You are on page 1of 4

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, yang dihormati oleh komunitas dunia sebagai salah satu hak asasi karena

setiap insan di dunia mempunyai hak untuk bebas dari kelaparan. Kondisi ketersediaan pangan berkaitan dengan faktor harga dan

pasokan itu sendiri. Harga dan pasokan pangan merupakan indikator indikator strategis yang terkait, yang biasa digunakan untuk

mengetahui status distribusi pangan. Terjadinya gejolak harga pangan menunjukkan gejala terganggunya distribusi pangan.

Harga pangan menjadi salah satu indikator kecukupan pangan masyarakat. Harga juga merupakan salah satu elemen penting

dalam ekonomi pangan dan berkontribusi terhadap inflasi. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem deteksi dini (early warning

system) tentang kondisi pasokan dan harga pangan yang tepat (up to date) dan akurat agar dapat segera dilakukan antisipasi dan

respon terhadap kemungkinan terjadi gejolak.

Salah satu pendekatan untuk memperoleh data dan informasi mengenai harga dan pasokan pangan yang akurat dari waktu ke

waktu adalah dengan metode panel data, yang diperoleh secara periodik atau berkala (time series) dari sasaran yang sama.

Kegiatan Pembangunan sistem informasi Pasokan Harga dan Akses Pangan Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2018 fokus pada

panel produsen dan panel pedagang.


I.2. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5360);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4254);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680);

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan

Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota;

5. Peraturan Menteri Pertanian Selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan Nomor 71/Permentan/PP.200/12/2015 tentang

Pedoman Harga Pembelian Gabah dan Beras Diluar Kualitas Oleh Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 2039) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Pertanian Selaku Ketua Harian

Dewan Ketahanan Pangan Nomor 03/Permentan/PP.200/3/2017 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Pertanian

Selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan Nomor 71/Permentan/PP.200/12/2015 Tentang Pedoman Harga Pembelian

Gabah Dan Beras Di Luar Kualitas Oleh Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor );
6. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi

Beras (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1182);

7. Peraturan Bupati Karo Nomor 08 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Karo Nomor 41 Tahun 2017 tentang Standar

Biaya Masukan Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2018(Berita Daerah Kabupaten Karo Tahun 2018

Nomor 08);

I.4. Pengertian

1. Beras Medium adalah beras yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, atau jika berdasarkan kriteria kualitas yaitu beras yang

memiliki derajat sosoh minimal 99%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 20% dan butir menir maksimal 2 %.

2. Beras Premium adalah beras yang kualitasnya bagus dan biasanya banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan ekonomi

menengah ke atas atau jika berdasarkan kriteria kualitas, yaitu beras yang memiliki derajat sosoh minimal 95%, kadar air

maksimal 14% butir patah maksimal 15% dan butir menir maksimal 2%.

3. Beras termurah adalah jenis beras yang kualitasnya paling rendah atau jika berdasarkan kriteria kualitasnya yaitu beras yang

memilik derajat sosoh minimal 95%, kadar air maksimal 25% dan butir menir maksimal 2%.

4. Daging sapi murni yaitu daging konsumsi yang sudah dipisahakan dari bagian tulang/karkas.
5. Panel harga pangan adalah kumpulan informasi harga pangan yang terkumpul secara berkala dan subjek tertentu melalui

pencatatan berulang.

6. Pedagang eceran yaitu pedagang yang menjual barang yang dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen

dengan jumlah satuan atau eceran.

7. Pedagang grosir/menengah/agen yaitu pedagang yang membeli atau mendapatkan barang daganganya dari distributor atuan

agen tunggal yang biasanya akan diberi daerah kekuasaan penjualan/perdagangan tertentu yang lebih kecil dari daerah

kekuasaan distributor.

8. Produsen pangan/petani pelaku utama yang menghasilkan produk pangan.

9. Dinas adalah Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Karo.

You might also like