HSV) tipe I dan II merupakan virus herpes hominis yang merupakan virus DNA.
Pembagian tipe I dan II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker dan lokasi
klinis tempat predileksi (Handoko, 2010). HSV tipe I sering dihubungkan dengan infeksi oral sedangkan HSV tipe II
dihubungkan dengan infeksi genital. Semakin seringnya infeksi HSV tipe I di daerah genital dan infeksi HSV tipe II
di daerah oral kemungkinan disebabkan oleh kontak seksual dengan cara oral-genital (Habif, 2004).
Menurut Wolff (2007) infeksi HSV tipe I pada daerah labialis 80-90%, urogenital 10-30%, herpetic whitlow pada
usia< 20 tahun, dan neonatal 30%. Sedangkan HSV tipe II di daerah labialis 10-20%, urogenital 70-
90%, herpeticwhitlow pada usia> 20 tahun, dan neonatal 70%.
3. Klasifikasi Herpes Simplex
Herpes simplex virus (HSV) tergolong anggota virus herpes yang primer menimbulkan penyakit pada
manusia. Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan HSV-2 termasuk sub family alphaherpesvirinae dengan
ciri-ciri spektrum sel pejamu bervariasi, siklus replikasi yang relatif cepat, mudahnya infeksi menyebar di
biakan sel, menimbulkan kerusakan sel yang cepat, dan kemampuan menimbulkan infeksi laten khususnya
pada ganglion sensorik.
Episode pertama (infeksi pertama) dari infeksi HSV adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa
inkubasi 4-6 hari. Gelala yang timbul, meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan
diikuti dengan pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan bening tersebut selanjutnya
dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerak (scab).
Klasifikasi Ilmiah :
-Famili : Herpesviridae
-Subfamili : Alphaherpesvirinae
-Genus : Simpleksvirus
-Spesies : Virus Herpes Simpleks Tipe 1 dan Virus Herpes Simpleks Tipe 2
4. Manifestasi Klinis Herpes Simplex
Infeksi herpes simpleks virus berlangsung dalam tiga tahap: infeksi primer, fase laten dan infeksi rekuren.
Pada infeksi primer herpes simpleks tipe I tempat predileksinya pada daerah mulut dan hidung pada
usia anak-anak. Sedangkan infeksi primer herpes simpleks virus tipe II tempat predileksinya daerah
pinggang ke bawah terutama daerah genital. Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat sekitar
tiga minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise dan anoreksia. Kelainan klinis
yang dijumpai berupa vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih
dan menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan dapat mengalami ulserasi (Handoko, 2010). Pada fase
laten penderita tidak ditemukan kelainan klinis, tetapi herpes simpleks virus dapat ditemukan dalam
keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis (Handoko, 2010).
Pada tahap infeksi rekuren herpes simpleks virus yang semula tidak aktif di ganglia dorsalis menjadi aktif
oleh mekanisme pacu (misalnya: demam, infeksi, hubungan seksual) lalu mencapai kulit sehingga
menimbulkan gejala klinis yang lebih ringan dan berlangsung sekitar tujuh sampai sepuluh hari disertai
gejala prodormal lokal berupa rasa panas, gatal dan nyeri. Infeksi rekuren dapat timbul pada tempat yang
Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral yang menahan infeksi tetapi tidakd apat mencegah
kekambuhan infeksi aktif. Setelah infeksi awal timbul fase laten. Selama masa ini virus masuk ke dalam sel-sel
sensorik yang mempersarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi disepanjang akson untuk bersembunyi di dalam
ganglion radiks dorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan sitotoksisitas atau gejala pada manusia
Infeksi HSV dapat menyebar ke bagian kulit mana saja, misalnya : mengenai jari-jari tangan (herpetic whitlow)
terutama pada dokter gigi dan perawat yang melakukan kontak kulit dengan penderita. Tenaga kesehatan
yang sering terpapar dengan sekresi oral merupakan orang yang paling sering terinfeksi (Habif, 2004). Bisa juga
mengenai para pegulat (herpes gladiatorum) maupun olahraga lain yang melakukan kontak tubuh (misalnya rugby)
yang dapat menyebar ke seluruh anggota tim (Sterry, 2006).
6. Pemeriksaan Penunjang Herpes Simplex
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan tubuh klien. Pada kondisi awal /
saat proses peradangan, dapat terjadi peningkatan suhu tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda vital
yang lain. Pada pengkajian kulit, ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri. Perhatikan mukosa
mulut, hidung, dan penglihatan klien. Pada pemeriksaan pada wanita berusia 55 tahun itu ditemukan vesikel
multiple bergerombol tersebal secara dermatome diregio tungkai bawah sinistra dan kaki sinistra bagian medial
dengan ukuran lentikular yang terletak diatas kulit eritematosa.
Untuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengkaji respon klien terhadap nyeri akut secara fisiologis atau melalui
respon perilaku. Secara fisiologis, terjadi diaphoresis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan
peningkatan tekanan darah; pada perilaku, dapat juga dijumpai menangis, merintih, atau marah. Lakukan
pengukuran nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0-10 untuk orang dewasa. Untuk anak-anak, pilih skala yang
sesuai dengan usia perkembangannya, bisa menggunakan skala wajah untuk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan
anak dalam pemilihan.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menentukan virus herpes simplex yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan
laboraturium terhadap virus herpes simplex sebagian besar dilakukan hanya untuk yang terinfeksi HSV tipe 2.
