You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN

SEHAT MENTAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Disusun Oleh :
Tati Zulaichah
G3A017194

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP TUMBUH KEMBANG


ANAK USIA PRA SEKOLAH
A. Perkembangan anak usia prasekolah
1. Definisi dan tumbuh kembang pada anak prasekolah
a. Pertumbuhan
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan merupakan sebagai
suatu peningkatan jumlah atau ukuran\ sel tubuh yang ditunjukkan
dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh.
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun
prasekolah seperti denyut jantung, pernapasan, tekanan darah, berat
badan, tinggi badan, ukuran kepala yang sudah mencapai 90% dari
ukuran orang dewasa. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin,
walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot
dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada
anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan
C serta zat besi (Supartini, Yupi : 2004).
b. Perkembangan
Perkembangan menurut Whaley dan Wong yaitu suatu ukuran
yang manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap
dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan
kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Selain itu
perkembangan juga dapat diartikan sebagai pertambahan kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan
(Soetjiningsih : 1998).

B. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang


Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu
dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi
oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
1. Genetika
a. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
b. Keluarga,
c. Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek
2. Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang
mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
3. Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-
laki.
4. Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom
down.
5. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat
janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang
cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon
pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar
tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang,
gigi, dan otak.
6. Faktor lingkungan
7. Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
a. Faktor prenatal
1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan
janin, terutama selama trimester akhir kehamilan
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan
dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club
foot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
6) Kelainan imunologi,
7) Psikologis ibu
b. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko
terjadinya kerusakan jaringan otak.
c. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh
terhadap tumbang anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan
konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin,
sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-
obatan

C. Ciri-Ciri Anak Usia Prasekolah


Snowman (dalam Patmonodewo, 2008) mengemukakan ciri-ciri anak usia
prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya berada di Taman Kanak-Kanak. Ciri-
ciri yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif
anak.
1. Ciri fisik
Anak usia prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka memiliki
penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat suka melakukan
kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah melakukan berbagai kegiatan,
anak usia prasekolah membutuhkan istirahat yang cukup. Otot-otot
besar pada anak usia prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap
jari dan tangan. Oleh karena itu, mereka biasanya belum terampil dalam
melakukan kegiatan yang agak rumit seperti mengikat tali sepatu. Anak
usia prasekolah juga sering mengalami kesulitan apabila harus
memfokuskan perhatiannya pada objek-objek yang kecil ukurannya.
Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala mereka masih
lunak. Selain itu, walaupun anak laki-laki lebih besar, akan tetapi anak
perempuan lebih terampil dalam tugas yang praktis.
2. Ciri sosial
Umumnya pada tahap ini mereka mempunyai satu atau dua sahabat,
tetapi sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya cenderung
kecil dan tidak terlalu terorganisir dengan baik. Anak yang lebih muda
sering kali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih tua. Selain itu
permainan mereka juga bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan
gender. Sering terjadi perselisihan tetapi kemudian berbaikan kembali.
Pada anak usia prasekolah juga sudah menyadari peran jenis kelamin.
3. Ciri emosional
Anak usia prasekolah cenderung mengekspresikan perasaan secara
bebas dan terbuka. Iri hati juga sering terjadi diantara mereka dan anak
usia prasekolah pada umumnya sering kali merebut perhatian guru.
4. Ciri kognitif
Anak usia prasekolah umumnya sudah terampil dalam berbahasa.
Kompetensi anak juga perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,
kesempatan, memahami dan kasih sayang.

D. Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah


Adriana (2013) memaparkan bahwa perkembangan bahasa anak usia
prasekolah umur lima tahun yaitu :
 Mempunyai perbendaharaan sampai 2100 kata
 Menggunakan kalimat dengan 6-8 kata
 Menyebutkan 4 atau lebih warna
 Menggambar atau melukis dengan banyak komentar dan menyebutkan
satu persatu
 Mengetahui nama-nama hari dalam seminggu, bulan, dan kata yang
berhubungan dengan waktu lainnya
 Dapat mengikuti tiga perintah sekaligus.
Ciri khas perkembangan bahasa anak usia prasekolah menurut Dewi
(2005) adalah:
1) Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak.
Anak dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar.
2) Telah menguasai 90% dari fonem (satuan bunyi terkecil yang
membedakan kata seperti kemampuan untuk merangkaikan bunyi
yang didengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti contohnya
i, b, u menjadi ibu) dan sintaksis (tata bahasa, misal saya memberi
makan ikan” bukan ”ikan saya makan beri”) bahasa yang digunakan.
3) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
4) Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata.
5) Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak meliputi warna, ukuran,
bentuk, rasa, aroma, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan,
perbandingan, jarak, permukaan (kasar dan halus)
6) Mampu menjadi pendengar yang baik.
7) Percakapan yang dilakukan telah menyangkut berbagai komentar
terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta
apa yang dilihatnya.
8) Sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca bahkan
berpuisi.

E. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah


1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti;
diare, cacar air, difteri, dan campak.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan
kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak
diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah
untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
4. Kecelakaan
5. Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu.
6. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap
sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya
bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik.
Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.
7. Keracunan
8. Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia
lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
9. Bahaya Psikologis
10. Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang
bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke
perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.

11. Gangguan tidur


12. Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur
REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi
buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat
kembalimimpinya secara terperinci.
13. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan
satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah
menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah
abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
14. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film
tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi
buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang
berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara
khayalan dan kenyataan.
15. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah
tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa.
Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dialaminya.
16. Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan
tertidur anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror
dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama
tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak
tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai
beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak
menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada
anak yang berumur 3-8 tahun.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan
berikut:
1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2) Berikan cerita yang pendek.
3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut
kesayangannya.
4) Gunakan lampu redup.
5) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan
pada saat anak berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan
buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur
5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air
sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan
dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri
serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10%
anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan
buang air (toilet training) adalah dengan mengenali
kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika
basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas
Potty Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas
toilet (jamban, kakus).
4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan
yang sederhana.

F. Bimbingan anak selama fase prasekolah


1. Usia 3 tahun
a. Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam
hubungan yang lebih luas.
b. Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau
TK.
c. Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
d. Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika
anak sedang ragu/bimbang.
e. Perubahan pada anak usia 3.5 tahun : anak akan menjadi kurang
koordinasi, gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku,
seperti bicara gagap.
f. Orang tua harus memberikan perhatian yang ekstra sebagai
refleksi dari kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak
kehilangan kasih sayang orang tua.
g. Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada
usia 3 tahun akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada
usia 4 tahun.
h. antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi
makanan anak.
i. Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk
mencegah cedera.
2. Usia 4 tahun
a. Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk
aktifitas motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang
mengejutkan.
b. Eksplorasi perasaan orang tua berkenaan dengan tingkah laku
anak.
c. Masukkan anak ke TK
d. Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks
e. Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
f. Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum
dilakukan diusia sebelumnya
3. Usia 5 tahun
a. Masa tenang pada anak
b. Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
c. Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah

4. Usia 6 tahun
Pada usia ini anak sudah memasuki masa sekolah.
G. Prioritas Masalah
1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status
kesehatan anaknya.
2. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.
3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh anak b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi
yang dibutuhkan pada anak prasekolah

H. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga


No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan

1. Kecemasan orang tua Tujuan umum: 1. Anjurkan keluarga untuk1. Dengan pengungkapan
berhubungan dengan Setelah dilakukan pengkajian mengungkapkan apa yang dirasakan
ketidakmampuan kecemasan keluarga dapat kecemasannya kepada perawat, dapat
keluarga memberikan berkurang mengurangi beban
perawatan pada Tujuan khusus: yang dirasakan.
perubahan yang akana. Keluarga mampu mengenali
terjadi pada status masalah 2. Anjurkan keluarga untuk2. Mekanisme koping
kesehatan anaknya. b. Keluarga mampu memutuskan tetap mempertahankan keluarga yang adekuat
tindakan yang tepat untuk mekanisme koping dapat mencegah
mengatasi kecemasan. keluarga dalam trauma yang berlebih
menghadapi masalah

3.
Anjurkan keluarga untuk3. Dengan cara
mengurangi stresor yang mencegah dan tidak
menyebabkan kecemasan selalu memikirkan
masalah

4. Anjurkan keluarga untuk4. Pelayanan kesehatan


meminta bantuan dari merupakan salah
tenaga kesehatan dalam satubentuk sumber
upaya mengurangi daya yang ada di
masalah kesehatan masyarakat.

1.

2 Resiko cedera fisik Keluarga dapat mengetahui Anjurkan orang tua atau
pada anak b/d berbagai resiko yang keluarga untuk selalu
ketidakmampuan berhubungan dengan anak mengawasi kegiatan anak
keluarga memodifikasi prasekolah khususnya bermain yang
lingkungan yang aman dapat membahayakan
untuk anak prasekolah fisik.
2.
Anjurkan keluarga untuk
memberikan tempat
tersendiri untuk bermain
anak.
3. Anjurkan keluarga
menjauhkan atau
menyimpan peralatan
DAFTAR PUSTAKA

Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta:


Selemba Medika.
Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC
. 2002. Tumbuh kembang anak. Jakarta. EGC
Supartini, Y. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC,
Jakarta Diposting oleh Ardhyanzah Ansar di 22.17
Internet, http://www.admin.blogspot.com, asuhan-keperawatan-keluarga, tanggal
08 mei 2018 jam 10.00 WIB

You might also like