Sedangkan untuk mengetahui apakah luka yang diderita penderita herpes simplex ini akibat virus HSV atau bukan,
maka tes yang lain perlu dilakukan. Tanda-tanda pada permukaan sel yang terindeksi oleh virus herpes simplex akan
diketahui dari hasil pemeriksaan laboraturium. Pemeriksaan laboratorium ini juga bisa mengungkap perbedaan
HSV-1 atau HSV-2. Umumnya pemeriksaan laboratorium ini meliputi IgG dan IgM baik itu untuk HSV-1 maupun
HSV-2.
1. IgM anti HSV : Tes IgM menandakan bahwa sedang terjadi infeksi ataupun infeksi yang baru saja
berlangsung.
2. IgG anti HSV : Tes IgG menandakan bahwa infeksi telah terjadi dalam kurun waktu beberapa lama (lebih
dari 6 bulan) dan penderita telah memiliki kekebalan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah test tzank yang diwarnai dengan pengecatan gyemsa atau
wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Tes
Tzanck dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang. Caranya dengan membuka vesikel dan korek dengan
lembut pada dasar vesikel tersebut lalu letakkan pada gelas obyek kemudian biarkan mengering sambil difiksasi
dengan alkohol atau dipanaskan. Selanjutnya beri pewarnaan (5% methylene blue, Wright, Giemsa) selama beberapa
detik, cuci dan keringkan, beri minyak emersi dan tutupi dengan gelas penutup. Jika positif terinfeksi hasilnya
berupa keratinosit yang multinuklear dan berukuran besar berwarna biru (Frankel,2006).
Identifikasi virus dengan PCR, mikroskop elektron, atau kultur (Sterry,2006). Tes serologi menggunakan enzyme-
linked immunosorbent assay (ELISA) spesifik HSV tipe II dapat membedakan siapa yang telah terinfeksi dan siapa
yang berpotensi besar menularkan infeksi (McPhee, 2007).
c. Pemeriksaan Diagnostik
Virus herpes ini dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak. Pada keadaan tidak ada lesi dapat diperiksa
antibody VHS. Pada percobaan tzanck dengan pewarnaan geimsa dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan
badan inklusi.
• Pengobatan Alami
Adapun Cara Mengobati Penyakit Herpes secara Alami yaitu dengan jelly Gamat Gold G, Untuk terapi
sakit ringan, minumlah 1 sendok makan 3 kali sehari sebelum makan dan Untuk sakit sedang, minumlah 2
sendok makan 3 kali sehari sebelum makan serta Untuk sakit berat, minumlah 3 sendok makan 3 kali
sehari sebelum makan. apabila anda sedang mengkonsumsi obat dari dokter tidak perlu khawatir karena
jelly gamat gold g bisa juga di kombinasikan dengan obat dari dokter.
Ramuan Herbal Obat Jelly Gamat Gold G terbuat Dari Ektrak Teripang Laut, hewan yang hidup di dasar laut
Meski terdapat banyak teripang dengan berbagai jenisnya yang mencapai 1000 jenis teripang namun hanya beberapa
diantaranya saja yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Satu diantara teripang yang terbaik tersebut
adalah Stichopus Variegatus, jenis teripang dengan keistimewaan memiliki kandungan gamapeptide dan satu
satunya teripang yang mengandung gamapeptide. teripang inilah yang menjadi komposisi utama dari jelly gamat
gold g.
Gamapeptide yang bermanfaat untuk mencegah inflamasi dan mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan
luka (3 kali lebih cepat), mengaktifkan pertumbuhan dan aktifitas sel sel, Antiseptik Alamiah bermanfaat untuk
mencegah bakteri, jamur, infeksi dan Saponin bermanfaat untuk antioksidan, anti mikroba dan anti kanker. Satu
kandungan dengan berbagai manfaat tersebut membuat stichopus Variegatus lebih unggul di banding spesies lain,
sehingga tak heran apabila cara mengobati penyakit herpes pada kulit secara Alami jelly gamat gold g menjadi
rekomendasi terbaik.
Solusi yang tepat pengobatan herpes adalah dengan Obat herbal penyakit herpes Ace Maxs.Karena Ace
Maxs keseluruhannya terbuat dari bahan alami yaitu perpaduan antara kulit manggis dan daun sirsak yang
mana telah dipercaya untuk mengatasi dan mengobati berbagai macam penyakit termasuk penyakit hepres.
Ace Maxs sangat aman dan tidak menimbulkan efekksamping yang negatif. Ace Maxs merupakan obat
herbal multikhasiat dalam mengobati berbagai macam penyakit yang salah satunya penyakit herpes. Tidak
hanya mengobati penyakit ,namun juga mencegah timbulnya penyakit. Obat herbal penyakit herpes
Menurut Dr.Ir. Raffi Paramawati, M.Si, dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, di dalam kulit
manggis terdapat daya antioksidan luar biasa yang mampu menangkal radikal bebas. Kulit manggis memiliki
kandungan xanthone yang bermanfaat sebagai antioksidan alpha mangostin dan gamma mangostin yang berperan
sebagai imunitas,antibiotik (ampisilin dan minosin), anti jamur,antivirus,antikanker, Menurut hasil penelitian bahwa
daun sirsak mampu menyerang dan mengfhancurkan sel-sel kanker,demikian hasil penelitian tentang khasiat sirsak
sebagai antitumor dan antikanker yang dilakukan The National Cancer Institute tahun 1976. Seperti itulah khasiat
dalam kandungan Ace Maxs Obat herbal penyakit herpes. Dan sangat terbukti Ace Maxs mampu mengobati
berbagai penyakit termasuk penyakit herpes.
Saat muncul bintik-bintik merah yang terasa gatal pada tubuh, Anda mungkin langsung
berusaha menebak-nebak penyebabnya. Bintik merah bisa muncul akibat virus yang
menyebabkan penyakit herpes zoster dan cacar air. Keduanya memang merupakan penyakit
yang saling berkaitan. Nah, tapi bagaimana cara membedakan dua penyakit ini? Yuk, simak
lebih jauh soal perbedaan herpes zoster dan cacar air di bawah ini.
Biasanya bintik ini akan berubah jadi bentol kecil yang berisi cairan. Lama-lama bentol akan
mengering dan meninggalkan bekas luka di permukaan kulit Anda.
Perbedaan herpes zoster dan cacar air
Meskipun virusnya sama, herpes zoster baru akan muncul pada orang yang sebelumnya sudah
pernah kena cacar air. Pertama kali Anda terinfeksi virus varicella-zoster, Anda akan
mengalami cacar air.
Setelah sembuh dari cacar air, virus ini masih bisa tinggal dan “bersembunyi” dalam tubuh
Anda. Virus ini tepatnya bersembunyi di sel-sel saraf Anda. Nah, ketika daya tahan tubuh Anda
sedang melemah, virus yang tertinggal ini akan menyerang lagi. Serangan virus yang kedua
inilah yang disebut dengan herpes zoster.
Serangan ini bisa terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun. Karena itu, kalau Anda pernah
kena cacar waktu kecil, Anda sangat mungkin mengalami herpes di saat dewasa. Namun, virus
ini bisa juga tidak pernah menyerang Anda lagi seumur hidup.
Lebih jelasnya, simak berbagai perbedaan cacar air dan herpes zoster berikut ini.
Selain itu, cacar air biasanya muncul dalam bentuk bintik-bintik yang tersebar di seluruh tubuh
secara tidak merata.
Karena itu, jika Anda belum pernah kena cacar air, ada baiknya untuk mencegah kontak
langsung dengan orang yang sedang sakit herpes zoster.
Kalau cacar biasanya ditandai dengan bintik-bintik merah yang menyebar, herpes biasanya
timbul dalam bentuk bintik-bintik yang memanjang di bagian tubuh tertentu. Akan tetapi, pola
yang muncul ini bisa berbeda-beda juga pada setiap orang
Klikdokter.com, Jakarta Anda mungkin tak asing dengan istilah cacar air dan cacar api. Kedua
jenis penyakit ini sering ditakuti orang karena berpotensi meninggalkan bekas kehitaman di kulit.
Meskipun demikian, bila diobati dengan cepat, Anda tak perlu khawatir muncul bekas di kulit yang
mengganggu penampilan.
Cacar air (Varicella zoster) dan cacar api (Herpes zoster) disebabkan oleh kuman yang sama, yaitu
virus Varicella zoster. Meskipun terlihat mirip, sebenarnya cacar air dan cacar api merupakan dua
hal yang berbeda.
Saat virus tersebut pertama kali menginfeksi tubuh manusia, akan timbul penyakit cacar air.
Kemudian setelah cacar air sembuh, virus tersebut tidak hilang dari tubuh, melainkan menetap di sel
saraf tanpa menimbulkan gejala apapun.
Bila daya tahan tubuh menurun (misalnya saat sedang kelelahan atau sakit), virus ini dapat
teraktivitasi lagi dan menimbulkan penyakit cacar api. Dengan kata lain, cacar api baru bisa terjadi
bila Anda pernah mengalami cacar air sebelumnya.
Pada cacar air, gejala awalnya yang muncul mirip dengan penyakit selesma. Anda bisa merasakan
demam, batuk, pilek dan nyeri-nyeri sendi. Tetapi 1-2 hari kemudian penderita cacar air akan
muncul ruam merah dan lenting berisi cairan jernih di kulit.
Biasanya kelainan kulit pertama kali muncul di dada dan perut, yang kemudian menyebar ke wajah,
lengan, dan tungkai dalam 2-4 hari. Ruam dan lenting tersebut bisa terasa gatal atau sedikit nyeri.
Memasuki masa penyembuhan, lenting tersebut akan mengering dan menghilang.
Sementara itu, cacar api memiliki gejala yang agak berbeda. Gejala cacar api tidak mengenai
seluruh tubuh, melainkan hanya di area kulit yang terinfeksi dan letaknya asimetris. Misalnya saja
area yang terinfeksi hanya di dada kiri dan sekitar mata kiri atau di tengkuk sisi kanan, di sekitar
telinga kanan.
Gejala cacar api awalnya berupa sensasi nyeri seperti disayat atau dibakar pada area kulit yang
terinfeksi. Sekitar 1-2 hari kemudian pada kulit penderita akan mulai muncul ruam merah dan
lenting-lenting berisi cairan jernih di lokasi tersebut.
Ruam dan lenting akan sembuh dalam 1-2 minggu. Namun nyeri yang terjadi bisa bertahan hingga 6
bulan, sekalipun sudah tidak ada kelainan di kulit.
Begitu muncul gejala cacar air dan cacar api, Anda disarankan untuk segera ke dokter untuk
mendapatkan penanganan tepat. Dokter akan memberikan obat antivirus untuk menghentikan
proses perkembangbiakan virus Varicella zoster. Hal ini dilakukan guna mempercepat
penyembuhan dan mencegah lenting menjalar di seluruh tubuh.
Jangan Salah, Herpes Simplex
dan Herpes Zoster Ternyata
Berbeda!
Herpes dikenal sebagai salah satu penyakit menular seksual
atau sexual transmitted disease (STD) yang menyerang area
genitalia. Karena merupakan penyakit menular seksual, herpes
diketahui hanya dapat ditularkan melalui aktivitas seksual. Tapi
ternyata tidak semua jenis herpes ditularkan dengan cara seperti ini,
karena ada jenis herpes lain bernama herpes zoster yang area yang
bukan merupakan penyakit menular seksual (herpes simplex). Apa
perbedaannya dengan penyakit herpes yang menyerang area
genitalia?
Penularan
Orang yang sudah pernah menderita cacar air tidak bisa tertular
dengan virus varicella zoster, karena pada dasarnya mereka sudah
memiliki virus yang non-aktif di dalam tubuhnya. Hanya orang-
orang yang belum pernah menderita cacar air yang bisa tertular
virus ini dari penderita herpes zoster. Penularan herpes zoster pun
tidak semudah penularan cacar air. Virus varicella zoster hanya
dapat berpindah melalui kontak langsung (sentuhan) terhadap kulit
yang terinfeksi dan memiliki ruam. Virus tidak akan berpindah
melalui udara ataupun pertukaran cairan tubuh (misalnya air liur).
Perpindahan virus tidak akan terjadi jika ruam dan luka sudah
kering.
Penularan
Penyakit herpes simplex kebanyakan ditularkan melalui aktivitas
seksual, baik dari oral ke genital ataupun oral ke oral. Virus
berpindah dari air liur dan permukaan bibir penderita. Penderita
herpes oral juga dapat menularkan virus ke area genital dan
menyebabkan herpes genital.
Perbedaan Umum
Herpes Zooster
- Disebabkan oleh varicella zoster virus (VZV)
- Ruam dan lepuhan berisi cairan di bagian tubuh (bukan area
genital)
- Bagi yang belum pernah mengalami cacar air, gejala cacar akan
muncul dalam waktu 7-21 hari sejak terinfeksi virus untuk pertama
kalinya
- Penularan rentan tejadi
- Gejala herpes zoster muncul dalam hitungan tahun setelah cacar
air
- Penderita merasa lemas dan kelelahan
- Tidak terlalu mudah menular jika dibandingkan dengan cacar air
- Penularan terjadi melalui kontak langsung pada lepuhan atau
ruam pada kulit
Herpes simplex
- Disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV)
- Gejala tidak dapat disembuhkan sepenuhnya dan dapat kambuh
kembali
- Gejala kambuhan dipicu oleh radiasi UV, kelelahan, luka pada area
genital atau bibir, dan fluktuasi hormon (misalnya saat hamil,
menstruasi, atau menopause)
- Sangat mudah menular
- Ditularkan dengan kontak langsung melalui aktivitas seksual, baik
kontak oral-genital, genital-genital, atau oral-oral
Sasaran terapi
Sasaran terapi acyclovir adalah Herpes Simplex Virus (HSV).
Tujuan terapi
Tujuan terapi acyclovir adalah mencegah dan mengobati infeksi Herpes Simplex Virus (HSV), menyembuhkan
gejala yang muncul, seperti kemerahan (eritema), gelembung-gelembung berisi cairan, keropeng atau kerak.
Strategi terapi
Strategi terapi farmakologis (terapi dengan obat) dalam pengobatan penyakit herpes adalah dengan
menggunakan obat-obat antivirus. Pengobatan baku untuk herpes adalah dengan acyclovir, valacyclovir,
famcyclovir, dan pencyclovir yang dapat diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intravena (infus) untuk
kasus yang lebih parah. Semua obat ini paling berhasil apabila dimulai dalam tiga hari pertama setelah rasa
nyeri akibat herpes mulai terasa. Semua antivirus yang digunakan pada infeksi Herpes Simplex Virus (HSV)
bekerja dengan menghambat polimerase DNA virus. Acyclovir, ganciclovir, famciclovir, dan valacyclovir
secara selektif di fosforilasi menjadi bentuk monofosfat pada sel yang terinfeksi virus. Bentuk monofosfat
tersebut selanjutnya akan diubah oleh enzym seluler menjadi bentuk trifosfat, yang akan menyatu dengan
rantai DNA virus. Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir terbukti efektif dalam memperpendek durasi dari
gejala dan lesi.
Ayclovir : merupakan agen yang paling banyak digunakan pada infeksi herpes simplex virus, tersedia dalam
bentuk sediaan intravena, oral, dan topikal.
Ganciclovir : mempunyai aktivitas terhadap herpes simplex virus tipe 1 dan 2, tetapi lebih toksik daripada
acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir, karena itu tidak direkomendasikan untuk pengobatan herpes.
Famciclovir : merupakan prodrug dari penciclovir yang secara klinis efektif dalam mengobati herpes simplex
virus tipe 1 dan 2.
Valacyclovir : merupakan valyl ester dari acyclovir dan memiliki bioavailabilitas yang lebih besar daripada
acyclovir.
Obat Pilihan
Nama Generik
Acyclovir
Nama Dagang
Clinovir (Pharos)
Indikasi
Untuk mengobati genital Herpes Simplex Virus, herpes labialis, herpes zoster, HSV encephalitis, neonatal
HSV, mukokutan HSV pada pasien yang memiliki respon imun yang diperlemah (immunocompromised),
varicella-zoster.
Kontraindikasi
Hipersensitifitas pada acyclovir, valacyclovir, atau komponen lain dari formula.
Bentuk Sediaan
Tablet 200 mg, 400 mg.
Efek Samping
Pada sistem saraf pusat dilaporakan terjadi malaise (perasaan tidak nyaman) sekitar 12% dan sakit kepala
(2%).pada system pencernaan (gastrointestinal) dilaporkan terjadi mual (2-5%), muntah (3%) dan diare (2-
3%).
Resiko Khusus
Penggunaan Acyclovir pada wanita hamil masuk dalam kategori B. Efek teratogenik dari Acyclovir tidak
diteliti pada studi dengan hewan percobaan. Acyclovir terbukti dapat melewati plasenta manusia.Tidak ada
penelitian yang cukup dan terkontrol pada wanita hamil. pada tahun 1984-1999 diadakan pendaftaran bagi
wanita hamil, dan dari hasil yang terlihat tidak ada peningkatan kelahiran bayi yang cacat karena penggunaan
Acyclovir . tetapi karena tidak semua wanita hamil mendaftarkan diri dan kurangnya data dalam jangka waktu
yang panjang, maka direkomendasikan penggunaan acyclovir untuk wanita hamil disertai peringatan dan
diberikan jika benar-benar-benar diperlukan. Acyclovir juga dapat masuk ke dalam air susu ibu, karena itu
penggunaan pada ibu menyusui harus disertai peringatan.
Daftar Pustaka
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia,Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim, 2005, Drug Information Handbook, Edisi 14, Lexi-Comp, Amerika Serikat.
Harrison, et al.,2001, Principle’s Of Internal Medicine, 15th Edition,McGreHill Companies, Inc., USA.
McEvoy, G.K.,2004, AHFS Drug Information,American Society Of Health_Systen Pharmacists, Inc.,USA
Rakel, David.,2003,Integrative Medicine, 1st Edition, Elsevier Science, USA
FAKTOR AGENT
Gizi: Kurang gizi,sistem imunologi turun.
Kimia : Terkena polusi dan tidak menjaga kebersihan( memakai sabun)
Biologis: Herpes Simpleks di sebabkan oleh Virus. Yaitu Virus Herpes Simpleks (VHS) type 1dan
(VHS) type 2 adalah virus Herpes yang termasuk virus DNA.
FAKTOR HOST
1. Umur
Kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun terinfeksi HSV dan Lanjut Usia Herpes zoster
intinya memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini banyak menyerang
kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang
akibat daya tahan tubuhnya lemah. Orang-orang pada usia produktif juga mudah terserang jika kebetulan
masuk golongan rentan. Misalnya, mereka yang terinfeksi HIV, penderita keganasan, atau penerima
transplantasi organ tubuh. Juga terhadap orang yang menerima terapi imunosupresif, kemoterapi, dan
radiasi,seperti penderita kanker.
2. Jenis Kelamin
Laki-Laki dan Perempuan bisa terinfeksi VHS.
3. Suku/Ras/Warna kulit :
Orang negro cenderung lebih kuat dan mempunyai daya tahan tubuh lebih kuat dari orang ras
putih (ras Mongolia) seperti orang Indonesia.
3. Fisiologi
kelelahan menyebabkan daya tahan tubuh rendah, kehamilan rentan terhadap infeksi,pubertas
(anak diatas usia 12 tahun lebih banyak terinfeksi VHS,stress,dan kurang gizi.
4. Imunologis
Sakit dan Imunisasi Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin
varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu kali
lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk
menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa
bertahan sampai 10 tahun.
FAKTOR ENVIRONMENT
1. Fisik :
Iklim : Penghujan meningkatkan perkembang biakan virus Herpes Simpleks karena Virus
tersebut hidup di air.
Geografis: Pada daerah manapun baik pegunungan,pantai bisa terinfeksi Virus Herpes Simpleks
tapi cenderung pada daerah beriklim tropis.
Demografi: Di desa
2. Biologi: fauna (Virus)
3. Sosial: pada masyarakat yang kondisi sosial ekonomi menengahke bawah, dirumah,tempat
kerja,tempat umum,apabila terjadi bencana alam,perang karena tidak terjaga kebersihannya.
1. Portal of Entry: Bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas
gelembung/lepuh yang pecah, Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi
melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian mulut akibat
oral sex, HSV1 yakni pada kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau di mulut, hidung, dan
telinga. Sedangkan HSV2 bagian yang disukai yakni pada kulit dan selaput lendir pada alat
kelamin dan perianal.
2. Portal of Exit : Oral (sex oral pada penderiota Herpes Genitalis), kulit (kontak langsung
dengan penderita), cairan tubuh (gelembung yang berisi cairan pecah)
TRANSMISI
Melalui cairan tubuh seperti bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas
gelembung/lepuh yang pecah, Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi melalui
prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian mulut akibat oral sex, HSV1
yakni pada kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau di mulut, hidung, dan telinga. Sedangkan HSV2
bagian yang disukai yakni pada kulit dan selaput lendir pada alat kelamin dan perianal. dan menutup
Portal of Exit dengan tidak melakukan oral (sex oral pada penderiota Herpes Genitalis),dan
menghindaricara penularan lewat kulit (kontak langsung dengan penderita), cairan tubuh (gelembung
yang berisi cairan pecah)
PEMBAHASAN
DEFINISI
HSV adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun
terinfeksi HSV, dan diperkirakan ada satu juta infeksi baru setiap tahun. Prevalensi dan kejadian di
Indonesia belum diketahui. Angka prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama
dasawarsa terakhir. Sekitar 80% orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia. Serupa dengan
herpes zoster, herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama
biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan benjolan yang membuka dan menjadi
sangat sakit. Infeksi ini dapat menjadi dorman (tidak aktif) selama beberapa waktu, kemudian tiba-tiba
menjadi aktif kembali tanpa alasan jelas.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore)
di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan
infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan dan
satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang
terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu melahirkan, sebaiknya
melahirkan dengan bedah sesar.
HSV paling mungkin kambuh pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ini
termasuk orang dengan HIV, dan siapa pun berusia di atas 50 tahun. Beberapa ilmuwan juga
berpendapat bahwa penyakit lebih mungkin kambuh pada orang yang sangat lelah atau mengalami
banyak stress.
Pada dasarnya virus Herpes juga disebut Herpes Simplex Virus dan sering disingka dengan
HSV. Virus ini dibedakan menajdi dua yaitu HSV1 dan HSV2. Penyebabnya 84% kasus penyakit kelamin.
Perbedaan antar HSV1 dan HSV2 adalah : bagian yang disukai
Bentuk pada kulit HSV1 membentuk bercak verikel - verikel kecil, sedangkan HSV2 membentuk
verikel - verikel besar, tebal, dan terpusat. Secara serologi HSV1 terdapat antibodi anti HSV1 dan HSV2
terdapat antibodi anti HSV2.
Khusus untuk wanita hamil yang terinfeksi HSV2 harus ditangani secara serius, karena virus ini
dapat menembus plasenta dan menimbulkan kerusakan neonatal, dampak - dampak kongenital dan
kematian janin.
Selain itu, resiko yang dihadapi penderita adalah kematian, tetapi hal ini jarang terjadi. Selama
belum dilakukan pengobatan yang efektif, perkembangan penyakit Herpes sukar diramalkan. Jika
terinfeksi dan segera diobati maka kemungkinan resiko dapat dihindarkan sendini mungkin, seangkan
infeksi rekurens hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya.
Penyebab herpes zoster adalah virus varicella-zoster, virus yang juga menyebabkan cacar air.
Infeksi awal virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air) berakhir dengan masuknya virus ke dalam
ganglia (badan saraf) pada saraf spinalis maupun saraf kranialis dan virus menetap disana dalam
keadaan tidak aktif. Herpes zoster selalu terbatas pada penyebaran akar saraf yang terlibat di kulit
(dermatom).
Virus herpes zoster bisa tidak pernah menimbulkan gejala lagi atau bisa kembali aktif beberapa
tahun kemudian. Herpes zoster tejadi jika virus kembali aktif. Kadang pengaktivan kembali virus ini terjadi
jika terdapat gangguan pada sistem kekebalan akibat suatu penyakit (misalnya karena AIDS atau
penyakit Hodgkin) atau obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan. Biasanya, penyebab dari
pengaktivan kembali virus ini tidak diketahui.
GEJALA.
Gejala penyakit herpes mirif dengan flu yakni dengan gejala pertama suhu badan akan
meningkat, sakit pada kerongkongan, pening, kelelahan dan sebagainya yang umum pula terjadi pada
orang demam. Gejala-gejala yang mengikuti herpes pada tahap pertama itulah, yang biasanya sering
mendatangkan derita yang berat, karena sistim imun pada diri penderita atau orang yang terinfeksinya,
umumnya memang tidak siap untuk memerangi infeksi yang timbul.
Pada tahap kedua akan muncul lepuhan-lepuhan kecil yang berderet-deret pada permukaan
kulit, yang disertai rasa panas dan gatal, yang terkadang sangat menyiksa, tidak tertahankan untuk tidak
menggaruknya. Herpes akan lebih cepat muncul apabila kulit sedang iritasi (luka-luka atau lecet), seperti
halnya hubungan seks dapat pula menyebabkan timbulnya hespes kelamin, bila terdapat luka/lecet pada
organ genetalia (alat kelamin pria atau wanita).
Gejala dari herpes jenis ini adalah pada 3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster, penderita
merasa tidak enak badan, menggigil, demam, mual, diare atau sulit berkemih. Terkadang penderita
merasakan nyeri, kesemutan atau gatal di kulit yang terkena.
Gejala lain, muncul sekumpulan lepuhan kecil berisi cairan dikelilingi oleh daerah kemerahan.
Lepuhan ini hanya terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena. Lepuhan paling
sering muncul di batang tubuh dan biasanya hanya mengenai satu sisi (kanan saja atau kiri saja). Daerah
yang terkena biasanya peka terhadap berbagai rangsangan (termasuk sentuhan yang sangat ringan) dan
bisa terasa sangat nyeri.
Lepuhan mulai mengering dan membentuk keropeng pada hari kelima setelah mereka muncul.
Lepuhan mengandung virus herpes zoster, yang jika ditularkan bisa menyebabkan cacar air. Lepuhan
yang lua atau menetap lebih dari 2 minggu biasanya menunjukkan bahwa sistem kekebalan penderita
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Gejala klinis yang dapat ditimbulkan infeksi HSV dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gejala Klinis Prosentase Infeksi Virus
1. Lesu 85 %
2. Gangguan Pernafasan 60 %
3. Bisul Berair 60 %
4. Suhu panas atau dingin 50 %
5. Pendarahan 50 %
6. Hepato megali 50 %
7. Kelainan jaringan syaraf pusat 40 %
8. Kulit kuning 30 %
9. Kulit biru 20 %
10. Radang selaput lendir mata 10 %
11. Korioretinis 10 %
12. Kematian 70 %
PENCEGAHAN
Herpes, demikianlah kalangan medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan
pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi air pada
dasar peradangan. Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster. Herpes
genitalis disebabkan virus herpes simpleks dan merupakan penyakit kelamin, sedangkan herpes zoster
karena,virus varisela zoster dan menyerang kulit secara umum.
Di Jawa, herpes zoster lebih dikenal dengan sebutan dompo. Sebenarnya herpes zoster
merupakan kelanjutan dari cacar air yang juga disebabkan virus varisela zoster. Bedanya dari cacar air,
herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada bagian tertentu di
badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada.
Jika seseorang sembuh dari cacar air, virus penyebabnya tidak 100% musnah. Virus
bersembunyi di dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Nah, pada saat daya tahan
tubuh melemah, virus akan muncul kembali dalam bentuk herpes zoster. Itulah mengapa gejala yang
ditunjukkan penyakit ini hampir sama dengan gejala penyakit cacar.
Awalnya, seseorang akan merasa demam, menggigil, sesak napas, nyeri di persendian atau
pegal di satu bagian rubuh. Saking pegalnya, lazimnya penderita akan minta dipijat atau malah minum
jamu pegal linu. Pasien biasanya juga mengeluh terserang migrain, usus buntu, atau serangan jantung.
Setelah tahap itu terlalui akan timbul gelembung-gelembung kecil, biasanya di daerah punggung, hanya
pada satu sisi, dan meliputi daerah persarafan tertentu. Gelembung-gelembung ini terasa nyeri dan dapat
pecah sehingga mudah timbul infeksi oleh bakteri.
Jika sakitnya parah, gelembung bisa muncul di bagian tubuh lain seperti di dahi, sekitar genital,
bahkan sampai area mata. Gelembung yang kadang terasa gatal ini biasanya hanya muncul di satu sisi
tubuh, misalnya kanan saja atau kiri saja. Lokasi munculnya gelembung di kulit mengikuti area
persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama
dengan lokasi serangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area
persarafan sekaligus. Inilah yang menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh,
termasuk ke bagian kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.
Gelembung-gelembung pada kulit sebaiknya dijaga agar tidak pecah, karena bisa menimbulkan
bekas atau menjadi jalan masuk bagi kuman lain. Untuk mencegahnya, bisa digunakan bedak talek yang
membantu melicinkan kulit. Setelah beberapa hari, gelembung akan kempis sendiri karena diserap tubuh
dan bekasnya kemudian akan menghitam. Di saat sakit, penderita boleh saja mandi jika memang tahan
dengan hawa dingin air.
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka akibat
infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang lain kalau terjadi
persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak
sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar air, ia akan terkena
cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.
Karena itu, penderita sebaiknya beristirahat dulu sampai lukanya mengering dan penderita sudah
tidak merasa pegal-pegal lagi. Waktunya bisa hampir dua minggu. Istirahat di sini juga perlu, agar tidak
tertular penyakit yang lain lagi.
4, Lanjut Usia
Herpes zoster intinya memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini
banyak menyerang kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak
orang yang terserang akibat daya tahan tubuhnya lemah. Orang-orang pada usia produktif juga mudah
terserang jika kebetulan masuk golongan rentan. Misalnya, mereka yang terinfeksi HIV, penderita
keganasan, atau penerima transplantasi organ tubuh. Juga terhadap orang yang menerima terapi
imunosupresif, kemoterapi, dan radiasi seperti penderita kanker.
Penyakit ini harus cepat ditangani. Paling tidak dalam tiga hari sejak muncul demam, harus
segera diberi obat-obat antivirus seperti famsiklovir, valasiklovir, asiklovir, vidarabin, atau foskarnet.
Efektivitas pengobatan ini 100%, meski tidak seluruh virus terbasmi.
Jika serangan virus sudah sampai ke mata, penderita dianjurkan berobat juga ke dokter mata,
agar kerusakan saraf di sekitarnya dapat dicegah. Sebab, kerusakan saraf yang disebabkan penyakit ini
sangat sulit dipulihkan.
Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster.
Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa
pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya,
berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun.
Cepatnya penanganan penting agar tidak menimbulkan gejala sisa. Penyakit ini merupakan
episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan sampai terjadi. Sebab, penderitaannya
hebat dan bisa bertahun-tahun.
Terjadinya nyeri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat seseorang terserang virus
varisela zoster. Akibatnya, virus sempat merusak jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini telanjur
terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf
memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya seperti
terbakar.
Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri. Semakin tua seseorang saat terkena
herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita yang berlanjut
ke nyeri kira-kira 10% - 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun
jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi.
Kaum lanjut usia dengan gangguan saraf akibat penuaan atau diabetes lebih mudah terkena
nyeri pascaherpes. Akan tetapi, bukan berarti penderita herpes zoster berusia muda tak mungin terkena
nyeri. Jika serangannya parah, misalnya sampai ke mata, si penderita muda juga mungkin terkena nyeri
pascaherpes.
Dulu pengobatan herpes zoster hanya berdasar empiris. Pengobatan dilakukan hanya sekedar
untuk menghilangkan rasa sakit sesaat dengan menggunakan obat-obat analgetik. Kini pengobatan lebih
banyak melibatkan cabang medis lain seperti psikiatri, saraf dan rehabilitasi medik. Selain diberi
Amitriplitin yang berfungsi sebagai sistemik yang bisa memblok impuls di saraf kulit agar tidak sampai ke
otak, juga diberikan pengobatan lain dengan terapi tropikal, akupunktur, pendekatan psikoterapi, dan
stimulasi listrik.
Meski tidak termasuk dalam 10 penyakit kulit tertinggi di dunia dan tidak mematikan, penyakit ini
cukup mengganggu hidup seseorang. Hingga kini belum ada obat yang benar-benar ampuh. Tapi dalam
skala internasional, sudah ada usulan untuk pemberian vaksinasi bagi orang usia lanjut. (Maratun
Nashihah PusdokSM, berbagai sumber-14v)
PEMBERANTASAN
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan tanpa meninggalkan gejala sisa. Tetapi bisa
terbentuk jaringan parut yang luas meskipun tidak terjadi infeksi bakteri sekunder. Jika mengenai saraf
wajah yang menuju ke mata bisa menimbulkan masalah yang cukup serius.
Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya dengan air
garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat dioleskan pada luka.
Pengobatan
Pengobatan baku untuk HSV adalah asiklovir dalam bentuk pil sampai lima kali sehari. Ada versi
asiklovir lain dengan nama valasiklovir. Valasiklovir dapat diminum dua kali sehari, tetapi harganya jauh
lebih mahal dibandingkan asiklovir. Famsiklovir adalah obat lain yang dipakai untuk mengobati HSV.
Obat baru sedang di uji coba. Uji coba fase II terhadap ME609 dari Medivir untuk herpes mulut hampir
selesai. PCL016 dari Novactyl untuk herpes oral dan kelamin sedang dalam uji coba fase II.
Obat ini tidak menyembuhkan infeksi HSV. Namun obat ini dapat mengurangi lama dan beratnya
jangkitan yang terjadi. Dokter mungkin meresepkan terapi “rumatan” – terapi antiherpes harian – untuk
orang dengan HIV yang mengalami HSV kambuhan. Terapi ini dapat mencegah sebagian besar
jangkitan kambuh.
Strategi terapi farmakologis (terapi dengan obat) dalam pengobatan penyakit herpes adalah
dengan menggunakan obat-obat antivirus. Pengobatan baku untuk herpes adalah dengan acyclovir,
valacyclovir, famcyclovir, dan pencyclovir yang dapat diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara
intravena (infus) untuk kasus yang lebih parah. Semua obat ini paling berhasil apabila dimulai dalam tiga
hari pertama setelah rasa nyeri akibat herpes mulai terasa. Semua antivirus yang digunakan pada infeksi
Herpes Simplex Virus (HSV) bekerja dengan menghambat polimerase DNA virus. Acyclovir, ganciclovir,
famciclovir, dan valacyclovir secara selektif di fosforilasi menjadi bentuk monofosfat pada sel yang
terinfeksi virus. Bentuk monofosfat tersebut selanjutnya akan diubah oleh enzym seluler menjadi bentuk
trifosfat, yang akan menyatu dengan rantai DNA virus. Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir terbukti
efektif dalam memperpendek durasi dari gejala dan lesi.
Ayclovir : merupakan agen yang paling banyak digunakan pada infeksi herpes simplex virus,
tersedia dalam bentuk sediaan intravena, oral, dan topikal.
Ganciclovir : mempunyai aktivitas terhadap herpes simplex virus tipe 1 dan 2, tetapi lebih toksik
daripada acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir, karena itu tidak direkomendasikan untuk pengobatan
herpes.
Famciclovir : merupakan prodrug dari penciclovir yang secara klinis efektif dalam mengobati
herpes simplex virus tipe 1 dan 2.
Valacyclovir : merupakan valyl ester dari acyclovir dan memiliki bioavailabilitas yang lebih besar
daripada acyclovir.
Penyakit herpes dapat menyebabkan rasa nyeri (sakit) yang amat sangat. Rasa sakit ini harus
ditangani dengan baik, dengan memakai analgesik yang cukup untuk menawarkannya.
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Belum ada terapi radikal
Padaepisode pertama, berikut
Asiklovir 200 mg peroral 5 kali perhari selama 7 hari, atau
Asilovir 5mg/kg BB,intravena tiap 8jam selama 7 hari (bila gejala sistematik berat), atau
Preparat isoprinosin sebagai immunomodulator, atau
Asiklovir perenateral atau preparat adenin arabinosid (vitarabin0 untuk penyakit yang lebih berat
atau jika timbul komplikasi pada alat dalam.
Pada episode rekurensi umumnya tidak perlu di obati karena bisa membaik namun bila perlu
dapat diobati dengan krim asiklovir, bila pasien dengan gejala berat dan lama, berikan asiklovir 200mg
per oral 5 kali per hari selama 5 hari,jika timbul ulserasi dapat dilakukan kompres.
2. Nonmedikamentosa
Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
Bahaya PMS dan komplikasi
Pentingnya mematuhi pengobatan yang di berikan
Cara penularan PMS danperlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya.
Hindari hubungan seks sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak dapat menghindari lagi.
Cara-cara menghindari infeksi PMS.
KESIMPULAN
HSV adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun
terinfeksi HSV, dan diperkirakan ada satu juta infeksi baru setiap tahun. Prevalensi dan kejadian di
Indonesia belum diketahui. Angka prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama
dasawarsa terakhir. Sekitar 80% orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia. Serupa dengan
herpes zoster, herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama
biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan benjolan yang membuka dan menjadi
sangat sakit. Infeksi ini dapat menjadi dorman (tidak aktif) selama beberapa waktu, kemudian tiba-tiba
menjadi aktif kembali tanpa alasan jelas.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore)
di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan
infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
DAFTAR PUSTAKA